188 616 2 PB PDF
188 616 2 PB PDF
Page | 22
1. PENDAHULUAN
Page | 23
Page | 24
Page | 25
Kitosan dan
Tarik
Film
Gliserol
Plastik
Gambar 1.
Pengaruh Variasi Kitosan dan
Gliserol Terhadap Kuat Tarik (Mpa) dari Film
Plastik Biodegradabel
Melalui grafik diatas dapat dilihat bahwa
penambahan konsentrasi kitosan memberikan
pengaruh yang berbeda pada nilai kuat tarik film
plastik
biodegradabel
yang
dihasilkan.
Meningkatnya konsentrasi kitosan hingga 29,4%
menyebabkan naiknya kuat tarik dari film plastik
yang dihasilkan. Tapi dengan bertambahnya
konsentrasi dari gliserol akan menurunkan nilai
kuat tarik dari film plastik. Perubahan sifat
mekanik ini berhubungan dengan interaksi antara
Gambar 2.
Pengaruh Variasi Kitosan dan
Gliserol Terhadap Elongasi Film Plastik
Biodegradabel
Melalui grafik di atas dapat dilihat bahwa
peningkatan elongasi terjadi dengan adanya
peningkatan konsentrasi gliserol. Hal itu
menyatakan bahwa semakin banyak gliserol yang
ditambahkan kedalam film plastik biodegradabel
maka film plastik yang dihasilkan akan semakin
elastis.
Tapi pesentase elongasi berbanding terbalik
dengan kuat tarik. Semakin banyak kitosan yang
ditambahkan ke dalam film plastik, maka elongasi
akan menurun tapi kuat tarik akan meningkat.
Penurunan elastisitas ini disebabkan oleh semakin
menurunnya jarak ikatan antarmolekulernya,
karena titik jenuh telah terlampaui sehingga
molekul-molekul pemplastis yang berlebih berada
di dalam fase tersendiri di luar fase polimer dan
akan menurunkan gaya intermolekul antar rantai,
menyebabkan gerakan rantai lebih bebas sehingga
fleksibilitas mengalami peningkatan (semakin
elastis).
Gambar 3.
Pengaruh Waktu Degredasi di
dalam Tanah Terhadap Berat Sampel Film Plastik
Biodegredabel dengan Variasi Kitosan dan
Gliserol 0,7 (%v/v)
Melalui grafik di atas dapat dilihat bahwa
waktu degredasi mempengaruhi berat dari sampel
film plastik dengan variasi kitosan. Perbedaan
konsentrasi penguat kitosan mempengaruhi berat
sampel yang terdegredasi. Pada grafik diatas dapat
dilihat bahwa sampel plastik yang dianalisa, terdiri
dari film plastik tanpa penguat kitosan dan dengan
penguat kitosan yang memiliki konsentrasi 14,2
(%w/w) dan 25 (%w/w). Ketiga film plastik yang
dianalisa mengandung konsentrasi gliserol yang
sama yaitu 0,7 (%v/v). Pada grafik diatas dapat
dilihat bahwa sampel film plastik tanpa penguat
Page | 26
Gambar 5.
Pengaruh Variasi Kitosan serta
Gliserol Terhadap Ketahanan Air (% Swelling)
dari Film Plastik Biodegradabel
Gambar 4.
Pengaruh Waktu Degredasi di
dalam Tanah Terhadap Berat Sampel Film Plastik
Biodegredabel dengan Variasi Gliserol dan
Kitosan 0 (%w/w)
Melalui grafik di atas dapat dilihat bahwa
waktu degredasi mempengaruhi berat dari sampel
film plastik dengan variasi gliserol. Perbedaan
konsentrasi gliserol mempengaruhi berat sampel
yang terdegredasi. Pada grafik diatas dapat dilihat
bahwa sampel plastik yang dianalisa, terdiri dari
film plastik tanpa penguat kitosan dengan
konsentrasi gliserol 0,7 (%v/v) dan 2 (%v/v) dan
3,3 (%v/v). Ketiga film plastik yang dianalisa tidak
mengandung kitosan. Pada grafik diatas dapat
dilihat bahwa sampel film plastik dengan
konsentrasi gliserol 2 (%v/v) lebih mudah
Page | 27
(a)
(b)
(c)
Gambar 6.
Struktur Morfologi Film Plastik
Biodegredabel Tanpa Kitosan dengan Variasi
Gliserol (a) 0,7 (%v/v), (b) 2 (%v/v), (c) 3,3
(%v/v)
Melalui gambar di atas dapat dilihat
struktur morfologi dari film plastik biodegredabel.
Gambar menunjukkan struktur permukaan plastik
yang tidak memiliki titik-titik putih karena pati
larut dengan sempurna. Pada gambar (a) terlihat
adanya gelembung-gelembung kecil yang tersebar
pada permukaan Film.
Hal ini menunjukkan penyebaran gliserol
yang tidak merata pada permukaan film plastik.
Gelembung yang tersebar pada permukaan film
sangat banyak. Gelembung tersebut menyebabkan
permukaan Film menjadi tidak halus. Pada gambar
(b) terlihat gelembung yang mulai sedikit
berkurang tapi rongga yang terdapat pada
permukaan plastik sedikit membesar. Hal ini
dikarenakan penyebaran gliserol yang cukup
merata. Penyebaran gliserol yang cukup merata
menyebabkan permukaan film plastik menjadi
lebih halus dibandingkan Permukaan plastik pada
gambar (a). Pada gambar (c) dapat dilihat
penyebaran Gliserol yang merata. Hal ini
ditunjukkan oleh permukaan film plastik yang
halus dan gelembung yang semakin berkurang tapi
rongga dari permukaan film plastik yang semakin
membesar.
Pada gambar (a), (b), (c), dapat dilihat
penyebaran gliserol pada permukaan film plastik.
Semakin meningkatnya konsentrasi gliserol, maka
(a)
(b)
(c)
Gambar 7.
Struktur Morfologi Film Plastik
Biodegredabel dengan Variasi Gliserol 0,7 (%v/v)
dan (a) Kitosan 0 (%w/w), (b) Kitosan 14,2
(%w/w), (c) Kitosan 25 (%w/w)
Melalui gambar di atas dapat dilihat
struktur morfologi dari permukaan sampel film
plastik biodegredabel. Pada gambar (a) struktur
morfologi tanpa penguat kitosan terlihat tidak
adanya titik-titik putih karena pati larut dengan
sempurna. Sedangkan pada gambar (b) dan (c)
titik-titik putih yang terlihat pada gambar dengan
penguat kitosan menggambarkan distribusi ukuran
partikel kitosan. Pada gambar (b) terdapat
gumpalan
putih
agak
besar.
Hal
ini
mengindikasikan
bahwa
partikel
kitosan
mengalami aglomerasi mengelompok sehingga
menyebabkan distribusi kitosan di dalam lapisan
film tidak tersebar secara merata.
Hal tersebut disebabkan tidak adanya
tenaga yang cukup kuat seperti proses pemanasan
dan pengadukan antara kitosan dan pati yang
menyebabkan penyebaran kitosan tidak merata.
Jika terdapat tenaga yang kuat seperti pengadukan
yang baik selama proses pencampuran pada suhu
gelatinisasi dan transisi glass akan dengan mudah
Page | 28
DAFTAR PUSTAKA
Agra.1973.HidrolisisPati.www.februadi.com/hidro
lisis/987/. Diakses tanggal 15 November
2013, pukul : 19.30 WIB.
Abu, Bakar. 2009. Biodegradasi Bahan Komposit
Polipropilena Dengan Pengisi Serat
Limbah Padat (Fibre Recovery) Dari
Pabrik Pulp Dan Kertas: Universitas
Sumatera Utara
Akbar, Fauzi, dkk.2013. Pengaruh waktu simpan
film plastik biodegradasi dari pati kulit
singkong terhadap sifat mekanikalnya :
Universitas Sumatera Utara
Akmaliah, P. 2003. Pengaruh Konsentrasi
Pemlastis Dimetil
Ftalat
Terhadap
Karakteristik
Bioplastik
Dari
Polyhydroxyalkanoates
(PHA)
yang
dihasilkan Ralstonia Eutropha Pada
Substrat Hidrolisat Minyak Sawit. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.
Apryani, Farida. 2009. Peranan Gliserol sebagai
Plastisiser dalam Film Pati Jagung dengan
Pengisi Serbuk Halus Tongkol Jagun
:Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara
Anonim.2010.Bioplastik.http://id.wikipedia.org/wi
ki/Bioplastik . Diakses Pada Tanggal 16
November 2013, Pukul: 20.15 WIB
Anonim.2010.Plastik.http:?/id.wikipedia.org/wiki/
Plastik. Diakses Pada Tanggal 16
November 2013, Pukul : 20.20 WIB
Agung,Ismail.2010.Membuat
Bioplastik
Sederhana.http://agungsmail.wordpress.co
m/about/: Diakses Pada Tanggal 25
November 2013 Pukul : 21.00 WIB
Arief,Wahyu,dkk.2013. Effect of Temperature and
Drying
Duration
toward
Psychochemical
Characteristic
of
Biodegradable
Plastic
from
Starch
Composite
of
Aloevera
Chitosan:Universitas Brawijaya
Atifah, N. 2006. Pemanfaatan Hidrolisat PatiSagu
Sebagai Sumber Karbon Pada Produksi
Bioplastik Polihidroksialkanoat Secara
FedBatch oleh Ralstonia eutropha. :
Sekolah Pascasarjana IPB.
ASTM D 368 M-III. 1998. Standard Test Method
for Tensile Properties of Thin Plastic
Sheeting. West Conshohocken, PA.
Badan Standarisasi Nasional. 1992. Cara Uji
Makanan dan Minuman. SNI 01-28911992.
Christin, Siantika.2013. Pengaruh Konsentrasi
Plasticizer terhadap Karakteristik Material
Bioplastik dan Uji Biodegradabilitas nya:
Institut Teknologi Bandung
Page | 29
Miksusanti.2010. Studi biodegradasi blend PVCminyak nabati epoksi Sebagai salah satu
upaya mengurangi pencemaran lingkungan
oleh limbah plastik:Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Sriwijaya
Praptowidodo, V Susilowati.2000.
Plastik
biodegradable
poliasamlaktat
Inovasi
proses polimerisasi.: Institut Teknologi
Bandung
Pratomo,Heru.2012. Pembuatan bioplastik dari
limbah rumah tangga sebagai bahan edible
film ramah lingkungan:Lembaga Penelitian
dan Pengamdian Masyarakat
Purwanti, Ani. 2010. Analysis Of Strong Pull And
Plastic Elongation Chitosan Terplastisasi
Sorbitol : Institute of Science &
Technology AKPRIND Yogyakarta
Rabek JF. 1983. Experimental Methods in Polymer
Chemistry, Physical Principles and
Applications. New York : A WileyInterscience Publication.
Rahmawati,Fajar.2012.Pemanfaatan
iradiasi
gelombang mikro untukMemaksimalkan
untuk proses pretreatment Degradasi lignin
jerami padi (pada produksi bioetanol):
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Brawijaya
Riani, Fina. 2013.Pencirian Film Bioplastik dari
Tepung Tapioca Terplastisasi gliserol
dengan penambahan Kitosan: Institut
Pertanian Bogor
Rizqonia, Laras, dkk.2011. Pembuatan dan
Karakterisasi Bioplastik dari Komposit
Kitosan Pati Singkong-Selulosa Diasetat
dari Serat Batang Pisang Kepok (Musa
Paradisiaca normalis) dengan Plasticizer
Asam Stearat: Universitas Airlangga
Surabaya
Rohaeti, Eli. 2009. Karakteristik Degredasi
Polimer: Prosiding Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan dan Penerapan
MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Yogyakarta,
Sanjaya, Gede dan Tyas Puspita. 2007. Pengaruh
Penambahan Khitosan dan Plasticizer
Gliserol Pada Karakteristik Plastik
Biodegradable dari Pati Limbah Kulit
Singkong: Institut Teknologi Sepuluh
November
Sadi, S. dan Purboyo G. 1996. Konsep
Agroindustri untuk Produksi Plasticizer
dari Minyak secara Terpadu. Warta PPKS,
Vol 4(2): 75-83.
Page | 30