Disusun Oleh :
WIDHI RESTU INDRIASARI
0504.95
LEMBAR PENGESAHAN
: 0504.100
Disahkan dan disetujui pada :
Hari
Tanggal :
Malang, Februari 2007
Mahasiswa,
Pembimbing Lapangan
(Lilik Amalia)
Kepala RSB Pemkot
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas praktek klinik kebidanan
dalam bentuk Asuhan Kebidanan dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ny Y
usia 33 tahun GII P1001 Ab000 UK 12-13 Minggu dengan Abortus Incompletus. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Yulianik, SKM selaku Direktur Akademi Kebidanan Widyagama Husada
Malang.
2. dr. Agus Suhartono, SpOG selaku Kepala Rumah Sakit Bersalin Pemkot
Malang.
3. Ibu Lilik Amalia selaku pembimbing lapangan
4. Ibu Siti Nurcahyaningsih selaku pembimbing lapangan
5. Ibu Novita Mayasari, S.SiT selaku pembimbing akademik.
6. Orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
7. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Semoga dengan terususunnya Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Penulis
menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan menjadi sumber penyempurnaan
dalam penyusunan laporan selanjutnya.
Malang, Februari 2007
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
ini
diharapkan
perawatan
pada
bayi
dengan
caput
b. Observasi
Pengamatan secara langsung yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi.
c. Studi Dokumenter
Dengan melihat medis terhadap pengobatan dan perawatan agar
dapat membantu perkembangan kesehatan klien.
d. Studi Kepustakaan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan data dasar yang tertulis dan
bersifat ilmiah.
1.4 Sistematika Penulisan
Didalam penyusunan laporan asuhan kebidanan ini meliputi :
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Metode Penulisan
Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Caput succedaneum adalah odema dari kulit kepala anak yang terjadi
karena tekanan dari jalan lahir kepada kepala anak.
(Staf Pengajar FKUI, 1983 : 254)
Caput succedaneum adalah pembengkakan jaringan lunak kepala yang
dapat melampaui sutura garis tengah.
(Sarwono Prawirohardjo, 1983 : 225)
Caput succedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala
yang dapat melampaui sutura garis tengah.
(Sarwono Prawirohardjo, 2002 : 400)
Caput succedaneum merupakan oedema bagian presentasi janin (karena
tekanan tepi pelvis)
(Kapita Selekta, 1995 : 34)
Caput Succedaneum adalah pembengkakan di atas area kulit kepala yang
terdapat pada kelahiran verteks. Hal ini disebabkan oleh efusi serum dan
darah ke dalam jaringan sebagai akibat tekanan pada kepala selama
persalinan.
(Dasar-Dasar Keperawatan, 1995 : 56)
Caput succedaneum adalah pembengkakan kulit kepala setempat yang
terjadi karena efusi serum.
(Persalinan Normal, 1993 : 15)
2.2 Etiologi
Partus lama
Pertolongan dengan ekstraksi vakum
Ketuban pecah dulu
Akibat persalinan dengan disporporsi cepalopelvis (CPD)
Selalu terjadi pada bagian terendah dari kepala
His cukup kuat, makin kuat his, makin besar caput succedaneum
Tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi
2.5 Penanganan
Nama bayi
Alamat
Nama Ibu
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
Nama ayah
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
: Normalnya 36 37 0C
Muka
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Dada
Abdomen
Genetalia
Anus
Ekstremitas
Normalnya 10-11 cm
2.5.4 Diameter fronto oksipitalis
Normalnya 12 cm
2.6 Pemeriksaan tingkat perkembangan
2.6.1 Adaptasi sosial
Sejauh mana bayi dapat beradaptasi sosial baik dengan orang
tua, keluarga, maupun orang lain.
2.6.2 Bahasa
Untuk
mengetahui
kemampuan
bayi
mengungkapkan
bayi
untuk
melakukan
aktivitas
dengan
KU : baik
TTV
Nadi
: Normalnya 36 37 0C
Kepala
: ............
Dx
Tujuan
Kriteria hasil : -
Jam : ...............
Intervensi
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya.
R/ Ibu mengerti dengan keadaan/ kondisi bayinya
2. Beri KIE pada ibu tentang caput succedaneum dan perawatannya.
R/ agar caput succedaneum cepat menghilang dan mengantisipasi
terjadinya komplikasi.
3. Lakukan perawatan dengan teknik aseptik
R/ Perawatan dengan teknik aseptik untuk mencegah infeksi.
4. Jelaskan pada ibu untuk memberikan susu yang pertama kali keluar
atau kolostrum pada bayinya.
R/ kolostrum mengandung antibodi.
5. Berikan ASI setiap 2 jam sekali.
R/ Pemenuhan kebutuhan nutrisi
6. Jelaskan pada ibu untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan.
R/ saluran pencernaan pada bayi usia 0-6 bulan belum siap untuk
mencerna makanan selain ASI.
7. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar.
R/ mencegah agar bayi tidak kembung, muntah dan gumoh serta
tersedak
8. Ajarkan pada ibu tentang perawatan payudara
R/ menjaga kebersihan dan kesehatan payudara serta meningkatkan
produksi ASI.
9. Ajarkan pada ibu tentang perawatan tali pusat secara teratur.
: .......
Dx
Implementasi
1. Menjelaskan pada ibu tentang caput succedaneum yaitu suatu
pembengkakan jaringan lunak kepala yang dapat melampaui sutura
garis tengah, yang berisi cairan getah bening. Hal ini dapat disebabkan
oleh persalinan yang lama, his yang cukup kuat dan tekanan uterus
atau dinding vagina pada kepala bayi.
2. Memberikan KIE pada ibu tentang perawatan bayi dengan caput
succedaneum yaitu tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya
akan menghilang sendiri setelah 2-5 hari.
3. Melakukan perawatan dengan teknik aseptik untuk mencegah infeksi,
dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
4. Menjelaskan pada ibu untuk memberikan susu yang pertama kali
keluar (kolostrum) pada bayinya, karena kolostrum mengandung
antibodi yang diperlukan oleh bayi.
5. Memberikan ASI setiap 2 jam sekali untuk memenuhi nutrisi bayi dan
mencegah terjadinya icterus.
6. Menjelaskan pada ibu tentang pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan
karena ASI mengandung zat gizi yang cukup serta dapat digunakan
sebagai alat kontrasepsi dengan metode MAL (Metode Amenorhea
Lactasi).
7. Mengajari pada ibu tentang cara menyusui yang benar yaitu dengan
cara :
Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang
dibawah
: ......
Tempat : ......
Dx
: -
: -
Observasi TTV
Perawatan payudara
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal
: 30 Januari 2007
Jam
: 11.45 WIB
Tempat
1. Data Subyektif
1.1 Biodata
Nama bayi
: Bayi Ny S
: 1 jam
Alamat
Nama Ibu
: Ny S
Nama Ayah : Tn A
Umur
: 24 tahun
Umur
: 28 tahun
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA
Pekerjaan
Pekerjaan
: IRT
: Swasta
Penghasilan : -
Penghasilan : Rp 800.000,.
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Alamat
Alamat
: 10.45 WIB
Cara persalinan
: normal
Lama kala II
: 15 menit
BB
: 3200 gram
PB
: 50 cm
Lochea
: rubra
TD
: 110/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu
: 36,5 0C
Bayi
Tidak terjadi perdarahan tali pusat.
1.4 Kebutuhan Dasar
1.4.1 Pola nutrisi
Setelah bayi lahir tidak disusukan pada ibunya.
1.4.2 Pola eliminasi
Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK.
1.4.3 Pola istirahat
Ibu mengatakan bayinya tidur nyenyak dan menangis kalau lapar,
BAK, BAB.
1.4.4 Pola aktivitas
Bayi menangis keras bila lapar, BAK, BAB.
1.5 Riwayat Penyakit Keluarga
Nadi
: 120 x/menit
Pernafasan : 40 x/menit
Suhu
: 36,4 0C
Kepala
Muka
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Dada
Abdomen
Genetalia
Anus
Ekstremitas
:+
Reflek menggenggam
:+
:+
:+
Glabella reflek
:+
Gland reflek
:+
BB
: 3200 gram
PB
: 50 cm
Lila
: 10 cm
Lingkar kepala
: 37 cm.
Adaptasi sosial
Bayi menangis bila lapar, BAK atau BAB. Dan akan diam
digendong tetapi bayi dengan caput succedaneum tidak boleh
sering digendong.
Motorik kasar
Bayi dapat menggerakkan kaki dan tangannya dan kondisi kaki dan
tangannya fleksi.
Nadi
Suhu
: Normalnya 36 37 0C
Kepala
Terjadi infeksi
Terjadi icterus
Perdarahan intrakranial
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Memberikan ASI pada bayi.
V. INTERVENSI
Tanggal
: 30 Januari 2007
Dx
Tujuan
Kriteria hasil : -
Intervensi
1
Jelaskan pada ibu untuk memberikan susu yang pertama kali keluar atau
kolostrum pada bayinya.
R/ kolostrum mengandung antibodi.
10 Anjurkan pada ibu dan keluarga untuk tidak memijat benjolan pada kepala.
R/ agar tidak terjadi perdarahan intrakranial atau caput bertambah parah.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 30 Januari 2007
Jam
: 11.45 WIB
Dx
Implementasi
1. Menjelaskan
pada
ibu
tentang
caput
succedaneum
yaitu
suatu
7. Mengajari pada ibu tentang cara menyusui yang benar yaitu dengan cara :
-
Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang
dibawah
Kompres puting susu dengan kapas yang sudah dibasahi minyak/ baby
oil selama 5 menit
10 Menganjurkan pada ibu dan keluarga untuk tidak memijat benjolan pada
kepala agar caput tidak bertambah parah dan tidak terjadi perdarahan
intrakranial.
VII. EVALUASI
Tanggal : 31 Januari 2007
Jam
: 08.00 WIB
: -
: -
Observasi TTV
Perawatan payudara
BAB IV
PEMBAHASAN
Terjadi infeksi
Terjadi icterus
Perdarahan intrakranial
Hal ini sudah sesuai dengan teori dan tidak terjadi kesenjangan dalam praktek.
4.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Yang harus kita lakukan segera adalah memberikan ASI pada bayi,
karena sewaktu bayi lahir, tidak segera disusukan pada ibunya. Hal ini sudah
diterapkan di lapangan, sehingga tidak terjadi kesenjangan.
4.5 Intervensi
Perencanaan yang akan dilakukan pada kasus neonatus dengan caput
succedaneum antara lain :
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam menegakkan diagnosa yang tepat pada kasus caput succedaneum
diperlukan data subyektif maupun obyektif yang saling terkait antara lain
tentang keluhan utama, riwayat persalinan, pemeriksaan fisik (inspeksi) di
kepala, pemeriksaan antropometri dan lainnya.
Pada kasus neonatus dengan caput succedaneum tidak memerlukan
penanganan secara khusus, dan tidak diperbolehkan untuk memijat
benjolan pada kepala. Caput succedaneum akan menghilang sendiri setelah
2-5 hari.
5.2 Saran
Petugas kesehatan harus memberikan konseling yang jelas pada keluarga
tentang perawatan bayi dengan caput succedaneum, agar caput dapat
menghilang dengan cepat dan tidak terjadi komplikasi pada bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Pillitteri, Adele. 2002. Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta