Anda di halaman 1dari 15

STATUS PASIEN

Identitas pasien

Nama

: Ny. T

Umur

: 20 th

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Kp. Belakang Rt 02/ Rw 07


Ds. Sd Laya
kec. Cipanas.

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Status marital

: Menikah

Anamnesis

: Autoanamnesis tanggal 2 juni 2010

ANAMNESIS
Keluhan Utama

Bercak keputihan dan bersisik yang gatal hampir di seluruh badan

Riwayat Penyakit Sekarang

Os.mengeluh bercak keputihan dan bersisik yang gatal hampir di seluruh tubuh sejak 5
bulan yang lalu. bercak keputihan timbul di kaki yang semakin lama semakin meluas
hingga ke seluruh tubuh. Os. Mengaku keluhan ini sudah timbul sejak usianya 10 th yang
lalu. Awalnya gatal di kedua kaki, tangan dan hampir meluas di seluruh badan hingga di
kepala yang di susul dengan timbulnya bercak keputihan yang mengkilat dan bersisik.
Os. Mengaku keluhan tersebut hilang timbul hampir setiap tahun.

Riwayat Penyakit dahulu

Riwayat arthritis reumatoid di sangkal

Riwayat Pengobatan

Os. Mengaku setiap keluhanya kambuh hanya di obati dengan kalpanak , dan di berikan
suntikan sebanyak 1x dengan tukang obat keliling 5 tahun yang lalu, tapi os. Tidak tahu
nama obat yang di berikan.7

Riwayat Psikososial

Riwayat penyakit kulit di keluarga di sangkal

Riwayat penyakit kulit di sekitar lingkungan di sangkal

Riwayat Alergi

Riwayat alergi makanan disangkal

Riwayat alergi obat di sangkal

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

Tanda vital :

Nadi

: 80 x/menit

Respirasi

: 18 x/menit

Suhu

; 36.2 derajat celcius

Status Generalis
-

Kepala : Normocephal
1.1Rambut
warna

: hitam

distribusi

: merata

hair pull test

: tidak ada rambut yang tercabut.

alopecia

: negatif

mata

: konjungtiva tidak anemis


sklera tidak ikterik

Hidung

: sekret negatif

Mulut

: hiperemis negatif

Gigi

: karies positif sebelah kanan

Tonsil

: T1/T1 tidak hiperemis

Faring

: hiperemis negatif

Leher

: KGB tidak teraba membesar


massa negatif

Thoraxs

: bentuk dan gerak simetris


sonor +/+, BJ murni reguler
vesikuler +/+
wheezing -/-, ronchi -/-, murmur -/-

Abdomen

: kontur abdomen rata


NT -/timpani
Bu + normal

Extremitas

: Deformitas -/-, udem -/kulit : lihat status dermatologikus

Status dermatologikus
Distribusi
A/R
Lesi

Generalisata
Seluruh Tubuh
Multiple, konfluens, kering,

Efloresensi

berukuran 2 3 cm
Macula
hipopigmentasi,
skuama tebal dan berlapis
lapis.

Pemeriksaan Penunjang
Uji Tetesan Lilin : terdapat garis putih seperti goresan pada tetesan lilin.
Tes Auspitz ( + ) , jika terdapat bintik bintik perdarahan di atas dasar eritem.
Resume
Seorang wanita 20 tahun datang ke poli RSUD Cianjur mengeluh bercak keputihan dan bersisik
yang gatal hampir di seluruh tubuh sejak 5 bulan yang lalu. bercak keputihan timbul di kaki
yang semakin lama semakin meluas hingga ke seluruh tubuh. keluhan ini sudah timbul sejak
usianya 10 th yang lalu. Awalnya gatal di kedua kaki, tangan dan hampir meluas di seluruh badan
hingga di kepala yang di susul dengan timbulnya bercak keputihan yang mengkilat dan
bersisik.keluhan tersebut hilang timbul hampir setiap tahun.
Penatalaksanaan
Umum :
Penjelasan penyakit dan perjalanan penyakit yang kronis
Hindari faktor pencetus.
Khusus :

Topikal :
R

LCD 3 %

Acidi salicyl 3 %

Glycerin 7 %

Spir. dil. ad 100 ( kulit kepala )

LCD 3 %

LCD salicyl 3 %

Oxyd. zinci 5 %

Vaselin ad 60 ( kulit )

Prognosis :

Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

Quo ad sanantionam

: dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Psoriasis adalah satu penyakit kulit termasuk di dalam kelompok dermatosis
eritroskuamosa, bersifat kronik redif dengan lesi berupa macula eritem berbatas tegas, ditutupi
oleh skuama kasar berlapis, berwarna putih bening seperti mika, disertai fenomena tetesan lilin
dan tanda Auspitz.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini dapat di temukan di seluruh dunia dengan angka kesakitan yang berbeda dari
satu tempat ke tempat yang lain. Pada bangsa yang berkulit hitam seperti di afrika jarang di
temukan.
Angka kesakitan penyakit ini di Amerika dilaporkan sebesar 1%, Jerman 1,3%, Denmark
1,7% dan Swedia 2,3%. Di Indonesia belum ada angka kesakitan yang jelas untuk penyakit ini.
Penyakit ini dapat mengenai semua kelompok umur, walaupun pada bayi dan anak anak
jarang, dan tidak ada perbedaan antara laki laki dan wanita. Umur rata rata waktu gejala
pertama timbul pada laki laki 29 tahun dan wanita 27 tahun.
ETIOLOGI
Penyebab Psoriasis yang pasti belum di ketahui. Ada beberapa faktor predisposisi dan
pencetus yang dapat menimbulkan penyakit ini.
Faktor faktor predisposisi :
1. Faktor herediter bersifat dominan otosomal dengan penetrasi tidak lengkap.
2. Faktor faktor psikis, seperti stress dan gangguan emosi. Penelitian menyebutkan bahwa
68% penderita psoriasis menyatakan stress, dan kegelisahan menyebabkan penyakitnya
lebih berat dan hebat.
3. Infeksi fokal. Infeksi menahun di daerah hidung dan telinga, tuberculosis paru,
dermatomikosis, arthritis dan radang ginjal menahun.
4. Penyakit metabolic, seperti diabetes mellitus yang laten.
5. Gangguan pencernaan, seperti obstipasi
6. Faktor cuaca. Beberapa kasus menunjukan tendensi untuk menyembuh pada musim
panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh dan lebih hebat.

Faktor faktor provokatif yang dapat mencetuskan atau menyebabkan panyakit ini tambah hebat
ialah :
1. Faktor trauma. Gesekan dan tekanan pada kulit dapat menumbulkan lesi psoriasis pada
tempat trauma dan ini disebut fenomena Koebner.
2. Faktor infeksi. Infeksi streptokokus di faring dapat merupakan faktor pencetus pada
penderita dengan predisposisi psoriasis. Pada bentuk psoriasis ini, sebaiknya di lakukan
apusan tenggorokan untuk mencari infeksi fokal.
Apabila infeksi tenggorokan sembuh, biasanya psoriasisnya juga akan sembuh.
3. Obat obatan. Obat kortikosteroid merupakan obat bermata dua, pada permulaan,
kortikosteroid dapat menyembuhkan psosriasis, tetapi apabila obat ini di hentikan
penyakit akan kambuh kembali, bahkan lebih berat daripada sebelumnya menjadi
psoriasis pustulosa atau generalisata. Obat obat lain seperti obat anti malaria ( klorokuin
) dan obat anti hipertensi betabloker dapat memperberat penyakit psoriasis.
4. Sinar ultraviolet dapat menghambat pertumbuhan sel sel epidermis, tetapi bila penderita
sensitife terhadap sinar matahari, malahan penyakit psoriasis akan bertambah hebat
karena reaksi isomorfik.
5. Stress psikologis. Pada sebagian penderita faktor stress dapat menjadi faktor pencetus.
Penyakit ini sendiri dapat menyebabkan gangguan psikologis pada penderita, sehingga
menimbulkan satu lingkaran setan, dan hal ini memperberat penyakit.
6. Kehamilan. Kadang kadang wanita yang menderita psoriasis dapat sembuh saat hamil,
tetapi akan kambuh kembali sesudah bayinya lahir, dan penyakit ini akan kebal terhadap
pengobatan selama beberapa bulan.
PATOGENESIS
Perubahan morfologik dan kerusakan sel epidermis pada penderita psoriasis telah banyak
diketahui. Gambaran histopatologis kulit yang terkena psoriasis sering kali menunjukan
akumulasi sel monosit dan limfosit di puncak papil dermis dan di dalam stratum basalis. Sel sel
radang ini tampak lebih banyak, apabila lesi bertambah hebat. Pembesaran dan pemanjangan
papil dermis menyebabkan epidermodermal bertambah luas dan menyebabkan lipatan di lapisan
bawah stratum spinosum tambah banyak. Proses ini juga menyebabkan masa pertumbuhan kulit
menjadi lebih cepat dan masa pertukaran kulit menjadi lebih pendek dari normal, dari 28 hari
menjadi 3 4 hari. Stratum granulosum tidak terbentuk dan di dalam stratum korneum terjadi
parakeratosis. Dengan pemendekan interval proses keratinisasi sel epidermis dan stratum basalis

menjadi stratum korneum, proses pematangan dan keratinisasi gagal mencapai proses yang
sempurna.
Selain proses keratinisasi terganggu, proses biokimiawi di dalam masing masing sel
berubah. Dengan mikroskop electron dapat di lihat, di dalam sel epidermis, produksi tonofilamen
kertain dan butir butir keratohialin berkurang dan adenosine 35 monofosfat ( AMP siklik )
pada lesi psoriasis berkurang. Ini sangat penting dalam pengaturan aktivitas mitosis sel
epidermis.
GAMBARAN KLINIK
Penderita psoriasis umumnya tidak menunjukan perubahan keadaan umum, kecuali bila
stadium penyakitnya sudah sampai pada erirodermia. Ada penderita yang mengeluh rasa gatal,
merasa kaku, atau merasa sakit bila bergerak.
Gejala utama psoriasis berupa macula dan papula eritem yang timbul tiba tiba.
Selanjutnya, papula membesar secara sentrifugal, sampai sebesar lentikuler dan nummular.
Beberapa macula ini dapat bergabung membentuk lesi lesi yang lebar hingga sebesar daun
gyrate. Lesi ini menunjukan gambaran beraneka ragam, dapat berupa arsiner, sirsiner, polisiklis
atau geografis. Macula eritem ini berbatas tegas dan di atasnya di dapati skuama yang
mempunyai sifat sifat khas. Warnanya putih seperti perak atau mika, transparent, kering, kasar
dan berlapis lapis. Apabila skuama ini digores dengan benda tajam, akan tampak sebuah garis
putih kabur dan skuama menjadi pecah pecah mirip gambaran setetes lilin yang di gores
dengan benda tajam. Fenomena ini disebut fenomena tetsan lilin, apabila skuama ini di kupas
lapis demi lapis, pada lapisan yang terbawah tampak kulit berwarna merah dan terlihat bintik
bintik darah. Tanda seperti ini disebut tanda Auspitz.
Predileksi adalah bagian tubuh yang sering terkena geseran atau tekanan, seperti siku,
lutut dan punggung. Pada bagian tersebut, dapat timbul reaksi isomorfik. Bagian tubuh lain
adalah daerah yang berambut. Pada kulit kepala tanda eritem tidak jelas tetapi skuamanya cukup
tebal, sehingga sering dikelitukan dengan dermatitis seboroika.
Psoriasis yang menyerang kuku jari, tangan dan kaki memberi gambaran berupa lubang
kecil pada kuku yang disebut pits. Warna kuku menjadi kabur dan bagian kuku bebas agak
terpisah dari dasarnya oleh karena terbentuk zat tanduk sub ungula. Umumnya kelainan kuku di
mulai dari bagian distal dan menyebar ke bagian proksimal, hingga terjadi onikolisis. Mukosa

hampir tidak pernah terkena penyakit ini, kemungkinan karena pertumbuhan epitel mukosa mirip
dengan pertumbuhan kulit yang terkena psoriasis.
Berdasarkan ukuran dan morfologi lesi, psoriasis dapat menunjukan berbagai variasi :
psoriasis punctata bila ukuran lesi sebesar milier ( kepala jarum pentul ) : psoriasis gutata bila
ukuran lesi sebesar lentikuler : psoriasis numularis apabila ukuran lesi sebesar uang logam :
psoriasis gyrata bila ukuran lesi daun : psoriasis folikularis bila lesi mengikuti folikel rambut :
psoriasis universalis apabila lesi menyerang seluruh permukaan tubuh : dan apabila menyerang
bagian lipatan tubuh seperti ketiak, di bawah buah dada, inguinal, bagian antar gluteus, lesinya
disebut psoriasis inversal. Lesi psoriasis pada tempat ini tidak khas berupa skuama berlapis
lapis, tetapi hanya berupa eritem berbatas tegas, sedikit skuama, kadang ada fisura dan disertai
rasa gatal atau rasa terbakar. Perubahan lesi seperti ini disebabkan oleh maserasi kulit akibat
geseran dan gangguan penguapan pada bagian lipatan tubuh yang menyebabkan kulit agak
lembab.
Lesi psoriasis yang menyerang telapak kaki dan tangan ( psoriasis geografis )
menunjukan daerah yang eritematous, kulit menjadi kering dilapisi skuama halus atau kadang
kadang berupa penebalan kulit yang verukus. Psoriasis yang menyerang daerah yang luas disebut
psoriasis generalisata. Bentuk ini dapat menimbulkan masalah medic yang serius. Lesi lesi di
kulit yang terjadi serentak sering mneyertai suatu penyakit sistemik, misalnya penyakit sistemik,
misalnya penyakit infeksi bakteri akut, penyakit virus atau alergi obat.
Vasodilatasi pembuluh darah subepidermal dan kapiler kulit menyebabkan pelepasan
panas yang berlebihan dan penderita akan mengeluh merasa kedinginan. Kadang kadang dapat
timbul gejala yang lebih serius, seperti kegagalan jantung, akibat pengaliran darah di dalam kulit
yang meningkat. Pengeluaran air melalui kulit akan meningkat, akibat gagalnya epidermal
barrier. Kegagalan barrier epidermal ini menyebabkan permeabilitas epidermis meningkat,
sehingga sangat mempengaruhi penyerapan obat obatan melalui kulit. Oleh sebab itu,
pemberian obat topical pada lesi psoriasis yang luas harus di lakukan secara berhati hati,
mengingat absorbsi obat yang tinggi dapat menyebabkan gejala obat sistemik yang tidak di
inginkan.
Pelepasan skuama yang terus menerus dapat menyebabkan protein tubuh hilang kira
kira 50 gram setiap hari sehingga menyebabkan hipoproteinema sekunder. Hilangnya protein dan
zat besi dari tubuh ini dapat pula menyebabkan anemia defisensi besi.

Fenomena Koebner atau reaksi isomorfik adalah timbulnya lesi psoriasis pada tempat
terjadinya trauma. Jenis trauma yang dapat menimbulkan reaksi ini ialah trauma fisik, seperti
luka mekanik, trauma sinar ultra violet atau kerusakan kulit karena dermatitis. Penelusuran reaksi
isomorfik ini penting untuk mencegah penderita dari segala jenis trauma fisik. Pada penderita ini,
melepaskan plester harus hati hati karena dapat menimbulkan lesi psoriasis baru. Kepentingan
lain fenomena Koebner ialah untuk induksi lesi lesi psoriasis, untuk kepentingan penelitian
psoriasis dan untuk kepentingan pengobatan dengan sinar ultraviolet dan beberapa macam obat
topical.
BENTUK KLINIS
Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis.
1. Psoriasis Vulgaris
Bentuk ini ialah yang lazim terdapat karena itu disebut vulgaris, dinamakan pula
karena lesi lesinya umumnya berbentuk plak. Tempat predileksinya seperti yang telah
diterangkan di atas.
2. Psoriasis gutata
Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. timbulnya mendadak dan
diseminata umumnya setelah infeksi Streptococcus di saluran napas bagian atas sehabis
influenza atau morbili, terutama pada anak dan dewasa muda. Selain itu juga dapat
timbul setelah infeksi yang lain, baik bacterial maupun viral.
3. Psoriasis inversa ( psoriasis fleksural )
Psoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksor sesuai
dengan namanya.
4. Psoriasis eksudative
Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering, tetapi pada
bentuk ini kelainannya exsudative seperti dermatitis akut
5. Psoriasis seboroik ( seboroisis )
Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dan dermatitis
seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak lunak. Selain
berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik.
6. Psoriasis pustulosa
Ada 2 pendapat mengenal psoriasis pustulosa, pertama dianggap sebagai penyakit
tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis. Terdapat dua bentuk psoriasis
pustulosa, bentuk lokalisata dan generalisata. Bentuk lokalisata, contohnya psoriasis

pustulosa palmo-plantar ( barber ). Sedangkan bentuk generalisata, contohnya psoriasis


pustulosa generalisata akut ( von Zumbusch )
a. Psoriasis pustulosa palmoplantar ( barber )
Penyakit ini bersifat kronik dan residif, mengenai telapak tangan atau telapak kaki
atau keduanya. Kelainan kulit berupa kelompok kelompok pustule kecil steril dan
dalam di atas kulit yang eritematosa disertai rasa gatal.
b. Psoriasis pustulosa generalisata akut ( von Zumbusch )
Sebagai faktor provokatif banyak, misalnya obat yang tersering karena
pengehentian kortikosteroid sistemik. Obat lain contohnya, penisilin dan
derivatnya ( ampisilin dan amoksilin ) serta antibiotic betalaktam yang lain,
hidroklorokuin, KJ, morfin, sulfapiridin, sulfonamide, kodein, fenilbutason dan
salisilat. Faktor lain selain obat, ialah hipokalsemia, sinar matahari, alcohol, stress
emosional, serta infeksi bacterial dan virus.
Penyakit ini dapat timbul pada penderita yang sedang atau telah menderita
psoriasis. Dapat pula muncul pada penderita yang belum pernah menderita
psoriasis.
Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai gejala umum
berupa demam, malaise, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin
eritematosa. Setelah beberapa jam timbul banyak plak edematosa dan eritematosa
pada kulit yang normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustule miliar pada
plak plak tersebut. Dalam sehari pustule pustule berkonfluensi membentuk
take of us berukuran bebrapa cm.
Kelainan kelainan semacam itu akan terus menerus dan dapat menjadi
eritroderma.
Pemeriksaan laboratorium menunjukan leukositosis ( leukosit dapat mencapai
20.000/ul ) kultur pus dari pustule steril.
7. Eritroderma psoriatic
Eritroderma psoriatic dapat disebabkan oleh pengobatan topical yang terlalu kuat
atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak
tampak lagi karena terdapat eritema dan skuama tebal universal. Adakalanya lesi
psoriasis masih tampak samar samar, yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih
meninggi.
HISTOPATOLOGI

Psoriasis member gambaran histopatologik yang khas, yakni : parakeratosis dan akantosis
pada staratum spinosum terdapat kelompk leukosit yang disebut abses Munro. Selain itu,
terdapat pula papilomatosis dan vasodilatasi di subepidermis.
PENGOBATAN
Dalam kepustakaan terdapat banyak cara pengobatan. Pada pengobatan psoriasis gutata
yang biasanya disebabkan oleh infeksi di tempat lain, setelah infeksi tersebut diobati umumnya
psoriasisnya akan sembuh sendiri.
PENGOBATAN SISTEMIK
1. Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat mengontrol psoriasis, menurut pengalaman penulis dosisnya
kira kira ekuivalen dengan prednisone 30 mg perhari. Setelah membaik, dosis di
turunkan perlahan lahan, kemudian diberi dosis pemeliharaan. Penghentian obat secara
mendadak akan menyebabkan kekambuhan dan dapat terjadi psoriasis pustulosa
generalisata.
2. Obat sitostatik
Obat sitostatik yang biasanya digunakan ialah metotreksat. Indikasinya ialah
untuk psoriasis, psoriasis pustulosa, psoriasis arthritis dengan lesi kulit, dan eritroderma
karena psoriasis yang sukar terkontrol dengan obat standar.
Kontraindikasinya ialah kelainan hepar, ginjal, system hematopoetik, kehamilan,
penyakit infeksi aktif ( misalnya tuberculosis ), ulkus peptikum, colitis ulserosa dan
psikosis.
Cara penggunaan metotreksat ialah demikian. Mula mula diberikan tes dosis
inisial 5 mg per os untuk mengetahui, apakah ada gejala sensitivitas atau gejala toksik,
jika tidak terjadi efek yang tidak di kehendaki, diberikan dosis 3 x 2.5 mg, dengan
interval 12 jam dalam seminggu dengan dosis total 7.5 mg. jika tidak tampak perbaikan
dosis dinaikan 2.5 mg 5 mg perminggu. Biasanya dengan dosis 3 x 5 mg per minggu
telah tampak perbaikan. Cara lain ialah diberikan i.m 7.5 mg 25 mg dosis tunggal setiap
minggu. Cara tersebut lebih banyak menimbulkan efek samping daripada cara pertama,
jika penyakitnya telah terkontrol dosis diturunkan atau massa interval diperpanjang
kemudian dihentikan dan kembali ke terapi topical.

Setiap 2 minggu diperiksa : Hb, jumlah leukosit, hitung jenis, jumlah trombosit,
dan urin lengkap. Setiap bulan diperiksa : fungsi ginjal dan hati. Bila jumlah leukosit
kurang daripada 3.500, metotreksat agar dihentikan, jika fungsi hepar normal, biopsy
hepar dilakukan setiap dosis total mencapai 1.5 g. kalau fungsi hepar abnormal, biopsy
tersebut dikerjakan setiap dosis total mencapai 1 g.
Efek sampingnya di antaranya ialah nyeri kepala, alopesia juga terhadap saluran
cerna, sumsum tulang belakang, hepar dan lien. Pada saluran cerna berupa nausea, nyeri
lambung, stomatitis ulserosa dan diare. Jika hebat dapat terjadi enteritis hemoragik dan
perforasi

intestinal.

Depresi

sumsum

tulang

berakibat

timbulnya

leucopenia,

trombositopenia, kadang kadang anemia. Pada hepar dapat terjadi fibrosis dan sirosis.
3. Levodopa
Levodopa sebenarnya dipakai untuk penyakit Parkinson. Diantara penderita
penyakit Parkinson sekaligus juga menderita psoriasis, ada yang membaik psoriasisnya
dengan pengobatan levodopa. Menurut uji coba yang kami lakukan obat ini berhasil
menyembuhkan kira kira sejumlah 40% kasus psoriasis. Dosisnya antara 2 x 250 mg
3 x 500 mg, efek sampingnya berupa : mual, muntah, anoreksia, hiptensi, gangguan
psikis dan pada jantung.
4. DDS
DDS ( diaminosulfenilsulfon ) dipakai sebagai pengobatan psoriasis pustulosa
tipe Barber dengan dosis 2 x 100 mg sehari. Efek sampingnya ialah : anemia hemolitik,
methemoglobinemia dan agranulositosis.
5. Etretinat ( tegison, tigason ) dan asitretin ( neotigason )
Etretinat merupakan retinoid aromatic, digunakan bagi psoriasis yang sukar
disembuhkan dengan obat obat lain mengingat efek sampingya. Dapat pula digunakan
untuk eritroderma psoriatika. Cara kerjanya belum pasti diketahui. Pada psoriasis obat
tersebut mnegurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal.
Dosisnya bervariasi : pada bulan pertama diberikan 1 mg/kg BB, jika belum
terjadi perbaikan dosis dapat dinaikan menjadi 1 /mg/kgBB.
Efek sampinya sangat banyak diantaranya pada kulit ( menipis ), selaput lendir
pada mulut, mata dan hidung kering : peninggian lipid darah : gangguan fungsi hepar :
hyperostosis : dan teratogenik. Kehamilan hendaknya tidak terjadi sebelum 2 tahun
setelah obat dihentikan.
6. Siklosporin

Efeknya ialah imunosupresif. Dosisnya 6 mg/kgBB sehari. Bersifat nefrotoksisk


dan hepatotoksik. Hasil pengobatan untuk psoriasis baik, hanya setelah obat dihentikan
dapat terjadi kekambuhan.
PENGOBATAN TOPIKAL
1. Preparat ter
Obat topical yang biasa kami gunakan ailah preparat ter, efeknya ialah antiradang.
Menurutnya asalnya preparat ter dibagi menjadi 3, yakni yang berasal dari :
- Fosil, misalnya iktiol
- Kayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski
- Batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens.
Preparat ter yang berasal dari fosil biasanya kurang efektif untuk psoriasis, yang
cukup efektif ialah yang berasal dari batu bara dan kayu oleh karena itu hanya kedua ter
tersebut yang akan dibicarakan. Ter dari batubara lebih efektif daripada ter berasal dari
kayu, sebaliknya kemungkinan memberikan iritasi juga lebih besar.
2. Kortikosteroid
Kortikosteroid topical memberi hasil yang baik, potensi dari vehikulum
bergantung pada lokasinya.
Pada scalp, muka dan daerah lipatan digunakan krim, di tempat lain digunakan
salap. Pada daerah muka, lipatan dan genitalia eksterna dipilih potensi sedang. Bila
digunakan potensi kuat pada muka dapat memberikan efek samping diantaranya
telangiektasis, sedangkan di lipatan berupa striae atrifikans.
3. Ditranol ( antralin )
Obat ini dikatakan efektif. Kekurangnya ialah mewarnai kulit dan pakaian.
Konsentrasi yang digunakan biasanya 0.2 0.8 % dalam pasta, salap atau krim. Lama
pemakaian hanya

jam sehari sekali untuk mencegah iritasi. Penyembuhan dalam 3

minggu.
4. Pengobatan dengan penyinaran
Seperti diketahui sinar ultraviolet mempunyai efek menghambat mitosis, sehingga
dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis. Cara yang terbaik ialah penyinaran secara
alamiah, tetapi sayang tidak dapat dan jika berlebihan malah akan memperparah
psoriasis. Karena itu, digunakan sinar ultraviolet artificial, diantaranya sinar A yang
dikenal sebagai UVA. Sinar tersebut dapat digunakan secara tersendiri atau berkombinasi
dengan psoralen dan disebut PUVA, atau bersama- sama dengan
dikenal sebagai pengobatan cara Goeckerman.

preparat ter yang

5. Emolien
Efek emolien ialah melembutkan permukaaan kulit pada batang tubuh ( selain
lipatan ) ektermitas atas dan bawah biasanya kami menggunakan salap dengan bahan
dasar vaselin, fungsinya juga sebagai emolien dengan akibat meninggikan daya penetrasi
bahan aktif. Emolien yang lain ialah lanolin dan minyak mineral. Jadi emolien sendiri
tidak mempunyai efek antipsoriasis.

Anda mungkin juga menyukai