Endotoksin dapat menempel di reseptor sel endotel kapiler dengan akibat timbulnya komplikasi
seperti gangguan neuropsikiatrik, kardiovaskular, pernapasan, dan gangguan organ lainnya.
PATOFISIOLOGI
Pelepasan sitokin pirogen o/ makrofag (IL-6, IL-1, TNFa, INF) ke sirkulasi darah stimulasi
area preoptik hipotalamus anterior PGE2 aktivasi cAMP peningkatan set of point
thermoregulartor penyimpanan & produksi panas demam (malam hari)
reaksi inflamasi akibat pelepasan reaktan fase akut karena pelepasan sitokin proinflamasi pd
GI, muskuloskeletal dan otak Cephalgia frontal, nausea, myalgia, obstipasi
Febris nitrogen balance (-) katabolisme protein meningkat kdr protein plasma
meningkat & muatan (-) porus pd glomerulus menurun akibat reaksi inflamasi kebocoran
protein eksresi bersama urin proteinuria.
Leukopenia akibat depresi sumsum tulang (ada invasi bakteri)
LED meningkat karena inflamasi akut
DIAGNOSIS
Dasar diagnosis pasti demam tifoid menurut WHO :
Anamnesis : demam (stepladder) yang meningkat secara perlahan-lahan pd sore&tinggi pd
malam hari yg terjadi berulang selama 1 minggu, gangguan GIT, gangguan kesadaran.
Pemeriksaan fisik
- Vital sign : febris step ladder, bradikardia relative
- Kepala : typhoid tongue (lidah bagian tengah berselaput kotor warna putih, tepi dan
ujung lidah hiperemis, tremor.)
- Abdomen : nyeri, hepatosplenomegaly
- Kulit : ruam rose spots (2-5 mm, merah salmon, hilang setelah 2-5 hari)
DIAGNOSIS BANDING
1. Demam Typhoid
2. Demam Berdarah Dengue
3. Malaria
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi : Leukopenia, Limfositosis relative, aneosinofilia , trombositopenia, anemia normokrom
normositik, LED meningkat
Mikrobiologi : Isolasi S. typhi dalam media, BP darah/feses
Tes Sensitivitas antibiotik
Imunoserologi : Widal, Titer aglutinin thd antigen O/H, Tubex
ELISA IgM, IgG anti salmonella
Kimia Darah : SGPT SGOT, CK , ureum kreatinin, Na, K
Darah samar feses
Widal false (+) :
Vaksinasi
Antibiotic
Gizi buruk
Daerah endemis
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa :
Rawat inap
Istirahat, bed rest
Diet lunak, hindari serat selulosa (tidak larut air)
Hidrasi RL 1000-1500 cc / 24 jam
Pantau tanda vital, diuresis, kultur feses pd minggu ke-3 & 4
Medikamentosa
Antipiretik : Paracetamol
Antibiotik : Quinolon Levofloxacin (1x500mg) / Kloramfenikol (4 x 500mg)
Kortikosteroid utk syok
DOC typhoid : Chloramphenicol 4 x 500mg selama 14 hari
Chloramphenicol diberikan 4 x 250mg terlebih dahulu agar tidak terjadi reaksi Yarish Herxhermer,
yang biasa muncul 2 jam setelah pemberian dengan gejala sebagai berikut: demam, menggigil,
takikardi, hipotensi, hiperventilasi, flushing, myalgia, eksaserbasi lesi kulit. Reaksi tersebut dapat
menyebabkan shock karena keluarnya endotoxin saat sel kuman mati karena dinding ada
mukopolisakarida. Bila terjadi reaksi tersebut, dapat diberikan aspirin tiap 4 jam selama 1 sampai 2
hari, dan prednisone 60mg. Chloramphenicol tidak diberikan bila leukosit < 2000/mm 3.
Resisten chloramphenicol : 4 hari terapi adekuat, febris tidak turun. Bila resisten chloramphenicol,
beri cotrimoxazole (trimethoprim + sulfametoxazole), namun perlu diwaspadai adanya alergi terhadap
sulfa.
Pemberian quinolone tidak boleh pada yang epifisisnya masih tumbuh ( < 17 tahun, < 21 tahun).
Typhoid dapat diberi amoxicillin / ampicillin 3 x 1gr. Terapi tersebut diberikan misalnya pada wanita
hamil trimester III yang terkena typhoid, karena chloramphenicol dapat menyebabkan terjadinya Grey
Baby Syndrome. Dapat pula diberikan strepto 3-4 x 500mg
Relaps typhoid : bila 2 minggu bebas panas dengan terapi adekuat kemudian typhoid lagi.
PENCEGAHAN
Penyuluhan ttg sumber & cara penularan demam tifoid
Menerapkan pola hidup sehat & higienis
Memasak makanan >65,5C selama >12 menit
Menjaga sanitasi dan higiene lingkungan, sarana MCK yang memadai
Screening bagi calon karyawan yang bekerja untuk penyajian atau pengalengan makanan
Vaksinasi:
- Vaksin yang mengandung polysaccharide (kapsul), parenteral IM (ViCPS)
- Vaksin live attenuated S.thypi per oral (Ty21a)
KOMPLIKASI
Intraintestinal:
- Perdarahan
- Perforasi usus
- Ileus paralitik
- pancreatitis
Ekstraintestinal
- Encephalitis/meningitis typhosa
- Typhoid toxic
- Pneumotifosa
- Myocarditis typhosa
- Hepatitis
- Pancreatitis typhosa
- Cholecystitis typhosa
Komplikasinkardiovaskular: gagal sirkulasi perifer, miokarditis, tomboflebitis