DERMATITIS ATOPIK
Tutor : dr. Fen Tih
Histologi kulit
Kulit pada umunya dibagi menjadi 3 lapisan:
Epidermis
Dermis
Subkutis
Stratum granulosum
Ciri Histologis:
Lapisan ini terdiri atas 2-4 sel yang tebalnya di atas
stratum spinosum.
Bentuk sel seperti belah ketupat yang memanjang
sejajar permukaan.
Adanya butir butir Keratohyalin
Stratum Lucidum
Tampak sebagai garis bergelombang yang jernih
antara stratum granulosum dan stratum
corneum.
Terdiri atas beberapa lapisan sel yang telah
gepeng tersusun sangat padat. Bagian yang
jernih ini mengandung zat eleidin yang diduga
merupakan hasil dari keratohialin
Dermis
Terdiri dari 2 lapisan
Stratum papilare
Merupakan lapisan tipis jaringan pengikat di
bawah epidermis yang membentuk papilla corii
dan terdapat corpusculum meissner
(Mekanoreseptor taktil)
Stratum reticulare
Lapisan ini terdiri atas jaringan pengikat yang
mengandung serabut serabut kolagen kasar
yang jalannya simpang siur tetapi selalu sejajar
dengan permukaan dan didapatkan corpusculum
paccini (Mekanoresptor tekanan)
Lapisan subkutis
terdiri atas jaringan ikat longgar berisi
sel-sel lemak didalamnya dan di lapisan
ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,
pembuluh darah, dan getah bening.
Kelenjar sebaceous
kelenjar yg terdapat pada lapisan dermis hampir untuk
mengeluarkan minyak / lilin, yang disebut sebum, yang
berguna untuk meminyaki rambut dan permukaan kulit.
Glandula ini bersifat holokrin.
Kelenjar sudorifera
Glandula Sudorifera
bentuk kelenjar keringat ini tubuler simpleks.
Banyak terdapat pada kulit tebal terutama pada telapak tangan dan
kaki tiap kelenjar terdiri atas pars sekretoria dan ductus
ekskretorius.
Pars secretoria terdapat pada subcutis dibawah dermis. Bentuk
tubuler dengan bergelung-gelung ujungnya. Tersusun oleh epitel
kuboid atau silindris selapis.
Kadang-kadang dalam sitoplasma selnya tampak vakuola dan butirbutir pigmen.
Di luar sel epitel tampak sel-sel fusiform seperti otot-otot polos yang
bercabang-cabang dinamakan: sel mio-epitilial yang diduga dapat
berkontraksi untuk membantu pengeluaran keringat kedalam duktus
ekskretorius
Kelenjar keringat ini bersifat merokrin
Fungsi kulit
Fungsi proteksi Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya tekanan,
gesekan, tarikan; gangguan kimiawi
Fungsi absorbsi
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban. Penyerapan dapat berlangsung
melalui celah antar sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui muara saluran kelenjar
Fungsi ekskresi,
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak beguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuhberupa NaCl,
urea, asam urat, dana amonia
Fungsi persepsi,
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh
badan-badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan krause yang terletak di
dermis. Badan taktil meissner terletak di papilla dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan markel
ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan paccini di epidemis. Sarafsaraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik (DA) adalah peradangan
kulit kronis residif disertai gatal yang
umumnya sering terjadi selama masa bayi
dan anak, sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum dan
riwayat
atopi
pada
penderita
atau
keluarganya.
Istilah lain adalah ekzema atopik, ekzema
konstitusional, ekzema fleksural,
neurodermatitis diseminata, prurigo Besnier.
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, Eropa, Jepang,
Australia dan Negara-negara industri
lainnya, prevalensi DA pada anak 1020 %; dewasa 1-3 %
Pria: wanita 1:1.3
Bila salah satu orang tua atopi, maka
anak > 50% menderita alergi sampai
usia 2 tahun
Bila kedua orang tua atopi,
meningkat sampai 75%
Gejala Klinik
DA infantil (2 bulan- 2tahun)
Secara klinis berbentuk dermatitis akut eksudatif
dengan predileksi daerah muka terutama pipi dan
daerah ekstensor ekstremitas. Bentuk ini berlangsung
sampai usia 2 tahun. Predileksi pada muka lebih sering
pada bayi yang masih muda, sedangkan kelainan pada
ekstensor timbul pada bayi sel sudah merangkak. Lesi
yang paling menonjol pada tipe ini adalah vesikel dan
papula, serta garukan yang menyebabkan krusta dan
terkadang infeksi sekunder. Gatal merupakan gejala
yang mencolok sel bayi gelisah dan rewel dengan tidur
yang terganggu. Pada sebagian penderita dapat disertai
infeksi bakteri maupun jamur.
Kriteria Diagnosis
Diagnosis DA ditegakkan bila mempunyai
minimal 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor.
Kriteria Mayor
- Pruritus
- Dermatitis di muka atau ekstensor bayi dan
anak
- Dermatitis di fleksura pada dewasa
- Dermatitis kronis atau residif
- Riwayat atopi pada penderita atau
keluarganya
Kriteria Minor
- Xerosis
- Infeksi kulit (khususnya
oleh S. aureus dan virus H.
simpleks)
- Dermatitis non spesifik
pada tangan dan kaki
- Iktiosis/hiperlinearis
palmaris/keratosis pilaris
- Pitiriasis alba
- Dermatitis di papila mame
- White dermatografism dan
delayed blanched response
- Keilitis
- Lipatan infra orbital
Dennie Morgan
- Konjungtivitis berulang
- Keratokonus
- Katarak subkapsular anterior
- Orbita menjadi gelap
- Muka pucat dan eritema
- Gatal bila berkeringat
- aksentuasi perifolikular
- Hipersensitif terhadap
makanan
- Perjalanan penyakit
dipengaruhi oleh faktor
lingkungan atau emosi
- Tes alergi kulit tipe dadakan
positif
- Kadar IgE dalam serum
meningkat
- Awitan pada usia dini
Untuk bayi
Kriteria mayor
Pruritus
Dermatitis di muka dan ekstensor
Riwayat atopi pada keluarga
Kriteria minor
Xerosis
Aksentuasi perifolikular
Fissura belakang telinga
Skuama di scalp kronis
Manifestasi klinik
White dermatographism
Reaksi vaskular paradoksal
Lipatan telapak tangan
Garis morgan atau dennie
Sindrom buffed-nail
Allergic shiner
Hiperpigmentasi
Kulit kering
Delayed blanch
Keringat berlebihan
Gatal dan garukan berlebihan
Pathogenesis Pathophysiology
Dermatitis Atopik
Faktor predisposisi
1. Stres, suhu, makanan, inhalant allergen
2. Triger paling sering:
3. Panas, keringat, iritan (sabun), lembab, stres,
food, agen microbal
4. Dapat disebabkan
5. Genetik , imun dysfunction, barrier dysfunction.
6. Lingkungan
Rangsangan
imunologik &
nonimunologik
Mediator peradangan &
enzim proteolitik
Reaksi inflamasi
Sel Th2 aktif
IL-31
Pruritus
Itch scratch
cycle
Pelepasan sitokin
proinflamasi & kemokin
prostasiklin
Vasodilatasi
Edema ,
papula
Dennie morgan fold
menggar
uk
Trauma
mekanis
Perubahan
pada
epidermis
Kerusakan
stratum
corneum.
Mempermudah
masuknya
alergen
Reaksi
Mutasi fillagrin
suhu / musim
kemarau
transepidermal waterlos
& kadar lipid di epidermi
kelembapan kulit
xerosis
Trigger eksaserbasi
Staphylococcus
aureus, stress,
Penatalaksanaan
TUJUAN : Menjaga kelembapan kulit, mencegah gatal
dan memenejemen inflamasi lesi dermatitis atopik
Non Medikamentosa
Jangan digaruk
Jaga kelembapan kulit
Jaga kebersihan/higiene
Phototherapy
UV A (bekerja pada sel Langerhans dan eosinofil)
UV B (memblokade sel Langerhans dan mengubah sitokin
keratinosit)
Topikal
Topical
corticosteroid(hydrocortisone,betamethasone,
fluticasone)
Gunakan yang potensi lemah sangat kuat
Sistemik
Antihistamin(diphenhydramine danhydroxyzine)
Mengurangi rasa gatal terutama pada malam hari
Cyclosporine
Imunosupresan kuat bekerja pada sel T
Interferon
Menurunkan fungsi dan proliferasi Th2 igE
INFEKSI !
Antibiotic eritromisin / klaritromisin *resisten
cefalosporin generasi I
Antiviral / antifungal
Probiotik
Dosis Obat
Topikal
Tacrolimus 0,03% (anak 2-15tahun) , dioles 2x sehari
Crude coal tar 1-5%
Hidrokortison krim 1% ingat keasaman / pH kulit
Hidrofilik urea 10% ingat keasaman / pH kulit
Betamethasone topical (Beta-Val) 0.05% ointment in pediatrics.
Sistemik
Prednison 0,5-1,0 mg/kgBB/hari dalam waktu 4 hari
Cyclosporin 5mg/kgBB
Pimecrolimus1,0 % mereduksi gejala sebesar 35 %
Cefalosporin susp (125 mg/5 mL ,250 mg/5 mL)
Tacrolimus ointment 0.03% or 0.1%
Prognosis
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DERMATITIS KONTAK
IRITAN
DEFINISI
Dermatitis kontak yang disebabkan karena pajanan
bahan iritan pada kulit
EPIDEMIOLOGI
- 80% dari kasus DK adalah DKI
- Dapat terjadi pada semua orang, berbagai golongan
umur, jenis kelamin, dan ras (biasanya akibat pekerjaan)
ETIOLOGI
Bahan bersifat iritan misalnya pelarut, detergen, minyak
pelumas, asam, alkali, serbuk kayu
DERMATITIS KONTAK
IRITAN
PATOGENESIS
4 mekanisme yang saling berhubungan pada DKI :
DERMATITIS KONTAK
IRITAN
GK
eritema sangat jelas, batas sangat jelas. Sesudah
patch test ditempel 24 jam, bila diangkat reaksi
akan berhenti
PENATALAKSANAAN
- menyingkirkan pajanan bahan iritan
- kulit kering diberi pelembab
- kelainan kronis diberi kortikosteroid topikal kuat
- pemakaian pelindung bagi mereka yang bekerja
dengan bahan iritan
DERMATITIS KONTAK
IRITAN
KOMPLIKASI
- meningkatkan risiko sensitisasi pengobatan topical
- lesi kulit bisa mengalami infeksi sekunder, khususnya oleh
Staphylococcus aureus
- hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi pada area
terkena DKI
- jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif, ekskoriasi /
artefak
PROGNOSIS
- DKI terdiagnosis diobati dgn baik prognosis baik
- Bila bahan iritan tidak dapat disingkirkan sempurna,
prognosisnya kurang baik, dimana kondisi ini sering terjadi DKI
kronis yang penyebabnya multifaktor
Dermatitis Kontak
Alergen
Definisi
Peradangan kulit yang timbul setelah kontak
dengan alergen melalui proses sensitasi (R.S.
Siregar : 109. 2002).
Merupakan dermatitis kontak karena sensitasi
alergi terhadap substansi yang beraneka ragam
yang menyebabkan reaksi peradangan pada kulit
bagi mereka yang mengalami hipersensivitas
terhadap alergen sebagai suatu akibat dari
pajanan sebelumnya(Dorland, W.A. Newman :
590. 2002)
Etiologi
alergen, yang paling sering berupa bahan kimia
sederhana (berat mol 500-1000 Da)
BAHAN
PENYEBAB
Nikel
Kromat
Pemutihkulit,semen
Formaldehid
Pengawet, anting,kosmetik,rokok
Kloroisotiazolin
Pengawetdalamkrim
Dibromosianobut
an
Pengawetdalamkrim,kosmetik
Merkaptobenzotiazo Produkkaret(sepatu,sarungtangan,kateter)
l
Tiuram
Produkkaret,catrambut,pewarna,baju,stokin
g
Tumbuh-tumbuhan
Epidemiologi
-Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan,
jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit,
karena hanya mengenai orang yangkulitnya sangat peka
(hipersensitif)
-DKA jarang ditemukan pada anak dan pada usia > 70
tahun
-Wanita lebih sering terkena alergi nikel
dibanding pria
Faktor-faktor yang berperan timbulnya DKA :
-Genetik
-Intensitas
-Jangka waktu dan frekuensi pajanan
-Daya penetrasi bahan dan afinitas antigen terhadap
molekulpembawa
-Kemampuan fagositosis antigen
-imunitas
patogenesis
Gejala klinik
Ada 3 tipeDKA :
AKUT: Eritema berbatas
tegas,oedem,vesikel,papul.pada reaksiberat
timbul bulla,erosi konfluen dan krusta.
SUBAKUT :plak eritem yang minimal dengan
skuama kering biasa jg ditemukan papul
kecil,merah.
KRONIK :Plak likenifikasi,skuama dgnlesi satelit
berupa papul kecil,bulat,,ekskoriasi,eritem
minimal,dan hiperpigmentasi
Lokasi tersering:lengan ,wajah,telinga,badan ,paha
Pemeriksaan penunjang
penatalaksanaan
pencegahan terulangnya kontak kembali dengan
alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit yang
timbul.
Kompres
Antihistamin oral (Hidroksizin hidroklorida 10-50 mg
setiap 6 jam)
Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid oral : berguna untuk dermatitis
kontak alergik sistemikatau yang mengenai wajah
atau pada kasus di man rasa gatal tidak dapat
dikontrol dengan tindakan-tindakan lokal.
definisi
Liken simpleks kronis /
neurodermatitis sirkumskripta /
linken vidal
Peradangan kulit kronis(sangat
gatal),sirkumskrip, ditandai dengan kulit
tebal dan garis kulit tampak menonjol,
akibat garukan atau gosokan yang
berulang.
Insidensi
>> , meningkat pada usia 30-50 tahun
Etiologi (idiopatik)
Liken simpleks kronik diakibatkan oleh gesekan
dan
garukan yang awalnya berasal dari gatal. Faktor
penyebab dari liken simplek kronik dapat dibagi
menjadi dua yaitu: Faktor eksterna dan faktor
interna.
1. Faktor eksterna : faktor lingkungan dan gigitan
serangga
2. Faktor interna : Dermatitis atopi, Faktor
psikologis,
penggunaan litium dan Dermatitis kontak
GK
Terasa sangat gatal dalam keadaan tidak
aktifitas(sibuk)
Bila digaruk hingga luka,gatal hilang untuk sementara
Lesi tunggal/multiple
Didapatkan lesi di daerah tengkuk,sisi leher, tungkai
bawah, pergelangan kaki, scalp, medial paha, lengan
bagian ekstensor, skrotum, vulva.
Stadium awal : eritema dan edema
Setelah terus menerus digaruk, bagian tengan kulit
menebal, kering. Bagian pinggir hiperpigmentasi
Bentuk lesi umumnya lonjong
Histopatologi
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
1.Hindari kebiasaan gatal kemudian
menggaruk
2.Gunakan perban pada lesi untuk menghindari
garukan pada malam hari
3. Stress Management
Medikamentosa
1. Glucocorticoid topikal
2. Antihistamin (Hydroxizine 25-50 mg PO pada
malam hari)
3.Triamsinolon intralesi ( 3mg/ml )
Dermatitis Seboroik
(DS)
Definisi
Dermatitisseboroikadalah penyakit inflamatoir
kulityang biasanya dimulai padakulit kepala,dan
kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher dan
badan.
Istilah dermatitis seboroik (D.S.)dipakai untuk
segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor
konstitusi dan bertempatpredileksi di tempattempat seboroik.
Penyakit ini sering kali dihubungkan dengan
peningkatanproduksi sebum (seborrhea) dari kulit
kepala dan daerah muka serta batang tubuh yang
kayaakan folikel sebaceous
Epidemiologi
3-5% dermatitis keseluruhan
Terjadi pada semua ras, pria >
wanita
Faktor Resiko
Pergantian musim (bisa semakin
oarag saat musim dingin)
Stress dan kelelahan
Infeksi
Patogenesis
D.S keaktifan
glandula sebasea
Kelenjarsebaseaa
ktifpadabayibaru
lahir, kemudian
menjadi tidak aktif
selama 9-12 tahun
akibat stimulasi
hormone androgen
dari ibuberhenti.
Gejala Klinik
Eritema
Skuama berminyak dan kekuningan,
batas kurang tegas
D.S ringan (kulit kepala) : skuamaskuama halus mengenai seluruh
kulit kepala Skuama-skuama halus
dan kasar (pitriasis sika ~ ketombe,
dandruff)
Penatalaksanaan
Pengobatan sistemik
Kortikosteroid digunakan pada bentuk
yang berat, dosis prednisone 20-30 mg
sehari. Jikatelah ada perbaiakn, dosis
diturunkan perlahan-lahan. Kalau
disertai infeksi sekunder diberiantibiotic.
Isotretinoin dapat digunakan pada kasus
yang rekalsitran. Efeknya mengurangi
aktivitaskelenjarsebasea.
Pengobatan topical
Pada pitiriasis sika dan oleosa,
seminggu 2 3 kali scalp dikeramasi
selama 5 15 menit,misalnya
denganseleniumsufida(selsun).
Jikaterdapat
skuamadankrustadiberiemolien,mi
salnya krim urea 10%.
Prognosis
Pada sebagian kasus yang
mempunyai factor konstitusi
penyakit ini agaksukar
disembuhkan, meskipun terkontrol.
Dermatitis Numuralis
Dermatitis Numuralis
merupakan suatu peradangan
dengan lesi yang menetap, dengan
keluhan gatal, yang ditandai dengan
lesi berbentuk uang logam, sirkular
atau lesi oval berbatas tegas,
umumnya ditemukan pada daerah
tangan dan kaki
Etiologi
Belum diketahui
Staphylokokkus dan mikrokokus
diketahui sebagai penyebab
langsung melalui mekanisme
hipersensitivitas
Epidemiologi
Pada usia dewasa lebih sering terjadi
pada laki-laki dibandingkan wanita,
onset puncaknya ya pada usia antara
55 dan 65 tahun
Pada wanita onset puncaknya pada
usia 15 25 tahun.
Penyakit ini jarang terjadi pada anakanak dibawah usia 1 tahun, hanya
sekitar 7 dari 466 anak
Patogenesis
Adanya fissura pada permukaan kulit yang
kering dan gatal dapat menyebabkan
masuknya alergen dan mempengaruhi
terjadinya peradangan pada kulit
Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini
menyebabkan peningkatan untuk terjadinya
dermatitis kontak alergi oleh bahan-bahan
yang mengandung metal. Karena pada
dermatitis numular terdapat sensasi gatal,
telah dilakukan penelitian mengenai peran
mast cell
Gejala Klinik
Gejala gejala yang umum pada dermatitis
numularis, antara lain:
Timbul rasa gatal
Luka kulit yang antara lain makula, papul,
vesikel, atau tambalan :
Bentuk numular (seperti koin).
Terutama pada tangan dan kaki.
Umumnya menyebar.
Lembab dengan permukaan yang keras.
Diagnosis
Berdasarkan anamnesis dan gejala klinis.
Tingkat gatal dan terjadinya likenifikasi
akan membedakannya dari
neurodermatitis. Distribusi lesi biasanya
pada kedua lutut, kedua siku dan kulit
kepala. Pada psoriasis, lesinya kering,
skuamanya lebih tebal dan iritasinya
lebih ringan, patch test dan prick test
akan membantu mengidentifikasikan
penderita dengan dermatitis kontak.
Pemeriksaan Penunjang
Patch test dan Prick test
Gambaran histopatologi
Diagnosis Banding
1. Dermatitis atopik
2. Dermatofitosis
3. Pitiriasis rosea
4. Psoriasis
Penatalaksaan
Secara umum : - Menghindari Trauma
- Menggunakan
Pelembab
Pengobatan topikal:
Obat Antiinflamasi.
Pengobatan Sistemik
Antibiotik
Antihistamin oral.
Steroid sistemik
Prognosis
Dermatitis numular yang cenderung sering
berulang.
Mencegah atau menghindari dari faktor-faktor
yang memperburuk atau meningkatkan
frekuensi untuk cenderung berulang dengan
menggunakan pelembab pada kulit akan
sangat membantu mencegah penyakit ini.
Dari data pengamatan, didapatkan 22%
sembuh, 25% pernah sembuh beberapa
minggu hingga tahun, dan 53% tidak bebas lesi
tanpa pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://childrenallergyclinic.wordpress.com
/2009/05/17/dermatitis-atopik/
http://www.webmd.com/skin-problems-andtreatments/eczema/tc/atopic-dermatitismedications
http://emedicine.medscape.com/article/
1049085-medication#6
New England journal of Medicine
www.ncbi.gov
www.medscape.com
www.cartage.com