Anda di halaman 1dari 5

PEMBELAJARAN BERBICARA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL

(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

JURNAL

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang sarjana pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh
Diamina Yuliani 09210110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SILIWANGI
BANDUNG
2013

PEMBELAJARAN BERBICARA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL


(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
Diamina Yuliani
diaminayuliani@yahoo.com
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

ABSTRAK

Judul Skripsi ini adalah Pembelajaran Berbicara dengan menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) pada siswa kelas VI SD. Penelitian ini mencakup kegiatan berbicara khususnya berpidato dengan menggunakan
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning).
Salah satu standar kompetensi dalam pembelajaran yang harus dikuasai siswa sekolah dasar
kelas VI adalah berpidato. Faktor guru dan siswa merupakan faktor yang menyebabkan rendahnya
pembelajaran berbicara khususnya berpidato. Seorang guru hendaknya dapat menciptakan suasana
kelas yang hidup dengan cara berinteraksi dengan siswa lainya pada saat berlangsungnya proses
belajar mengajar, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh informasi tentang kemampuan
siswa dalam pembelajaran berbicara melalui pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
dan mengetahui keefektifan penggunaan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada
pembelajaran berbicara.
Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (Audible) dan yang terlihat (Visible) yang
memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang
dikombinasikan. Pidato adalah menyampaikan maksud buah pikiran dari pembaca dalam kaitannya dengan maksud dan tujuan
mencapai sasaran yang akan dicapai. Jenis metode penyajian pidato terdiri dari empat macam, yaitu metode naskah
(Manuskrip), metode hafalan (Memoriter), metode spontanitas (Impromptu), dan metode menjabarkan kerangka
(Ekstemporer).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yang dikenakan pada populasi sampel penelitian
yaitu siswa kelas VI SD yang berjumlah 28 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan dalam
pembelajaran berbicara khususnya berpidato siswa sebelum menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) dan sesudah menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Peningkatan perolehan nilai ini
dapat dilihat dari hasil rata-rata sebelum menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) sebesar 64 dan
setelah menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) menjadi rata-rata 70.
Kata kunci: Contextual Teaching and Learning

PENDAHULUAN
Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat
komunikasi atau alat interaksi (Chaer, 2004:17).
Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi,
baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran Bahasa
Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi
dalam empat keterampilan berbahasa. Berbicara

adalah termasuk salah satu keterampilan berbahasa


yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya
didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada
masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar
dipelajari. Keterampilan berbicara diajarkan dengan
tujuan agar siswa mempunyai kemampuan dalam
mengungkapkan gagasan, ide, pengalaman, pendapat,
dan pikiran dengan benar (Tarigan, 2008:3).

Berbicara merupakan salah satu keterampilan


berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
SD - SMA yang harus dilatihkan oleh guru kepada
siswa. Oleh karena itu, guru harus dapat memberikan
motivasi agar siswa tidak merasa bosan dalam
pembelajaran berbicara. Akan tetapi, masih ada guru
yang dalam memberikan pembelajaran berbicara
lebih banyak memberikan teori daripada melatih
keterampilan berbicara, dalam menyampaikan
pembelajaran masih menggunakan pendekatan atau
metode yang kurang bervariasi, sehingga yang terjadi
di kelas adalah siswa tidak aktif sedangkan guru
berdiri di depan kelas menjelaskan materi. Dengan
keadaan seperti itu tidak ada lagi suasana yang
menyenangkan, siswa tidak diberikan kesempatan
untuk mengembangkan kemampuannya sesuai
dengan kompetensi yang dimilikinya.
Berdasarkan hasil observasi di SD, ditemukan
bahwa dalam berbicara sebagian siswa kelas VI
masih mengalami kesulitan dalam mengungkapkan
pikiran dan perasaannya melalui kegiatan berpidato.
Kesulitan yang dialami siswa dalam keterampilan
berbicara, yaitu banyak siswa yang belum mampu
berpidato dengan lafal, intonasi, dan sikap yang tepat,
nilai hasil belajar siswa dalam berbicara belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut,
penulis mengasumsikan bahwa keterampilan siswa
dalam berbicara perlu ditingkatkan. Perbaikan
terhadap pembelajaran berbicara perlu dilakukan
segera. Rencana pembelajaran yang berkualitas perlu
dilakukan agar kemampuan berbicara siswa lebih
meningkat.
Penulis berencana menggunakan Pendekatan
CTL (Contextual Teaching and Learning).
Pendekatan ini merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan materi yang akan
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa serta
membantu siswa untuk memahami makna materi ajar
dengan mengaitkan terhadap konteks kehidupan
sehari-hari, sehingga siswa memiliki keterampilan
yang dinamis untuk mengkontruksi sendiri secara
aktif pemahamannya. Dalam pendekatan ini proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pendekatan

ini juga memperlihatkan suatu hasil yang signifikan,


yakni meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar
dan meningkatkan partisipasi aktif siswa secara
keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis
menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching
and Learning) dalam pembelajaran berbicara.

KAJIAN TEORI DAN METODE


A. Kajian Teori
1. Pendekatan CTL (Contextual
Teaching and Learning)
Pendekatan CTL (Contextual Teaching
and Learning) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
dan mendorong siswa membuat hubungan
pengetahuan yang dimilikinya dengan
perencanaan dalam kehidupan mereka
sehari-hari.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
Berbicara dengan Menggunakan CTL
(Contextual Teaching and Learning)
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak
akan belajar lebih bermakna dengan cara
sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkontruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan
inkuiri untuk semua topik.
3) Kembangkan sifat ingin tahu dengan
bertanya. Dalam kegiatan pembelajaran
diterapkan cara bertanya antar siswa dan
bertanya dari guru ke siswa.
4) Belajar dengan berkelompok.
5) Hadirkan model sebagai contoh
pembelajaran.
6) Pada akhir proses pembelajaran
lakukanlah refleksi. Refleksi adalah
proses pengendapan pengalaman yang
telah dipelajari yang dilakukan dengan
cara mengurutkan kembali kejadiankejadian yang telah dilaluinya. Refleksi
dapat direalisasikan dalam pembelajaran
dengan
cara
guru
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengingat kembali apa yang telah
dipelajarinya.
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya.
Penilaian dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan dilakukan secara terus

menerus selama kegiatan pembelajaran


berlangsung.
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu upaya yang
dilakukan oleh seorang guru atau pendidik
untuk membelajarkan siswa yang belajar,
yang terdiri atas berbagai komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen tersebut meliputi tujuan, materi,
metode, dan evaluasi.
4. Berbicara

Berbicara
adalah
kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan atau menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan.
5. Pidato
Pidato adalah menyampaikan maksud
buah pikiran dari pembaca dalam kaitannya
dengan maksud dan tujuan mencapai sasaran
yang akan dicapai (Rusmadi, 2007:19).
6. Tinjauan Kurikulum
Meninjau Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2006, maka
dijelaskan bahwa pembelajaran berbicara
khususnya berpidato dalam KTSP berada di
kelas VI semester 2 dengan:
1. Standar Kompetensi
Berbicara
6. Mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan informasi dengan berpidato,
melaporkan isi buku, dan baca puisi
2. Kompetensi Dasar
6.1 Berpidato atau presentasi untuk
berbagai
keperluan
(acara
perpisahan, perayaan ulang tahun,
dll.) dengan lafal, intonasi, dan sikap
yang tepat.
Indikator dalam pembelajaran berbicara
ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa dapat memahami
berbagai jenis pidato atau
presentasi
2. Siswa dapat menyampaikan
isi pidato atau presentasi
secara lisan

3. Siswa dapat mencari pidato


atau presentasi di surat
kabar kemudian
menyampaikan isinya.
Alokasi waktu yang diberikan
untuk pembelajaran berbicara
yaitu 2 x 45 menit.
Berdasarkan uraian tersebut,
maka terlihat bahwa
pembelajaran berbicara itu
memiliki peran penting dalam
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
B. Metode
Metode
penelitian
pada
dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,
2011:2). Metode yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah metode yang berusaha
mendeskripsikan fakta-fakta atau karakteristik
sample penelitian apa adanya melalui
pendekatan studi korelasi satu variable. Metode
ini digunakan untuk menyelidiki pengaruh
dalam meningkatkan keterampilan berbicara
siswa dengan rancangan tes awal dan tes akhir
sebagai berikut :
1) Mengadakan pretes untuk mengukur
variabel
terkait
sebelum
perlakuan
diberikan.
2) Memberikan
perlakuan
berupa
pembelajaran berbicara yang menggunakan
pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) kepada subjek.
3) Mengadakan postes untuk mengukur
variabel terkait setelah perlakuan diberikan.
Teknik pengolahan data dilakukan untuk
menganaliasis dan mengolah data yang
terkumpul. Adapun langkah-langkah yang
penulis tempuh dalam pengolahan data tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Mengumpulkan dan menyeleksi data tes awal dan tes
akhir.
2. Menjumlahkan skor siswa berdasarkan aspek
penilaian dan bobotnya.
3. Untuk menentukan nilai siswa berdasarkan standar
absolut dalam standar nilai 100, dapat digunakan
rumus :
Skor X 2
= Nilai
Bobot
4. Penulis menggunakan rentang nilai 10 100
untuk memperoleh nilai akhir. Kemudian

peneliti menafsirkan nilai-nilai tersebut


sebagai berikut :
a) Siswa yang mendapat nilai akhir 60 ke
atas, dinyatakan telah mampu berpidato
dengan baik.
b) Siswa yang memperoleh nilai di bawah
60, dinyatakan belum mampu berpidato
dengan baik.
5. Untuk memperoleh nilai rata-rata, setiap
aspek
menggunakan
cara
dengan
menjumlahkan seluruh nilai dari setiap aspek
kemudian dibagi dengan jumlah sample,
dengan rumus :
X = F (X)
N
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan ini
merupakan data hasil penelitian tes awal (pretes) dan
tes akhir (postes) siswa dalam pembelajaran
berbicara dengan menggunakan pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning).
Unuk menganalisis data hasil penelitian,
penulis membandingkan hasil nilai-nilai pretes dan
postes.
Pretes
dilakukan
untuk
mengukur
kemampuan siswa terhadap penguasaan materi yang
akan diberikan dalam pembelajaran. Sedangkan
postes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menyerap materi yang telah disampaikan
dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan data pretes dapat diketahui F
(X) = 1798 dan N sebanyak 28, maka nilai rata-rata
berdasarkan teknik pengujian atau analisis data pretes
siswa mendapat rata-rata 64.
Sedangkan data postes dapat diketahui F
(X) = 1969 dan N sebanyak 28, maka nilai rata-rata
berdasarkan teknik pengujian atau analisis data
postes siswa mendapat rata-rata 70.
Dilihat dari hasil perbandingan antara hasil tes
awal (pretes) dan tes akhir (postes) siswa, dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
berbicara
menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching
and Learning) dalam penelitian berhasil diterapkan
dengan baik serta terdapat peningkatan perolehan

nilai dan terdapat perbedaan antara nilai tes awal dan


nilai tes akhir siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian,
penulis membuat simpulan sebagai berikut.
1 Penggunaan teknik dan metode pembelajaran
yang sesuai dapat mempermudah siswa dalam
mencerna pembelajaran.
2 Setelah menggunakan pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning), terdapat
peningkatan
keterampilan
siswa
dalam
pembelajaran berbicara khususnya berpidato.
3 Pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning)
efektif
digunakan
dalam
pembelajaran berbicara khususnya berpidato.
4 Berdasarkan hasil analisis data penelitian
berpidato pada tes awal
dan tes akhir
mengalami peningkatan rata-rata dari nilai ratarata 64 menjadi rata-rata 70.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan
Awal. Jakarta : Rineka Cipta.
Kesuma, Dharma. 2010. Contextual Teaching and
Learning. Garut :
Rahayasa Research
and Training.
Rusmadi, Dedi. 2007. Pidato dan Sambutan bagi
Kalangan Eksekutif. Bandung : Del Fajar
Utama.
Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian
Ilmiah. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. Bandung :Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai