bawah arahan yang tegas kearah pelaksanaan tujuannya, menentang semua halangan
yang bisa melemahkannya, dan memberantas segala hal yang membawa munculnya
bentuk jahiliyah.
Demikianlah Islam, tumbuh dan hidup subur serta menjelma dalam bentuk
teori yang lengkap, yang menjadi pijakan bagi sebuah organisasi yang aktif, terpisah
jauh dari pengaruh jahiliyah dan sanggup berhadapan dengan masyarakat
jahiliyah.Islam tidak pernah sama sekali tampil dalam bentuk teori kosong yang tidak
berpijak dalam kenyataan dan realitas.
Begitulah caranya Islam bisa ditampilkan lagi dan sama sekali Islam tak akan
timbul di zaman dan di tempat mana pun tanpa pengertian yang sebenarnya terhadap
tabiat dan ciri perkembangannya berdasarkan organisasi yang aktif seperti yang telah
diuraikan. Ketahuilah bahwa Islam mengikuti garis panduan yang telah disebutkan di
atas. Yaitu,pembinaan umat Muslim berdasarkan kaedah dan panduannya, serta
menegakkan hidupnya melalui organisasi yang aktif, dengan menjadikan akidah
sebagai tali penghubung.
Tidak ada tujuan lain selain hendak memperjuangkan kemanusiaan manusia
dan hendak meninggikan derajat kemanusiaan itu di atas segala derajat yang lain di
dalam hidup manusia itu, yang menjadi panduan bagi segala kaedah, pengajaran,
undang-undang dan peraturan-peraturan Islam.
C. Karakteristik Masyarakat Muslim
Sebagai agama besar yang dianut oleh satu milyar lebih umat manusia, Islam
telah membentuk masyarakat yang kuat dalam tatanan yang penting dan teratur yang
disebut dengan masyarakat Islam. Sebagai masyarakat Islam yang berpedoman
kepada akidah dan hukum Islam, maka seharusnya juga menjalani secara Islami
yang disebut masyarakat Islami.
Masyarakat Islami adalah masyarakat yang dibentuk berdasarkan etika
Ketuhanan Yang Maha Esa yang bertopang pada :
1. Menaati perintah Allah SWT yang dicerminkan dengan kasih sayang terhadap
sesama anggota masyarakat.
2. Bersyukur terhadap rahmad dan nikmat Allah SWT, segala puji-Nya semata,
yang dicerminkan pada upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemashalahatan
masyarakat material dan spiritual, berlandasan pada kaidah kaidah moral yang
mulia.
3. Rasa dekat dengan Tuhan yang dicerminkan dalam perasaan takut pada larangan
larangan-Nya yang akan membentuk sikap dan jiwa yang adil dan bertanggung
jawab, menghindari tingkah laku curang dan menolak kejahatan dalam anggota
masyarakat.
seperti yang telah dikemukakan di atas. Ini berarti bahwa Pembangunan Nasional
Indonesia tidak ditujukan kepada kemajuan lahiriah atau batiniah saja, melainkan
keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara keduanya. Dan pembangunan itu
harus merata bagi seluruh Masyarakat Indonesia, bukan untuk sesuatu golongan atau
orang-orang tertentu dan harus benar-benar dirasakan oleh segenap lapisan
masyarakat di semua pelosok tanah air Indonesia.
Tujuan Pembangunan Nasional itu sangat sesuai dengan tujuan hidup seorang
muslim seperti tuntunan agamanya. Untuk mencapai kebahagiaan yang sejati menurut
pandangan Islam, harus ada keseimbangan pandangan, baik terhadap keduniaan,
maupun untuk kehidupan di akhirat nanti. Islam mengajarkan tentang hubungan
manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia lainnya dan hubungan
manusia dengan alam.
Islam Dalam Pembangunan Nasional
Peranan Islam dan umatnya tidak dapat dilepaskan terhadap pembangunan
politik di Indonesia baik pada masa kolonial maupun masa kemerdekaan. Pada masa
kolonial Islam harus berperang menghadapi ideologi kolonialisme sedangkan pada
masa kemerdekaan Islam harus berhadapan dengan ideologi tertentu macam
komunisme dengan segala intriknya.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sejarah secara tegas menyatakan kalau
pemimpin-pemimpin Islam punya andil besar terhadap perumusan NKRI. Para
pemimpin Islam terutama dari Serikat Islam pernah mengusulkan agar Indonesia
berdiri di atas Daulah Islamiyah yang tertuang di dalam Piagam Jakarta. Namun,
format tersebut hanya bertahan selama 57 hari karena adanya protes dari kaum umat
beragama lainnya. Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia menetapkan
Pancasila sebagai filosofis negara.
Pemerintahan masa orde baru menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas di
dalam negara. Ideologi politik lainnya dipasung dan tidak boleh ditampilkan,
termasuk ideologi politik Islam. Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi depolitisasi
politik di dalam perpolitikan Islam. Bulan Mei 1997 merupakan awal dari era
reformasi. Saat itu rakyat Indonesia bersatu untuk menumbangkan rezim tirani
Soeharto.
Perjuangan reformasi tidak lepas dari peran para pemimpin Islam pada saat
itu. Beberapa pemimpin Islam yang turut mendukung reformasi adalah KH.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ketua Nahdatul Ulama. Muncul juga nama Nurcholis
Majid (Cak Nur), cendikiawan yang lahir dari kalangansantri. Juga muncul Amin Rais
dari kalangan Muhamadiyah. Bertahun-tahun reformasi bergulir, kiprah umat Islam
dalam panggung politik pun semakin diperhitungkan.
Umat Islam mulai kembali memunculkan dirinya tanpa malu dan takut lagi
menggunakan label Islam. Perpolitikan Islam selama reformasi juga berhasil
menjadikan Pancasila bukan lagi sebagai satu-satunya asas. Partai-partai politik juga
boleh menggunakan asas Islam. Kemudian bermunculanlah berbagai partai politik
dengan asas dan label Islam. Partai-partai politik yang berasaskan Islam, antara lain
PKB, PKU, PNU, PBR, PKS, PKNU, dan lain-lain.
Sebagai contoh Organisasi Islam yang juga berperan dalam pembangunan yaitu
Muhammadiyah.
Tujuan Muhammadiyah :
KESIMPULAN
DAFTAR ISI
BAB 1.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................8
KESIMPULAN..........................................................................................................................8