I. Latar Belakang
i. Pendahuluan
Pada prosesnya ada 400 reaksi biokimia dari jalur metabolik utama seperti
glikolisis, fosfat pentosa (PP), asam trikarboksilat (TCA), dll. Jumlah prekursor yang
diperlukan untuk menghasilkan satu gram protein, RNA, DNA dan fosfolipid serta energi
polimerisasi diperlukan untuk biosintesis makromolekul ini diasumsikan sama seperti
pada E.coli. Semua fluks dan nilai maximum harus dihitung dan nilai-nilai yang
dioptimalkan diperlukan untuk mencapai tujuan optimasi.
Sebagian besar glukosa diambil dan diarahkan ke jalur fosfat pentosa selama
maksimalisasi pertumbuhan spesifik. Ketika sumber nitrogen nitrat atau urea, nitrogen
anorganik terlebih dahulu harus dikonversi menjadi amonia yang kemudian bisa
menyebar melalui membran sitoplasma. Piruvat ke fluks malat adalah salah satu yang
signifikan karena feed siklus TCA dengan karbohidrat sementara asetil-CoA digunakan
untuk sintesis CDA. Meskipun piruvat menjadi asetil-CoA fluks juga penting, piruvat
untuk Malate perubahan fluks lebih. Di nukleotida juga memainkan peran penting dalam
produksi CDA menjadi jelas bahwa beberapa manipulasi genetik mungkin menyebabkan
peningkatan produksi CDA.
V. Kesimpulan
Streptomycetes dan mikroorganisme lainnya menggunakan alam dan
recombinant sintetase poliketida dan sintetase peptida yang menjanjikan obat
baru dalam melawan infeksi yang mengancam jiwa dan penyakit.
Metabolisme balancing fluks dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk
belajar dan juga sebagai penjelasan dari jalur metabolisme pada organisme
tersebut, untuk formulasi media dan penentuan bioreaktor strategi opera-
nasional, dan penargetan manipulasi genetik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa produksi CDA bersamaan dengan pertumbuhan S. coelicolor, yang
juga ditemukan secara eksperimental dengan actinorhodin produksi di
mikroorganisme yang sama dalam studi sebelumnya. Distribusi fluks
metabolik dan analisis sensitivitas pada berbagai tahapan budaya bets
menunjukkan bahwa tingkat produksi CDA tertentu dipengaruhi oleh
asimilasi nitrogen, lintasan pentosa fosfat, biosintesis shikimate, dan fluks
okso-glutarate. Akibatnya, diuji dengan penghapusan genetik di silico yang
mengakibatkan peningkatan tingkat produksi CDA tertentu. Tentu saja,
seperti dalam percobaan silico harus diverifikasi oleh penyelidikan rekayasa
genetika in vitro. Namun demikian, dalam studi silico seperti pekerjaan ini
dapat menghemat waktu dan uang dengan menunjukkan target genetik
strategis.