Anda di halaman 1dari 4

MICROBIAL VITAMIN

Vitamin merupakan mikronutrien penting yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit serta tidak bisa disintesis oleh mamalia, juga penting untuk metabolisme semua organisme hidup dan dihasilkan lewat mikroorganisme atau tumbuhan. Sebagian besar vitamin sekarang diproduksi secara industri melalui sintesis kimia atau proses ekstraksi. Proses tersebut memerlukan energi tinggi, dan juga merugikan dari segi pembuangan limbah yang mahal. Selain itu, proses ini menumbuhkan kesadaran konsumen berkenaan dengan keamanan bahan tambahan makanan. Hal ini menyebabkan peningkatan ketertarikan di dalam subtitusi proses ini dengan proses bioteknologi. Beberapa vitamin dapat dihasilkan menggunakan bioteknologi dan melibatkan peran mikroorganisme. Vitamin larut minyak yang dapat dihasilkan oleh mikroorganisme antara lain vitamin E dan vitamin K sedangkan vitamin larut air yang dapat dihasilkan oleh mikroorganisme antara lain vitamin C dan beberapa vitamin B seperti riboflavin, vitamin B12, Vitamin B9, dan biotin. Vitamin E (-tocopherol) Vitamin E merupakan kumpulan dari komponen larut lemak dimana -tocopherol merupakan komponen vitamin E yang terbanyak dan mempunyai aktivitas antioksidan paling tinggi. Saat ini -tocopherol diproduksi dengan sintesis kimia dan ekstraksi dari minyak sayur. Namun produksi dengan sisntesis kimia dan ekstraksi minyak sayur ini hanya menghasilkan -tocopherol dalam jumlah sedikit. Beberapa strain dari microalgae air tawar Euglena gracilis Z dan microalgae laut Dunaliella tertilecta dapat memproduksi -tocopherol dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan sumber makanan yang terkenal sebagai sumber vitamin. Beberapa penelitian terhadap Euglena gracilis telah dilakukan untuk optimasi produksi -tocopherol antara lain dengan menggunakan modifikasi kondisi kultur, kultivasi 2 tahap dan pencarian substrat yang sesuai. Modifikasi kultur yang dapat dilakukan seperti pengaturan cahaya dan intensitasnya. Kultivasi 2 tahap bisa dilakukan dengan tahap pertama kultivasi secara fotoheterotrop pada kultur batch dengan intensitas cahaya yang tinggi. Setelah didapatkan jumlah sel yang banyak dilanjutkan tahap kedua untuk optimalisasi produksi -tocopherol. Walaupun Euglena merupakan mikroorganisme fotosintetik akan tetapi dapat tumbuh secara heterotrophic dalam ketiadaan cahaya, menggunakan sumber karbon

organik. Kulturisasi heterotrophic dari Euglena gracilis (asimilasi dari karbon organik dalam

gelap) mengarah ke produksi konsentrasi sel yang tinggi dengan tokoferol intraseluler yang relatif rendah, sementara kulturisasi photoautotrophic (pertumbuhan fotosintesis dalam ketiadaan karbon organik) menyebabkan produksi konsentrasi sel yang rendah dengan konsentrasi tokoferol intraseluler yang tinggi. Kulturisasi photoheterotrophic atau mixotrophic (dimana kedua karbon organik dan cahaya dipasok secara bersamaan) dapat digunakan untuk mencapai konsentrasi sel tinggi dengan konsentrasi tokoferol intraseluler yang tinggi juga. Vitamin K Ada 2 bentuk alami vitamin K yaitu vitamin K1 dan K2. Vitamin K1 (phylloquinone) diproduksi oleh tumbuhan sedangkan vitamin K2 (menaquinone/MK) secara umum disintesis oleh bakteri. Banyak peneliti yang secara ekstensif mempelajari produksi menaquinone dari Bacillus subtilis. Selain itu beberapa mikroba juga terbukti terlibat dalam produksi menaquinone seperti Flavabacterium termutasi, bakteri asam laktat, beberapa isolat dari natto dan hasil mutasinya. Sejumlah media fermentasi yang digunakan adalah fermented soybean (natto) dan okara. Sedang kan proses fermentasinya dengan model statis (tanpa agitasi). Vitamin C Saat ini banyak vitamin C yang disintesis melalui proses seven-step Reichstein menggunakan D-glucose sebagai bahannya. Proses Reichstein meliputi 1 tahap fermentasi untuk oksidasi D-sorbitol menjadi L-sorbose dan enam langkah kimia. Saat ini ada enam proses fermentasi dengan menggunakan bakteri untuk produksi 2-keto-L-asam glukonat, suatu prekursor langsung dari L-asam askorbat. Keenam proses tersebut memiliki jalur yang berbeda-beda dan diberi nama sesuai perantara metaboliknya. Jalur komersial yang sering digunakan adalah jalur sorbitoldan jalur 2-keto-D- asam glukonat (2-KLG). Jalur sorbitol memanfaatkan kemampuan Gluconobacter oxydans dan spesies lainnya untuk mengoksidasi D-sorbitol dan L-sorbose ke 2 KLG. Jalur asam 2,5-diketo-D-glukonat menggunakan fermentasi dengan Erwinia sp. dan Corynebacterium sp. atau spesies lain untuk sintesis langsung 2-KLG dari D-glc. Gambar 1 menunjukkan proses Reichstein dan jalur mikroba terkait. Selain itu, dibutuhkan upaya mengarah pada pemanfaatan sistem biologis untuk konversi 2-KLG menjadi L-AA (asam ascorbat). Metode enzimatis telah diteliti dengan menggunakan enzim hydrolase untuk mengkonversi ester dari 2-KLG menjadi asam askorbat atau enzim lactonase yang diisolasi dari Zymomonas mobilis, Escherichia coli dan Fusarium oxysporium untuk mengkonversi 2-KLG menjadi asam askorbat. Beberapa strain khamir

seperti Candida blankii dan Cryptococcus dimennae juga dapat mengkonversi 2-KLG menjadi asam askorbat dengan hasil yang rendah akan tetapi strain mutagen dari keduanya dapat menghasilkan konversi 2-KLG menjadi asam askorbat yang lebih tinggi. Beberapa penelitian telah melaporkan adanya akumulasi asam ascorbat dalam yeast dan algae. Yeast Sacharomyces cerevisae dan Zygogosaccaromyces bailii dilaporkan

mengakumulasi L-asam askorbat secara intrasellular bila diinkubasi dengan substrat Lgalaktosa. Algae Chlorella pyrenoidosa ATCC 53170 dan Euglena gracilis Z juga telah dilaporkan mampu memproduksi vitamin C.

Gambar 1. Proses Reichstein dan jalur mikroba terkait.

Vitamin B12 Vitamin B12 merupakan penyebutan untuk komponen grup cobalamin. Biosintesis vitamin B12 terbatas pada mikroorganisme melalui proses fermentasi. Dua jalur biosintesis vitamin B12 adalah : 1. Aerobic ; jalur yang bergantung pada keberadaan oksigen; ditemukan pada organisme seperti Pseudomonas denitrificans 2. Anaerobic ; jalur yang tidak bergantung dengan keberadaan oksigen; diteliti pada organisme P. shermanii, Salmonella typhimurium dan Bacillus megaterium.

Karena produktivitas B12 secara alami tinggi dan pembentukannya yang cepat, Propionibacterium shermanii dan Pseudomonas denitrificans digunakan untuk produksi industri. Propionibacterium lebih disukai oleh industri, karena, bakteri dari genus ini telah memperoleh status GRAS dari US Food dan Drug Administraton. Perbedaan antara Propionibacterium shermanii dan Pseudomonas denitrificans antara lain :

Anda mungkin juga menyukai