BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah
satu bidang dari manajemen umum yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian guna mencapai tujuan.
Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi, ia
menempati peran yang strategis dan setara dengan manajemen
keuangan, pemasaran, teknologi, produksi maupun manajemen informasi.
Sumber daya manusia telah menjadi masalah yang lebih penting, dan
telah menjadi fokus perhatian organisasi untuk selalu ditingkatkan
kualitasnya.
Sumber
daya
manusia
diberdayakan
dengan
memahami
Nawawi
11
1.
2.
3.
sebagai sumber daya yang memiliki potensi yang berbeda satu dengan
lainnya, yang disebabkan karena proses dari hasil interaksi pengalaman,
pendidikan dan pelatihan yang menentukan kemampuan berpikir untuk
menghasilkan
gagasan
dalam
memecahkan
masalah.
Manajemen
12
tidak menyenangkan
mereka
cenderung
meninggalkan
kerja
merupakan
salah
satu
faktor
yang
sangat
13
14
dengan
kenikmatan
dalam
bekerja.
Dalam
kata
lain
yang
disediakan
bagi
kegiatan
operasional
dalam
15
16
sedangkan
sarana
administrasi
perusahaan
berhubungan
dengan
antara
pegawai
dalam
menyelesaikan
tugas
secara
17
instansi. Lebih
jelasnya
adalah
lingkungan yang
mengatakan
selain
lingkungan
kerja
lingkungan
non
fisik
kerja
atau
fisik
perlu
psikologis.
juga
Setelah
bahwa
lingkungan
kerja
merupakan
keadaan
dimana
pekrja
dalam
melaksanakan
tugas
dan
tanggung
jawabnya.
Dari uraian tersebut menunjukan bahwa betapa pentingnya
lingkungan kerja yang mendukung, memotivasi, memberikan gairah kerja,
memberikan semangat kerja dan inspirasi bagi pegawai. Maka sangat
tepat apabila pengambil kebijakan memperhatikan lingkungan kerja
sebagai variabel yang dapat mempengaruhi kinerja bagi pegawai, dapat
terlihat dari interaksi yang harmonis baik sesama karyawan maupun
karyawan dengan pihak pimpinan organisasi dan sebaliknya. Interaksi
organisasi dengan lingkungan eksternal, suasana kerja yang kondusif dan
perasaan aman karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
18
Terdapat
bermacam-macam
faktor
yang
mempengaruhi
ruang;
Udara;
Suara.
Dalam
bukunya
Anoraga
(1990;44),
dikemukakan bahwa lingkungan kerja yang baik perlu memperhatikan halhal sebagai berikut: musik, pertukaran udara, penerangan yang cukup,
kebisingan.
C. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi
contoh oleh pemimpin kepada pengikut dalam upaya mencapai tujuan
organisasi, ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada
pemimpin dengan kata lain bahwa di dalam kehidupan organisasi
kepemimpinan mempunyai posisi strategis dan merupakan titik sentra dan
dinamisator seluruh proses kegiatan organisasi. Rivai (2004:2), dalam
bukunya yang berjudul Kepemimpinan dan Perilaku Organisasional
menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau
memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi
19
dalam
bukunya
yang
berjudul
Manajemen
Motivasi
orang-orang
tujuan
tertentu.
agar
berbuat
Selanjutnya
sesuatu
dikemukakan
dalam
rangka
oleh
Slamet
20
21
menurut
Kurnia
(2009),
kepemimpinan
dapat
adalah
kemampuan
Pegawai
Negeri
Sipil
untuk
22
yang
telah
mencoba
mendefinisikan
konsep
tersebut.
adalah
perilaku
dari
seseorang
individu
yang
23
2.
Communication
yaitu
tindakan-tindakan
yang
mengarah
pada
4.
5.
Evaluation
yaitu
tindakan-tindakan
yang
berkenaan
pada
24
OTORITAS DAN
STATUS FORMAL
PERAN INTERPERSONAL
Figur
Pemimpin
Hubungan
PERAN INTERPERSONAL
Monitor
Disemintor
pembicara
PERAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Pengusaha
Pengendali Gangguan
Alokator Sumber Daya
Negosiator
a. Peran Interpersonal
- Peran sebagai Figurehead, yaitu suatu peranan yang dilakukan
untuk mewakili orgniasai yang dipimpinnya didalam setiap
kesempatan dan persoalan yang timbul secara formal.
25
sebagai
pemimpin.
Ia
melakukan
hubungan
pokoknya
diantaranya
memimpin,
memotivasi,
tentang lingkungannya.
Sebagai disseminator, peranan ini melibatkan manajer untuk
menangani proses transimisi dari informasi-informasi kedalam
organisasinya.
c. Peran Pembuat Keputusan
- Peran sebagai enterpreneur, dalam peran ini manajer bertindak
sebagai pemrakarsa dan perancang dari banyak perusahaanperusahaan yang terkendali dalam organisasi.
26
dana
akan
didistribusikan
ke
bagian-bagian
dari
organisasinya.
Peran sebagai negosiator, peran ini meminta kepada manajer
untuk aktif berpartisipasi dalam arena negosiasi.
Memang tidak seorangpun pemimpin yang sempurna, namun
berupaya menuju kearah itu adalah sesuatu usaha yang baik dan patut
dilakukan oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan
mempengaruhi orang lain agar melakukan pekerjaan bersama mencapai
suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu. Olehnya itu
kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian (personality)
seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang
untuk mengikutinya, atau yang memancarkan suatu pengaruh tertentu,
suatu kekuatan atau wibawa, yang sedemikian rupa sehingga membuat
kelompok orang-orang untuk
melakukan
orang-
orang tertentu, biasanya melalui human relation dan motivasi yang tepat,
sehingga mereka tidak merasa takut mau bekerja sama dan membanting
27
tulang untuk memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan
organisasi .
Siagian (2008) menyatakan bahwa kepemimpinan (leadership)
merupakan inti daripada manajemen, karena kepemimpinan merupakan
pengerak bagi sumber-sumber dan alat-alat (resources) yang tersedia
bagi suatu organisasi. Sukses tidaknya suatu organisasi dalam mencapai
tujuan sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan pemimpinnya. Oleh
karena itu, kepemimpinan menjadi pusat perhatian semua orang.
Pemimpin adalah orang yang menempati posisi sentral/ dominan
dan berpengaruh dalam suatu organisasi. Siagian (2008) mengatakan
bahwa arti pokok pemimpin adalah melaksanakan, menuntun, mengurus
dan menggunakan cara-cara untuk mencapai suatu hasil atau tujuan.
Pelaku memimpin disebut pemimpin yaitu setiap orang yang mempunyai
bawahan dan menggerakkan atau mempengaruhi bawahannya kearah
pencapaian tujuan tertentu. Selain itu, pemimpin diartikan sebagai orang
yang
menciptakan
perubahan
yang
paling
efektif
dalam
kinerja
kelompoknya.
D. Motivasi
Jika seseorang mencurahkan energi fisik dan mentalnya untuk
melakukan pekerjaannya, kita cenderung untuk mengatakan bahwa orang
tersebut mempunyai motivasi. Pertanyaannya adalah mengapa sebagian
orang bekerja keras, sementara yang lain bekerja sesedikit mungkin.
Mengapa sebagian pemimpin berhasil mencapai tujuan organisasi yang
28
bahwa
motivasi
adalah
suatu
usaha
yang
dapat
29
force that drives employee behavior. The intensity of ones inner force to
do a task or accomplish a goal describes the level of motivation. Motivasi
merupakan penggerak yang mengarahkan pada tujuan, dan itu jarang
muncul dengan sia-sia. Kata butuh, ingin, hasrat dan penggerak semua
sama dengan motif yang asalnya dari kata motivasi. Untuk memotivasi
para pegawai pimpinan harus mengetahui motif dan motivasi yang
diinginkan pegawai. Orang bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan
baik kebutuhan yang disadari (conscious needs) maupun kebutuhan yang
tidak disadarai (unsconscious needs), berbentuk materi atau nonmateri,
kebutuhan fisik maupun rohani. Motivasi adalah suatu kondisi yang
mendorong dan menjadi penyebab seseorang melakukan sesuatu atau
keinginan yang dilakukan secara sadar, meskipun tidak menutup
kemungkinan bahwa dalam keadaan terpaksa seseorang melakukan
sesuatu yang tidak disukainya atau kegiatan yang terpaksa dilakukan
cenderung berlangsung tidak efisien dan efektif (Nawawi, 2000:37).
Buhler, (2004:191) memberikan pendapat tentang pentingnya
motivasi sebagai berikut: Motivasi pada dasarnya adalah proses yang
menentukan seberapa banyak usaha yang akan dicurahkan untuk
melaksanakan pekerjaan. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini
sangat menentukan bagi tercapainya sesuatu tujuan, maka manusia harus
dapat menumbuhkan motivasi kerja setinggi-tingginya bagi para karyawan
dalam perusahaan. Sementara Huges, dkk (2006:243) : Motivation is
anything that provides direction, intensity, and persistence to behavior.
30
Pengertian
motivasi
erat
kaitannya
dengan
timbulnya
suatu
31
32
yang ada pada setiap orang tidak sama, berbeda satu dengan yang
lainnya. Banyaknya teori tentang motivasi merupakan salah satu faktor
penyebab yang membingungkan bagi pemimpin.
Pendekatan teori motivasi berhubungan dengan pengusahaan
pemuasan kebutuhan manusia. Teori yang paling terkenal antara lain
sebagai berikut :
1. Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow.
Menurut Robbin (2001:168) mengemukakan, teori ini mula-mula
dipelopori oleh Abraham Maslow pada tahun 1954. Ia menyatakan bahwa
manusia mempunyai berbagai keperluan dan mencoba mendorong untuk
bergerak memenuhi keperluan tersebut. Keperluan itu wujud dalam
beberapa tahap kepentingan. Setiap manusia mempunyai keperluan untuk
memenuhi kepuasan diri dan bergerak memenuhi keperluan tersebut.
Gambaran teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow, atas dasar sebagai
berikut : (Hasibuan, 2001:156).
a. Manusia
adalah
mahluk
sosial
yang
berkeinginan.
Ia
selalu
33
34
kemakmuran
ekonomi,
hampir
semua
pekerja
yang
35
faktor
ketidakpuasan
(dissatisfaction). Artinya
pemenuhan
b.
Pengakuan (recognition)
36
c.
d.
e.
Pengembangan (advancement)
Rangkaian faktor motivator melukiskan hubungan seorang dengan
Kebijaksanaan
dan
administrasi
organisasi
atau
perusahaan
c.
d.
e.
Gaji (wages)
Dalam Sedarmayanti (2000:195), Frederich Herzberg menyatakan
pada
manusia
berlaku
faktor
motivasi
dan
faktor
pemeliharaan
37
Tujuan yang mereka tentukan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah, tapi tujuan itu merupakan tantangan untuk dikerjakan
dengan baik.
b.
c.
d.
38
seorang
pegawai
dalam
melaksanakn
tugasnya
sesuai
39
40
manajemen.
Menurut
Timpe
(1999:33)
faktor-faktor
yang
41
individu
manusia
untuk
mampu
mengelola
dan
42
harmonis, iklim kerja yang respek dan dinamis, peluang berkarir dan
fasilitas kerja yang relative memadai.
Sedangkan Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai
Menurut Dharma (2001 : 9) antara lain :
1. Pegawai, berkenaan dengan kemampuan dan kemauan dalam
melaksanakan pekerjaan.
2. Pekerjaan, menyangkut desain pekerjaan, uraian pekerjaan dan
sumber daya untuk melaksanakan pekerjaan.
3. Mekanisme kerja, mencakup system, prosedur pendelegasian dan
pengendalian serta struktur organisasi.
4. Lingkungan kerja, meliputi faktor-faktor lokasi dan kondisi kerja, iklim
organisasi dan komunikasi.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2002:82) faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja pegawai individu tenaga kerja,
yaitu: 1. Kemampuan mereka; 2. Motivasi; 3. Dukungan yang diterima; 4.
Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5. Hubungan mereka
dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik
kesimpulan bahwa kinerja pegawai merupakan kualitas dan kuantitas dari
suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas
tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang
diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. Menurut
Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
kinerja pegawai antara lain :
43
dengan
pencapaian
kerja.
Motif
berprestasi
dengan
44
struktur
organisasi,
desain
pekerjaan,
kedisiplinan,
penghargaan,
pendidikan
dan
pelatihan
kinerja
pegawai
pada
dinas
pekerjaan
umum
45
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
melihat
apakah
diklat,
46