Anda di halaman 1dari 19

LAMPIRAN 1

DOKUMEN TENDER

Nama Kegiatan

Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ)


Undangan Pernyataan Ketertarikan (EOI) sebagai Mitra Pelaksana
Untuk Program Layanan Hukum PNPM

Nomor Tender

AC43600/AIPJ/EOI/026-9-2014

Durasi

Diperkirakan dilaksanakan pada November 2014 hingga November


2015 dengan kemungkinan perpanjangan 1 2 tahun tergantung pada
ketersediaan dana dan kinerja.

Tipe Kontrak

Akan ditetapkan kemudian.

Pengumuman
Pengadaan

Sabtu, 20 September 2014

Tahap I : Seleksi EOI


Sesi Tanya dan
Jawab (tertulis)

Batas waktu

Sampai dengan hari Jumat, 26 September 2014

Waktu

Jam 16.00 WIB

Catatan

Batas waktu
pengajuan EOI

Tanggal
Waktu

Pertanyaan diajukan ke alamat email


grants.contracts@aipj.or.id
AIPJ akan mengirimkan semua pertanyaan
beserta jawabannya pada tanggal 30
September 2014 kepada seluruh lembaga yang
mengajukan pertanyaan.

Selasa 7 Oktober 2014


Jam 16.00 WIB
EOI yang diterima setelah batas waktu penutupan
menjadi hak AIPJ untuk memproses atau tidak.

Ditujukan
kepada

Endang Suyatin
Manager, Grants and Contracts
AIPJ Level 17, International Financial Center (IFC)
Building
Jl.Jend. Sudirman Kav 22-23 Jakarta 12920
Telp. 021 571 0199
Fax. 021 571 0221
Referensi

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 2

EOI Mitra Pelaksana Untuk Program Layanan


Hukum PNPM
No: AC43600/AIPJ/ EOI/026-09-2014
Informasi Umum

Ketentuan mengenai Permohonan EOI terlampir pada Lampiran 1.2

Pengajuan EOI harus menggunakan format dalam Lampiran 1.1


Bagian B dengan melampirkan dokumen pendukung yang
disyaratkan.
Pengajuan EOI harus dicetak bolak-balik dalam kertas A4 dan
dilengkapi dengan CD berisi pengajuan EOI versi elektronik dalam
format MS Word dan PDF

Kriteria Seleksi

Sebagaimana ditentukan dalam Lampiran 1.1

TAHAP II : PENGAJUAN PROPOSAL


Informasi Umum

Terms of Reference, format proposal dan instruksi lebih lanjut mengenai


proses seleksi akan diberikan kepada lembaga yang memenuhi syarat
pada tahap pertama.

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 3

LAMPIRAN LAMPIRAN DOKUMEN TENDER

Lampiran 1.1 : Formulir Kriteria Seleksi Pernyataan Ketertarikan / Expression of Interest


A. Kriteria Seleksi
Tahap I dari proses seleksi akan menguji kelayakan lembaga untuk melaksanakan program
Layanan Hukum PNPM dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
(i)

Sejauh mana program Layanan Hukum PNPM terkait dengan mandat lembaga;

(ii)

Sejauh mana lembaga dapat menunjukan pengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis


dengan program ini, khususnya pada penanganan kasus penyalahgunaan dana dan
kemampuan berkoordinasi dengan lembaga-lembaga pemerintah yang terkait dengan
pemberantasan korupsi;

(iii)

Berpengalaman dalam mengelola program berskala besar, termasuk mengelola beragam


staf di beberapa lokasi;

(iv)

Kemampuan staf yang memadai untuk pelaksanaan program; dan

(v)

Ketersediaan laporan keuangan yang telah diaudit dan Standard Operational Procedures
(SOP).

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 4

B. Formulir Expression of Interest (EOI)

BAGIAN I : KAPASITAS LEMBAGA


1.1 Detail Lembaga
DETAIL LEMBAGA
Nama Lembaga

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat


Universitas Airlangga Surabaya

Tipe Lembaga

Terdaftar pada Kemenkumham Ya

(Lampirkan : Copy Akta


Notaris)

Tanggal Terdaftar

Nama kontak utama


(termasuk gelar, contoh :
Bapak/Ibu/Dr dll)

Dr. Djoko Agus Purwanto, Apt., M.Si

Alamat lengkap
(termasuk kota, kode
pos, provinsi)

Kampus C Mulyorejo Surabaya. 60115

Nomor telepon kantor

(031) 5995246 dan 5995248 (hunting), (031) 5995247

Tidak

/ /

Nomor HP
Nomor fax

(031) 5962066

Alamat email

adm@lppm.unair.ac.id

Website

http://lppm.unair.ac.id

Nama kontak alternatif

Dr. Setya Haksama, M.Kes., drg

Nomor Telepon

08123226632 dan 085213919131

Alamat Email

Haksama149@yahoo.co.uk

Detail Rekening Bank

1. Bank BNI Cabang Unair RC 0130121925


2. Bank Jatim Cabang Utama Surabaya RC 11202683

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 5

1.2 Visi dan Misi Lembaga : Jelaskan visi dan misi lembaga serta wilayah kerja utamanya
(maksimal 200 kata)

Visi :
Menjadi lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang mandiri,
inovatif, terkemuka di tingkat nasional maupun internasional, menjadi pelopor dalam
pengembangan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, berdasarkan moral
agama
Misi :
1. Meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber daya dosen, mahasiswa dan staf
administrasi dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan
cara mengembangkan aspek LRAISE++;
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
yang relevan dengan program penjaminan mutu universitas roadmap penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat universitas;
3. Meningkatkan relevansi IPTEKS terapan yang inovatif yang mampu membangun
jiwa kewirausahaan masyarakat luas;
4. Menghasilkan produk dan jasa yang berbasis IPTEKS agar dapat dimanfaatkan
secara optimal untuk kepentingan masyarakat;
5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
dengan instansi pemerintah dan swasta untuk menunjang pelaksanaan otonomi
daerah dan pembangunan nasional; mengupayakan kemandirian dalam kegiatan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui kelembagaan manajemen
yang berorientasi mutu dan kemampuan bersaing secara internasional

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 6

1.3. Pengalaman, Kapasitas dan Kemampuan Lembaga


a. Struktur lembaga dan daftar staf : Cantumkan bagan struktur organisasi dan daftar staf
berserta CV mereka.
b. Pengendalian Internal : Lampirkan photo copy Standard Operational Prosedures (SOP)
terkait manajemen keuangan, manajemen SDM, pengadaan dan administrasi kantor.
c.

Daftar aset yang dibutuhkan untuk pelaksanan program ini ( yang belum dimiliki) dan status
kepemilikan kantor : Silakan pergunakan format berikut (dan silakan menambah kolom jika
perlu).
No

Jenis Aset

Jumlah

d. Kapasitas Manajemen Keuangan : Lampirkan laporan keuangan selama dua tahun terakhir,
dilengkapi dengan laporan audit selama dua tahun terakhir (jika ada).
e. Ringkasan Pengalaman : Lengkapi daftar semua program dan/atau kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh lembaga selama lima tahun terakhir dalam tabel di bawah ini (silakan
menambah kolom jika perlu).
No

Klien/Donor

Judul
Program

Durasi
Kontrak

Nilai Kontrak

Ringkasan Program

BAGIAN II : PENJELASAN DETIL PENGALAMAN ORGANISASI


Berikan tiga contoh secara detil mengenai program lembaga yang telah dilaksanakan dalam
lima tahun terakhir yang sangat terkait dengan Program Layanan Hukum PNPM baik dalam
hal skala maupun substansi program. Terutama contoh-contoh yang diberikan harus
menggambarkan pengalaman lembaga berkerja di isu anti-korupsi, pemberdayaan masyarakat
dan/atau bantuan hukum dan dilengkapi dengan bukti kemampuan lembaga dalam
berhubungan dan bekerjasama dengan pemangku kepentingan yang berasal dari pemerintahan.

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 7

RINGKASAN PROGRAM (1)


Judul Program
Lokasi Program
(kota, wilayah,
provinsi, negara)
Mitra-mitra
program lainnya
(jika dianggap
relevan)
Durasi program

Penanggung jawab

Nilai kontrak
Total biaya
program yang
dikeluarkan
Referensi

Nama lengkap :
Jabatan :
Alamat email :
Nomor HP:

Daftar dokumendokumen
pendukung (copy
dari dokumen
dilampirkan)
DETIL PROGRAM
Tanggapan akan dinilai pada kemampuan lembaga dalam menyampaikan secara
singkat dan akurat mengenai ruang lingkup dan capaian-capaian program yang pernah
dilaksanakan oleh lembaga.

(a) Apa tujuan utama dan tujuan khusus dari program?

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 7

(b) Apa hasil akhir dari program? Apakah aktifitas program memenuhi tujuan
utama dan tujuan khusus program?

(c) Bagaimanakah struktur pelaksanaan program?

(d) Apa indikator keberhasilan yang menunjukkan bahwa tujuan-tujuan program


sudah terpenuhi? (Bagaimana lembaga mengetahui bahwa seluruh tujuan program
tercapai atau tidak?)

(e) Silakan beri penjelasan-penjelasan lain yang menurut lembaga relevan dengan
EOI yang diajukan.

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 8

RINGKASAN PROGRAM (2)


Judul Program
Lokasi Program
(kota, wilayah,
provinsi)
Mitra-mitra
program lainnya
(jika dianggap
relevan)
Durasi program

Penanggung jawab

Nilai kontrak
Total biaya
program yang
dikeluarkan
Referensi

Nama lengkap :
Jabatan :
Alamat email :
Nomor HP:

Daftar dokumendokumen
pendukung (copy
dari dokumen
dilampirkan)
DETIL PROGRAM
Tanggapan akan dinilai pada kemampuan lembaga dalam menyampaikan secara
singkat dan akurat mengenai ruang lingkup dan capaian-capaian program yang pernah
dilaksanakan oleh lembaga.

(a) Apa tujuan utama dan tujuan khusus dari program?

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 9

(b) Apa hasil akhir dari program? Apakah aktifitas program memenuhi tujuan
utama dan tujuan khusus program?

(c) Bagaimanakah struktur pelaksanaan program?

(d) Apa indikator keberhasilan yang menunjukkan bahwa tujuan-tujuan program


sudah terpenuhi? (Bagaimana lembaga mengetahui bahwa seluruh tujuan program
tercapai atau tidak?)

(e) Silakan beri penjelasan-penjelasan lain yang menurut lembaga relevan dengan
EOI yang diajukan.

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 10

RINGKASAN PROGRAM (3)


Judul Program
Lokasi Program
(kota, wilayah,
provinsi)
Mitra-mitra
program lainnya
(jika dianggap
relevan)
Durasi program

Penanggung jawab

Nilai kontrak
Total biaya
program yang
dikeluarkan
Referensi

Nama lengkap :
Jabatan :
Alamat email :
Nomor HP:

Daftar dokumendokumen
pendukung (copy
dari dokumen
dilampirkan)
DETIL PROGRAM
Tanggapan akan dinilai pada kemampuan lembaga dalam menyampaikan secara
singkat dan akurat mengenai ruang lingkup dan capaian-capaian program yang pernah
dilaksanakan oleh lembaga.

(a) Apa tujuan utama dan tujuan khusus dari program?

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 11

(b) Apa hasil akhir dari program? Apakah aktifitas program memenuhi tujuan
utama dan tujuan khusus program?

(c) Bagaimanakah struktur pelaksanaan program?

(d) Apa indikator keberhasilan yang menunjukkan bahwa tujuan-tujuan program


sudah terpenuhi? (Bagaimana lembaga mengetahui bahwa seluruh tujuan program
tercapai atau tidak?)

(e) Silakan beri penjelasan-penjelasan lain yang menurut lembaga relevan dengan
EOI yang diajukan.

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 12

Lampiran 1.2

Pokja Pengendali PNPM dan Kemitraan Australia Indonesia untuk Keadilan


Permohonan Pernyataan Ketertarikan: Program Layanan Hukum PNPM
A. RINGKASAN
1. Kemitraan Australia Indonesia untuk Keadilan (Australia Indonesia Partnership for Justice
atau AIPJ) adalah program berjangka lima tahun yang dibiayai oleh Pemerintah Australia
yang berfokus untuk mewujudkan hak-hak masyarakat Indonesia, terutama perempuan
miskin, anak-anak rentan dan penyandang disabilitas. Untuk itu, AIPJ bermitra dengan
lembaga-lembaga kunci pemerintahan (pada sisi penyediaan layanan) dan juga organisasi
masyarakat sipil dan masyarakat lokal (pada sisi permintaan layanan) serta berfokus pada titik
temu antara keduanya. AIPJ memiliki tujuh program operasional yaitu: identitas hukum, reformasi
peradilan, bantuan hukum, informasi hukum, anti-korupsi, penguatan organisasi masyarakat sipil
dan inklusi disabilitas. Dukungan terhadap tiga kelompok sasaran perempuan miskin, anakanak rentan dan penyandang disabilitas - akan diintegrasikan ke dalam seluruh program yang
ada. Untuk informasi lebih lanjut mengenai AIPJ, silakan buka www.aipj.or.id.
2. PNPM Mandiri adalah program pembangunan berbasis masyarakat yang mendukung
masyarakat desa (PNPM Perdesaan) dan masyarakat kota (PNPM Perkotaan) untuk
mengusulkan, merancangkan dan melaksanakan kegiatan pembangunan berskala local.
PNPM Perdesaan dilaksanakan oleh Direktorat-Jendral Pemberdayaan Masyarakat Desa di
Kementerian Dalam Negeri, sedangkan PNPM Perkotaan dilaksanakan oleh Direktorat-Jenderal
Cipta Karya di Kementerian Pekerjaan Umum. Kedua program tersebut berada di bawah
pengawasan Pokja Pengendali PNPM di Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai PNPM Mandiri, silakan buka www.pnpm-mandiri.org.
3. Pada Desember 2013, DPR mengesahkan Undang-Undang No.6/2014 tentang Desa, yang
mengarusutamakan PNPM dalam kegiatan rutin pemerintahan dan dengan demikian
menetapkan fondasi yang kuat untuk masyarakat desa dalam memimpin dan
berpartisipasi dalam pembangunan di desa. Pemerintah Indonesia telah menentukan bahwa
PNPM dan sistemnya akan mendukung pelaksanaan UU Desa yang akan dimulai pada tahun
2015.
4. PNPM Support Facility (Lembaga Pendukung PNPM atau PSF) adalah lembaga yang
dikembangkan Pemerintah dengan dukungan donor dan administrasinya dikelola oleh
Bank Dunia. PSF memiliki tujuan mendasar untuk mendukung agenda pemerintah Indonesia
dalam mengurangi kemiskinan, terutama terkait dengan pelaksanaan PNPM Mandiri dan UU
Desa. Untuk informasi lebih lanjut mengenai PSF, silakan buka www.pnpm-support.org.
5. PSF dan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia (Australian
Department of Foreign Affairs and Trade atau DFAT) telah mengalokasikan pendanaan
untuk Program Layanan Hukum PNPM, yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat
pengawasan dan manajemen terhadap kasus-kasus penyalahgunaan dana pada tingkat
komunitas, khususnya yang melibatkan dana PNPM, serta merespon kebutuhan hukum
masyarakat dalam penyelesaian kasus-kasus tersebut. Tujuan ini akan dicapai dengan
membentuk tim pengacara di tingkat provinsi maupun nasional untuk menyediakan dukungan
layanan hukum untuk program PNPM dan masyarakat, ditambah dengan penyediaan dana
gantung untuk membantu menutupi biaya-biaya yang harus dikeluarkan masyarakat pada saat
mencoba menyelesaikan kasus penyalahgunaan dana PNPM.

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 13

6.

AIPJ telah ditunjuk untuk mengelola Program Layanan Hukum PNPM dan saat ini sedang
mencari CSO yang memenuhi syarat untuk melaksanakan program tersebut. Tugas utama
dari CSO yang akan terpilih adalah (i) manajamen program, termasuk membuat manual dan
strategi pelaksanaan program, melaksanakan kegiatan-kegiatan program, serta penguatan
kapasitas staf program dan pelaku PNPM; (ii) mengelola komunikasi, koordinasi dan hubungan
kerjasama dengan pemangku kepentingan program; dan (iii) melakukan monitoring, evaluasi,
penelitian serta manajemen pengetahuan.

7. Implementasi dari Program Layanan Hukum PNPM diharapkan dapat dimulai pada
November 2014. Direncanakan akan ada perpanjangan pelaksanaan program antara satu
hingga dua tahun, tergantung kinerja dan ketersediaan dana.
B. LATAR BELAKANG
8.

Pada tahun 2007, Pemerintah telah memperluas Program Pembangunan Kecamatan (PPK)
menjadi PNPM, yang saat ini beroperasi secara nasional dan menjangkau 72,000 desa (PNPM
Mandiri Perdesaan) dan 7,000 kelurahan (PNPM Mandiri Perkotaan) di seluruh wilayah
Indonesia. Konsekuensi dari perluasan tersebut adalah peningkatan besar dalam jumlah dana
yang dicairkan oleh PNPM, suatu perubahan yang menambah beban pada mekanisme tata
kelola program. Total dana yang dicairkan pada 2013 adalah sebesar 1,1 milyar dolar AS, dan
dana simpan pinjam perempuan yang disediakan oleh PNPM dari tahun ke tahun dan masih
bergulir hingga saat ini di masyakarat telah mencapai jumlah yang sangat besar (kurang lebih
telah 1 milyar dolar AS pada Desember 2013).

9.

Pada Desember 2013, DPR telah mengesahkan UU Desa yang menjadi tanda bagi sebuah fase
baru program PNPM. UU Desa merupakan pengarusutamaan PNPM dalam kegiatan rutin
pemerintahan, yang jika dilaksanakan sepenuhnya, akan mengakibatkan penempatan sejumlah
besar dana di bawah pengelolaan pemerintah desa yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Secara keseluruhan, akan ada sebesar 10-20 milyar dolar AS setiap tahun yang diperuntukkan
untuk desa, atau antara enam hingga sepuluh kali lipat jumlah dana untuk setiap desa
dibandingkan jumlah dana yang selama ini mereka kelola. Walaupun hal ini membuka banyak
sekali kesempatan bagi pembangunan di desa, tetapi juga meninmbulkan risiko-risiko yang
cukup besar. Tanpa kontrol berupa sistem pengelolaan keuangan yang secara efektif
dilaksanakan di desa-desa sebagaimana yang telah diperkenalkan melalui PNPM, terjadinya
penyalahgunaan dana dalam skala besar sangat mungkin akan terjadi.
Tingkat penyalahgunaan dana di PNPM saat ini

10. Perkiraan resmi saat ini kurang dari satu persen dana PNPM yang hilang karena disalahgunakan
atau bentuk kebocoran lainnya, walaupun angka sebenarnya kemungkinan besar lebih tinggi.
Kasus-kasus penyalahgunaan dana-dana PNPM biasanya hanya berkaitan dengan sejumlah
kecil uang dan biasanya masyarakat mampu menyelesaikannya sendiri. Seandainya ada yang
dilaporkan ke aparat penegak hukum, penanganannya seringkali lamban atau bahkan tidak
ditangani sama sekali. Namun, kasus-kasus yang melibatkan dana dalam jumlah yang lebih
besar (lebih dari Rp 200 juta rupiah) terus meningkat, dan kasus-kasus ini jarang sekali dapat
diselesaikan di tingkat masyarakat.
11. Jika tidak terselesaikan, penyalahgunaan dana PNPM dalam skala kecil sekalipun mempunyai
dampak negatif yang lebih luas dengan merusak upaya-upaya yang telah dilakukan PNPM untuk
mengubah pandangan masyarakat tentang pentingnya partisipasi dan akuntabilitas. PNPM telah
menjalankan sistem penanganan masalah yang digunakan untuk pelaporan permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan penyalahgunaan dana dan sumberdaya lainnya yang ada
dalam program PNPM. Sistem ini secara efektif telah dapat memfasilitasi masyarakat dan
pemangku kepentingan lainnya dengan menggunakan suatu proses penyelesaian sengketa yang
bersifat informal. Namun, apabila upaya tersebut gagal, permasalahan yang muncul kemudian
adalah ketika kasus harus dirujuk ke aparat penegak hukum. Hal ini karena sangat sedikit
sumberdaya dari PNPM yang dapat dialokasikan untuk mendukung penanganan kasus-kasus ini,
dan salah satu penyebabnya adalah fasilitator program sudah mempunyai beban pekerjaan yang
Australia Indonesia Partnership for Justice
Page 14

cukup banyak. Jumlah kasus-kasus seperti ini cukup signifikan, secara keseluruhan terdapat 266
kasus pada berbagai tingkat pemeriksaan perkara sampai bulan Agustus 2014.
Tanggapan masyarakat atas kasus penyalahgunaan dana
12. Hal yang membanggakan adalah, masyarakat menunjukkan rasa kepemilikan yang kuat
terhadap PNPM dan komitmen mereka yang tinggi untuk mengungkap dan menyelesaikan
kasus-kasus penyalahgunaan dana. Jika mereka berhasil, pengalaman tersebut dapat
memberdayakan mereka. Namun, khususnya untuk kasus-kasus yang lebih besar, ada berbagai
hambatan yang mereka hadapi. Ketika masyarakat sudah berhasil merujuk suatu kasus kepada
aparat penegak hukum, seringkali tidak ada dukungan yang memadai bagi para saksi (termasuk
penjelasan tentang prosedur beracara di pengadilan atau kebutuhan biaya transportasi mereka
ke pengadilan). Kebanyakan dari mereka tidak mengetahui strategi-strategi yang tepat untuk
memantau dan mengawasi para jaksa. Selain itu, mereka juga dihadapkan pada keharusan
untuk menyelaraskan antara dua pendekatan penyelesaian kasus penyalahgunaan dana yang
berbeda, yaitu pendekatan PNPM (yang memprioritaskan penyelesaian secara kekeluargaan)
dan pendekatan sistem peradilan formal (yang memprioritaskan penuntutan).
13. Saat ini, PNPM Perdesaan dan PNPM Perkotaan tidak mempunyai (atau tidak memiliki akses)
terhadap pengacara yang dapat menyediakan pendampingan bagi masyarakat dalam
penyelesaian kasus-kasus penyalahgunaan dana PNPM dan juga mendampingai program untuk
layanan hukum berkaitan dengan masalah-masalah hukum lainnya yang ada dalam PNPM,
(misalnya yang berkaitan dengan pengelolaan aset dan dasar hukum bagi lembaga-lembaga di
masyarakat yang lahir dari PNPM). Untuk menanggapi permasalahan tersebut, Program Layanan
Hukum PNPM ini akan menyediakan pengacara di tingkat nasional dan regional, untuk
menunjukkan keuntungan adanya dukungan hukum bagi masyarakat dan aliran informasi yang
lebih efektif bagi pemerintah berkaitan dengan status kasus-kasus penyalahgunaan dana PNPM.
1
Pada dasarnya, program ini sangat berkaitan dengan Pilar Kelima dalam Peta Jalan PNPM ,
yang berfokus pada pelembagaan transparansi dan akuntabilitas di semua level pemerintahan
dan masyarakat sipil, bersama dengan pemberdayaan hukum dan bantuan hukum bagi penerima
program-program pembangunan masyarakat.
PNPM dan UU Desa
2

14. Jika tidak diperpanjang, PNPM Mandiri dijadwalkan akan berakhir pada 2015. Risiko terjadinya
penyalahgunaan dana semakin dipertajam saat perhatian pada program ini menurun, tidak hanya
karena fokus masyarakat dan institusi pemerintah beralih pada UU Desa, tetapi juga karena
hilangnya ancaman pemotongan pendanaan PNPM sebagai insentif bagi masyarakat untuk
3
melakukan penanganan kasus penyalahgunaan dana.
Oleh karena itu, diharapkan adanya
pendampingan dalam penyelesaian kasus-kasus penyalahgunaan dana yang telah ada dan yang
akan timbul setelah dihentikannya program PNPM. Pada saat bersamaan, ketika pendanaan di
bawah UU Desa mulai mengalir, struktur dukungan pendampingan hukum yang telah dibentuk
dalam Program Layanan Hukum PNPM diharapkan bisa diadaptasi untuk dapat menanggapi
kebutuhan-kebutuhan hukum yang akan muncul.

C. TUJUAN DAN AKTIFITAS PROGRAM


15. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan tingkat pengawasan dan manajemen kasus
1

Lihat Pokja Pengendali PNPM dan TNP2K, Peta Jalan PNPM: Menuju Keberlanjutan
Program Pemberdayaan Masyarakat (tersedia di http://www.pnpmmandiri.org/perpustakaan/buku/Dokumen_Roadmap_Final.pdf
2
Beberapa program dijadwalkan berakhir beberapa tahun kemudian, seperti PNPM Generasi
yang baru berakhir pada 2017.
3
Draft regulasi untuk pengaturan keuangan transfer dana desa juga memasukkan
kemungkinan adanya sanksi dalam penyalahgunaan dana.
Australia Indonesia Partnership for Justice
Page 15

penyalahgunaan dana-dana yang dikelola langsung oleh masyarakat dan merespon kebutuhan
hukum masyarakat selama penyelesaian kasus-kasus tersebut. Kegiatan dari program ini
sebagian besar difokuskan untuk meningkatkan daya tanggap PNPM (baik Perdesaan maupun
Perkotaan) terhadap kasus-kasus penyalahgunaan dana dan isu-isu hukum lainnya. Tujuan lain
dari program ini adalah untuk mendapatkan pembelajaran tentang bagaimana layanan hukum
merupakan nilai lebih dalam mendukung pelaksanaan UU Desa dan juga program
pemberantasan kemiskinan lainnya.
16. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, program ini terdiri dari tiga komponen sebagai berikut:
(i)

Pembentukan tim pengacara di tingkat nasional dan provinsi


Tim pengacara di tingkat nasional dan provinsi akan diidentifikasi, dipekerjakan, dilatih dan
dikelola oleh CSO terpilih dan bekerja bersama tim di PNPM Perdesaan dan PNPM
Perkotaan.
Pengacara di tingkat provinsi akan fokus untuk:
(a) melacak kasus penyalahgunaan dana di tingkat masyarakat (terutama yang berkaitan
dengan PNPM), khususnya yang telah masuk ke sistem peradilan formal;
(b) mendampingi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hukumnya selama penanganan
kasus penyalahgunaan dana PNPM;
(c) memberikan pelatihan kepada pelaku-pelaku PNPM dan penyuluhan hukum kepada
masyarakat berkaitan dengan masalah hukum di PNPM dan pelaksanaan UU Desa;
dan
(d) memberikan nasihat untuk permasalahan hukum lainnya yang relevan dengan
pelaksanaan PNPM, termasuk kasus perdata yang mungkin akan timbul berkaitan
dengan peralihan aset-aset PNPM pada masyarakat dalam kerangka pelaksanaan UU
Desa.
Sekitar 36 pengacara akan direkrut di tingkat provinsi, satu orang di setiap provinsi,
kecuali untuk provinsi yang lebih besar seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah
yang akan membutuhkan lebih dari satu orang pengacara berkaitan dengan beban kasus
yang lebih tinggi.
Di tingkat nasional, sebuah tim yang terdiri atas dua sampai tiga pengacara akan
mengawasi dan mendukung pengacara di tingkat provinsi, menyediakan informasi yang
lebih terinci berkaitan dengan status kasus-kasus penyalahgunaan dana PNPM kepada
lembaga pelaksana PNPM, serta berhubungan dengan institusi hukum di tingkat nasional
jika diperlukan dalam mendorong penyelesaian suatu kasus.

(ii)

Pembentukan dan administrasi dari dana gantung


Masyarakat saat ini memiliki keterbatasan sumber dana untuk membiayai pengeluaranpengeluaran yang timbul saat menangani kasus penyalahgunaan dana (misalnya untuk
biaya perjalanan, nasehat hukum dan pendampingan pengacara). CSO terpilih akan
menetapkan dan mengelola dana gantung yang akan membantu masyarakat menutupi
biaya-biaya yang harus mereka keluarkan saat menangani kasus penyalahgunaan dana
PNPM. Jumlah dana dan panduan pencairannya akan ditentukan melalui konsultasi
dengan AIPJ.

(iii)

Perbaikan pedoman penyelesaian kasus penyalahgunaan dana di tingkat masyarakat


melalui sistem peradilan formal
CSO terpilih dan tim hukum di tingkat nasional akan bekerja bersama AIPJ untuk
melaksanakan penelitian (utamanya dalam bentuk studi kasus) untuk mengidentifikasi
keadaan-keadaan dan alasan-alasan mengapa kasus penyalahgunaan dana di tingkat
masyarakat mengalami penundaan saat masuk ke dalam sistem peradilan formal. Dengan
merujuk pada pengalaman pengacara yang ada di program, strategi-strategi paling efektif

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 16

untuk meningkatkan respon sistem peradilan formal akan didokumentasikan dan


disebarkan baik dalam program PNPM dan dengan pemangku kepentingan dari UU Desa
di tingkat nasional dan regional.
17. Capaian program yang diharapkan adalah sebagai berikut:
(i)

100% masyarakat dengan kasus penyalahgunaan dana yang serius (> Rp 200 juta)
menerima pendampingan hukum;

(ii)

10% masyarakat dengan kasus penyalahgunaan dana yang lebih kecil (< Rp 200 juta)
menerima pendampingan hukum;

(iii)

Adanya laporan tiga bulanan yang melacak kemajuan kasus-kasus penyalahgunaan dana
yang masuk dalam sistem peradilan formal;

(iv)

10% dari kasus yang didukung program didokumentasikan dalam suatu studi kasus; dan

(v)

Masyarakat
dapat
mengakses
dana
untuk
mendukung
penyalahgunaan dana yang sedang mereka lakukan.

penanganan

kasus

D. CAKUPAN DAN DURASI PROGRAM


18.

Program ini memiliki cakupan nasional dan akan dilaksanakan oleh CSO yang memenuhi
syarat untuk periode satu tahun (antara November 2014 sampai November 2015) dengan
ekspektasi adanya perpanjangan antara satu sampai dua tahun, tergantung kinerja dan
ketersediaan dana.

E. PERNYATAAN KETERTARIKAN
19. AIPJ mengundang CSO-CSO yang memenuhi syarat untuk menyatakan ketertarikannya
melaksanakan program Layanan Hukum PNPM. CSO-CSO yang tertarik harus menyediakan
informasi yang spesifik yang mengindikasikan kapasitas mereka untuk menjalankan program
tersebut dengan menyediakan informasi-informasi di bawah ini. Kategori-kategori berikut akan
menjadi dasar kriteria seleksi.
(i)

Sejauh mana program Pelayanan Hukum PNPM terkait dengan mandat lembaga;

(ii)

Sejauh mana lembaga dapat menunjukkan pengalaman melaksanakan pekerjaan yang


mirip dengan program ini, khususnya pada penanganan kasus penyalahgunaan dana dan
kemampuan untuk berkoordinasi dengan lembaga-lembaga pemerintah yang terkait
dengan pemberantasan korupsi;

(iii)

Berpengalaman dalam mengelola program berskala besar, termasuk mengelola beragam


staf di beberapa lokasi;

(iv)

Kemampuan staf yang memadai untuk pelaksanaan program; dan

(v)

Ketersediaan laporan keuangan yang telah diaudit dan standard operational procedures
(SOP).

Konsorsium dari CSO-CSO akan dipertimbangkan, tetapi salah satu CSO yang menjadi anggota
konsorsium harus dinominasikan untuk menandatangani kontrak atau grant agreement.
20. Pernyataan ketertarikan (Expression of Interest) harus diserahkan berdasarkan contoh
yang disediakan dalam dokumen tender, dengan lampiran-lampiran yang dipersyaratkan.
21.

CSO-CSO yang menyatakan ketertarikannya akan dinilai berdasarkan kriteria seleksi. Mereka
yang terpilih akan disediakan Terms of Reference yang lebih detil dan akan diminta untuk
menyusun proposal teknis dan proposal finansial, yang mana berdasarkan proposal tersebut,
komite evaluasi teknis akan memilih CSO yang paling sesuai untuk melaksanakan program.
Australia Indonesia Partnership for Justice
Page 17

CSO-CSO yang sebelumnya telah menyatakan ketertarikannya dan masih tertarik untuk
menjalankan program Layanan Hukum PNPM diminta untuk memperbaharui dan mengirimkan
kembali pernyataan ketertarikannya bersama dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan.

Australia Indonesia Partnership for Justice


Page 18

Anda mungkin juga menyukai