PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang.
Dewasa ini perkembangan dunia industri makin maju, hal ini terbukti
tujuan
tersebut,
kegiatan
produksi
selalu
berusaha
untuk
pada beberapa penelitian berikut; Windarti, (2012) yang meneliti tentang analisis
optimalisasi kombinasi produk pada perusahaan keramik Sareh di Kasongan
Bantul Yogyakarta. Penelitian ini mengambil permasalahan optimalisasi produk
untuk memecahkan masalah dalam persoalan penentuan optimalisasi produk.
Penelitian ini menggunakan alat analisis Linier Programming dengan metode
simpleks. Dan hasil dari penelitian menunjukkan perusahaan belum berproduksi
secara optimal sehingga banyak terjadi surplus kapasitas dan ternyata kendala
permintaan merupakan faktor pembatas utama karena kemampuan pasar dalam
menyerap produk sudah habis dipergunakan.
Hal yang sama dibuktikan oleh Hariyanti, (2012) yang meneliti tentang
analisis perencanaan dan penentuan luas produksi pada UD Mandiri. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui alokasi faktor-faktor produksi yang ada serta
mengetahui keuntungan maksimal yang dapat diraih perusahaan dan mengetahui
perubahan jumlah input atau faktor-faktor produksi yang dapat dialokasikan oleh
perusahaan secara optimal. Alat analisis yang dipergunakan untuk memecahkan
permasalahan dalam penelitian ini adalah Linier Programming dengan metode
simpleks. Hasil dari penelitian ini adalah perusahaan belum menghasilkan luas
produksi yang optimal sehingga keuntungan yang dicapai belum maksimal.
Upaya optimalisasi produk dalam upaya meningkatkan perolehan laba
menjadi masalah yang dihadapi oleh UD Mandiri di Desa Waimital Kecamatan
Kairatu Seram Bagian Barat yang bergerak dalam Usaha Meubeler. Perusahaan
ini memproduksi mebel untuk rumah tangga dan kantoran seperti meja rias, kursi
tamu, tempat tidur, meja kantor, meja makan, jendela, pintu, kosen jendela, kosen
pintu, dan juga lemari pakaian. Dari berbagai produk yang dihasilkan, fokus
perhatian yang diangkat dalam penelitian ini adalah produk lemari karena jumlah
produksinya lebih besar dibanding produk lain yang dihasilkan perusahaan ini.
Produk-produk yang dihasilkan biasanya dibuat untuk memenuhi pesanan
pelanggan dan khusus untuk lemari, perusahaan biasanya memproduksinya untuk
stok.
Ada beberapa kendala yang dihadapi perusahaan ini dalam aktivitas
usahanya antara lain pertama yaitu bahan baku papan. Bahan baku biasanya
diperoleh dari Taniwel dan Elpaputi. Dalam banyak kesempatan perusahaan
diperhadapkan dengan kebutuhan bahan baku yang tidak mencukupi. Masalah
yang kedua yaitu tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja pada UD Mandiri hanya ada 5
orang, padahal pekerjaan yang mereka lakukan relatif sulit. Hal ini berdampak
pada target hasil produksi yang selalu tidak sesuai dengan standar yang ditentukan
perusahaan. Masalah yang ketiga yaitu kapasitas jam kerja untuk dua proses
produksi,yakni mesin I (Pengering) dan mesin II (ukir). Maksimal penggunaan
mesin pengering kayu 360 jam perbulan (karena hanya dapat dioperasikan selama
12 jam maksimal per hari agar tidak mengalami kerusakan karena terlalu panas,
sehingga jika diasumsikan 1 bulan dapat digunakan selama 30 hari hasilnya 12
jam/hari x 30 hari = 360 jam mesin). Pengoperasian mesin ukir oleh tenaga kerja
bagian pengukiran yang dijalankan oleh 1 orang saja, yaitu 240 jam kerja
(maksimal 1 hari 8 jam kerja, diasumsikan sabtu minggu tetap kerja dihitung
lembur sehingga 30 hari x 8 jam/hari = 240 jam).
Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat dikemukakan permasalahan
sebagai berikut :
1. Berapa kombinasi produk lemari yang seharusnya diproduksi UD.Mandiri
di Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat untuk
mendapatkan otput yang memaksimalkan laba perusahaan.
2. Berapa keuntungan maksimal yang dihasilkan UD.Mandiri di desa Waimital
Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat.
1.3.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan pembatasan masalah yang dikemukakan,
maka tujuan penelitian ini, yaitu menganalisis dan menjelaskan kombinasi produk
lemari yang seharusnya diproduksi dalam mengoptimalkan produksi pada UD.
Mandiri Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat.
1.4.
Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari pada penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi
bagi pimpinan perusahaan khususnya UD. Mandiri di Desa Waimital
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
10
a. Bahan baku.
Bahan baku merupakan bahan pokok untuk membuat barang.
b. Komponen dan barang setengah jadi.
Kompoenen dan barang setengah jadi merupakan barang-barang yang
sudah masuk dalam proses produksi dan diperlukan untuk melengkapi
produk akhir.
c. Perlengkapan operasi.
Perlengkapan operasi adalah barang-barang yang dapat digunakan untuk
membantu kelancaran proses produksi maupun kegiatan-kegiatan lain
didalam perusahaan.
d. Instalasi.
Instalasi yaitu alat reproduksi utama dalam sebuah pabrik atau
perusahaan yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama (termasuk
barang tahang lama).
e. Peralatan ekstra.
Peralatan ekstra yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi,
seperti alat angkut dalam pabrik, gerobak dan sebagainya.
2.1.2
Perencanaan Produksi
Dalam suatu perusahan segala kegiatan yang dilaksanakan didasarkan
pada perencanaan yang baik. Perencanaan merupakan suatu hal yang penting
karena perencanan dibuat untuk menghadapi ketidakpastian keadaan dimasa yang
akan datang. Sehingga dengan dibuatnya suatu perencanaan diharapkan segala
kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan.
11
mengusahakan
dan
mempertahankan
supaya
pekerjaan
dan
kesempatan kerja yang sudah ada tetap pada tingkatnya dan berkembang.
12
4. Untuk mengusahakan supaya perusahan pabrik ini dapat bekerja pada tingkat
efisiensi tertentu.
5. Untuk menggunakan sebaik-baiknya (efisiensi) fasilitas yang sudah ada pada
perusahan yang bersangkutan.
Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
produksi, antara lain: (Indriyo, 1999)
1. Sifat proses produksi
Proses produksi dapat dibedakan antara proses produksi yang terputus-putus
(intermittent manufacturing). Dan proses produksi terus-menerus (continues
process). Masing-masing proses produksi ini mempunyai sifat yang berbedabeda, yang mempengaruhi perencanaan produksi yang dibuat.
2. Proses produksi yang terputus-putus
Perencanaan produksi dalam perusahan prabik yang mempunyai proses
produksi terputus-putus, dilakukan berdasarkan jumlah pesanan (order) yang
diterima. Oleh karena itu kegiatan produksi yang dilakukan berdasarkan
pesanan (order) maka jumlah produksinya biasanya sedikit atau relatif kecil,
sehingga perencanaan produksi dibuat semata-mata tidak berdasarkan
ramalan penjualan (sales forecasting), tetapi terutama didasarkan atas
pesanan yang masuk. Perencanaan produksi dibuat untuk menentukan
kegiatan produksi yang perlu dilakukan bagi pengerjaan setiap pesanan yang
masuk. Ramalan penjualan ini membantu untuk dapat menentukan bagaimana
penggunaan mesin dan peralatan yang ada agar mendekati optimum pada
13
masa yang akan datang, dan tindakan-tindakan apa yang perlu diambil untuk
menutupi kekurangan-kekurangan yang mungkin terdapat.
Perencanaan produksi yang disusun haruslah fleksibel, agar peralatan
produksi dapat dipergunakan secara optimal.
3. Proses produksi yang terus-menerus
Perencanaan produksi pada perusahan yang mempunyai proses produksi
yang terus-menerus, dilakukan berdasarkan ramalan penjualan, hal ini karena
kegiatan produksi tidak dilakukan berdasarkan pesanan, akan tetapi untuk
memenuhi pasar dan jumlah yang besar serta berulang-ulang selama jangka
waktu tertentu. Langkah-langkah perencanaan produksi yang dilakukan
dalam perusahan yang mempunyai proses produksi terus-menerus adalah:
1. Membuat ramalan penjualan (sales forecasting)
2. Membuat master schedule, dilakukan perencanaan yang lebih teliti.
3. Setelah master schedule dibuat, dilakukan perencanaan yang lebih teliti.
Perlu diketahui bahwa perencanaan produksi dalam perusahan yang
mempunyai proses terus-menerus adalah lebih mudah dilakukan.
4. Jenis dan Mutu dari barang yang diproduksi
Untuk menyusun suatu perencanaan produksi, ada beberapa hal mengenai
jenis dan sifat produk yang perlu diketahui dan diperhatikan yaitu: (Indriyo,
1999)
a) Mempelajari dan menganalisa jenis barang yang diproduksi sejauh
mungkin.
14
b) Apakah yang akan diproduksi itu merupakan consumers good (barangbarang yang akan dipergunakan untuk memproduksi barang lain)
c) Sifat dari produk yang akan dihasilakan, apakah merupakan barang yang
tahan lama atau tidak.
d) Sifat dari permintaan barang yang akan dihsilkan, apakah mempunyai
sifat permintaan yang musiman (sesional) yang permintaannya hanya
pada musim-musim tertentu saja ataukah sifat permintaannya sepanjang
masa.
e) Mutu dari barang yang akan diproduksi, yang akan tergantung pada biaya
persatuan yang diinginkan dan permintaan atau keinginan konsumen
terhadap barang hasil produksi.
5. Sifat dari barang yang diproduksi apakah barang baru ataukah barang lama.
Hal ini perlu diperhatikan, karena untuk barang yang baru ataukah barang
yang lama maka perlu diadakan penelitian (research) pendahuluan mengenai :
(Handoko, 1990)
a) Lokasi perusahan, apakah perusahan perlu diletakan berdekatan sumber
bahan mentah ataukah dekat dengan pasar.
b) Barang yang akan diproduksi.
c) Sifat permintaan barang ini, apakah musiman ataukah sepanjang masa.
d) Dan hal-hal lain yang dibutuhkan untuk memulai usaha produksi tersebut
Sedangkan untuk barang yang lama atau telah ada, perencanaan
didasarkan pada pengalaman-pengalaman masa lalu. Walaupun demikian dalam
15
hal ini perlu diperhatikan perkembangan teknologi baru, keadaan perusahanperusahan yang ada dan keadaan ekonomi.
2.1.3. Teori Optimalisasi
Menurut Nasendi dan Anwar (1985), optimalisasi adalah serangkaian
proses untuk mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan untuk mendapatkan
hasil terbaik dalam situasi tertentu. Dengan pendekatan normatif dapat diketahui
bahwa optimalisasi mengidentifikasikan penyelesaian terbaik suatu masalah yang
diarahkan pada maksimisasi atau minimisasi melalui fungsi tujuan.
Memaksimumkan keuntungan yang dihasilkan dari proses produksi atau
untuk meminimumkan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dengan
memperhatikan kendala-kendala yang berada di luar jangkauan pelaku kegiatan
merupakan tujuan dilakukannya optimalisasi. Oleh karena itu dalam upaya
pencapaian
tujuan
mengalokasikan
tersebut,
kegiatan
produksi
selalu
berusaha
untuk
16
Menurut
Taha
(1996),
tahap-tahap
dalam
penerapan
RO
untuk
17
yang
menjadi
kendala
terhadap
fungsi
tujuan
18
(Nasendi dan Anwar, 1985). Hal ini berkaitan erat dengan alokasi sumberdaya dan
dana terbatas guna mencapai tujuan atau sasaran perusahaan secara optimal.
Menurut Soekartawi (1992), program linier memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan program linier adalah :
1. Mudah dilakukan, apalagi jika menggunakan alat bantu komputer.
2. Dapat
digunakan
banyak
variabel,
sehingga
berbagai
kemungkinan
Programming
itu
sendiri
sebenarnya
merupakan
metode
19
Program linier terdiri dari dua macam fungsi, yaitu fungsi tujuan dan
fungsi kendala. Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan sasaran atau
tujuan dalam sumber-sumber untuk memperoleh keuntungan maksimum atau
biaya yang minimum. Sedangkan fungsi kendala adalah bentuk penyajian secara
matematis kendala-kendala yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal
ke berbagai kegiatan.
Asumsi
dasar
yang
menjadi
ciri
khas
dari
model linear
fungsi
kendala
harus
dapat
turunnya
yang
sebanding
tersedia
dengan
akan
berubah
perubahan
tingkat
kegiatan.
3. Aditivitas, berarti bahwa nilai parameter
suatu kriteria optimasi merupakan jumlah
dari nilai individu- individu Cj dalam model
LP tersebut.
4. Divisibilitas,
berarti
bahwa
variabel-
20
5. Deterministik,
berarti
bahwa
semua
memungkinkan
21
saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan
biaya. Dengan mengelompokan unsur-unsur pendapatan dan biaya akan dapat
diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain : laba kotor, laba
operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahan,
akan tetapi penting juga sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan
kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh
banyak kalangan, seperti profesor akuntansi, pengusaha, analisis keuangan,
pemegang saham, ekonomi dan senagainya. Dari pendapat-pendapat dan
keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa laba adalah hasil surplus dari
penjualan setelah dikurangi dengan biaya-biaya.
2.2.
Penelitian Terdahulu
Sukma (2013) melakukan penelitian mengenai optimalisasi produksi susu
dimasukkan dalam model program linier meliputi bahan baku, bahan penolong,
jam kerja mesin, kendala transfer, jam tenaga kerja langsung, dan produksi
minimum. Hasil analisa optimal menunjukkan bahwa untuk mendapatkan
keuntungan maksimum, KPBS harus meningkatkan produksi susu pasteurisasinya
serta mengurangi produksi dan penjualan susu dingin ke industri pengolahan susu.
Produksi optimal menghasilkan keuntungan maksimum sebesar Rp. 4.46 milyar
22
atau Rp. 1.47 milyar di atas pendapatan pada tingkat aktualnya. Kondisi optimal
dicapai dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya untuk produksi susu
pasteurisasi antara lain mesin PHE,
stabilizer,
dan panncau 4R. Hasil analisis juga menunjukan masih banyaknya sumber daya
yang berlebih seperti bahan baku penolong, jam kerja mesin, dan tenaga kerja
langsung.
Rahmadani (2013) telah melakukan penelitian dengan judul optimalisasi
produksi mie Instan di PT Jakarama Tama Ciawi Jawa Barat. Produksi mie instan
pada kondisi aktual yang dilakukan belum optimal. Ada jenis mie instan yang
harus ditingkatkan dan diturunkan serta tidak direkomendasikan untuk diproduksi.
Tingkat produksi optimal untuk mie instan diantaranya G100GEP sebesar
113.930,64 karton, G100GS sebesar 1.700 karton, GEGS sebesar 1.237,5 karton,
GMS-GSP sebesar 1.335 karton dan GMS-GAM sebesar 770 karton dan mie
instan
G100AB,
G100ST, dan
G100KA pada
kondisi
optimal
tidak
23
yang terkadang
berproduksi
24
Kajian Teori
Penelitian
Empiris
Hipotesis
Penelitian
25
Metodologi
Pembahasan
Penutup
2.6
Hipotesis Penelitian
Hipotesis diartikan sebagai dugaan yang mungkin benar atau salah, bisa
juga dipandang sebagai nilai yang bersifat sementara, dugaan akan ditolak jika
salah dan akan diterima jika benar (Suratno dan Lincoln Arsyad : 1993).
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis yang
diangkat dalam penelitian ini adalah :
UD Mandiri di dalam melaksanakan proses kombinasi produksi (Lemari
cermin, Lemari non cermin) dengan menggunakan faktor produksi yang
sama (Bahan baku, Tenaga kerja, Mesin), mampu menghasilkan laba yang
maksimum.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
catatan-catatan
dan
datadata
yang
memuat
informasi
27
bahan
baku
dan
bahan
penolong
yang
digunakan
28
29