LEMBA PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
BAB 1...........................................................................................................2
BAB 2...........................................................................................................3
2.1 EMBRIOLOGI.....................................................................................3
2.2 ANATOMI............................................................................................4
2.2.1 Vaskularisasi.................................................................................6
2.2.2 Aliran Limfatik...............................................................................8
2.2.3 Innervasi.....................................................................................10
2.3 FISIOLOGI........................................................................................11
2.4 EPIDEMIOLOGI dan ETIOLOGI......................................................13
2.5 KLASIFIKASI STADIUM TNM dan STADIUM GROUP....................14
2.6 DIAGNOSIS......................................................................................24
2.6.1 Anamnesa...................................................................................25
2.6.2 Pemeriksaan Fisik......................................................................26
2.6.3 Pemeriksaan Penunjang............................................................28
2.7 PENATALAKSANAAN......................................................................30
2.8 KOMPLIKASI....................................................................................41
2.9 PROGNOSA.....................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................45
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Kanker atau neoplasma merupakanpenyakit pertumbuhan sel sel
baru yang tidak terbatas, tidak terdapat koodinasi dengan jaringan
sekitarnya dan tidak berfungsi secara fisiologis. 4
Kanker payudara atau disebut sebagai karsinoma merupakan
kanker solid yang mempunyai insiden tertinggi no. 1 di Negara maju. Di
Indonesia, kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi
no. 2 setelah kanker rahim dan diperkirakan dalam waktu singkat akan
merupakan kanker dengan insiden tertinggi pada wanita. Angka kejadian
kanker payudara di Amerika Serikat adalah 27/100.000 dan diperkirakan
terdapat lebih dari 200.000 kasus baru per tahun dengan angka kematian
lebih dari 40 ribu kasus pertahun. Karena tidak tersedianya registrasi
berbasis populasi, angka kejadian kanker payudara dibuat berdasarkan
registrasi berbasis patologi dengan insiden relatif 11,5% (artinya 11-12
kasus baru per 100.000 penduduk berisiko.6
Setiap resiko kanker payudara pada wanita mempunyai probilitas
yang lebih tinggi atau lebih rendah, bergantung pada beberapa faktor,
yang meliputi riwayat keluarga, genetik, usia saat menstruasi pertama dan
faktor faktor yang lainnya.14
Wanita yang terdiagnosa memiliki kanker payudara pada usia
muda, memiliki kecenderungan perkembangan kanker yang lebih agresif
dibanding dengan wanita yang terdiagnosa kanker pada usia tua. 14
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 EMBRIOLOGI
Pada pertumbuhan fetus minggu ke-5 atau ke-6,akan tampak 2
ventral band dari penebalan ektoderm. Sepasang payudara akan tumbuh
sepanjang tonjolan yang berjalan dari basis fore limb (akan menjadi axilla)
ke bagian dari hind limb (menjadi area inguinal). Payudara tambahan
ataupun puting aksesorius dapat tumbuh sepanjang garis pertumbuhan
jika regresi normal gagal terjadi. Duktus mayor atau dikenal sebagai
duktus laktiferous akan tumbuh dan akan bermuara ke mamary pit yang
dangkal. Mesenkim akan berproliferasi dan mengubah mamary pit
menjadi puting payudara. Jika terjadi gangguan saat ini, maka dapat
terbentuk inverted nipple. Saat lahir, payudara antara laki laki maupun
wanita
bersifat
identik,
di
mana
hanya
terdapat
duktus
mayor.
payudara
terutama
berasal
dari
cabang
paru.9
V. Axilla yang terdiri dari V. Thoraco akromial, V. Thoracal lateral
dan V. Innominata.9
V. Interkostalis yang bermuara pada V. Vertebra kemudian
bermuara pada V. Azygos dan kemudian bermuara pada V. Cava
superior.9
(Gambar diambil dari : Tjakra Wibawa Manuaba, I.B., Prof. DR. Dr,
M.P.H., Sp.B(K)onk, 2010, Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid
Peraboi 2010. Jkarta. 2010. Hal 17-48 )
2.2.2 Aliran Limfatik
Aliran limfe dari kelenjar payudara 75% menuju ke axilla,
beberapa lainnya ke kelenjar infraclavicula dan ke kelenjar
interpectoralis.12
Enam kelompok kelenjar limfe pada axilla yang diakui
oleh para ahli bedah :1
1.
Kelompok vena axilla (lateral) terdiri dari 4 sampai 6 nodus limfe
terletak pada sisi medial atau posterior vena dan menerima
banyak drainase limfe dari ekstremitas superior.1
2. Kelompok mammaria eksternal (anterior atau pectoral) terdapat
5 sampai 5 nodus limfe yang terletak di bawah musculus
pectoralis minor berdampingan dengan vena thoracica dan
menerima drainase dari aspek lateral kelenjar payudara. 1
3. Kelompok scapular (posterior atau subscapular) terdiri dari 5
sampai 7 nodus limfe yang terletak pada dinding porsterior axilla
lateral dari scapula berdampingan dengan vena subscapula dan
menerima drainase dari terutama dari leher bawah posterior,
trunkus psoterior dan bahu posterior.1
4. Kelompok sentral terdiri dari 3 sampai 4 nodus limfe yang
terbenam dalam kelenjar lemak di axilla, posterior dari musculus
pectoralis minor dan menerima drainase dari vena axilla,
mammari eksterna dan kelompok dari scapular.1
5. Kelompok subclavicular (apikal) terdiri dari 6 sampai 12 nodus
limfe terletak di posterior dan superior batas atas musculus
pectoralis minor dan menerima drainase dari semua kelompok
nodus limfe axilla.1
6. Kelompok interpectoral (Rotterss node) terdiri dari 1 sampai 4
nodus limfe terletak diantara musculus pectoralis minor dan
mayor dan menerima drainase dari kelenjar payudara. 1
Pembagian kelenjar limfe regional :
10
(Gambar diambil dari : Tjakra Wibawa Manuaba, I.B., Prof. DR. Dr,
M.P.H., Sp.B(K)onk, 2010, Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid
Peraboi 2010. Jkarta. 2010. Hal 17-48)
2.3 FISIOLOGI
Pertumbuhan payudara dan fungsinya dirangsang oleh stimulus
hormon seperti esterogen, progesteron, prolaktin, oksitosin, tiroid, kortisol
dan grwoth hormone. Esterogen, progesteron dan prolactin memiliki efek
yang berarti pada perkembangan payudara. Esterogen akan menginisiasi
pertumbuhan duktus, progesteron berperan untuk diferensiasi epitel dan
pertumbuhan
lobar.
Prolactin
merupakan
hormon
utama
untuk
LH
dan
FSH
mengatur
pelepasa
esterogen
dan
progesteron dari ovaroim. Di sisi lain, pelepasan LH dan FSH dari hipofisis
anterior diatur oleh gonadotropin releasing hormon dari hipotalamus. Pada
11
(Gambar diambil dari : Kelly K. Hunt, John F.R. Robertson, and Kirby I.
Bland, 2010. Schwartzs : Principles of Surgery Breast Cancer, Mc Graw
Hill Education, 10th edition, chapter 17, United States, p. 497 557)
12
13
T0
Tis
Carcinoma in situ
Tis(DCIS)
Tis(LCIS)
disease
dari
papilla
mammae
tanpa
tumor
Tumor 2 mm
T1mi
Tumor 1 mm
T1a
T1b
T1c
T2
T3
T4
T4a
T4b
T4c
T4d
Inflammatory carcinoma
N2
tetapi dapat
N2a
N2b
15
N3a
N3b
N3c
pN0
pN0(i)
pN0(i+)
pN0(mol)
pN0(mol+)
pN1mi
pN1a
pN1b
ke KGB internal
pN2
pN2a
pN2b
pN3
17
pN3a
pN3b
pN3c
cM0(i+)
M1
Tis
N0
M0
Stage IA
T1*
N0
M0
Stage IB
T0
N1mi
M0
18
T1*
N1mi
M0
T0
N1**
M0
T1*
N1**
M0
T2
N0
M0
T2
N1
M0
T3
N0
M0
T0
N2
M0
T1*
N2
M0
T2
N2
M0
T3
N1
M0
T3
N2
M0
T4
N0
M0
T4
N1
M0
T4
N2
M0
Stage IIIC
Any T
N3
M0
Stage IV
Any T
Any N
M1
Stage IIA
Stage IIB
Stage IIIA
Stage IIIB
19
Definisi
Tx
To
Tis
Tis (DCIS)
Tis (LCIS)
T1
T1 mic
T1 a
T1 b
T1 c
T2
T3
T4
primer
Karsinoma In Situ
Duktal Karsinoma In Situ
Lobular Karsinoma In Situ
Ukuran tumor < 2cm
Mikroinvasif > 0,1 cm
Tumor > 0,1 - < 0,5 cm
Tumor > 0,5 cm - < 1 cm
Tumor >1 cm - < 1 cm
Tumor > 2 cm - < 5 cm
Tumor > 5 cm
Tumor dengan segala ukuran
disertai adanya perlekatan
T4 a
T4 b
T4 c
T4 d
Kelenjar Limfe Regional (N)
Nx
b
Inflamasi carcinoma
Kelenjar limfe regional tidak
No
didapatkan
Tidak ada metastase pada
N1
kelenjar limfe
Metastase pada kelenjar aksila
N2
N3
Metastase (M)
Mx
Mo
didapatkan
Tidak ada bukti adanya
M1
metastase
Didapatkan metastasis yang
telah mencapai organ
(Tabel diambil dari : Imam Rasjidi, Dr, dr, SpOG (K) Onk, 2009, Deteksi
Dini & Penanggulangan Kanker pada Wanita, Cetakan I, CV Sagung seto,
Jakarta, p. 51 92)
Tabel 2.5 Klasifikasi stadium kanker payudara
Stadium
Ukuran
Metastase kelenjar
Metastase
tumor
limfe
jauh
Tis
N0
M0
T1
N0
M0
IIA
T0
N1
M0
T1
N1
M0
T2
N0
M0
T2
N1
M0
T3
N0
M0
T0
N2
M0
T1
N2
M0
IIB
IIIA
21
IIIB
IV
T2
N2
M0
T3
N2
M0
T4
N1, N2
M0
T4
N apapun
M0
T apapun
N3
M0
T apapun
N apapun
M1
(Tabel diambil dari : Imam Rasjidi, Dr, dr, SpOG (K) Onk, 2009, Deteksi
Dini & Penanggulangan Kanker pada Wanita, Cetakan I, CV
Sagung seto, Jakarta, p. 51 92)
Tujuan pencatatan stadium kanker payudara secara akurat: 13
1. Memudahkan untuk melakukan penelitian multisenter
2. Menentukan modalitas terapi yang diberikan
3. Menentukan prognosis dari masing masing stadium dengan
kesepakatan
4. Pemeriksaan standart dari masing masing stadium T, terutama
untuk menentukan stadium N ataupun M
2.6 DIAGNOSIS
1 dari 8 wanita memiliki kemungkinan terkenanya kanker payuda.
30% semua wanita memiliki satu atau lebih faktor resiko yang tidak pasti.
Meskipun faktor resiko digunakan sebagai parameter untuk mendiagnosa
kanker payudara, skrining dan program edukasi juga dibutuhkan.
22
dengan
siklus
menstrulasi
2. Nipple discharge.11
o Keluar cairan spontan dari kelenjar payudara
o Warna jernih, berdarah, kehijauan atau menyerupai susu
o Dicuragai keganasan bila nipple discharge satu sisi mamma,
hemorhagik
3. Nyeri.11
Rasa nyeri merupakan keluhan umum. Kanker biasanya
tidak
menimbulkan
ras
nyeri.
Jenis nyeri
pada
umumnya
23
o
o
o
o
o
o
superior.
lymphadenopathy,
Setiap
massa
harus
yang
dinilai
teraba
lokasinya,
atau
suatu
ukurannya,
24
(Gambar diambil dari : Kelly K. Hunt, John F.R. Robertson, and Kirby I.
Bland, 2010. Schwartzs : Principles of Surgery Breast Cancer, Mc Graw
Hill Education, 10th edition, chapter 17, United States, p. 497 557)
Gambar 2.8 Pemeriksaan payudara dengan membagi menjadi empat
kuadran.
25
(Gambar diambil dari : Kelly K. Hunt, John F.R. Robertson, and Kirby I.
Bland, 2010. Schwartzs : Principles of Surgery Breast Cancer, Mc Graw
Hill Education, 10th edition, chapter 17, United States, p. 497 557)
2.6.3 Pemeriksaan Penunjang
Mammografi
Pemeriksaan radiologi yang digunakan untuk mendeteksi
kanker
payudara
sejak
tahun
1952.
Penggunaan
alat
ini
untuk
mendiagnosa
adanya
massa
yang
solid,
penggunaan
mammogram
dapat
digunakan
untuk
view
(CC)
dari
masing-masing
payudara.
Sebuah
untuk
diketahui
bahwa
false
negatif
untuk
kemungkinan
payudara.6
26
adanya
massa
dominan
pada
Ultrasonografi (USG)
Dengan pemeriksaan ini dapat dibedakan lesi solid dan
kistik. Resolusi dari USG lebih rendah dari mammografi. Lesi
berdiameter < 1cm, kecuali kistik, tidak dapat diditeksi. USG
berguna sebagai guiding saat aspirasi kista. Kista pada USG
memberikan gambaran batas tegas dan permukaan rata. Kriteria
yang dapat digunakan untuk membedakan antara lesi jinak dan
ganas ( walaupun tidak spesifik ) adalah lesi jinak mempunyai
kontur rata, bentuk bulat atau oval, dan berbatas tegas. Lesi ganas
mempunyai karakter permukaan tidak rata dan batas tidak tegas. 1
Biopsi
Dilakukan pada lesi / tumor payudara yang klinis dan
biologis / imaging dicurigai ganas. Dinegara maju FNAB sangat
baik sehingga dapat dijadikan standart diagnosis pasti KPD. Di
Indonesia, Akurasi FNAB sudah semakin baik (>90%) sehingga
pada beberapa senter dapat direkomendasikan penggunaan
FNAB.13
Biopsi pada payudara memberikan informasi sitologi atau
histopatologi. FNAB merupakan salah satu prosedur diagnostik
awal entuk mengevaluasi lesi kistik. Massa persisten atau rekuren
setelah aspirasi berulang merupakan indikasi untuk biopsi terbuka
(insisi atau eksisi). 15
Hasil biopsi merupakan standart baku untuk diagnostik dan
terapi. 15
- Biposi eksisi : direkomendasikan untuk tumor berukuran kurang
-
dari 3 cm. 15
Biopsi insisi : direkomendasikan untuk tumor yang operable
dengan ukuran lebih dari 3 cm. 15
27
- Well differentiated
( grade 1 )
- Moderately differentiated
( grade 2 )
- Poorly diffrentiated
( grade 3 )
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah guna
kepentingan pengobatan dan informasi kemungkinan adanya
metastase ( Transaminase, Alkali-fosfatase, Klasium darah, tumor
marker /
(Carcinoembryonic antigen)).13
Pemeriksaan enzim transaminase penting dilakukan untuk
memperkirakan adanya metastase pada liver, sedangkan alkali
fosfatase dak kalsium untuk meprediksi adanya metastase pada
tulang. Pemeriksaan kadar kalsium rutin dikejakan terutama pada
kanker
payudara
stadium
lanjut
dan
merupakan
keadaan
2.7 PENATALAKSANAAN
Pengobatan kanker payudara bertujuan untuk mendapatkan
kesembuhan yang tinggi dengan kualitas hidup yang baik. Oleh karena itu
terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kesembuhan dengan kualitas
hidup yang baik dapat tercapai apabila kanker diterapi pada stadium dini. 15
Terapi kuratif dilakukan pada kanker payudara staium I, II, III yang
diharapkan adanya periode bebas penyakit (disease free interval),
peningkatan harapan hidup (overall survival) dan peningkatan kualitas
hidup. 15
28
29
Scleroderma)
terutama
yang
ketergantungan steroid
Ukuran tumor lebih besar dari ukuran payudara
Letak sentral atau dibawah
Wanita hamil trimester ke dua atau ke tiga
Riwayat keluarga dan pada usia muda ditakutkan menimbulkan
kanker sekunder
Gambar 2.9 Macam macam tipe mastektomi
30
31
resiko
timbulnya
kekambuhan
atau
metastase
jauh.
ejeksi
<60%)
antracycline
harus
diganti
dengan
regimen
kanker
tumbuh
membesar. Terdapat
Fluoro Uracil)
T-A (Taxanes / Paclitaxel / Doxetacel Adriamycin)
Gapecitabine (Xeloda oral)
hari 1 s/d 14
Methotrexate 50mg/m2
hari 1 dan 8
33
hari 1 dan 8
hari 1 dan 8
AC
Adryamycin ( doxorubicin ) 80 mg/m2
hari 1
hari 1
CAF
Cyclophosphamide 500 mg/m2
hari 1
hari 1
hari 1
CEF
Cyclophosphamide 500 mg/m2
hari 1
Epirubicin 60 mg/m2
hari 1
hari 1
hari 1
Doxorubicin 90 mg/m2
hari 1
Dogetaxel 90 mg/m2
hari 1
Doxorubicin 90 mg/m2
hari 1
34
Antracycline
Doxorubicin 45 60 mg / m2
3 minggu
2
(max 450-500 mg / m )
ES : myelosuppression, alopecia, nausea, vomiting, dan
disfungi myocard
Liposomal antracycline
Doxil
20 mg / m2 IV
3 minggu
ES : sedikit kardiotoksik, neutropenia, alopecia, stomatitis,
dan hand-foot syndrome
Oral fluoropyrimidine
Capecitabine
2500 mg / mg2 / hari
2 minggu
ES : rash, hand-foot syndrome, mukositis, diare, dan
neutropenia
3. Radioterapi
Radioterapi merupakan dasar terapi yang cukup penting pada
kanker payudara. Mekanisme utama kematian sel karena radiasi
adalah kerusakan DNA dengan gangguan proses replikasi. Radioterapi
35
resiko
mortalitas
jangka
panjang.
Beberapa
studi
(dengan
dan
tanpa
area
Terapi hormonal
Terapi hormonal merupakan terapi sistemik yang paling efektif
dengan target yang jelas. 15
Terutama diberikan pada penderita kanker payudara dengan
reseptor hormonal yang positif (steroid receptor), terutama ER
(esterogen receptor) dan PR yang positif (progesteron receptor).
Idealnya pemberian terapi hormonal diberikan pada ER+ dan PR+,
tetapi kombinasi dengan reseptor negatif juga dapat diberikan
tanpa memandang usia, status menopause, KGB axilla atau ukuran
tumor. 13, 15
Tujuan terapi hormonal yakni untuk menghilangkan atau
mengurangi estrogen dalam sel tumor (estrogen deprivation). Hal
tersebut dapat diperoleh dengan : 15
- Blockade reseptor dengan selective estrogen receptor modulator
-
37
5 tahun. 13
Aromatase inhibitor (letrozole, anastrozole dan exemestan) :
1 tablet/ hari dengan teknik switching, extended dengan
tamoxifen. Terapi pilihan pada pasien dengan ER+ dan
HER2+.13
GnRH (Gonadatropin Releasing Hormone) : diberikan
dengan kombinasi tamoxifen pada pasien dengan ER+ dan
premenopous. Diberikan dalam bentuk injeksi depo setiap
bulan selama 6 bulan sampai 1 tahun.
13
2.8 KOMPLIKASI
Komplikasi kemoterapi : 15
- Mual dan muntah dikarenkan berkurangnya rasa kecap dan
penyimpagan rasa kecap, dapat diatasi denga pemberian
makanan berupa cairan sehingga tidak banyak dikunyah dan
-
sedikit saliva.
Rambut rontok terjadi setelah miggu ke 2 3 kemoterapi,
lidah.
Ekstravasasi biasanya muncul belakangan, dapat berupa
nyeri, eritem, nekrosis luas pada kulit dan subkutis. Untuk
38
Kompilkasi radiasi : 15
- Nekrosis jaringan lunak payudara, edema payudara yang
-
Komplikasi mastektomi : 15
- Infeksi luka dan abses
- Nekrosis flap kulit
- Parastesia dinding dada
- Phantom breast sindrom (merasa jaringan payudara masih
-
ada)
Sindrom nyeri post operasi
Seroma
Limfedema
usia tua
Mati rasa
Pelemahan gerakan bahu
Kerusakan plexus brachialis dengan nyeri kronis dan
penurunan kekuatan menggenggam, menetap beberapa
2.9 PROGNOSA
Pada diagnosis, hampir 45% dari pasien membuktikan adanya
metastase regional atau jauh. Rute paling sering dari penyebaran regional
adalah ke nodul limfoid axilla. Kelangsungan hidup tergantung dari
penyebaran regional. Contoh, angka bertahan 5 tahun secara keseluruhan
lebih dari 90% jika kanker terdapat pada payudara, bila kanker menyebar
39
15
Prognosa baik
Ukuran
Kecil
Tidak teraba
KGB secara PA
Negatif
Derajat diferensiasi
Baik
Infasi limfatik
Negatif
ER / PR
Tinggi
S phase
Rendah
HER 2 / neu
Negatif
MDR
Negatif
Angiogenesis
Negatif
DNA ploidy
Tinggi
Obesitas
Negatif
(Tabel diambil dari : Suyatno, Dr, SpB (K) Onk, Emir T. Pasaribu, Dr,
SpB (K) Onk, 2014, Bedah Onkologi Diagnosis dan Terapi Edisi ke
2, CV Sagung Seto, Jakarta, p. 39 - 87)
40
DAFTAR PUSTAKA
1. Kelly K. Hunt, John F.R. Robertson, and Kirby I. Bland, 2010.
Schwartzs : Principles of Surgery Breast Cancer, Mc Graw Hill
Education, 10th edition, chapter 17, United States, p. 497 557
2. Marjorie C. Green, Kelly K. Hunt, Thomas A. Buchholz, 2012.
Sabiston : Textbook of Surgery Disease of the Breast, 19th
edition, section 7, p. 824 867
41
10. Abeloff MD, Armitage JO, Niederhuber JE, Kastan MB, Gilies
Mckenna W, 2004, Clinical Oncology.
42
14. Imam Rasjidi, Dr, dr, SpOG (K) Onk, 2009, Deteksi Dini &
Penanggulangan Kanker pada Wanita, Cetakan I, CV Sagung seto,
Jakarta, p. 51 92
15. Suyatno, Dr, SpB (K) Onk, Emir T. Pasaribu, Dr, SpB (K) Onk, 2014,
Bedah Onkologi Diagnosis dan Terapi Edisi ke 2, CV Sagung Seto,
Jakarta, p. 39 87
16. Global Bioscience 2004-2015, SEO Indonesia, Diakses pada : 17
Agustus 2015
http://www.cancerhelps.com/images/mastectomy.jpg
17. OBrien, Jane Specialist Breast and Oncoplastic Surgeon Epworth
Centre Richmond VIC, Nipple sparing Mastectomy as safe as more
Radical Surgical Options , Australia, Diakses pada : 17 Agustus
2015
http://melbournebreastcancersurgery.com.au/blog/nipple-sparingmastectomy-as-safe-as-more-radical-surgical-options/
18. Gilbert H. Fletcher, M.D., 1978, Textbook of Radiotherapy, Third
Edition, International Copyright Union, United States of America, p.
527 578
43