Nim ; 1111136257
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
I.
DEFENISI
Suatu keadaan dimana kadar Hb,k dan hitung sel darah merah, lebih rendah dari
harga normal.
Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan keadaan suatu penyakit atau
gangguan fungsi tubuh akibatnya jumlah O2 yang diangkut ke jaringan tubuh
berkurang. (KMB Bunner & Sudarth, vol.2)
II.
ETIOLOGI
Rendahnya produksi sel darah merah karena defisiensi factor yang berperan dalam
eritropoesis (as. Folat, vit B12, zat besi)
III. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum sum tulang
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum sum
tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan.
Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai
dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel
darah merah. Lisis sel darah merah terjadi dalam sistem fagositik atau dalam
sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Proses bilirubin yang
sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan
meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang,
kadar 1,5 mg / dl mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia merupakan penyakit
kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah
merah (eritrosit).
Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ
tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang, akibatnya
dapat menghambat kerja organ organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri
dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti
komputer yang memorinya lemah, lambat menangkap, jika sudah rusak tidak bisa
diperbaiki
1. MANIFESTASI KLINIS
Factor yang mempengaruhi berat dan sedangnya gejala:
Durasi
Tekikardi
Palpitasi
Kardiomegali
hepatomegali
Dyspepsia
Konstipasi
Diare
Parastesia
Mati rasa
Ataksia
Gangguan koordinasi
Bingung
Udem perifer
1. KOMPLIKASI
Komplikasi umum, meliputi gagal jantung, parestesia, angina, gagal jantung
kongestif, dan kejang.
IV. KLASIFIKASI
1. anemia mikrositik hipokrom
1. anemia defisiensi Fe
2. thalasemia
3. anemia makrositik
1. defisiensi vit B 12
Terapi oksigen
Transfusi darah
Terutama pada lkehilangan darah akut (Hb < 6 gr/dl) atau yang tidak respon
terhadap pengobatan lain.
Pemberian jangka pahjang beresiko tinggi kelebihan zat besi (kardiomegali,
perikarditis, aritmia, GJK, insufisiensi tiroid, malfungsi penkreas dan endokrin,
fibrosis hepar, perubahan warna kulit)
3)
Eritropoetin
Injeksi subkutan untuk mengobat penyakit kronik anemia. Sumsum tulang harus
memproduksi SDM dan harus tersedia nutrien
5)
6)
atau
kehilangan
darah,
nutrisi
dapat
VI . Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 14 g/dl )
2. Kadar Ht menurun ( normal 37% 41%)
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia
aplastik)
b.
c.
1)
2)
d.
1)
2)
2.
Kriteria hasil
Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah / menurunkan risiko infeksi dan
meningkatkan penyembuhan luka.
Intervensi
Anjurkan pasien untuk mencuci tangan.
Berikan perawatan kulit, perianal dan oral.
Rasional
Mencegah kontaminasi mikroorganisme.
Menurunkan risiko kerusakan kulit, jaringan atau infeksi.
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
seluler.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan
untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang
d.
1)
Rasional
Mengidentifikasi defisiensi, mengawasi masukkan kalori atau kualitas