Anda di halaman 1dari 16

0

Tugas Mandiri

Resume Model Pembelajaran Langsung, Model Pembelajaran


Berdasarkan Masalah (PBI), Belajar Berdasarkan Masalah (PBL)
dan Impementasinya dalam Pembelajaran Matematika
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan
Strategi Pembelajaran Matematika

Oleh:
Arifa Rahmi
NIM. 15205061

Dosen Pembimbing:
Dr. Edwin Musdi, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
1437 H/2015 M

Resume Model Pembelajaran Langsung, Model Pembelajaran Berdasarkan


Masalah (PBI), Belajar Berdasarkan Masalah (PBL) dan
Impementasinya dalam Pembelajaran Matematika

A. Model Pembelajaran Langsung


1.

Pengertian Model Pembelajaran Langsung


Model pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi
selangkah. Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran
berpusat pada guru atau guru mendominasi kegiatan pembelajaran dan
komunikasi terjadi satu arah, akan tetapi tetap harus menjamin keterlibatan
siswa.1
Model pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori
belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada
pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku
dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam
pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku
tersebut.
Lebih lanjut Arends menyatakan pengajaran langsung adalah model
berpusat pada guru yang memiliki lima langkah yaitu menetapkan tujuan,
penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik dan perluasan
praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang
hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan
berorientasi tugas.
Dengan demikian, model ini memberikan kesempatan siswa belajar
dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang
dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan
dalam

menerapkan

model

pengajaran

langsung

adalah

menghindari

menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model


1

Theresia Widyantini, Penerapan Model Pembelajaran Langsung dalam Mata Pelajaran


Matematika
SMP/MTs,
PPPPTK
Matematika,
diakses
pada
http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Pendidikan/pendahuluan.pdf, h.2-3.

pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat


pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan
suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.
2.

Tujuan dan Ciri-ciri Model Pembelajaran Langsung


Model pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi
selangkah. Sedangkan ciri-ciri pengajaran langsung yaitu adanya tujuan
pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar, sintak atau pola keseluruhan
dan alur kegiatan pembelajaran serta sistem pengelolaan

dan

lingkungan

belajar yang mendukung belangsung dan berhasilnya pengajaran.2


3.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Langsung


Pendekatan utama dalam pembelajaran langsung adalah modelling,
artinya mendemonstrasikan suatu prosedur kepada peserta didik. Modelling
mengikuti urut-urutan yaitu (1) guru mendemonstrasikan perilaku yang hendak
dicapai sebagai hasil belajar, (2) perilaku itu dikaitkan dengan perilakuperilaku lain yang sudah dimiliki peserta didik, (3) guru mendemonstrasikan
berbagai bagian perilaku tersebut dengan cara jelas, terstruktur dan berurutan
disertai penjelasan mengenai apa yang dikerjakannya setelah setiap langkah
selesai dikerjakan dan (4) peserta didik perlu mengingat langkah-langkah yang
dilihatnya dan kemudian menirukannya.3
Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya
sintaks/tahapan pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang
akan menggunakan pengajaran langsung juga harus memperhatikan variabelvariabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru,
harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari
pembelajaran. Sintaks model pengajaran langsung memiliki 5 tahapan, sebagai
berikut:

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, h.29-30.


Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, h.47.

Fase 1 : Fase Orientasi


Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap
materi pelajaran yang meliputi (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui
pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, (2)
mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran, (3) memberi
penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan, (4)
menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang
akan dilakukan selama pembelajaran, (5) menginformasikan kerangka
pelajaran dan (6) memotivasi siswa.
Fase 2 : Fase Presentasi/Demonstrasi
Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau
keterampilan yang meliputi (1) penyajian materi, (2) pemberian contoh konsep,
(3) pemodelan/peragaan keterampilan dan (4) menjelaskan ulang hal yang
dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa.
Fase 3 : Fase Latihan Terstruktur
Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada
siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan
terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah.
Fase 4 : Fase Latihan Terbimbing
Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan
keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke
situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru untuk
mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa
telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan
umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.
Fase 5 : Fase Latihan Mandiri
Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru memberikan
umpan balik bagi keberhasilan siswa.
4.

Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung


Secara umum setiap model pembelajaran mempunyai kelebihankelebihan yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan
dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Tetapi selain mempunyai

kelebihan-kelebihan pada setiap model pembelajaran juga ditemukan


keterbatasan-keterbatasan yang merupakan kelemahannya.
Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:4
a.

Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan


urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
b. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah
sekalipun.
c. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam
bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu
permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana
suatu pengetahuan dihasilkan.
d. Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan (melalui
ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga
membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
e. Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta.
f. Model pengajaran langsung dapat diterapkan secara efektif dalam kelas
besar maupun kelas yang kecil.
g. Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.
h. Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat.
i. Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik.
j. Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.
k. Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.
l. Model pengajaran langsung dapat digunakan untuk menekankan butirbutir penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.
m. Model pengajaran langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk
mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur.
Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:
a.

b.

c.

d.

Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan


pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan,
pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi
bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat.
Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi guru.
Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan
pembelajaran menjadi kurang baik pula.
Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model
pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa
untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
Jika terlalu sering menggunakan modelpengajaran langsung akan membuat
beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua informasi yang

Asiyah N. H., Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction terhadap Hasil Belajar
Matematika,
dalam
skipsi,
IAIN
Walisongo
Semarang,
2012,
diakses
pada
http://digilib.walisongo.ac.id/files/disk1/141/jtptiain--asiyahnurh-7005-1-skripsi-i.pdf, h17.

e.

5.

perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab


mengenai pembelajan siswa itu sendiri.
Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.
Kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga
sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.

Implementasi Model Pembelajaran Langsung


Penerapan materi himpunan pada model pembelajaran Direct Instruction sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat dan disusun
seperti berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Standar kompetensi: menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn


dalam pemecahan masalah.
Kompetensi dasar: menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan
masalah.
Indikator: menyelesaikan masalah yang menggunakan konsep himpunan.
Tujuan pembelajaran: peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang
menggunakan konsep himpunan.
Metode: demonstrasi, tanya jawab, penugasan.
Langkah-langkah pembelajaran:
1) Pendahuluan (Establishing Set)
a). Guru mengucapkan salam pembuka dan berdoa bersama
kemudian member tahu peserta didik bahwa materi yang akan
dipelajari adalah penerapan konsep himpunan.
b). Guru menyampaikan SK, KD, Indikator serta memberi motivasi
dan apersepsi.
2) Kegiatan inti
a). Demonstrating
- Dengan berdialog dan berdiskusi, peserta didik diajak
memahami cara menggunakan konsep himpunan.
- Guru menjelaskan langkah penyelesaian masalah yang berkaitan
dengan himpunan tahap demi tahap.
b). Guided Practice
Melalui sebuah contoh, guru memberikan latihan terbimbing
kepada peserta didik.
3) Kegiatan penutup
a). Feed Back
Guru memberikan soal untuk mengecek pemahaman, kemudian
guru menunjuk salah satu peserta didik untuk mengerjakan di
depan kelas.
b). Extended Practice
Guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik sebagai
pelatihan lanjutan.

B. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI)


1.

Pengertian Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI)


Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah atau Problem Based
Instruction disingkat dengan PBI merupakan suatu model pembelajaran di
mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan
keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan
percaya diri.5 Orhan Akinoglu and Rohan Ozkardes Tondugan (2007)
mengatakan The basis of problem based learning is rooted in Deweys,
learning by doing and experiencing yang artinya landasan dari pembelajaran
berdasarkan masalah berakar dari pendapat Dewey yaitu belajar dengan
melakukan dan mengalami. Pada model ini pembelajaran dimuali dengan
mengajukan suatu masalah nyata yang penyelesaiannya membutuhkan
kerjasama antar siswa.6
Dengan demikian model pembelajaran PBI adalah suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Pada model
pembelajaran ini menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks
untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata pelajaran.
Oleh sebab itu diharapkan siswa dapat mengembangkan pengetahuan mereka
secara mandiri dan dilandasi oleh paham konstruktivisme.

2.

Tujuan dan Ciri-ciri Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI)


Berdasarkan karakter tersebut, PBI memiliki tujuan yaitu (1) membantu
siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan (2) keterampilan pemecahan
masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi pembelajar
yang mandiri.7

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: KENCANA, 2010, h.92.


Yudhi H., Budiyono, Suyono, Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction,
Inkuiri Terbimbing dan Konvensional pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari
Kreativitas Siswa SMP Negeri Se-Kabupaten Blora, dalam jurnal, h.2.
7
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, op. cit. h.94.
6

Menurut Arends dalam buku Trianto, berbagai pengembangan PBI telah


memberikan model pengajaran itu memiliki karekteristik yaitu (1) pengajuan
pertanyaan atau masalah, (2) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (3)
penyelidikan autentik, (4) menghasilkan produk dan memamerkannya dan (5)
kolaburasi.8 Selain itu ada juga ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah (PBI)
yaitu mengorientasikan siswa pada masalah-masalah autentik, suatu pemusatan
antar disiplin pengetahuan, penyelidikan autentik, kerjasama, menghasilkan
karya (publikasi hasil).
Oleh karena itu model pembelajaran PBI tidak dirancang untuk
membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa,
melainkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang
dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan
menjadi pembelajaran yang mandiri.
3.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI)


Menurut Ibrahim peran guru dalam model pembelajaran PBI yaitu mengajukan
masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah
kehidupan nyata sehari-hari, membimbing penyelidikan, misalnya melakukan
pengamatan atau melakukan eksperimen, membimbing dialog siswa dan
mendorong belajar siswa. 9
Secara umum ada lima tahap kegiatan pembelajaran yang berorientasi
pada model PBI, yaitu sebagai berikut. (1) Orientasi siswa pada masalah. (2)
Mengorganisasi siswa untuk belajar. (3) Membimbing penyelidikan individu
maupun kelompok. (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. (5)
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.10

Ibid., h.93-94.
Herry P., Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI) untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX H SMP
Negeri 2 Majenang, dalam jurnal, FMIPA UNY, 2011, h.24.
10
Ropi D., Sedanayasa, Madri A., Pengaruh Model Problem-Based Instruction terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika, dalam jurnal, Universitas
Pendidikan Ganesha, 2012, h.3.
9

SINTAKS PROBLEM BASED INSTRUCTION


Tahap

Tingkah Laku Guru

Tahap-1
Orientasi Siswa pada Masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,


menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
mengajukan fenomena atau demonstrasi atau
cerita
untuk
memunculkan
masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih.
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi
yang
sesuai,
melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah .
Guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, video, dan model serta membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.

Tahap-2
Mengorientasi Siswa untuk
Belajar
Tahap-3
Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
Tahap-4
Mengmbangkan dan menyajikan
hasilkarya
Tahap-5
Menganalisis dan mengetahui
proses pemecahan masalah

Sumber : Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, 2010

4.

Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah


(PBI)
Model pembelajaran PBI tidak dirancang untuk membantu guru
memberikan

informasi

sebanyak-banyaknya

kepada

siswa.

Model

pembelajaran PBI dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan


kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual; belajar
berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman
nyata atau simulasi; dan menjadi pelajar yang otonom dan mandiri.
Sedangkan menurut Sudjana dalam buku Trianto, manfaat khusus yang
diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru
adalah membantu para siswa merumuskan tugas-tugas dan bukan menyajikan
tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari
masalah yang ada disekitarnya.

Selain itu model pembelajaran PBI memiliki kelebihan dan kekurangan.11


Kelebihan model pembelajaran PBI sebagai model pembelajaran adalah: (1)
realistik dengan kehidupan siswa; (2) konsep sesuai dengan kebutuhan siswa;
(3) memupuk sifat inquiry siswa; (4) retensi konsep jadi kuat; dan (5)
memupuk kemampuan problem solving. Selain kelebihan tersebut model
pembelajaran PBI juga memiliki beberapa kekurangan antara lain: (1)
persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks; (2) sulitnya
mencari problem yang relevan; (3) sering terjadi miss-konsepsi; dan (4)
konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam
proses penyelidikan. Sehingga terkadang banyak waktu yang tersita untuk
proses tersebut.
5.

Contoh Implementasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI)


Penerapan PBI terdapat pada bangun ruang sisi lengkung dan pemecahan
masalahnya, yaitu pada sifat-sifat tabung, misalnya: Suatu hari Agung diculik
dan disekap didalam sebuah ruangan tertutup berbentuk seperti bangun pada
gambar kebetulan Agung membawa ponsel, kemudian ia menghubungi
kakanya agar dapat diselamatkan. Secara tidak langsung Agung harus
menyebutkan sifat-sifat ruangan tersebut agar kakaknya dapat mempersiapkan
segala sesuatu untuk meyelamatkannya. Seandainya kalian menjadi Agung,
sifat-sifat apa saja yang akan disampaikan kepada kakaknya? Berbentuk
bangun apakah ruangan tersebut?
Perhatikan Gambar, ruangan tersebut memiliki
sifat-sifat yaitu (1) sisi yang berbentuk lingkaran
dinamakan sisi alas dan sisi atas, (2) sisi alas dan
sisi atas sejajar dan kongruen, (3) sisi yang
berhimpit dengan kedua lingkaran disebut sisi
lengkung, (4) terdapat 2 rusuk lengkung yaitu
diantara himpitan sisi lengkung dengan sisi lingkaran, (5) ruangan tersebut
berbentuk tabung,

11

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, op., cit, h.96-97.

10

Jadi ruangan berbentuk tabung tersebut memiliki 3 buah sisi yaitu 2 sisi
berbentuk lingkaran yang sejajar dan kongruen serta 1 sisi lengkung yang
berhimpit dengan kedua sisi lingkaran, serta terdapat 2 rusuk lengkung.
C. Belajar Berdasarkan Masalah (PBL)
1.

Pengertian Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL)


Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah atau Problem Based Learning
disingkat dengan PBL merupakan suatu model pembelajaran dengan penyajian
permasalahan (nyata atau simulasi) kepada siswa sebagai fokus dari
pembelajaran, kemudian siswa diminta mencari pemecahannya melalui
serangkaian

kegiatan

penelitian

dan

investigasi

(mengidentifikasi

permasalahan, mengumpulkan data, menggunakan data) berdasarkan teori,


konsep, prinsip yang dipelajari dari berbagai bidang ilmu.12
Menurut Arends, model pembelajaran PBL merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada siswa dengan menggunakan masalah dalam
dunia nyata yang bertujuan untuk menyusun pengetahuan siswa, melatih
kemandirian dan rasa percaya diri, dan mengembangkan keterampilan berpikir
siswa dalam pemecahan masalah.13
Dengan demikian, Model Pembelajaran PBL model pembelajaran dengan
pendekatan kontrukstivis yang berfokus pada masalah autentik yang disajikan
pada awal pembelajaran, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya
sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri,
serta kemudian siswa diminta mencari pemecahannya melalui serangkaian
kegiatan penelitian dan investigasi.
2.

Tujuan dan Ciri-ciri Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL)


Menurut Arends, model pembelajaran PBL hanya dapat berlangsung jika
guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing
pertukaran gagasan.14 Untuk itu perlu didukung oleh sumber belajar yang

12

Sarbiran, P. Sudira, Priyanto., Pembelajaran Inovatif di SMK, h.14.


Cendika M. S., Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs AL-MAARIF 01 Singosari, dalam jurnal, FMIPA UM, h.3.
14
N.Wyn.Wida G. P, I Wyn.Wiarta, I Md. Suara., Model Pembelajaran Problem Based Learning
Berpengaruh terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD
Saraswati Tabanan, dalam jurnal Vol: 2 No: 1, Universitas Pendidikan Ganesha, 2014, h .4.
13

11

memadai bagi siswa, alat-alat untuk menguji jawaban atau dugaan,


perlengkapan kurikulum, tersedianya waktu yang cukup, serta kemampuan
guru dalam mengangkat dan merumuskan masalah agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai. Model Pembelajaran PBL sangat mendukung pembentukan
kompetensi peserta didik berkembang menjadi praktisi yang profesional.
Ciri khas model pembelajaran PBL yaitu penggunaan masalah dunia
nyata. Ciri-ciri model pembelajaran PBL terletak pada kemampuan
mengkaitkan antara ketrampilan dengan bidang ilmu, ketrampilan berpikir
kritis,

berkolaborasi,

berdiskusi,

berargumentasi,

mencari

informasi,

mendapatkan dan mengevaluasi data, mengorganisasikan dan merawat file,


menginterpretasikan dan mengkomunikasikan, menggunakan komputer untuk
memproses informasi, menggunakan waktu, uang dan material.
3.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL)


Sebagai proses pembelajaran yang berorientasi pada proses belajar siswa,
PBL sangat dipengaruhi oleh otoritas peserta didik dan guru dalam interaksi
perencanaan pembelajaran. Struktur PBL dapat digambarkan seperti gambar.15

Dari gambar 1 dapat dipetakan ada empat kemungkinan bentuk aktivitas


PBL. Di SMK, SKL, SK-MP, SK-KD mata pelajaran telah ditetapkan dan
dijabarkan dalam silabus KTSP. Karenanya topik permasalahan dan sumber
belajar cendrung disediakan oleh guru. Dalam hal ini bentuk aktivitas PBL
adalah studi kasus. Dalam beberapa hal topik permasalahan disediakan oleh
guru sedangkan peserta didik diminta mencari sumber bahan belajar. Aktivitas
PBL bentuknya problem terstruktur. Aktivitas PBL dalam bentuk makalah
(project paper) dan problem tidak terstruktur bisa saja dikembangkan di SMK
tetapi porsinya cendrung kecil.
15

Cendika M. S., op.cit., h.15.

12

Penerapan Model Pembelajaran PBL meliputi lima tahapan. (1) orientasi


siswa pada masalah. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah dan mengajukan masalah. (2) mengorganisasi
siswa. Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok, membantu
siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah. (3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.
Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah. (4) mengembangkan dan menyajikan hasil
karya. Pada tahap ini guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta
membantu

berbagi tugas dengan temannya. (5) menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu siswa
untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses yang
digunakan.16
4.

Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah


(PBL)
Model pembelajaran PBL memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut
Amir, penerapan model PBL memiliki beberapa kelebihan, yaitu. (1) Fokus
kebermakna bukan fakta (deep versus surface learning), (2) Meningkatkan
kemampuan siswa untuk berinisiatif, (3) Pengembangan keterampilan dan
pengetahuan, (4) Pengembangan keterampilan interpersonal dan dinamika
kelompok, (5) Pengembangan sikap self-motivated, (6) Tumbuhnya hubungan
siswa fasilitator dan (7) Jenjang penyampaian pembelajaran dapat ditingkatkan.
Di samping itu model pembelajaran PBL juga memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya sebagai berikut. (1) Pencapaian akademik dari individu siswa, (2)
Waktu yang diperlukan untuk implementasi, (3) Perubahan peran siswa dalam
proses, (4) Perubahan peran guru dalam proses dan (5) Perumusan masalah
yang baik.17

16
17

N.Wyn.Wida G. P, I Wyn.Wiarta, I Md. Suara., log.cit.,


Ibid., h.5.

13

5.

Contoh Implementasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL)


Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning meliputi kegiatan:
a. Fase 1: Mengorientasi siswa pada masalah
Pada kegiatan ini guru memulai pelajaran dengan memberikan salam
pembuka, mengingatkan siswa tentang materi pelajaran yang lalu,
memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan
model pembelajaran yang akan dijalani. Pada kegiatan ini guru
mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan seharihari
sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu persamaan kuadrat. Contoh
permasalahan: Umur Nisa 4 tahun lebih tua dari Maulana. Jumlah kuadrat
umur mereka adalah bagaimanakah bentuk persamaan yang terjadi? dan
tentukanlah berapa umur mereka masing-masing!
b. Fase -2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Dalam tahap ini, pertama guru meminta siswa untuk berkelompok
sesuai dengan kelompoknya masingmasing. Pembagian kelompok dapat
dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama antar siswa dan guru.
Membimbing siswa untuk aktif dalam pembelajaran, mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
c. Fase -3: Membantu Siswa memecahkan masalah
Pada tahap ini, siswa melakukan penyelidikan/pemecahan masalah
secara bebas dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa
mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen aktual hingga mereka
benar mengerti dimensi situasi permasalahannya.
1) Langkah -1: Memahami Masalah
Mengarahkan siswa mengamati soal dan mengerti apa yang
diminta dalam soal. Siswa berdiskusi dengan pasangannya bagaimana
cara menyelesaikan permasalahan yaitu dengan cara menuliskan apa
yang diketahui dalam soal dan menuliskan apa yang ditanya dalam
soal.
2) Langkah -2: Merencanakan penyelesaiannya
Setiap kelompok mengilustrasikan masalah yang ada pada
contoh tersebut. Siswa menentukan variabel yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah ke model matematika dan kemudian
membuat masalah ke dalam model matematika.
3) Langkah -3: melaksanakan masalah sesuai rencana
Mengarahkan siswa dalam menetapkan konsep yang telah
dipelajari untuk menyelesaikan masalah berdasarkan model
matematika dan melakukan penyelesaian masalah.
4) Langkah -4: melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah
yang dikerjakan
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka
pemecahan masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya
sudah benar.
d. Fase -4: Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah
Pada tahap ini guru memilih secara acak kelompok yang mendapat
tugas untuk mempresentasikan hasil diskusinya, serta memberikan
kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi dan membantu siswa
mengalami kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil

14

e.

sementara pemahaman dan penyusunan siswa terhadap materi yang


disajikan.
Fase -5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah yang telah mereka kerjakan. Sementara itu
siswa menyusun kembali hasil pemikiran dan kegiatan yang dilampaui
pada tahap penyelesaian masalah.

Kesimpulan
Model pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Model
pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran berpusat pada guru atau guru
mendominasi kegiatan pembelajaran dan komunikasi terjadi satu arah, akan tetapi tetap
harus menjamin keterlibatan siswa.
Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) adalah suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Pada model pembelajaran ini menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang
essensial dari mata pelajaran.
Model Pembelajaran PBL model pembelajaran dengan pendekatan kontrukstivis
yang berfokus pada masalah autentik yang disajikan pada awal pembelajaran, sehingga
siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan
yang lebih tinggi dan inkuiri, serta kemudian siswa diminta mencari pemecahannya
melalui serangkaian kegiatan penelitian dan investigasi.

Referensi
Theresia Widyantini. Penerapan Model Pembelajaran Langsung dalam Mata Pelajaran
Matematika
SMP/MTs,
PPPPTK
Matematika.
diakses
pada
http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Pendidikan/pendahuluan.pdf
Trianto.___. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Agus Suprijono.___. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Asiyah N. H. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction terhadap Hasil
Belajar Matematika. dalam skipsi. IAIN Walisongo Semarang. diakses pada
http://digilib.walisongo.ac.id/files/disk1/141/jtptiain--asiyahnurh-7005-1-skripsii.pdf.

15

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


KENCANA.
Yudhi H., Budiyono, Suyono. Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based
Instruction, Inkuiri Terbimbing dan Konvensional pada Materi Pokok Bangun
Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Kreativitas Siswa SMP Negeri Se-Kabupaten
Blora. dalam jurnal.
Herry P. 2011. Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI) untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Bangun
Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX H SMP Negeri 2 Majenang. dalam jurnal.
FMIPA UNY.
Ropi D., Sedanayasa, Madri A. 2012. Pengaruh Model Problem-Based Instruction
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika.
dalam jurnal. Universitas Pendidikan Ganesha.
Sarbiran, P. Sudira, Priyanto.___. Pembelajaran Inovatif di SMK.
Cendika M. S. Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs AL-MAARIF 01 Singosari. dalam
jurnal. FMIPA UM.
N.Wyn.Wida G. P, I Wyn.Wiarta, I Md. Suara. 2014. Model Pembelajaran Problem
Based Learning Berpengaruh terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata
Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan. dalam jurnal Vol:
2 No: 1. Universitas Pendidikan Ganesha.

Anda mungkin juga menyukai