Anda di halaman 1dari 6

ANALISA PENGETAHUAN IBU WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT

KONTRASEPSI KB SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


CENRANA KABUPATEN MAROS
Habiba1, Hj.Hariani2, Suarnianti3
1

STIKES Nani Hasanuddin Makassar


Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK
Yang dimaksud dengan wanita usia subur ( WUS ) adalah wanita yang keadaan organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun.Kontrasepsi ialah uapaya mencegah
kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap.
Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa
menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan obat/alat, atau dengan operasi. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang alat kontrasepsi KB suntik di
wilayah kerja Puskesmas Cenrana Kabupaten Maros. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB suntik diwilayah kerja Puskesmas
Cenrana Keamatan Cenrana Kabupaten Maros dari bulan Nopember sampai Desember 2011 dengan
jumlah 36 orang. Tekhnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random
Sampling. Dari hasil penelitian pengetahuan wanita usia subur tentang kontrasepsi KB suntik yaitu:
dari 36 sampel 2 orang (5,6%) memiliki pengetahuan yang baik, 9 orang (25,5%) memiliki
pengatahuan yang cukup dan 25 orang (69,4%) yang memiliki pengetahuan yang kurang. Dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wanita usia subur memiliki pengetahuan yang
kurang tentang kontrasepsi KB suntik. Dan dapat disarankan Perlunya mengadakan penyuluhan
kepada wanita usia subur mengenai kontrasepsi KB suntik. Baik itu tentang pengertiannya, tujuan
penggunaannya dan kontra indikasinya. Dan diharapkan untuk peneliti selanjutnya yang tertarik
untuk melakukan penelitian yang sama, agar dapat melakukan penelitian dengan variabel yang
berbeda dan dengan jumlah sampel yang lebih besar agar diperoleh hasil yang lebih maksimal.
Kata Kunci

: Kontrasepsi KB suntik, ibu wanita usia subur

PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu aspek
dari kehidupan masyarakat mutu hidup,
Produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan
dan kematian yang tinggi pada bayi. Dan
anak-anak, menurunya daya kerja fisik serta
terganggunya perkembangan. Mental adalah
akibat langsung atau tidak langsung dari
masalah gizi kurang.Angka kematian ibu dan
angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di
asia tenggara.karenanya,hal itu menjadi
kegiatan prioritas departemen kesehatan pada
Periode 2005-2009.prioritasi ini adalah
pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
Miskin,penanggulangan penyakit menular,gizi
buruk,dan
krisis
kesehatan
akibat
Bencana,serta
peningkatan
pelayanan
kesehatan di daerah terpencil,tertinggal dan
daerah
perbatasan
serta
pulau-pulau
terluar(survey demografi kesehatan Indonesia
2002-2003).
Pada tahun 2000 indonesia menempati
urutan kelima di dunia dalam hal jumlah
penduduk(Mochtar,1998)).Pada
tahun2003

jumlah penduduk Indonesia diperkirakan


sebesar 211.00.598 jiwa dengan tingkat
kepadatan 113 jiwa per km2 dan angka
pertumbuhan penduduk sebesar 1,59%(jumlah
penduduk tahun 2002 di laporkan sebesar
211.000.598
jiwa)(depkes
RI,2003).
Berdasarkan sensus penduduk tahun 1961,
jumlah penduduk Indonesia 97,1 juta jiwa
dengan laju pertumbuhan penduduk 2,32 %
pertahun. Menurut
laporan statistik laju
pertumbuhan dengan tingkat kelahiran kasar
adalah 25,3 %. Sedangkan di Sulawesi
Selatan laju pertumbuhan penduduknya1,63
% dengan tingkat kelahiran kasar 23,07 %.
Angka
tersebut sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan angka pada tingkat
nasional. Data tersebut menunjukkan
adanya
penurunan
laju
pertumbuhan
penduduk Indonesia. Hal ini merupakan salah
satu
indikator keberhasilan program KB
nasional yang ditunjang dengan penggunaan
alat kontrasepsi.Paradigma baru program KB
Nasional
telah
diubah
visinya
dari
mewujudkan norma keluarga kecil bahagia

1
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

dan sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk


mewujudkan keluarga berkualitas terhadap
tahun 2015.
Dari data yang diperoleh menunjukkan
bahwa pemilihan alat kontrsepsi oleh
Pasangan Usia Subur (PUS) masih cukup
bervariasi.berdasarkan data yang diperoleh
profil Sulawesi selatan pada tahun 2009 yang
menjadi aseptor KB aktif 870.380(57, 40%)
suntik 46 %.Di Kecamatan Cenrana yang
menjadi wilayah kerja puskesmas cenrana dari
data yang diperoleh menunjukkan pada tahun
2009 yang menjadi asektor KB 973 orang,
yang terdiri dari implant 22 orang (2,26%), pil
264
orang
(27,13%),
suntik
607orang(62,38%), lebih lanjut pada tahun
2010 menunjukkan bahwa yang menjadi
aseptor KB 1312 orang terdiri dari implant (0)
pil 286 orang (21,78%), suntik 1026 orang
(78,20%). Dari data tersebut menunjukkan
bahwa program KB cukup berhasil diterima
oleh masyarakat, yang dapat dilihat dari dua
tahun
terakhir
menunjukkan
adanya
peningkatkan
jumlah
akseptor
dengan
berbagai alat kontrasepsi yang ada.
Di Puskesmas Cenrana Kecematan
Cenrana Kabupaaten Maros berperan pula
dalam memberikan pelayanan Keluarga
Berencana dimana jumlah akseptor yang
tercatat yaitu 562 orang pada tahun 2011
terdiri implant 12 orang(2,09%), pil 142
orang(24,82%), suntik 418 orang(73,07%),jika
ditinjau dari sekian banyak akseptor yang
ada,mayoritas metode kontrasepsi yang
digunakan adalah metode suntik.
Wanita Usia Subur ( WUS ) adalah
wanita yang keadaan organ reproduksinya
berfungsi dengan baik antara umur 20-45
tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung
lebih cepat dari pada pria. Puncak
kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun.
Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95%
untuk hamil. Pada usia 30-an persentasenya
menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki
usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga
menjadi 40%. Setelah usia 40 wanita hanya
punya maksimal 10% kesempatan untuk
hamil. Masalah kesuburan alat reproduksi
merupakan hal yang sangat penting untuk
diketahui.Dimana dalam masa wanita subur ini
harus menjaga dan merawat personal hygiene
yaitu pemeliharaan keadaan alat kelaminnya
dengan rajin membersihkannya.oleh karena itu
WUS dianjurkan untuk merawat diri.
Sementara data yang diperoleh dari
Puskesmas Cenrana Kecematan Cenrana
Kabupaaten Maros mengenai jumlah Ibu
Wanita Usia Subur di wilayah kerja
Puskesmas Cenrana yaitu pada tahun 2009

tercatat sebanyak 3285 WUS, kemudian pada


tahun 2010 tercatat sebanyak 3315 WUS dan
sebanyak 3345 pada tahun 2011.
Berdasarkan
uraian
latarbelakang
tersebut diatas dengan tingginya angka
akseptor pemakai metode suntik, maka
penulis tertarik melakukan penelitian Analisa
Pengetahuan
IbuWanita
Usia
Subur
TentangAlat Kontrasepsi KB Suntik diwilayah
kerja Puskesmas Cenrana Kec.Cenrana
Kab.Maros.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
Berdasarkan
permasalahan
yang
diteliti,maka jenis penelitian ini adalah non
eksperimen dengan pendekatan Simple
Random Sampling. Penelitian ini dilaksanakan
di Puskesmas Cenrana Kabupaten Maros
pada tanggal 9 sampai 23 maret tahun 2012.
Populasi penelitian adalah semua akseptor KB
suntik di Pusksemas Cenrana, dengan jumlah
pasien KB suntik pada tahun 2011 sebanyak
418 orang dengan rereta pasien dalam
perbulan sebanyak 36 orang sesuai dengan
kriteria inklusi.
Jumlah responden di
puskesmas cenrana yang sesuai dengan
kriteria inklusi sebanyak 36 orang di ambil
dengan menggunakan rumus, Jumlah sampel
yang di gunakan dalam penelitian adalah 36
responden.
1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a) Pasien bersedia jadi respopnden
b) pasien bisa memmbaca dan menulis serta
dapat berkomunikasi dengan baik.
c) pasien akseptor KB suntik yang datang di
puskesmas cenrana kabupaten maros
2) Kriteria eksklusi padaa penellitian ini adalah
a) pasien tidak bersedia menjadi responden
b) pasien tidak bisa membaca dan menulis
c) pasien dengan kondisi sakit
Pengumpulan data
Pengumpulan data dengan data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari tempat
penelitian, yaitu pada Ruangan KB Suntik
puskesmas cenrana, data primer dari
quisioner yang di bagikan ke pada responden.
Pengolahan data di lakukan dengan :
1. Editing
Proses editing dilakukan setelah data
terkumpul
dan
dilakukan
dengan
memeriksa kelengkapan data, memeriksa
kesinambungan data, dan keseragaman
data
2. Koding
Dilakukan untuk memudahkan dalam
pengolahan data, semua jawaban atau

2
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

data perlu disederhanakan yaitu dengan


symbol-simbol tertentu, untuk setiap
jawaban
(pengkodean).
Pengkodean
dilakukan
dengan
memberi
nomor
halaman,
daftar
pertanyaan,
nomor
variabel, nama variabel, dankode.
3. Tabulasi data
Setelah
selesai
pembuatan
kode
selanjutnya dengan pengolahan data
kedalam satu table menurut sifat-sifat yang
dimiliki yang mana sesuai dengan
tujuanpenelitian ini dalam hal ini dipakai
table untuk penganalisaan data
Analisa data
Analisa data yang digunakan dalam
penelitian
deskriptif
adalah
dengan
f
menggunakan presentasi
dengan rumus
distribusi frekuensi sebagai berikut:
P=

x 100%

Keterangan:
P = Persentase
f = Frekuensi faktor variabel
n = Jumlah sampel
HASIL PENELLITIAN
Hasil pengolahan data dalam bentuk
distribusi pengetahuan tentang pengertian,
tujuan dan kontraindikasi dari kontrasepsi KB
suntikyang disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Tabel 5.1 : Distribusi Pengetahuan Wanita
Usia
Subur
Tentang
Kontrasepsi
KB
Suntik
diPuskesmas
Cenrana
KecamatanCenrana
KabupatenMaros.
Pengetahuan Jumlah
Frequensi
(n)
(%)
Baik
2
5,6
Cukup
9
25,5
Kurang
25
69,4
Total
36
100
Sumber: Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat


bahwa pengetahuan responden tentang
kontrasepsi KB suntik beragam. Dari 36
responden
didapatkan
hasil
bahwa
responden yang memiliki pengetahuan
yang baik tentang kontrasepsi KB suntik
hanya 2 orang (5,6%), sedangkan
responden yang memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai konrasepsi KB
suntik sebanyak 9 orang (25,5%) dan
terdapat sebanyak 25 orang (69,4%) yang

mempunyai pengetahuan yang


mengenai kontrasepsi KB suntik.

kurang

2. Pengertian
Tabel 5.2 : Distribusi Pengetahuan Wanita
Usia
Subur
Tentang
Pengertian Kontrasepsi KB
Suntik di Puskesmas Cenrana
KecamatanCenranaKabupate
nMaros.
Pengertian Jumlah (n) Frequensi (%)
Tahu
3
8,3
Tidak Tahu 33
91,6
Total
36
100
Sumber: Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 5.2 dapat


dilihat bahwa dari 36 repsonden terdapat
sebanyak 3 orang (8,3%) yang mengetahui
tentang pengertian kontrasepsi KB suntik
dan sebanyak 33 orang (91,6%) yang tidak
mengetahui
tentang
perngertian
kontrasepsi KB suntik.
3. Tujuan
Tabel 5.3 : Distribusi Pengetahuan Wanita
Usia
Subur
Tentang
Pengertian Kontrasepsi KB
Suntik diPuskesmas Cenrana
KecamatanCenrana
KabupatenMaros.
Tujuan
Jumlah (n) Frequensi (%)
Tahu
17
47,2
Tidak Tahu 19
52,8
Total
36
100
Sumber: Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 5.3 dapat


dilihat bahwa dari 36 repsonden terdapat
sebanyak 17 orang (47,2%) yang
mengetahui tentangtujuan kontrasepsi KB
suntik dan sebanyak 19 orang (52,8%)
yang tidak mengetahui tentang tujuan
kontrasepsi KB suntik.
4. Kontra Indikasi
Tabel 5.4 : Distribusi Pengetahuan Wanita
Usia Subur Tentang Kontra
Indikasi Kontrasepsi KB Suntik
di
Puskesmas
Cenrana
KecamatanCenrana
KabupatenMaros.
Kontra Indikasi
Jumlah Frequensi
(n)
(%)
Tahu
8
22,2
Tidak Tahu
28
77,8
Total
36
100
Sumber: Data Primer 2012

3
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

Berdasarkan tabel 5.4 dapat


dilihat bahwa dari 36 repsonden
terdapat sebanyak 8 orang (22,2%)
yang
mengetahui
tentangkontra
indikasikontrasepsi KB suntik
dan
sebanyak 28 orang (77,8%) yang tidak
mengetahui tentang kontra indikasi
kontrasepsi KB suntik.
PEMBAHASAN
1. Pengetahuan
responden
tentang
pengertian kontrasepsi KB suntik
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan dengan menggunakan kuisioner
dengan mengambil sampel sebanyak 36
orang
untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan wanita usia subur tentang
pengertian dari kontrasepsi KB suntik. Dari
hasil penelitian tersebut diperoleh hasil,
bahwa dari 36 repsonden terdapat
sebanyak 3 orang (8,3%) yang mengetahui
tentang pengertian kontrasepsi KB suntik
dan sebanyak 33 orang (91,6%) yang tidak
mengetahui
tentang
perngertian
kontrasepsi KB suntik.
Pengetahuan
berdasarkan
pengertian adalah segala sesuatu yang
diketahui oleh responden mengenai
pengertian
kontrasepsi
KB
suntik.
Pengetahuan adalah dari tahu dan ini
terjadi
setelah
orang
melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia yaitu penglihatan,
penciuman dan, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga.
KB (keluarga berencana) adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melaui pendewasaan
usia
perkawinan,pengaturan
kelahiran,pembinaan
ketahanan
keluarga,peningkatan
kesejahteraan
keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil,bahagia,sejahtera.
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk
mencegah terjadinya kehamilan.Usahausahaitu dapat bersifat sementara, dapat
juga bersifat
permanen(Wiknjosastro).
sementara ataupun menetap. Kontrasepsi
ialah uapaya mencegah kehamilan yang
bersifat
sementara
ataupun
menetap.
Kontrasepsi dapat dilakukan
tanpa menggunakan alat, secara mekanis,
menggunakan obat/alat, atau dengan
operasi (Arif.M,1999)
Kontrasepsi suntikan adalah alat
kontrasepsi berupa cairan yang berisi
hanya
progesteron
yang
disuntikan

kedalam tubuh wanita secara periodik.


Menurut Saifuddin. AB terdapat dua jenis
kontrasepsi suntik KB, yaitu kontrasepsi
suntikan progesteron dan kontrasepsi
kombinasi.
Octavianna
2009
Mengatakan
bahwa Kontrasepsi suntikan adalah cara
untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan
melalui
suntikan
hormonal.
Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini
di Indonesia semakin banyak dipakai
karena
kerjanya
yang
efektif,
pemakaiannya yang praktis, harganya
relatif murah dan aman.Sebelum disuntik,
kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk
memastikan
kecocokannya.Suntikan
diberikan saat ibu dalam keadaan tidak
hamil. Umumnya pemakai suntikan KB
mempunyai persyaratan sama dengan
pemakai pil, begitu pula bagi orang yang
tidak boleh memakai suntikan KB,
termasuk penggunaan cara KB hormonal
selama maksimal 5 tahun.
Berdasarkan
hasil
penelitian
pengetahuan wanita usia subur tentang
pengertian
kontrasepsi
KB
suntik
dimasukkan dalam kategori tidak tahu.
Karena 91,6% wanita usia subur menjawab
benar kurang dari 50% dari seluruh
pertanyaan.
2. Pengetahuan responden tentang tujuan
kontrasepsi KB suntik
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan dengan menggunakan kuisioner
dengan mengambil sampel sebanyak 36
orang
untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan wanita usia subur tentang
tujuan dari kontrasepsi KB suntik. Dari hasil
penelitian tersebut diperoleh hasil, bahwa
dari 36 repsonden terdapat sebanyak 17
orang
(47,2%)
yang
mengetahui
tentangtujuan kontrasepsi KB suntik dan
sebanyak 19 orang (52,8%) yang tidak
mengetahui tentang tujuan kontrasepsi KB
suntik.
Pengetahuan berdasarkan tujuan
adalah segala sesuatu yang diketahui oleh
responden mengenai tujuan penggunaan
kontrasepsi KB suntik.Tujuan adalah
sesuatu (apa) yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Secara umum kontrasepsi suntik
adalah suatu cara kontrasepsi dengan jalan
penyuntikan dengam tujuan sebagai usaha
pencegahan kehamilan berupa hormon
progesterone dan estrogen pada wanita
usia subur.

4
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

Tujuan penggunaan alat kontrasepsi


di bagi menjadi 3 fase,yaitu:
a. Fase menunda kehamilan. Pasangan
dengan isteri berusia dibawah 20
tahun
dianjurkan
menunda
kehamilannya.
b. Fase
Menjarangkan
Kehamilan(Mengatur Kesuburan).
c. Fase Mengakhiri Kesuburan.
Menurut Saifuddin. AB terdapat dua
jenis kontrasepsi suntik KB, yaitu
kontrasepsi suntikan progesteron dan
kontrasepsi
kombinasi.
Kontrasepsi
suntikan progestin adalah alat kontrasepsi
berupa
cairan
yang
berisi
hanya
progesteron disuntikan kedalam tubuh
wanita secara periodik. Bekerja untuk
mencegah ovulasi, mengentalkan lendir
serviks
sehingga
menurungkan
kemampuan penetrasi sperma, menjadikan
selaput lendir rahim tipis dan atropi dan
menghambat transportasi gamet oleh
tuba.Kedua kontrasepsi suntik tersebut
memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan tahun,
asal penyuntikannya dilakukan secara
teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Kontrasepsi kombinasi bekerja untuk
menekan ovulasi, membuat lendir serviks
menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu dan menghambat transportasi
gamet oleh tuba. Sangat efektif (0,1-0,4
kehamilan per 100 perempuan) selama
tahun pertama penggunaan. Berdasarkan
hasil penelitian pengetahuan wanita usia
subur tentang pengertian kontrasepsi KB
suntik dimasukkan dalam kategori tidak
tahu. Karena wanita usia subur menjawab
kurang dari 50% dari seluruh jawaban.
Berdasarkan
hasil
penelitian
pengetahuan wanita usia subur tentang
tujuan kontrasepsi KB suntik dimasukkan
dalam kategori tidak tahu. Karena 52,8%
wanita usia subur menjawab benar kurang
dari 50% dari seluruh pertanyaan.
3. Pengetahuan
responden
tentang
kontraindikasi kontrasepsi KB suntik
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan dengan menggunakan kuisioner
dengan mengambil sampel sebanyak 36
orang
untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan wanita usia subur tentang
kontra indikasi dari kontrasepsi KB suntik.
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh
hasil, bahwa dari 36 repsonden terdapat
sebanyak
8
orang
(22,2%)
yang
mengetahui
tentangkontra
indikasi
kontrasepsi KB suntik dan sebanyak 28
orang
(77,8%) yang tidak mengetahui

tentang kontraindikasi kontrasepsi KB


suntik.
Pengetahuan berdasarkan kontra
indikasi adalah segala sesuatu yang
diketahui oleh responden mengenai kontra
indikasi penggunaan kontrasepsi KB suntik.
Kontra indikasi kontrasepsi KB suntik
segala kondisi yang tidak memungkinkan
wanita untuk menggunakan kontrasepsi
terebut.
Secara harfiah, kontraindikasi berarti
kontra-indikasi, yaitu melawan sesuatu
yang
diindikasikan
(dianjurkan
atau
diperlukan).Kontraindikasi adalah situasi di
mana aplikasi obat atau terapi tertentu
tidak
dianjurkan,
karena
dapat
meningkatkan risiko terhadap pasien.
Misalnya, ketika seseorang memiliki alergi
terhadap
penisilindia
dianggap
kontraindikasi untuk pemberian penisilin,
karena akan memicu reaksi alergi.
Kontraindikasi adalah salah satu dari fakta
medis utama yang dipertimbangkan ketika
memulai
rencana
perawatan
untuk
pasien.Kontraindikasi bisa bersifat absolut
atau relatif.
Menurut Saifuddin. AB terdapat dua
jenis kontrasepsi suntik KB, yaitu
kontrasepsi suntikan progesteron dan
kontrasepsi
kombinasi.
KontraIndikasi
kontrasepsi suntikan progestin yaitu :hamil
atau dicurigai hami, perdarahan pervagina
yang belum jelas penyebabnya, tidak dapat
menerima terjadinya gangguan haid,
terutama
amenorhoe dan menderita
kanker payudara atau riwayat kanker
payudara. Kondisi-kondisi di atas adalah
kondisi
wanita
yang
tidak
dapat
menggunakan kontrasepsi KB suntik.
Adapun
kontraIndikasi
suntikan
kombinasi yaitu: hamil atau diduga hamil,
menyusui dibawah 6 minggu pasca
persalinan, penyakit hati akut (virus
hepatitis), usia > 35 tahun yang merokok,
keganasan payudara, kelainan pembuluh
darah yang menyebabkan sakit kepala atau
migran. Kondisi diatas adalah kondisi yang
jiwa wanita mengalaminya maka tidak
diboleh untuk menggunakan kontrasepsi
KB suntik kombinasi.
Berdasarkan
hasil
penelitian
pengetahuan wanita usia subur tentang
kontraindikasi kontrasepsi KB suntik
dimasukkan dalam kategori tidak tahu.
Karena 77,8% wanita usia subur menjawab
benar kurang dari 50% dari seluruh
pertanyaan.

5
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan
hasil penelitian dan
pembahasan yang telah di kemukakan
sebelumnya , maka kesimpulan yang dapat
penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan ibu wanita usia subur tentang
pengertian kontrasepsi KB suntik, yang
termasuk dalam kategori cukup sebanyak 3
orang dan termasuk dalam kategori kurang
sebanyak 33 orang.
2. Pengetahuan ibu wanita usia subur tentang
tujuan kontrasepsi KB suntik, yang
termasuk dalam kategori cukup sebanyak
17 orang dan termasuk dalam kategori
kurang sebanyak 19orang.
3. Pengetahuan ibu wanita usia subur tentang
kontra indikasikontrasepsi KB suntik, yang
termasuk dalam kategori cukup sebanyak 8
orang dan termasuk dalam kategori kurang
sebanyak 28 orang.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian lapangan
yang
telah
dilakukan.
Maka
peneliti
menyarankan:
1. Perlunya mengadakan penyuluhan kepada
wanita usia subur mengenai kontrasepsi
KB suntik. Baik itu tentang pengertiannya,
tujuan
penggunaannya
dan
kontra
indikasinya.
2. Diharapkan juga perlunya kerjasama yang
baik antara pihak pelayanan keluarga
berencana dengan masyarakat khususnya
wanita usia subur.
3. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya yang
tertarik untuk melakukan penelitian yang
sama, agar dapat melakukan penelitian
dengan variabel yang berbeda dan dengan
jumlah sampel yang lebih besar agar
diperoleh hasil yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Arum, D., DKK, 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB. Mitra Cendekia. Jakarta
BadanPusatStatistik., 2007. Statistik Indonesia 2007.BPS.Jakarta
BKKBN, 2003.Informasi Dasar Program KependudukanKeluargaBerencana. Jakarta.
BKKBN.,
2008.
BanyaknyaPasanganUsiaSubur
(PUS)
danAkseptor
http://www.bps.go.id/tabsub/view.php?tabel=1&daftar=1&id subyek=12&notab=1

KB.

BKKBN., 2008. KemajuanKontrasepsi. http:www.inilah.com/berita/gaya-hidup/2008/06/01/31051.Diaksestanggal


29 Januari 2010
BKKBN.,

2008.
BanyaknyaPasanganUsiaSubur
(PUS)
danAkseptor
http://www.bps.go.id/tabsub/view.php?tabel=1&daftar=1&id subyek=12&notab

KB.

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi 2010,edisi 2,Jakarta


Depkes RI., 2007. ProfilKesehatan Indonesia 2005, Jakarta
Ida Bagus, 1999. Memahami Sistem Reproduksi Wanita. Archan. Jakarta
Juliansyah Noor,Dr.S.E,M.M. Metodologi Penelitian 2011,Jakarta
ProfilKecamatanCenranaKabupatenMaros 2010
Saifuddin., 2003 BukuPanduanBinaPustakaSarwonoPrawiraharjdo. Jakarta
Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu. Yogyakarta
Suparyanto, 2010. Wanita Usia Subur. kesehatan-dokter-kebidanan-farmasi.blogspot.com

6
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

Anda mungkin juga menyukai