Anda di halaman 1dari 6

SOAL JAWAB

TENTANG PROFESI KEGURUAN


Soal 1 !
Jelaskan
tentang
hakikat
pendidikan,
serta
mengapa pendidikan itu sangat penting untuk
kelangsungan kehidupan manusia?
Jawaban!
Menurut Made Pidarta (1997: 3), pada
hakikatnya
pendidikan
merupakan
proses
memanusiakan manusia dan membudayakan
manusia. Sementara itu, menurut Salam (2002: 5),
pendidikan pada hakikatnya akan berusaha untuk
mengubah
perilaku,
sebab
pendidikan
itu
menyangkut seluruh aspek kepribadian manusia,
pendidikan menyangkut hati nurani, nilai-nilai,
perasaan, pengetahuan, dan keterampilan.
Beberapa asumsi dasar yang berkenaan
dengan dengan hakikat pendidikan tersebut
dinyatakan oleh Raka Joni sebagai berikut:
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusia
yang ditandai oleh keseimbangan antara
kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan
pendidikan.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek
didik menghadapi lingkungan hidup yang
mengalami perubahan yang semakin pesat.
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan
pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi
bagi pembentukan manusia seutuhnya.
Dari pendapat-pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pada hakikatnya pendidikan
merupakan
suatu
proses
pembentukkan
kepribadian,
intelektual,
nilai-nilai/normanorma/etika yang terjadi selama hidup manusia
yang bertujuan untuk mempersiapkan manusia
tersebut agar dapat menghadapi segala masalah
atau tantangan (global) yang akan dihadapi selama

hidupnya melalui pemikiran-pemikirannya yang


intelek.
Pendidikan sangat penting untuk kelangsungan
hidup manusia karena dengan pendidikan seorang
manusia mampu mendapatkan posisinya dalam
masyarakat dan meningkatkan derajatnya untuk
kesejahteraan hidupnya.
Soal 2 !
Jelaskan tentang pengertian pendidikan menurut
para ahli dan anda simpulkan pengertian
pendidikan tersebut menurut sudut pandang anda!
Jawaban!
Menurut UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 :
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta
didik
melalui
kegiatan
bimbingan,
pengajaran, dan/latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang;
Menurut UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan
yang
diperlukan
dirinya
dan
masyarakat.
Menurut GBHN, Pendidikan adalah usaha sadar
untuk
mengembangkan
kepribadian
dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup.
Menurut Ihsan (2005: 2), pendidikan merupakan
usaha
manusia
untuk
menumbuhkan
dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Sedangkan menurut Ahmadi (2001: 68),
pendidikan adalah pengaruh, bantuan atau
tuntunan yang diberikan oleh orang yang
bertanggung jawab kepada anak didik dengan
tujuan
untuk
membentuk
kepribadian
dan

menyerahkan
kebudayaan
kepada
generasi
berikutnya (generasi baru).
Sementara itu, Fananie (2011: 4) berpendapat
bahwa pendidikan adalah segala hal yang dapat
mempengaruhi kebaikan rohani manusia dari kecil
hingga dewasa, bahkan hingga menjadi orang tua
sekalipun, manusia selalu bisa menerima didikan
asalkan
masih
mempunyai
roh
kesucian
(kemanusiaan) atau pikiran sehat.
Umar Tirtarahardja (2005: 37) mengemukakan
bahwa pendidikan memperhatikan kesatuan aspek
jasmani dan rohani, aspek diri (individualitas) dan
aspek sosial, aspek kognitif, afektif, psikomotor,
serta segi keterhubungan manusia dengan dirinya
(konsentrasi), dengan lingkungan sosial dan
alamnya (horizontal), dan dengan Tuhannya
(vertikal).
Dari berbagai pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa definisi pendidikan dapat
dikemukakan baik secara meluas maupun sempit.
Definisi pendidikan secara luas ialah pengalaman
belajar yang berlangsung di lingkungan yang terjadi
sepanjang hidup dan mempengaruhi pertumbuhan
kepribadian serta kompetensi individu (suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan baik dari segi
intelektual maupun dari segi norma/etika/moral),
pendidikan juga dapat terjadi dari hasil interaksi
individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan
fisik yang berlangsung sepanjang hayat, dimulai
sejak manusia itu lahir.
Pendidikan secara sempit dapat diartikan
sebagai
pengalaman-pengalaman
belajar
terprogram baik yang dilakukan di sekolah yang
bersifat formal maupun di tempat-tempat lain yang
bersifat
nonformal
yang
bertujuan
untuk
mentransfer ilmu guna membekali peserta didik
agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup di masa yang akan datang.
Soal 3 !

Kenapa guru dikatakan sebagai suatu profesi dan


bukan pekerjaan? dan kenapa ada program dari
pemerintah untuk mengadakan PPG bagi calon
guru?
Jawaban!
Profesi
adalah
suatu
pekerjaan
yang
membutuhkan keahlian, melalui jenjang pendidikan
yang lama dan tinggi, adanya pelatihan, dan
memiliki kode etik serta bersifat formal. Sedangkan
pekerjaan adalah kegiatan yang tidak bergantung
pada suatu keahlian tertentu. Guru dikatakan suatu
profesi karena untuk menjadi seorang guru harus
mempunyai
kemampuan,
keahlian
dan
profesionalisme. Untuk menjadi seorang guru,
seseorang harus mengikuti jenjang pendidikan
terlebih dahulu, dan untuk berkecimpung di dalam
dunia pendidikan dengan status menjadi seorang
guru juga ada syarat-syarat tertentu yang harus
dipenuhi, seorang guru juga memiliki kode etik.
Oleh karena itulah guru disebut sebagai profesi.
Pemerintah mengadakan PPG bagi calon guru
untuk meningkatkan
kualitas pendidikan
di
Indonesia dengan melahirkan guru-guru yang
berkompeten dan profesional, sebab tujuan dari
PPG itu sendiri adalah untuk meningkatkan kualitas
guru,
meningkatkan
kompetensi
dan
profesionalisme guru.
Soal 4 !
Menurut anda, perlukah program PPG tersebut, dan
apa manfaat bagi anda sebagai calon seorang
pendidik/guru?
Jawaban!
Menurut saya, program PPG itu perlu dan efektif
untuk dilaksanakan, sebab dengan adanya program
PPG calon guru (khususnya saya) dapat lebih
meningkatkan lagi kompetensi dalam mendidik.
Tidak hanya itu, dengan mengikuti program PPG ini
saya akan dapat lebih memahami cara penerapan
pendidikan yang baik, dapat menjadikan saya
sebagai seorang guru yang berkualitas dan

profesional sehingga saya dapat menyalurkan ilmu


dan pengetahuan saya kepada anak didik
(nantinya) dengan cara yang juga berkualitas.
Generasi-generasi
penerus
bangsa
adalah
tanggung jawab pendidik. Jika buruk pendidikan
yang disalurkan kepada generasi kita, maka akan
melahirkan generasi penerus yang buruk pula.
Semua itu ada di tangan pengajar dan pendidik.
Oleh karena itulah yang sangat perlu dan utama
dididik adalah tenaga pengajarnya. Melalui PPG ini
hal itu bisa dilakukan.
Soal 5 !
Jika melihat tentang degradasi moral yang melanda
pendidikan kita seperti tawuran pelajar dan
bentrokan mahasiswa, menurut Anda apa yang
salah dalam sistem pendidikan di Negeri kita?
berikan argumentasi Anda!
Jawaban!
Menurut saya, hal-hal buruk itu terjadi karena
pendidikan di Indonesia ini hanya mengutamakan
kompetensi, pengtahuan (kognitif) saja. Norma-norma
yang berlaku, moral, etika, semua itu dikesampingkan.
Padahal yang sangat utama untuk dibenahi adalah
moral. Jika positif moralnya, maka pikiran-pikiran lain
yang juga merupakan aspek kognitif akan tersalurkan
dengan baik. Misalnya saja pada program Ujian Akhir
Nasional (UN), di sekolah siswa hanya dituntut untuk
dapat lulus di ujian akhir. Siswa dipaksa belajar dari
pagi hingga sore (les wajib) agar dapat lulus di ujian
penentuan. Jika ditinjau dari segi psikologis, hal
tersebut
tidak
baik
dilakukan
karena
akan
mempengaruhi jiwa anak, terlebih lagi jika siswa yang
telah belajar mati-matian malah akhirnya tidak lulus
karena jawabannya tidak terbaca di komputer.
Bukankan hal tersebut sangat merugikan siswa?
Menurut saya, akan lebih baik jika kurikulum saat ini
diganti dengan kurikulum berbasis karakter (pendidikan
karakter),
karena
dengan
pendidikan
karakter,
pendidikan akan lebih mengarah kepada perbaikan
moral/etika. Dengan begitu para siswa tidak hanya

dituntut untuk memperluas wawasannya, tetapi juga


meluruskan/memperbaiki moralnya kearah yang positif.
Semuanya berpangkal kepada sikap (afektif). Jika sikap
yang paling utama ditata, pendidikan di Indonesia ini
akan bejalan dengan semestinya tanpa ada kekerasan,
dan sikap anarkis.

Anda mungkin juga menyukai