Anda di halaman 1dari 5

KLIPING SOSIOLOGI

TENTANG KORUPSI

Di Susun Oleh :
NAMA

: OKKY WIDYA D.

KELAS

: X. 3

SMA NEGERI 1 SIGALUH


TAHUN PELAJARAN
2015/2016
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI

A. Pengertian Korupsi.
Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) atau rasuah adalah tindakan
pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik
yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak[1].
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsurunsur sebagai berikut:
perbuatan melawan hukum,
penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya, adalah

memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),


penggelapan dalam jabatan,
pemerasan dalam jabatan,
ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan
menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan

resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah|pemerintahan rentan korupsi


dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi
adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana purapura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau
berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal
seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak
terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya,
sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas|kejahatan.
Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang
dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di
satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.

B. Dampak korupsi secara umum


1. Dampak Finansial
Dampak Finansial dapat terdiri dari:
Pengeluaran tidak penting dengan biaya mahal untuk pembelanjaan, investasi,
jasa, atau pendapatan negara menjadi rendah karena tidak diperlukannya surat ijin,
perijinan, konsensi dan sebagainya;

Sub perincian kualitas penyediaan atau pekerjaan tidak sesuai dengan harga
yang

dibayar;

Pembebanan

kewajiban

keuangan

kepada

pemerintah

atas

pembelanjaan atau penanaman modal yang tidak diperlukan atau tidak bermanfaat
yang secara ekonomi biasanya bernilai sangat besar; dan Pembebanan atas biaya
perbaikan awal kepada pemerintah yang kerap diikuti dengan berbagai alasan biaya
perawatan.
2. Dampak Ekonomi
Dampak ekonomi dapat terdiri atas beban kepada pemerintah untuk biaya
pelaksanaan, perawatan dan peminjaman hutang untuk investasi atau pembelanjaan,
yang tidak digunakan secara benar demi kepentingan ekonomi negara. Lebih jauh,
dampak ekonomi dapat terjadi apabila tingkat penanaman modal terus berkurang
sebagai akibat tingginya angka korupsi yang dapat mengancam para penyelenggara
bisnis,sehingga kelak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja.
3. Dampak Lingkungan
Korupsi dalam pengadaan barang dan jasa dapat mengakibatkan dampak buruk
bagi lingkungan. Karena proyek-proyek yang dikerjakan biasanya tidak mengikuti
standarisasi lingkungan negara tersebut (atau internasional). Akibat dari penolakan
mengikuti standarisasi tersebut akan berdampak kerusakan parah pada lingkungan
dalam jangka panjang dan tentunya berimplikasi pada tingginya resiko masalah
kesehatan.
4. Dampak pada Kesehatan dan Keselamatan Manusia
Resiko kerusakan dapat terjadi pada kesehatan dan keselamatan manusia
berbagai akibat kualitas lingkungan yang buruk, penanaman modal yang antilingkungan atau ketidakmampuan memenuhi standarisasi kesehatan dan lingkungan.
Korupsi akan menyebabkan kualitas pembangunan buruk, yang dapat berdampak
pada kerentanan bangunan sehingga memunculkan resiko korban.
5. Dampak pada Inovasi
Korupsi membuat kurangnya kompetisi yang akhirnya mengarah kepada
kurangnya daya inovasi. Perusahaan-perusahaan yang bergantung pada hasil korupsi
tak akan menggunakan sumber dayanya untuk melakukan inovasi. Hal ini akan
memicu perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan korupsi untuk tidak merasa
harus menanamkan modal berbentuk inovasi karena korupsi telah membuat mereka
tidak mampu mengakses pasar.
C. Contoh kasus korupsi
Pada
21
April

2011, Komisi

Pemberantasan

Korupsi menangkap

Sekretaris Menteri Pemuda dan Olah Raga Wafid Muharam, pejabat perusahaan rekanan
Mohammad El Idris, dan perantara Mindo Rosalina Manulang karena diduga sedang
melakukan tindak pidana korupsi suap menyuap. Penyidik KPK menemukan 3
lembar cek tunai dengan jumlah kurang lebih sebesar Rp3,2 milyar di lokasi
penangkapan. Keesokan harinya, ketiga orang tersebut dijadikan tersangka tindak pidana
korupsi suap menyuap terkait dengan pembangunan wisma atlet untuk SEA Games ke-

26 di Palembang, Sumatera Selatan. Mohammad El Idris mengaku sebagai manajer


pemasaran PT Duta Graha Indah, perusahaan yang menjalankan proyek pembangunan
wisma atlet tersebut, dan juru bicara KPK Johan Budi menyatakan bahwa cek yang
diterima Wafid Muharam tersebut merupakan uang balas jasa dari PT DGI karena telah
memenangi tender proyek itu.
Pada 27 April 2011, Koordinator LSM Masyarakat Anti Korupsi Indonesia
(MAKI) Boyamin Saiman menyatakan kepada wartawan bahwa Mindo Rosalina
Manulang adalah staf Muhammad Nazaruddin. Nazaruddin menyangkal pernyataan itu
dan mengatakan bahwa ia tidak mengenal Rosalina maupun Wafid. Namun, pernyataan
Boyamin tersebut sesuai dengan keterangan Rosalina sendiri kepada penyidik KPK pada
hari yang samadan keterangan kuasa hukum Rosalina, Kamaruddin Simanjuntak, kepada
wartawan keesokan harinya. Kepada penyidik KPK, Rosalina menyatakan bahwa pada
tahun 2010 ia diminta Nazaruddin untuk mempertemukan pihak PT DGI dengan Wafid,
dan bahwa PT DGI akhirnya menang tender karena sanggup memberi komisi 15 persen
dari nilai proyek, dua persen untuk Wafid dan 13 persen untuk Nazaruddin.Akan tetapi,
Rosalina lalu mengganti pengacaranya menjadi Djufri Taufik dan membantah bahwa
Nazaruddin adalah atasannya. Ia bahkan kemudian menyatakan bahwa Kamaruddin,
mantan pengacaranya, berniat menghancurkan Partai Demokrat sehingga merekayasa
keterangan sebelumnya, dan pada 12 Mei Rosalina resmi mengubah keterangannya
mengenai keterlibatan Nazaruddin dalam berita acara pemeriksaannya. ] Namun demikian,
Wafid menyatakan bahwa ia pernah bertemu beberapa kali dengan Nazaruddin setelah
dikenalkan kepadanya oleh Rosalina.
D. Tanggapan mengenai kasus korupsi
Republik ini telah terpuruk karena korupsi. Kalau informasi dan berita dipotongpotong, atau tidak didalami dalam konteks pemberantasan korupsi, maka yang terjadi
adalah pekerjaan kontra-intelijen murahan: Pengalihan Isu, Melawan Penegakan Hukum
dengan Memobilisasi Opini Publik dan Membangun Rekayasa Informasi untuk
Membenarkan Tindakan. Kita mesti sedikit serius menelusuri informasi terkait kasus
korupsi Wisma Atlet. Paling tidak, kita mulai dari yang sederhana saja, yaitu tiga
dakwaan Jaksa Penuntut Umum atas terdakwa Mohamad Nazaruddin. Apakah dakwaan
tersebut :
Melanggar pasal 12 huruf b UU RI no 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tintak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI no 20 tahun 2001 tentang
Perubahan atas UU RI no 31 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Substansi
dari pasal ini adalah adanya gratifikasi terhadap pejabat negara tanpa melaporkan hal

itu pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


Melanggar Pasal 5 ayat (2) jo Pasal 5 ayat (1) huruf b UU RI no 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI no 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU RI no 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi. Substansi dari pasal ini adalah adanya tindakan penyuapan

terhadap Pegawai Negeri.


Melanggar Pasal 11 UU RI no 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI no 20 tahun 2001 tentang Perubahan
atas UU RI no 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Di pasal
ini, disebutkan sebagai pelanggaran bagi Pegawai Negeri yang menerima hadiah/janji
berhubungan dengan jabatannya.
Nah, kalau kita mau menyelidiki atau mencermati fakta-fakta persidangan,
maka

kita pelan-pelan

bisa

mengkonstruksi

bagaimana

seorang

Nazaruddin

itu didakwa atas korupsi dalam kasus Wisma Atlet. Selain itu, kita juga bisa melihat
bagaimana modus, pola dan bahkan bagaimana KPK bisa secara pelan tapi pasti
mengungkap kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh terdakwa M Nazaruddin.
Dampak dari kasus korupsi M.Nazaruddin
Dampak dari kasus korupsi tersebut,tentu saja sangat merugikan negara. Dan juga
merugikan seluruh lapisan masyarakat. Seharusnya Wisa=ma Atlet tidak perlu
dibangun,lebih baik uang untuk pembangunan Wisma Atlet dijadikan sebagai uang
untuk pembangunan Negara.
Andaikan Aku jadi :
1. Koruptor : Apabiala saya menjadi koruptor saya akan menyesal karena telah
melakukan tindak korupsi. Dan saya akan menyerhakan diri saya untuk di tangkap
dan di vonis.Entah apa pun itu vonisnya,saya akan menerimanya.
2. Polisi : Jika saya menjadi anggota Polisi,saya akan menjadi Polisi yang taat
aturan dan tidak menerima berbagai macam sogokkan.
3. Jaksa : Jika,saya menjadi seorang Jaksa saya akan menuntut terpidana seberat
mungkin.
4. Hakim : Apabila saya menjadi seorang Hakim,saya mungkin akan menegakkan
hukum. Dengan cara,membela yang benar dan menyetujui Jaksa Penuntut Umum
agar terpidana bersalah di kenakan hukuman.
5. Pengacara : Yah,mungkin pekerjaan ini menjadi pekerjaan yang penuh dengan
dosa.Karena,jika saya menjadi Pengacara saya akan membela orang yang salah
dan terkadang saya harus memutar balikkan fakta.

Anda mungkin juga menyukai