Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Definisi Ekonomi Kreatif


Beberapa definisi dan batasan industri kratif menurut para ahli :

1. Menurut Departemen Perdagangan RI (2009:5)


Industri kreatif adalah industri yang berasala dari pemanfaatan kreativitas,
keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi
dan daya cipta individu tersebut.
2. Menurut Simatupang (2007)
Industri kreatif yang mengandalkan talenta, ketrampilan, dan kreativitas
yang merupakan elemen dasar setiap individu. Unsur utama industri kreatif
adalah kreativitas, keahlian, dan talenta yang berpotensi meningkatkan
kesejahteraan melalui kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual.
3. Menurut UK DCMS Task Force (1998:4)
Industri kreatif merupakan industri yang berasal dari kreativitas individu,
ketrampilan, dan bakat yang secara potensial menciptakan kekayaan, dan
lapangan pekerjaan melalui eksploitasi dan pembangkitan kekayaan
intelektual dan daya cipta individu.(Creatives Industries as those which
have their origin in individual creativity,skill and talent, ad which have a
potential for wealth and job creation through the generation and
exploitation of intellectual property and content)

4. Menurut UNCTAD dan UNDP dalam Creative Economy Report (2008:4)


Industri kreatif dapat didefinisikan sebagai siklus kreasi, produksi, serta
distribusi barang dan jasa yang menggunakan kreativitas dan modal
intelektual sebagai input utama. Industri kreatif terdiri dari seperangkat
pengetahuan berbasis aktivitas yang menghasilkan barang-barang riil dan
intelektual nonriil atau jasa-jasa artistik yang memiliki kandungan kreatif
tersusun dari suatu bidang yang heterogen yang saling mempengaruhi dari
kegiatan-kegiatan kreatif yang bervariasi, yang tersusun dari seni dan
kerajinan tradisional, penerbitan, musik, visual dan pembentukan seni sampai
dengan penggunaan teknologi yang intensif dan jasa-jasa yang berbasis
kelompok, seperti fil, televisi, dan siaran radio, serta media baru dan desain.
2.2

Definisi Daya Saing


Daya saing adalah kapasitas bangsa untuk menghadapai tantangan

persaingan pasar internasional dan tetap menjaga atau meningkatkan pendapatan


riil-nya (Council of Competitiveness Washington, DC, 2006)
Daya saing merupakan kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang
memenuhi pengujian internasional dan dalam saat bersamaan juga dapat
memelihara tingkat pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan atau kemampuan
daerah menghasilkan tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi
dengan tetap terbuka terhadap persaingan eksternal (EuropeanComission, 1999 )

2.3

Karakteristik Industri Kreatif


Berdasarkan hasil studi pemetaan Industri kreatif yang dilakukan

Departemen Perdagangan RI (2007:38), industri kreatif memiliki karakteristik


umum sebagai berikut.
1. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah terjadi hampir pada seluruh subsektor
industri kreatif.
2. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah tersebut diikuti oleh fluktuasi
pertumbuhan jumlah perusahaan.
3. Fluktuasi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja tinggi, tetapi tidak setinggi
fluktuasi pertumbuhan perusahaan.
4. Memiliki tingkat teknologi dan produktivitas modal yang relatif konstan.
Artinya teknologi yang digunakan bukan teknologi tinggi dan bukan industri
padat modal (capital intensive).
2.4

Teori-teori Daya Saing

1. Teori Klasik
-

Absolut Advantage (Adam Smith )


Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal
dengan teori keunggulan absolut. Ia berpendapat bahwa jika suatu
negara menghendaki adanya persaingan, perdagangan bebas dan
spesialisasi di dalam negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki
dalam hubungan antar bangsa. Karena hal itu ia mengusulkan bahwa
sebaiknya

semua

negara

lebih

baik

berspesialisasi

dalam

komoditikomoditi di mana ia mempunyai keunggulan yang absolut dan


mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya.
-

Comparative Advantage ( JS Mill dan David Ricardo)


Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan
kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative
advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimilikicomparative
advantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan
mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang
besar).Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh
banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang
tersebut.

2.5

Peran Industri Kreatif Di Indonesia


Industri kreatif berperan penting dalam perekonomian nasional maupun

global karena memberikan kontribusi terhadap aspek kehidupan baik secara


ekonomi maupun nonekonomi. Secara ekonomi, industri kreatif berperan dalam
menciptakan iklim bisnis, pencapaian lapangan kerja, menumbuhkan inovasi dan
kreativitas, pencipta sumber daya yang terbarukan, dan berkontribusi positif
terhadap pendapatan nasional bruto (Gross National Product-GNP).
Berdasarkan laporan ekonomi kreatif (2008: 2), dari Departemen
Perdagangan RI, kontribusi ekonomi kreatif dapat dilihat dari beberapa indikator
baik secara ekonomi maupun non ekonomi sebagai berikut:

1. Dampak terhadap aspek sosial


Selain

berkontribusi

terhadap

perekonomian,

industri

kreatif

berkontribusi terhadap sosial ekonomi lainnya. Misalnya, terhadap


peningkatan kualitas hidup, peningkatan toleransi sosial, bahkan
peningkatan citra dan identitas bangsa.
2. Dampak terhadap pelestarian budaya
Peran penting nonekonomi dari industri kreatif adalah berperan dalam
membangun budaya, warisan budaya, dan nilai-nilai lokal. Industri
kreatif yang berbasis budaya menciptakan landasan karakter budaya
lokal yang kuat. Industri kreatif mampu memperjuangkan hak
kekayaan intelektual (HAKI) bagi warisan budaya, dan kearifan
budaya. Jamu-jamuan, makanan tradisional, obat-obatan tradisional,
seni tradisonal, dan pakaian tradisional adalah warisan budaya yang
dapat dilindungi HAKI-nya. Di bidang teknologi sangat beragam,
seperti irigasi subak, sistem pelestarian hutan suku pedalaman dan
warisan budaya kerajinan lainnya, semua warisan budaya tersebut
memiliki potensi pasar dan merupakan produk industri kreatif bangsa.
3. Tingkat Pendidikan
Tentunya tingkat pendidikan sangat diperlukan dalam daya saing,
untuk melakukan suatu inovasi tentunya digunakan pemikiran yang
sangat kreatif sehingga dapat memunculkan ide-ide yang cemerlang
sehingga dapat bersaing dengan yang lainnya. Partisipasi masyarakat

dalam mengenyam pendidikan SD tercatat sebesar 94,7%, SMP


sebesar 66,5%, serta melek huruf sebesar 99,4%.
2.6

Jenis-jenis Industri kreatif

a. Periklanan : kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu


arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi,
produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya : riset pasar,
perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan,
promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat
kabar,majalah) dan elektronik (televisidan radio), pemasangan berbagai poster
dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame
sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau sampels, serta
penyewaan kolom untuk iklan.
b. Arsitektur : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan,
perencanaan biaya instruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan
kontruksi baik secara menyeluruh dari level makro (town planning, urban
design,

landscape

architecture)

sampai

dengan

level

mikro

(detail

kontruksi,misalnya: arsitektur taman, desain interior).


c. Pasar Barang Seni : Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan
barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang
tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat
musik, percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan.

d. Kerajinan : Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan


distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal
dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain
meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun
buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam,(emas, perak, tembaga, perunggu,
besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur.Produk
kerajinan pada umumnya hanya produksi dalam jumlah yang relatif
kecil(bukan produksi massal)
e. Desain : kegiatan yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior,
desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset
pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.
f. Fesyen : kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain
alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode, dan
aksesorisnya, konsultasi lini produk fesyen,serta distribusi produk fesyen.
g. Video, Film dan Fotografi : kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi
produksi vidio, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan
film.
h. Permainan Interaktif : kegiatan kreatf yang berkaitan dengan kreasi, produksi,
dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan,
ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi
sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau
edukasi.

i. Musik

kegiatan

kreatif

yang

berkaitan

dengan

kreasi/komposisi,

pertunjukkan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.


j. Seni Pertujukkan : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
pengembangan konten, produksi pertunjukkan (misal:pertunjukan balet, tarian
tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera,
temasuk tur musik etnik),desain dan pembuatan busana pertunjukkan, tata
panggung, dan tata pencahayaan.
k. Penerbitan dan Percetakan : kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan
konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah tabloid, dan konten digital,
serta kegiatan,kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup
penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil,
obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport tiket pesawat terbang,
dan terbitan khusus, lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir
(engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan,
dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film.
l. Layanan komputer dan Piranti Lunak : kegiatan kreatif yang terkait dengan
pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer,
pengolahan data, pengembangan database ,pengembangan piranti lunak,
integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak,
desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, sera desain portal termasuk
perawatannya.
m. Televisi dan Radio : kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi,
produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis ,reality show,

infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan
radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan
televisi.
n. Riset dan Pengembangan : kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif
yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan
pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses
baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar,termasuk yang berkaitan dengan humaniora
seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni, serta jasa
konsultasi bisnis dan manajemen.
2.7

Peluang yang Dihadapi Industri Kreatif


Tahun 2004 adalah era keemasan bagi industri kreatif, pada saat itu

pertumbuhan mencapai 8,17%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan


ekonomi nasional saat itu yang hanya 5,03%. Namun, rata-rata pertumbuhan
indutri kreatf tahun 2002-2006 hanyalah sebesar 0,74% . Terjadi fluktuasi yang
sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa industri ini belum tumbuh dengan kuat
tetapi memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal jika
didukung dengan kondisi usaha dan lingkungan usaha yang kondusif.
Peluang industri kreatif baik di dalam negeri maupun di luar negeri sangatlah
besar.Pangsa pasar yang dijanjikan untuk indutri kreatif ini masih terbuka sangat
lebar, dan akan memiliki kecenderungan meningkat.
-

Perubahan Perilaku Pasar dan Konsumen

Seiring dengan majunya tingkat pendidikan dan kesehatan di berbagai


negara di dunia, taraf hidup manusia pun semakin meningkat sehingga
sudut pandang manusia melihat kehidupan juga berubah.
Teori Hirarki Kebutuhan Maslow (Maslow, A Theory of Human
Motivation 1943) menyatakan bahwa saat manusia telah berhasil
melampaui tingkat kebutuhan-kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisik
( physical needs ) serta kebutuhan atas keamanan (security/ safety
needs), maka manusia akan berusaha mencari kebutuhan-kebtuhannya
pada tingkat yang lebih lanjut yaitu kebutuhan bersosialisasi (social
needs), rasa percaya diri (esteem needs) dan aktualisasi diri (self
actualization). Demikian pula dengan perilaku konsumsi manusia.
Dalam konteks perdagangan, semakin lama manusia semakin meyukai
barang-barang yang tidak hanya mampu memuaskan kebutuhan
fungsional saja, namun juga mencari produk yang bisa memberikan
dirinya suatu identitas dan membuatnya dirinya lebih dihargai oleh
orang-orang disekitarnya. Industri fesyen adalah contoh yang bagus
untuk menggambarkan kondisi ini. Konsumen tidak akan membeli
barang yang tidak cantik dantidak menarik, atau tidak cocok dengan
tubuh si pemakai .
Ciri-ciri konsumen seperti ini sangat identik dengan konsumen di
negara- negara maju. Oleh karena negara maju juga merupakan
trendsetter perdagagan internasional, maka perilaku tersebut berimbas
pada negara-negara lain dan menjadi tren global. Sehingga secara

perdagangan dan industri, produk-produk yang dijual ke negara-negara


maju haruslah yang memiliki kandungan-kandungan non-fungsional
yang mampu memuaskan kebutuhan konsumen atas identitas dan
penghargaan sosial. Disinilah industri kreatif memegang peranan yang
penting, karena industri kreatif sangat responsif menyerap akumulasi
fenomene-fenomena sosial di masyarakat dan menuangkan ke dalam
konteks produk dan jasa, bisa berupa produk pakai sepertifesyen dan
kerajinan maupun produk-produk hiburan seperti musik dan film.
Namun, hirarky kebutuhan tidak hanya diperunukkan bagi manusia yang
berkecukupan dalam hal materi maupun SDM yang berlatar belakang
pendidikan tinggi. Dalam proporsi tertentu masyarakat di lapisan bawah
(the bottom of the pyramid) yang kurang mengecap pendidikan tinggi
pun memiliki motivasi sosial, motivasi kepercayaan diri dan motivasi
untuk aktualisasi diri yang sama pentingnya seperti masyarakat lapisan
atas.
- Tumbuhnya Era Produksi Non Massal
Semakin kritisnya konsumen akhirnya membuat konsumen akhirnya
membuat konsumen semakin selektif terhadap baran-barang yang
dikonsumsinya. Konsumen kurang tergerak membeli barang-barang
generik, sebaliknya konsumen sangat antusias membeli barang-barang
yang unik dan dapat membuat bangga yang memakainya. Semakin lama
faktor selera semakin mendominasi perilaku konsumsi. Dan akibatnya
daur hidup produk-produk semakin lama semakin singkat. Ini

disebabkan karena menyimpan stok terlalu banyak, terlalu banyak, lebih


besar kemungkinan produk tidak terserap pasar.
Permintaan konsumen ini (consumer demand) telah mengubah
pendekatan indutri. Dahulu industri berorientasi mendorong supply
(supply driven) dan proses produksinya tidak disatu tempat namun
tersebar.
Efek dari industri yang berorientasi konsumen adalah munculnya era
produksi non-massal.Pada sistim ini barang dibuat dalam jumlah yang
tidak terlalu banyak dan dengan variasi-variasi yang beraneka ragam.
Yang tidak disadari oleh banyak orang dari fenomena ini adalah bahwa
sebenarnya faktor kandungan emosional dan selera (emotional
attachment) adalah faktor pendorong perubahan tersebut.
Fenomena ini bisa dapat dimanfaatkan dua arah. Industri kreatif yang
syarat dengan kandungan emosional dapat mendorong evolusi
perkembangan

teknologi

industri

manufaktur

non-massal,

atau

kebalikannya, industri kreatif dapat semakin memanfaatkan teknologi


maufaktur

yang

telah

semakin

fleksibel

sebagai

salah

satu

keunggulannya dalam mensupplai produk-produk yang beraneka ragam.


- Porsi Pasar Dalam Negeri yang Besar
Dari sisi pasar domestik, penduduk Indonesia merupakan peringkat 4
terbesar di dunia adalah potensi pasar yang sangat besar apabila dapat
menyerap hasil-hasil produksi dalam negeri.

Saat faktor eksternal kurang mendukung, seperti kondisi saat ini, kinerja
ekspor bisa saja menurun. Pada saat itu, perekonomian harus ditumpu
pada perekonomian domestik. Industri kreatif berbasis barang-barang
fisik dapat mengisi pasar dengan hasil-hasil produksi dalam negeri yang
memiliki kualitas desain yang sama baiknya dengan prodk-produk
impor. Produk-produk lokal yang dibuat secara mandiri tanpa lisensi
asing mencerminkan potensi kemandirian dunia bisnis anak bangsa.
Industri kreatif yang produknya berupa jasa atau bentuk on-materiil
lainnya misalnya musik dan piranti lunak, dapat didistribusikan secara
digital sehingga tidak perlu menggunakan cara-cara distribusi melalui
infrastruktur fisik yang sangat terkait dengan konsumsi BBM.
- Keragaman Sosio-Kultural Indonesia
Negara Indonesia terkenal karena keragaman sosio-kulturalnya. Seringkali
kendala yang ditemui dalam budaya Indonesia adalah kesulitan mencari
pemirsa (audience). Ini disebabkan karena pemirsa kurang tertarik
menikmati sajian yang terlalu tradisionil. Apabila dibiarkan, lama
kelamaan warisan budaya tersebut akan punah karena tidak adanya
regenerasi terhadap generasi muda.
Namun sebaliknya, bagi para pelaku industri kreatif, keragaman sosiokultural
dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah kering. Dimanmana kita
dapat melihat bahwa pemirsa lokal maupun internasional akan tertarik
apabila menonton pagelaran budaya yang telah mendapat sentuhan lebih

modern dan populer dari desainer, arsitek, komposer, musik dan


koreografer.
Usaha-usaha pemanfaatan kearifan serta warisan budaya ini, perlu perhatian
dan kerjasama antara pemerintah dengan pelaku-pelaku industri kreatif,
sehingga warian budaya tradisional bangsa Indonesia dapat terlestarikan
dan menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia.
2.8

Indikator Ekonomi Kreatif


Terdapat beberapa indikator dalam meningkatkan daya saing dalam usaha
ekonomi kreatif diantaranya.
- Kesiapan SDM Kreatif
Di era ekonomi kreatif, dimana kreativitas menjadi indutri, pekerja kreatif
tidak hanya dari dunia seni melainkan juga dari dunia manajemen,
sains, dan teknologi.Menurut Florida,SDM kreatif meliputi orang-orang
dari bidang sains, insinyur, arsitek, desainer, pendidik, artis, musisi, dan
entertainer.Terdapat 30% pekerja dalam strata kreatif di Amerika,
dengan penghasilan sekitar 2 triliun dollar Amerika. Kontribusi yag
sangat besar ini menjadi patokan bahwa SDM kreatif patut
diperhitungkan.
Berkembangnya Industri kreatif berbasis kreativitas khususnya di
Amerika dan Inggris berdampak besar bagi negar-negara lai khususnya
negara-negara di Asia, berupa kegiatan sub-kontak (outsourcing).
Perlahan-lahan negara-negara Asia mulai menunjukkan kematangannya.

Saat ini India telah terkenal dengan industri film dan industri piranti
lunak, Jepang dan Korea dikenal sebagai pencipta benda-benda
elektronik, otomotif dan industri konten.
Namun, pasar global untuk sub-kontak SDM kreatif belum dirasakan
penoh oleh pekerja-pekerja kreatif di Indonesia. Kendala yang dihadapi
SDM kreatif Indonesia saat ini ada 3 bagian besar :
1.

SDM kreatif berbasis artistik belum mmahami konteks kreativitas diera


industri kreatif secara menyeluruh. Sehingga masyarakat melihat dunia artistik
sebagai dunia yang eksklusif dan tidak merakyat.

2.

SDM kreatif berbasis non-artistik (sains dan teknologi) terlalu mikroskopis


dalam melihat keprofesiannya sehingga kadang terlalu mekanistis dalam
berpikir sehingga kurang inovatif. Dalam bekerja orang-orang ini lebih
termotivasi bekerja pada perusahan-perusahaan besar yang membuat mereka
tenggelam dalam rutinitas sehari-hari dan memiliki keterbatasan dalam
mengekspresikan kreativitas yang ada dalam diri.

3.

SDM kretif yang berbasis artistik maupun yang non-artistik kekurangan


sarana untuk bereksperimen dan berekspresi sehingga hasil karya mereka
masih kurang kreatif daan kurang inovatif. Akibatnya industri lokal dan
interasional belum melihat kepentingan yang besar untuk mengadopsi ide-ide
baru dari mereka.
Melihat kondisi seperti ini, maka diperlukan penanaman pola

pikir keatif yang lebih kontekstual dan diterapkan disegala sisi


kehidupan, baik dari sisi pendidikan, budaya maupun motivasi
kewirausahaan
-

Tersedianya SDA yang memadai


Sumber daya alam tentunya sangat dibutuhkan untuk menjalani setiap usaha,
sumber daya ataupun bahan baku dapat sangat mendukung dalam
meningkatkan daya saing suatu usaha ekonomi kreatif. Sumber daya
alam harus digunakan secara efektif dan efisien agar tidak terjadi
masalah dalam sumber daya alam. Contohnya tidak tersedianya lagi
sumber daya alam ataupun sumber daya alam sangat terbatas,oleh sebab
itu harus dilakukan penghematan sumber daya alam .

Lembaga Pendidikan Yang Mampu Menghasilkan Insan Kreatif


Indonesia
Anak didik disini dituntut untuk berdaya juang di kehidupan nyata. Daya
juang sebenarnya adalah olah kreativitas, karena daya juang menantang
manusia memecahkan suatu permasalahan, bila ia tidak cukupkreatif,
permasalahannya tidak selesai dania akan tersinglirkan. Dengan
kenyataan ini sektor pendidikan, sejak dini harus mengimbangi
kurikulum berbasis menghafal dengan kurikulum berorientasi kepada
kreativitas dan terbentuknya jiwa kewirausahaannya. Kreativitas yang
dimaksud adalah mengasah kepekaan dan kesiapan untuk proaktif di
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ditemui di lingkungan
nyata.

Lembaga pendidikan seharusnya mengarah kepada sistem pendidikan


yang dapat menciptakan :
1.

Kompetensi yang kompetitif : Sesuai namanya, kompetensi membutuhkan


latihan, sehingga sektor pendidikan harus memperbanyak kegiatan orientasi
lapangan, eksperimentasi, riset dan pengembangan serta mengadakan proyek
kerja sama multidisipliner yang beranggotkan berbagai keilmuan, dari sains,
teknologi maupun seni.

2.

Intelejensia Multi Dimensi : Teori-teori intelejensia saat ini telah mengakui


pula bahwa tidak hanya kecerdasan rasional (IQ) yang menjadi acuan tingkat
pencapaian manusia juga memiliki kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan
spritual (SQ). Dengan menempatkan porsi yang sama di ketiga dimensi
intelejensia ini pada jalur penddidikan formal, diharapkan dapat dihasilkan
SDM berintelejensia rasional yang tinggi dan memiliki daya kreativitas yang
tinggi pula.

Lembaga Keuangan Bagi Industri Kreatif


Dukungan lembaga keuangan pada insan-insan kreatif Indonesia masih
dirasakan rendah. Misalnya industri-industri kreatif baru terutama
yang berbasis konten digital yang menunjukkan pertumbuhan diatas
rata-rata masih sulit untuk mendapatkan dukungan pembiayaan dari
lembaga keuangan. Hal ini disebabkan karena lembaga keuangan

masih belum memahami bisnis di industri kreatif ini, sehingga


lembaga keuangan masih sulit memberikan dukungan.
Saat ini sudah terdapat skema pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR)
yang telah diluncurkan oleh Presiden RI pada tanggal 5 November
2007 berdasarkan Nota Kesepahaman Bersama (MoU) antara
Pemerintah, Perusahaan Penjaminan, dan Perbankan (enam bank yaitu
Bank Mandiri, BNI, BTN, BRI, Bank Bukopin, dan Bank Syariah
Mandiri) pada tanggal 9 oktober 20007 tentang Penjaminan
kredit/Pembiayaan kepada UMKM/Koperasi, yang mungkin dapat
dimanfaatkan oleh skema pmbiayaan bagi industri kreatif. Tetapi hal
ini belum dapat dimanfaatkan oleh industri kreatif karena kendala
perbedaan pola bisnis sektor industri kreatif dengan sektor-sektor
industri lainnya,sehingga perbankan akan cenderung menilai sektor
industri kreatif belum bankable. Oleh karena itu perlu dipirkan
kebijakan atau bentuk skema pembiayaan yang sesuai bagi industri
kreatif ini.
2.9

Penelitian Terdahulu
Petrus Wolo (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Strategi

Penigkatan Daya Saing Produk Sarung Blinkonblewut dengan Menggunakan


Metode Analytical Hierarchy Processdengan melakukan metode Analitycal
Hierarcy Process ini dapat menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria
yang kompleks menjadi suatu hierarki. Peneltian ini berupa atribut kualitas

produk dalam meningkatkan daya saing produk perusahaan Blikonblewut. Dari


kuisioner yang disebarkan sebanyak 20 kuisioner dan setelah dilakukan
pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa terjadi beberapa elemen yang
menjadi kebutuhan konsumen dalam pemilihan produk sarung Blikonblewut yaitu
harga -0,62, kekuatan 0,45, warna -0,66, panjang -0,91, lebar -0,55 dan kemasan
0,23.Sehingga faktor utama yang paling penting dalam perbaikan pembuatan
sarung tenun Blikonblewut yaitu kekuatan dengan perbaikan

alat tenun dan

pemilihan bahan baku benang yang baik sehingga akan membuat umur sarung
lebih awet.
Atle Hauge (2012) dalam penelitiannya berjudul Creative Industri :
Lacklustre business-Swedish firms combination of business and aesthetics as a
competitive strategi disini menjelaskan bahwa untuk dapat mempertahankan
daya saing yaitu dengan kreativitas dan inovasi yang tinggi. Di dalam bisnis ini
ide-ide kreatif sangat diperlukan dalam bidang desain dan fashion.
Eling Purwanto Jati (2013) dalam penelitiannya berjudul Analisis Sikap
dan Masyarakat Dalam Mengembangkan Industri Kreatif Batik di Desa
Gambarsari Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga dalam penelitian
ini menjelaskan tentang bagaimana caranya menemukan gagasan kreatif dalam
Industri kreatif Batik ini, seperti mendesain motif-motif batik agar dapat memikat
hati konsumen, sehingga dapat meningkatkan daya saing.

3.0

Kerangka Konseptual
Dalam kerangka konseptual ini menjelaskan gambaran atau wilayah yang

akan digunakan sebagai penelitian. Penelitian akan dilakukan dengan cara


pengumpulan data primer dan data sekunder tentang industri kreatif di kota
Medan. Dan juga nantinya akan turun ke lapangan guna melakukan survei dengan
cara kuisioner dan juga wawancara. Sehingga nantinya dapat menjelaskan
seberapa besar daya saing dalam industri kreatif di kota Medan.
Ekonomi Kreatif
di kota Medan

Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif


di Kota Medan
Kota

Kondisi Internal (kekuatan


dan kelemahan) ekonomi
kreatif

Kondisieksternal (peluang
dan ancaman) ekonomi
kreatif

Peningkatan Daya Saing


Usaha Kreatif

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Anda mungkin juga menyukai