TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.3
1. Teori Klasik
-
semua
negara
lebih
baik
berspesialisasi
dalam
2.5
berkontribusi
terhadap
perekonomian,
industri
kreatif
landscape
architecture)
sampai
dengan
level
mikro
(detail
i. Musik
kegiatan
kreatif
yang
berkaitan
dengan
kreasi/komposisi,
infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan
radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan
televisi.
n. Riset dan Pengembangan : kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif
yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan
pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses
baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar,termasuk yang berkaitan dengan humaniora
seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni, serta jasa
konsultasi bisnis dan manajemen.
2.7
teknologi
industri
manufaktur
non-massal,
atau
yang
telah
semakin
fleksibel
sebagai
salah
satu
Saat faktor eksternal kurang mendukung, seperti kondisi saat ini, kinerja
ekspor bisa saja menurun. Pada saat itu, perekonomian harus ditumpu
pada perekonomian domestik. Industri kreatif berbasis barang-barang
fisik dapat mengisi pasar dengan hasil-hasil produksi dalam negeri yang
memiliki kualitas desain yang sama baiknya dengan prodk-produk
impor. Produk-produk lokal yang dibuat secara mandiri tanpa lisensi
asing mencerminkan potensi kemandirian dunia bisnis anak bangsa.
Industri kreatif yang produknya berupa jasa atau bentuk on-materiil
lainnya misalnya musik dan piranti lunak, dapat didistribusikan secara
digital sehingga tidak perlu menggunakan cara-cara distribusi melalui
infrastruktur fisik yang sangat terkait dengan konsumsi BBM.
- Keragaman Sosio-Kultural Indonesia
Negara Indonesia terkenal karena keragaman sosio-kulturalnya. Seringkali
kendala yang ditemui dalam budaya Indonesia adalah kesulitan mencari
pemirsa (audience). Ini disebabkan karena pemirsa kurang tertarik
menikmati sajian yang terlalu tradisionil. Apabila dibiarkan, lama
kelamaan warisan budaya tersebut akan punah karena tidak adanya
regenerasi terhadap generasi muda.
Namun sebaliknya, bagi para pelaku industri kreatif, keragaman sosiokultural
dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah kering. Dimanmana kita
dapat melihat bahwa pemirsa lokal maupun internasional akan tertarik
apabila menonton pagelaran budaya yang telah mendapat sentuhan lebih
Saat ini India telah terkenal dengan industri film dan industri piranti
lunak, Jepang dan Korea dikenal sebagai pencipta benda-benda
elektronik, otomotif dan industri konten.
Namun, pasar global untuk sub-kontak SDM kreatif belum dirasakan
penoh oleh pekerja-pekerja kreatif di Indonesia. Kendala yang dihadapi
SDM kreatif Indonesia saat ini ada 3 bagian besar :
1.
2.
3.
2.
Penelitian Terdahulu
Petrus Wolo (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Strategi
pemilihan bahan baku benang yang baik sehingga akan membuat umur sarung
lebih awet.
Atle Hauge (2012) dalam penelitiannya berjudul Creative Industri :
Lacklustre business-Swedish firms combination of business and aesthetics as a
competitive strategi disini menjelaskan bahwa untuk dapat mempertahankan
daya saing yaitu dengan kreativitas dan inovasi yang tinggi. Di dalam bisnis ini
ide-ide kreatif sangat diperlukan dalam bidang desain dan fashion.
Eling Purwanto Jati (2013) dalam penelitiannya berjudul Analisis Sikap
dan Masyarakat Dalam Mengembangkan Industri Kreatif Batik di Desa
Gambarsari Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga dalam penelitian
ini menjelaskan tentang bagaimana caranya menemukan gagasan kreatif dalam
Industri kreatif Batik ini, seperti mendesain motif-motif batik agar dapat memikat
hati konsumen, sehingga dapat meningkatkan daya saing.
3.0
Kerangka Konseptual
Dalam kerangka konseptual ini menjelaskan gambaran atau wilayah yang
Kondisieksternal (peluang
dan ancaman) ekonomi
kreatif
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual