Anda di halaman 1dari 131

POSTURAL DRAINAGE

RSUD BANTEN

No. Dokumen
KPR.008

No. Revisi
1

Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
PENGERTIAN
TUJUAN

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

17 Desember 2015
Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.
NIP. 19610209 198911 2 001
Postural drainage adalah tindakan pembersihan sekret di jalan nafas
segmen bronkus dengan pengaruh gravitasi.
1. Mobilisasi dan pembersihan sputum
2. Meningkatkan toleransi latihan dan mengembangkan ventilasi
3. Memperbaiki pernafasan menjadi efektif

KEBIJAKAN

SK Direktur No..../ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ ..../ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Bantal dua atau tiga buah
2. Tissue wajah
3. Air satu gelas
4. Sputum pot
5. Baki dan pengalas
Persiapan pasien
1. Beri salam dan perkenalkan diri.
2. Berikan penjelasan tentang tindakan tujuan serta prosedur yang
akan dilakukan
3. Berikan posisi yang aman dan nyaman pada pasien, posisi:
a Bronkus apikal lobus anterior kanan dan kiri atas, pasien duduk
dikursi bersandar pada bantal
b Bronkus apikal lobus posterior kanan dan kiri atas, pasien
duduk di kursi, menyandar ke depan pada bantal atau meja
c Bronkus lobus aterior kanan dan kiri, pasien berbaring datar
dengan bantal kecil di bawah lutut
d Bronkus lobus lingual kiri atas, pasien berbaring miring ke
kanan dengan lengan di atas kepala pada posisi trendelenburg,
dengan kaki tempat tidur di tinggikan 30 cm, letakkan bantal di
belakang punggung, dan gulingkan klien seperempat putaran ke
atas bantal
e Bronkus lobus kanan tengah, pasien berbaring miring ke kanan,
tinggikan kaki tempat tidur 30 cm, letakkan bantal dibelakang
punggung dan gulingkan pasien seperempat putaran ke atas
bantal
f Bronkus lobus anterior kanan dan kiri bawah : pasien berbaring
terlentang dengan posisi trendelenburg, kaki tempat tidur
ditinggikan 45 sampai 50 cm, biarkan lutut menekuk diatas
bantal
g Bronkus lobus lateral kanan bawah : pasien berbaring miring ke
kiri pada posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur
ditinggikan 45 sampai 50 cm
h Bronkus lobus lateral kiri bawah : pasien berbaring miring ke
kanan pada posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur
ditinggikan 45 sampai 50 cm
i
Bronkus lobus superior kanan dan kiri bawah : pasien berbaring
tengkurap dengan bantal di bawah lambung

POSTURAL DRAINAGE

No. Dokumen

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

Halaman
2/2

J. Bronkus basalis posterior kanan dan kiri : pasien berbaring


tengkurap dalam posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur
di tinggikan 45 sampai 50 cm

RSUD BANTEN
PROSEDUR

No. Revisi
1

Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase berdasarkan
pengkajian semua bidang paru, data klinis, dan gambaran foto dada
3. Baringkan pasien dalam posisi untuk mendrainase area yang
tersumbat, bantu pasien memilih posisi sesuai kebutuhan
4. Minta pasien mempertahankan posisi selama 10 sampai 15 menit
5. Selama 10 sampai 15 menit drainase pada posisi ini, lakukan
perkusi dada, vibrasi atau gerakan iga di atas area yang didrainase
6. Setelah drainase pada postur pertama, minta pasien duduk dan
batuk, tampung sekresi yang di keluarkan dalam sputum pot. Bila
pasien tidak dapat batuk, lakukan suction
7. Minta pasien istirahat sebentar bila perlu
8. Minta pasien untuk minum air putih
9. Ulangi tindakan sampai semua area tersumbat yang dipilih telah
terdrainase, setiap tindakan tidak boleh lebih dari 30 sampai 60
menit
10. Ulangi auskultasi dada pada semua bidang paru
11. Cuci tangan
12. Lakukan pendokumentasian; respon pasien, karakteristik sekret
1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas

Komite Keperawatan

FISIOTERAPI DADA

No. Dokumen
0002.23.08

No. Revisi
1

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Januari 2016
Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.
NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN
TUJUAN

Fisioterapi dada adalah tindakan untuk meningkatkan bersihan jalan nafas


dengan cara perkusi dan vibrasi
1. Mengeluarkan sekret yang berlebihan di jalan napas
2. Mencegah obstruksi dan infeksi jalan napas

KEBIJAKAN

SK Direktur No..../ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ ..../ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Handuk untuk pengalas
2. Bantal
3. Stetoskop
4. Nierbekken
5. Sputum pot
6. Tissue
7. Minyak sayur bersih/ lotion/ baby oil digosokkan pada punggung
pasien pada daerah tertekan
8. Suction siap pakai
9. Baki dan pengalas
Persiapan pasien
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
3. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman (duduk atau
berbaring)
Pelaksanaan
Cek program dokter untuk terapi pengenceran mukus/slem
Cuci tangan
Pastikan tidak ada kontraindikasi pemberian fisioterapi dada atau
pasien baru selesai makan
4. Observasi keluhan pasien mengenai adanya muntah, nyeri dada,
sesak nafas yang meningkat
5. Kaji fungsi pernafasan pasien ( auskultasi paru ), suara nafas, lokasi
dan kekentalan sekret, dan posisikan pasien sesuai area sekret
6. Letakkan pengalas/handuk kecil di lokasi fisioterapi dada
7. Dekatkan tempat penampung sekret ( sputum pot ) dan tissue ke
pasien
8. Lakukan tepukan pada area yang telah ditentukan dengan tangan
telungkup/ membuat rongga sehingga pasien merasa nyaman
9. Lakukan vibrasi (menggerakkan tangan dengan teratur dan cepat)
pada setiap area yang telah ditentukan
10. Anjurkan pasien untuk batuk efektif, atau lakukan penghisapan lendir
untuk pasien yang tidak mampu batuk / tidak sadar
1.
2.
3.

FISIOTERAPI DADA

No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
2/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

11. Rapikan pasien


12. Cuci tangan
13. Lakukan pendokumentasian; respon pasien, karakteristik sekret
1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas

Komite Keperawatan

MENGUKUR TEKANAN DARAH

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0003.23.08
Tanggal Terbit

No. Revisi
1

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Januari 2016
Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.
NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Mengukur tekanan darah adalah mengukur tekanan darah pada dinding


arteri berdasarkan kerja jantung memompa darah dengan menggunakan
sfigmomanometer
Mengobservasi tanda vital dan kondisi pasien
SK Direktur No..../ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ ...../ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Sfigmomanometer / tensimeter
2. Stetoskop
3. Formulir observasi tanda-tanda vital pasien (kardeks rawat inap)
Persiapan Pasien
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri.
2. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
3. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman (duduk atau
berbaring)
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Lepaskan baju pada lengan atas atau gulung ke atas bila baju
longgar
3. Kosongkan udara yang berada pada manset dan buka air raksa
tensimeter
4. Pasang manset pada lengan atas arteri brachialis dengan jarak
kira-kira 2.5 cm (2jari)
5. Perhatikan tanda panah pada manset berada pada posisi di atas
arteri brachialis
6. Letakkan tensimeter sejajar dengan pandangan mata perawat
7. Tangan nondominan meraba arteri radialis dan tangan dominan
memompa balon tensimeter sampai denyut nadi arteri radialis tidak
terasa lagi dan naikkan 20 - 30 mmHg
8. Pasang stetoskop pada telinga (pastikan bunyi terdengar dengan
jelas) dan tempatkan diafragma stetoskop pada area arteri
brachialis
9. Turunkan air raksa dengan melepaskan katup secara perlahan
dengan frekuensi 2 3 mmHg/ detik
10. Perhatikan manometer sampai diangka berapa bunyi jelas
terdengar pertama kali (Systole) dan pada angka berapa bunyi
menghilang (Diastole)
11. Buka katup dan kosongkan udara yang ada pada manset,
miringkan tensimeter kearah kunci off kemudian tutup air raksa.
12. Catat hasil yang didapat pada kardeks rawat inap
13. Rapikan pasien dan peralatan
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan hasil dan respon pasien pada catatan perawatan

MENGUKUR TEKANAN DARAH

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0003.23.08
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

No. Revisi
1

Halaman
2/2

MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI AKSILA / KETIAK

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
.........

Tanggal Terbit

No. Revisi
1

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Mengukur suhu tubuh melalui aksila / ketiak adalah mengukur suhu badan
dengan menggunakan termometer yang ditempatkan di aksila / ketiak.
Mengobservasi tanda vital dan kondisi pasien
SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Termometer air raksa / termometer digital
2. Nierbekken
3. Larutan sabun, desinfektan, dan air bersih dalam tempatnya
4. Tissue
5. Sarung tangan
6. Formulir observasi tanda-tanda vital pasien (kardeks rawat inap)
Persiapan Pasien
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri.
2. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
3. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman (duduk atau
berbaring)
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Buka pakaian pada bagian lengan pasien
4. Masukkan termometer ke tengah aksila / ketiak, turunkan lengan,
dan silangkan
lengan bawah pasien
5. Pertahankan termometer :
Air raksa selama 5 10 menit
digital, sampai sinyal terdengar atau penunjuk digit terdengar
6. Ambil termometer dan bersihkan menggunakan tissue dengan
gerakan
memutar dari atas ke arah reservoir kemudian buang
tissue ke nierbekken
7. Baca tingkat air raksa atau digitnya
8. Bersihkan termometer dengan dimasukkan ke dalam tempat berisi
air sabun, lap dengan tissue dengan gerakan memutar dari atas ke
arah reservoir, buang tissue ke dalam nierbekken.
9. Masukkan termometer ke dalam larutan desinfektan selama 3 menit,
bersihkan dengan tissue dengan gerakan memutar dari atas ke arah
reservoir dan buang tissue ke dalam nierbekken
10. Masukkan termometer ke dalam air bersih dan keringkan dengan
menggunakan tissue dengan cara memutar dari reservoir ke arah
atas dan buang tissue ke dalam nierbekken
11. Turunkan tingkat air raksa/ kembalikan termometer digital ke skala
awal
12. Simpan termometer ke dalam tempatnya
13. Rapikan pasien dan kembalikan ke posisi yang nyaman

MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI AKSILA / KETIAK


No. Dokumen
0004.23.08

No. Revisi
1

Halaman
2/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

14. Cuci tangan


15. Dokumentasikan hasil dan respon pasien pada catatan perawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI REKTAL


No. Dokumen
0005.23.08

No. Revisi
1

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Januari 2016
Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.
NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Mengukur suhu tubuh melalui rektal adalah mengukur suhu badan dengan
menggunakan termometer yang ditempatkan di rektum.
Mengobservasi tanda vital dan kondisi pasien
SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Termometer air raksa / termometer digital
2. Nierbekken
3. Larutan sabun, desinfektan, dan air bersih dalam tempatnya
4. Vaseline / pelumas larut air
5. Tissue
6. Sarung tangan
7. Formulir observasi tanda-tanda vital pasien (kardeks rawat inap)
Persiapan Pasien
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri.
2. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
3. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman :
- dewasa : sims atau miring dan kaki sebelah atas ditekuk ke arah
perut
- bayi/ anak : tengkurap atau terlentang
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan.
3. Buka pakaian yang menutupi bokong pasien
4. Melumasi ujung termometer dengan vaseline sekitar 2.5 3.5 cm
pada pasien dewasa dan 1.2 2.5 cm pada pasien bayi / anak-anak
5. Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri
(pada pasien dewasa). Jika bayi, tengkurap di atas tempat tidur,
rengangkan kedua bokong dengan jari-jari.
6. Minta pasien menarik napas dalam dan masukkan termometer
secara perlahan ke dalam anus sekitar 3.5 cm (pada pasien dewasa)
dan 1.2 2.5 cm (pada bayi / anak-anak)
7. Pegang termometer di tempatnya selama 2 3 menit (untuk pasien
dewasa) dan 5 menit (pada bayi / anak-anak)
8. Keluarkan termometer dengan hati-hati
9. Bersihkan termometer menggunakan tissue dengan gerakan
memutar dari atas ke arah reservoir kemudian buang tissue ke dalam
nierbekken
10. Baca tingkat air raksa / digitnya
11. Lap area anal untuk membersihkan pelumas atau feses
12. Bersihkan termometer dengan dimasukkan ke dalam tempat berisi
air sabun, lap dengan tissue dengan gerakan memutar dari atas ke
arah reservoir, buang tissue ke dalam nierbekken

MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI REKTAL


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
2/2

RSUD BANTEN

PROSEDUR

13. Masukkan termometer ke dalam larutan desinfektan selama 3 menit,


bersihkan dengan tissue dengan gerakan memutar dari atas ke arah
reservoir dan buang tissue ke dalam nierbekken
14. Masukkan termometer ke dalam air bersih dan keringkan dengan
menggunakan tissue dengan cara memutar dari reservoir ke arah atas
dan buang tissue ke dalam nierbekken
15. Turunkan tingkat air raksa/ kembalikan termometer digital ke skala
awal
16. Simpan termometer ke dalam tempatnya
17. Rapikan pasien dan kembalikan ke posisi yang nyaman
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan hasil dan respon pasien pada catatan perawatan

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI REKTAL

No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Januari 2016
Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.
NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Mengukur suhu tubuh melalui oral adalah mengukur suhu tubuh dengan
termometer yang ditempatkan ke dalam mulut.
Mengobservasi tanda vital dan kondisi pasien
SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Termometer air raksa/ termometer digital
2. Nierbekken
3. Larutan sabun, desinfektan, dan air bersih dalam tempatnya
4. Tissue
5. Sarung tangan
6. Formulir observasi tanda-tanda vital pasien (kardeks rawat inap)
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Minta pasien membuka mulut
4. Tempatkan termometer di bawah lidah pasien, dalam kantung
sublingual lateral ke tengah rahang bawah
5. Minta pasien untuk menahan termometer dengan bibir terkatup dan
hindari penggigitan. Jika pasien tidak mampu menahan termometer
dalam mulut, pegangi termometer.
6. Biarkan termometer di tempat tersebut :
Termometer air raksa, 2-3 menit
Termometer digital, sampai sinyal terdengar dan petunjuk digit
dapat terbaca
7. Keluarkan termometer dengan hati-hati
8.
Bersihkan termometer menggunakan tissue dengan gerakan
memutar dari atas ke arah reservoir kemudian buang tissue ke
dalam nierbekken
9. Baca tingkat air raksa / digitnya
10. Bersihkan termometer dengan dimasukkan ke dalam tempat berisi
air sabun, lap dengan tissue dengan gerakan memutar dari atas ke
arah reservoir, buang tissue ke dalam nierbekken.
11. Masukkan termometer ke dalam larutan desinfektan selama 3 menit,
bersihkan dengan tissue dengan gerakan memutar dari atas ke arah
reservoir dan buang tissue ke dalam nierbekken
12. Masukkan termometer ke dalam air bersih dan keringkan dengan
menggunakan tissue dengan cara memutar dari reservoir ke arah
atas dan buang tissue ke dalam nierbekken

MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI ORAL


No. Dokumen

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

Halaman
2/2

13. Turunkan tingkat air raksa/ kembalikan termometer digital ke skala


awal
14. Simpan termometer ke dalam tempatnya
15. Rapikan pasien dan kembalikan ke posisi yang nyaman
16. Cuci tangan
17. Dokumentasikan hasil dan respon pasien pada catatan perawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MENGHITUNG DENYUT NADI RADIAL


No. Dokumen

No. Revisi
1

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN
TUJUAN

Menghitung denyut nadi radial adalah menghitung frekuensi denyut nadi


melalui perabaan pada nadi radialis.
1. Mengetahui jumlah denyut nadi dalam satu menit
2. Mengetahui integritas sistem kardiovaskular
3. Mengobservasi kondisi pasien

KEBIJAKAN

SK Direktur No..../ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ .../ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Jam tangan dengan jarum detik
2. Formulir observasi tanda-tanda vital pasien (kardeks rawat inap)
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman :
Jika terlentang : letakkan tangan menyilang di dada bawahnya
dengan pergelangan tangan terbuka dan telapak tangan ke bawah
- Jika duduk : tekuk sikunya 90 dan sangga lengan bawahnya di
atas kursi ataiu tangan pemeriksa. Julurkan pergelangan dengan
telapak tangan ke bawah
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Bantu pasien ke posisi terlentang/ duduk
3. Tempatkan dua atau tiga jari tangan pemeriksa di atas lekukan radial
searah ibu jari pada sisi dalam pergelangan tangan pasien
4. Berikan tekanan ringan di atas radius, abaikan denyutan awal
kemudian rilekskan tekanan sehingga denyutan menjadi mudah
dipalpasi
5. Saat denyutan teratur, mulai menghitung frekuensi denyut dengan
menggunakan jam tangan berjarum detik
6. Jika denyut teratur, hitung selam 30 detik dan kalikan hasilnya dengan
2
7. Jika denyut tidak teratur, dan pada pasien yang baru pertama kali
dilakukan
8. pemeriksaan, hitung selama 1 menit penuh
9. Kaji kekuatan, irama, dan kesetaraan denyut
10. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan hasil dan respon pasien pada catatan perawatan

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MENGHITUNG PERNAPASAN
No. Dokumen
..................

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

No. Revisi
1

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Menghitung pernapasan adalah menghitung jumlah pernapasan (inspirasi


yang diikuti ekspirasi) dalam satu menit
1. Mengetahui jumlah dan sifat pernapasan dalam satu menit
2. Mengobservasi kondisi pasien
SK Direktur No..../ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ ..../ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Jam tangan dengan jarum detik
2. Formulir observasi tanda-tanda vital pasien (kardeks rawat inap)
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Letakkan lengan pasien pada posisi rileks menyilang abdomen atau
dada bagian bawahnya, atau tempatkan tangan pemeriksa langsung
pada abdomen atas pasien
3. Observasi siklus pernapasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali
ekspirasi)
4. Setelah siklus terobservasi, lihat pada jarum detik jam tangan dan
mulai menghitung frekuensinya
5. Jika irama teratur, hitung respirasi selama 30 detik dan hasilnya
kalikan dengan 2
6. Jika pernapasan tidak teratur, hitung satu menit penuh
7. Saat menghitung, kaji kedalaman pernapasan
8. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
9. Cuci tanga
10. Dokumentasikan hasil dan respon pasien pada catatan perawatan

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI SIMPLE MASK


No. Dokumen
..................

RSUD BANTEN

Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)

No. Revisi
1

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

Pemberian oksigen melalui simple mask adalah memberikan /


memasukkan oksigen ke dalam paru-paru pasien melalui masker
sederhana.

TUJUAN

1. Mencegah atau mengatasi hipoksia


2. Memberikan Memberikan oksigen dengan konsentrasi sedang sampai
tinggi ( 40 -60% ) atau sekitar 5-8 l/ml

KEBIJAKAN

SK Direktur No...../ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ ..../ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Simple mask ( face mask dan selangnya sesuai kebutuhan dan
ukuran pasien )
2. Humidifier
3. Cairan Aquades
4. Sumber oksigen dan flowmeter
5. Baki dan pengalas
Persiapan pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman ( duduk atau
berbaring )
Pelaksanaan
1. Mengecek program terapi / program dokter
2. Mencuci tangan dan mempersiapkan peralatan
3. Mengkaji adanya tanda dan gejala hipoksia ( sesak napas, sianosis,
retraksi ) dan kebersihan jalan napas, bersihkan bila perlu
4. Hubungkan face mask ke selang oksigen dan ke sumber oksigen
yang sudah dihumidifikasi
5. Cek aliran O2 dengan mendekatkan tangan ke face mask hingga
terasa adanya aliran udara
6. Letakkan face mask hingga menutupi hidung dan mulut pasien
7. Berikan oksigen sesuai program dokter dan pastikan oksigen
mengalir dengan baik ( selang oksigen tidak tertekuk )
8. Evaluasi respon pasien
9. Mencuci tangan
10. Melakukan pendokumentasian ( kecepatan aliran, metode terapi,
status pernafasan dan respon pasien )

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MEMBERIKAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL

No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
1/1

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Januari 2016

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001

PENGERTIAN

Memberikan oksigen melalui nasal kanul adalah memberikan atau


memasukkan oksigen kedalam paru-paru pasien melalui saluran
pernafasan bagian atas dengan menggunakan kateter nasal ( nasal kanul )

TUJUAN

1. Mencegah atau mengatasi hipoksia


2. Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah atau sekitar 2-6
L/mnt

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Nasal kanul berikut selang O2
2. Humidifier dan cairan Aquades
3. Sumber oksigen dengan flowmeter
4. Baki dan pengalas
Persiapan pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman (duduk atau
berbaring)
Pelaksanaan
1. Periksa program terapi
2. Cuci tangan
3. Kaji adanya tanda dan gejala hipoksia dan sekret pada jalan nafas
4. Sambungkan nasal kanul ke sumber oksigen
5. Buka flowmeter dan tentukan kebutuhan oksigen sesuai dengan
program terapi
6. Cek aliran oksigen dengan mendekatkan punggung tangan ke ujung
nasal kanul sehingga terasa ada aliran udara
7. Letakkan ujung kanul pada lubang hidung pasien dan atur selang
plastik ke kepala pasien atau ke bawah dagu sampai kanul pas
8. Lakukan fiksasi pada kanul di kedua sisi wajah
9. Evaluasi respon pasien (pernapasan, frekuensi nadi)
10. Cuci tangan
11. Lakukan pendokumentasian tindakan (kecepatan aliran, metode
terapi, status pernapasan, dan respon pasien)

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

PENGHISAPAN SEKRESI DARI OROFARINGEAL /


NASOFARINGEAL
No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

TUJUAN

Pengisapan sekresi dari orofaringeal / nasofaringeal adalah suatu cara


untuk membersihkan sekret (lendir) yang berlebihan dari jalan nafas
dengan cara penghisapan melalui oral / mulut dan hidung / nasofaring
dengan menggunakan suction
1. Memfasilitasi pengeluaran sekret/ lendir melalui mulut / hidung
2. Meningkatkan ventilasi sehingga perfusi jaringan meningkat
3. Menstimulasi batuk dan nafas dalam pada pasien tanpa intubasi

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan Alat
Baki berisi :
1. Waskom / kom steril dan pinset steril
2. Masker dan sarung tangan steril
3. Air steril / normal salin
4. Stetoskop
5. Oksigen nasal atau ambubag
6. Handuk / pengalas
7. Kateter suction dengan ukuran sesuai kebutuhan :
1) Neonatus / bayi s/d usia bulan : 6-8 fr
2) 24 bulan : 10 fr
3) 2 th-4 th : 10-12 fr
4) 4-7 th : 12 fr
5) 10-12 th : 14 fr
6) Dewasa : 12-16 fr
8. Penghisapan/ suction portable atau dinding (alat vakum dinding
tekanan)
1) Bayi : 3-5 mmhg10 mmhg
2) Anak-anak : 5-10 mmhg
3) Dewasa : 7-15 mmhg
9. Dengan alat tekanan portabel, (paling sering digunakan)
1) Bayi : 60-100 mmhg
2) Anak-anak : 400-420 mmhg
3) Dewasa : 120-150 mmhg
Persiapan pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pasien sadar dengan gangguan reflek
1. Semi fowler dan kepala miring kesalah satu sisi (penghisapan
melalui oral dengan reflek gag masih berfungsi)
2. Fowler dengan leher ekstensi (pengisapan nasal)
3. Posisi lateral menghadap pada perawat (penghisapan oral / nasal)

PENGHISAPAN SEKRESI DARI OROFARINGEAL /


NASOFARINGEAL

No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
2/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

Pelaksanaan
1. Siapkan peralatan disamping tempat tidur dan kaji fungsi pernafasan
2. Cuci tangan
3. Tempatkan handuk pada bantal atau dibawah dagu pasien
4. Pilih tekanan dan tipe unit penghisapan sesuai kebutuhan
5. Tuangkan air steril / normal salin ke dalam wadah / kom
6. Kenakan sarung tangan steril pada tangan dominan
7. Dengan tangan non dominan sambungkan kateter suction dengan
mesin suction
8. Dengan tangan dominan jepit kateter suction dengan pinset dan cek
kepatenan suction dengan menghisap cairan di kom teril
9. Perkirakan jarak faringeal dengan mengukur jarak antara daun
telinga sampai ujung hidung
10. Anjurkan pasien untuk menarik nafas panjang dan dalam beberapa
kali (5x) atau memberi oksigen (orofaringeal) dengan baging 3-5 kali
11. Masukkan kateter perlahan kesalah satu lubang hidung, biarkan
tubing terbuka (bila ada hambatan jangan lakukan penghisapan)
12. Lakukan penghisapan dengan menutup tubing lalu tarik keluar
selang dengan cara memutar selama 10-15 detik
13. Bilas kateter dengan memasukkan larutan sterillum
14. Sebelum memasukkan ulang kateter suction biarkan pasien istirahat
selama 30 detik atau beri pasien kesempatan bernafas selama 3-5
kali
15. Ulangi pengisapan seperti diatas
16. Lakukan pengisapan sekret pada daerah mulut / dibawah lidah
setelah pengisapan orofaring atau nasofaring
17. Cuci mulut pasien
18. Lepaskan kateter suction dari alat, buang atau bila akan dipakai
kembali rendam dengan desinfektan
19. Rapikan pasien dan pastikan dalam poisi nyaman
20. Cuci peralatan dan rendam kateter suction dengan desinfektan
21. Cuci tangan
22. Lakukan pendokumentasian (jumlah, warna, konsitensi, bau sekret
dan respon pasien)
1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

PENGHISAPAN SEKRESI DARI TRAKEA PADA PASIEN


DENGAN TRAKHEOSTOMI
No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Pengisapan sekresi dari trakea pada pasien dengan trakheostomi adalah
suatu cara untuk membersihkan sekret (lendir) yang berlebihan dari jalan
nafas dengan cara penghisapan melalui trakheostomi dengan
menggunakan suction
1. Memfasilitasi pengeluaran sekret / lendir melalui trakhestomi
2. Meningkatkan ventilasi sehingga perfusi jaringan meningkat

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan Alat
Baki berisi :
1. Waskom / kom steril dan pinset steril
2. Masker dan sarung tangan steril
3. Air steril / normal salin
4. Stetoskop
5. Oksigen nasal atau ambubag
6. Handuk / pengalas
7. Kateter suction dengan ukuran sesuai kebutuhan
1) Neonatus / bayi s/d usia bulan : 6-8 fr
2) 24 bulan : 10 fr
3) 2 th-4 th : 10-12 fr
4) 4-7 th : 12 fr
5) 10-12 th : 14 fr
6) Dewasa : 12-16 fr
8. Penghisapan / suction portable atau dinding (alat vakum dinding
tekanan)
1) Bayi : 3-5 mmhg10 mmhg
2) Anak-anak : 5-10 mmhg
3) Dewasa : 7-15 mmhg
9. Dengan alat tekanan portabel, (paling sering digunakan)
1) Bayi : 60-100 mmhg
2) Anak-anak : 400-420 mmhg
3) Dewasa : 120-150 mmhg
Persiapan pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Hidupkan mesin suction dan dicoba apakah alat tersebut
menghisap dengan baik atau tidak dnegan cara menghubungkan
konvektor Y pada slang dari botol
2. Siapkan peralatan disamping tempat tidur dan kaji fungsi
pernafasan
3. Cuci tangan
4. Hubungkan suction kateter dengan konektor Y atau T
PENGHISAPAN SEKRESI DARI TRAKEA PADA PASIEN DENGAN
TRAKHEOSTOMI

No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
2/2

RSUD BANTEN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

5. Pasien diberikan pre oksigenisasi dengan manual resusitator


selama 1-2 menit.
6. Sebaiknya dilakukan oleh orang lain yang tidak akan melakukan
tindakan suction
7. Pasang sarung tangan steril pada tangan kanan atau ambil pinset
steril.
Peganglah suction kateter bagian dekat pangkal dengan tangan
kanan atau memakai pinset
8. Masukkan suction kateter ke dalam trakhea sedalam-dalamnya (
10-15 cm) panjang kanule, hal ini dapat merangsang reflex batuk.
Tarik sedikit 1-2 cm
9. Tutup lubang konektor dengan ibu jari tangan kiri lalu tarik suction
kateter dengan
cara memutar (setengah putaran)
10. Lakukan oksigenisasi sebelum melakukan penghisapan selanjutnya
11. Kateter suction dibilas dengan air atau larutan desinfektan, lalu
dilepas dan diganti dengan yang steril
12. Dengan cara yang sama lakukan pada bronkhus yang lain
13. Bila sudah selesai matikan mesin suction
14. Untuk mencegah atelectasis berikan nafas dalam dengan
memompakan manual resusitator
15. Lepaskan kateter suction dari alat, buang atau bila akan dipakai
kembali rendam
dengan desinfektan
16. Rapikan pasien dan pastikan dalam poisi nyaman
17. Cuci peralatan dan rendam kateter suction dengan desinfektan
18. Cuci tangan
19. Lakukan pendokumentasian (jumlah, warna, konitensi, bau sekret
dan respon pasien)
1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MEMBERIKAN OBAT DENGAN INHALASI


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Memberikan obat dengan inhalasi adalah tindakan memberikan obat /
pengobatan dengan cara menghirup uap dengan / tanpa obat melalui
saluran pernapasan bagian atas
1.
2.
3.
4.

Mengatasi bronchospasme
Menghancurkan dan memudahkan keluarnya sputum
Mengobati peradangan pada saluran pernafasan
Menurunkan hiperalisivasi bronkus

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan Alat
Baki berisi :
1. Kertas tissue
2. Tempat sputum
3. Nierbekken
4. Alat nebulizer lengkap.
5. Obat-obat yang akan digunakan sesuai program dokter
Persiapan pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
Pemakaian inhaler aerosol
1. Inhaler aerosol dikocok lebih dahulu agar obat homogen, lalu
tutupnya dibuka
2. Anjurkan pasien untuk menunggu, kemudian dilakukan maksimal
ekspirasi pelan-pelan
3. Mulut inhaler ditekan diantara kedua bibir, lalu katupkan kedua bibir
pada waktu yang sama korester ditekan untuk mengeluarkan obat
tersebut
4. Tahan nafas sampai 10 detik
5. Prosedur tadi dapat diulang setelah 30 detik 1 menit kemudian
tergantung dosis yang diberikan oleh dokter
Inhalasi uap/obat
1. Siapkan alat nebulizer buka tabung untuk mengisi obat sesuai
program dokter misalnya : ventolin 1 cc, bisolvon 1 cc, NaCl 2 cc
lalu tabung di tutup, masker oksigen dipasang
2. Tekan tombol on of
3. Jelaskan pada pasien untuk menghirup uap obat melalui hidung
tahan 5 detik keluarkan nafas melalui mulut
4. Lakukan hingga obat dalam tabung habis
5. Setelah selesai anjurkan pasien untuk mengeluarkan dahak /
sputum

MEMBERIKAN OBAT DENGAN INHALASI


No. Dokumen

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No. Revisi

Halaman
2/2

6. Rapikan pasien dan alat serta pastikan pasien dalam posisi


nyaman
7. Cuci tangan
8. Lakukan pendokumentasian (respon pasien)
1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Bedah Sentral

UNIT PENYUSUN Komite Keperawatan

PERAWATAN TRAKHEOSTOMI
No. Dokumen

No. Revisi
1

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

TUJUAN

Perawatan trakheostomi adalah tindakan membersihkan area insisi trakea


dan pemasang tube kanule agar pasien tetap dapat bernafas dengan
lancar
Mencegah tersumbatnya jalan nafas

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan Alat
1. Handuk
2. Alat penghisap trakheostomi
3. Kotak peralatan trakheostomi steril, bila tersedia (pastikan semua
alat yang tidak terdapat dalam kotak ditambahkan)
4. Kasa
5. Hidrogen peroksida (H202)
6. Normal salin
7. Kapas berujung steril / lidi kapas steril
8. Balutan tracheostomi steril (balutan digulung)
9. Kom steril
10. Sikat kecil steril
11. Pita / kassa gulung atau pengikat trakeaostomi
12. Gunting
13. Sarung tangan / sarung tangan steril 2 pasang
14. Baju pelindung ( APRON)
Persiapan pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Letakan pengalas handuk diatas dada pasien
2. Lakukan penghisapan trakheostomi dan lepaskan balutan kotor
trakheostomi (sebelum melepas sarung tangan waktu melakukan
pengisapan)
3. Dekatkan peralatan yang telah disiapkan ke sisi pasien
4. Buka kotak trakheostomi, kassa steri dengan tehnik steril, tuangkan
normal salin dan H202 pada kom steril, siapkan kapas lidi steril, dan
kassa steril yang kering dan siapkan tali / pita trakheostomi
5. Pasang sarung tangan steril (pertahankan tangan dominan tetap
steril)
6. Lepaskan oksigen dari trakheostomi bila pasien memakai oksigen
7. Lepaskan kanule bagian dalam masukkan ke dalam kom yang berisi
H202 dengan tangan non dominan
8. Pasang kembali oksigen trakheostomi pada kanule luar bila pasien
diindikasikan memakai oksigen.
9. Dengan cepat cuci kanule dengan sikat steril sampai bersih
kemudian bilas dengan normal salin

PERAWATAN TRAKHEOSTOMI
No. Dokumen

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

Halaman
2/2

10. Pasang kembali kanule dalam dan kencangkan dengan mekanisme


kunci, serta pasang kembali oksigen trakheostomi (T/ Briggs)
11. Bersihkan daerah stoma dengan H202 dengan kapas lidi dengan
gerakan memutar dari daerah stoma ke luar, kemudian bilas dengan
normal salin dengan cara yang sama
12. Keringkan daerah kanule dan stoma dengan kassa kering (pastikan
tidak ada sisa
kassa yang tertinggal pada stoma/kanule).
Instruksikan teman untuk membantu memegang kanule pada saat
akan memotong tali yang lama dan lakukan penggantian tali
trakheostomi
13. Pasang balutan dibawah ikatan dan alat pemutar sebagai darinase
14. Lepaskan sarung tangan, rapikan peralatan dan pasien
15. Cuci tangan dan dokumentasikan status pernapasan, status kulit
sekitar stoma dan stoma, toleransi terhadap perawatan
1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

RESUSITASI JANTUNG PARU


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Resusitasi jantung - paru adalah prosedur kedaruratan dasar untuk


pendukung hidup yang terdiri dari pernafasan buatan dan masase jantung
eksternal manual
1. Memperbaiki jalan nafas, pernapasan
2. Memperbaiki sirkulasi
SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan Alat
1. Emergency Trolley berisi :
a. Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
b. Mugil forceps
c. Trachea tube berbagai ukuran
d. Gudel / mayo berbagai ukuran
e. CVP set
f. Infus set
g. Papan resusitasi
h. Obat-obat emergency (SA, adrenalin, bicarbonat, lidocain, dll)
2. Set therapi oksigen (nasal kanul, masker berikut sambungannya)
3. Set penghisap sekresi lengkap / mesin suction
4. Alat EKG
5. Monitor bila memungkinkan
6. DC Shock lengkap bila memungkinkan
Persiapan pasien
1. Beritahu keluarga tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi datar (terlentang)
3. Lepaskan pakaian bagian atas pasien
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Pastikan pasien tidak sadar dengan cara menggoyang tubuh dan
panggil namanya
3. Nilai pergerakan dada atau perut, dengarkan keluar masuknya udara
dari mulut / hidung
4. Rasakan adanya udara dari mulut/hidung dengan pipi atau punggung
tangan
5. Raba arteri karotis pasien dan cari bantuan sejawat
6. Posisikan pasien dengan datar / terlentang, beri papan di bawah kasur
bila ada
7. Bila dilakukan berdua : 1 orang menghadap pasien di bagian kepala
dan orang lainnya di sisi yang berlawanan menghadap pasien
8. Lakukan manuver rahang, raih sudut rahang bawah dan angkat dengan
kedua tangan pindahkan mandibula ke depan sambil mengangkat
kepala kebelakang
9. Pasang gudel / orofaringeal tube dan lakukan pembersihan jalan napas
(suction)

RESUSITASI JANTUNG PARU


No. Dokumen

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

Halaman
2/2

10. Beri bantuan napas;


a. Lakukan bagging (AMBU) dan gunakan masker yang tepat, pasang
dibawah dagu, menutupi mulut dan hidung, sambungkan oksigen
pada bagging
dengan konsentrasi oksigen 100% ( 10 l/mnt)
b. Perhatikan pergerakan dada untuk memastikan napas buatan
masuk ke paru
c. Kaji ulang terhadap terabanya nadi karotis untuk menilai apakah
bantuan napas ada respon
11. Bila nadi tidak teraba lakukan kompresi dada :
a. Tentukan posisi tangan :
b.Dewasa : posisi tangan pada 1-2 cm diatas prosesus xipoideus (px),
tangan sejajar dada, lengan lurus, bahu tepat berada diatas sternum
pasien
1) Anak- anak : letakkan punggung satu tangan 1 2 cm diatas px
2) Bayi : Letakkan jari telunjuk dan jari tengah satu tangan diatas px
atau 1 cm dibawah garis putting
c. Kedalaman tekanan pada sternum:
1) Dewasa : 4 5 cm
2) Anak usia sekolah : 3 4 cm
3) Anak usia bermain dan pra sekolah sekolah : 2 4 cm
4) Bayi
: 1 2 cm
d. Ratio kompresi dengan pernapasan 5 : 1 (5 kali kompresi dan 1 kali
pernapasan) Atau 15 : 2 (15 kali kompresi dan dua kali pernapasan)
setiap siklus = 4 x (15 : 2)
12. Pertahankan prekuensi kompresi:
a. Dewasa dan remaja : 80 x/mnt
b. Anak usia sekolah : 100 x/mnt
c. Bayi dan usia bermain : 100 200 x /mnt
13. Lanjutkan RJP dan lakukan palpasi arteri karotis pada tiap siklus
sampai ada tanda-tanda kehidupan (pernapasan spontan)
14. Rapikan alat alat
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan respon pasien, status pernapasan, prekuensi nadi,
pemberian obat-obat emergency
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MELATIH NAPAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

TUJUAN

Melatih napas dalam dan batuk efektif adalah bentuk latihan napas yang
terdiri atas pernapasan abdominal (diafragma) dan pursed lip breathing
serta latihan batuk untuk mengeluarkan sekret
1.Mengurangi retensi / penumpukan sputum
2.Meningkatkan bersihan jalan napas dan pengembangan paru
3.Meningkatkan rasa nyaman

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan Alat
1. Bantal 2- 3 buah
2. Tempat sputum dengan desinfektan (chlorine 0,5%)
3. Handuk pengalas
4. Tissue
5. Nierbekken
Persiapan pasien
1. Beritahu keluarga tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman (semi fowler/ fowler)
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Kaji fungsi pernapasan pasien, adanya penumpukan sputum dan
hasil analisa gas darah dan letakkan handuk pengalas di atas dada
pasien
3. Latih pasien melakukan napas dalam dan batuk efektif dengan
menarik napas melalui hidung dan keluarkan dari mulut dengan mulut
dibulatkan (pursed lip) 2 sampai 3 kali
4. Tarik napas dalam tahan 1 2 detik kemudian batukkan dengan kuat
menggunakan otot perut
5. Jika pasien dengan potensial kolap alveolus, batukkan dengan
kekuatan sedang saat ekspirasi
6. Jika pasien post pembedahan batukkan dengan menahan area insisi
menggunakan tangan / bantal
7. Ulangi latihan 2 3 kali jika tidak ada indikasi
8. Buang sputum pada tempat sputum yang telah disediakan dan
keringkan mulut dengan tissue, buang tissue ke dalam nierbekken
9. Rapikan pasien dan peralatan
10. Cuci tangan
11. Dokumentasikan : jumlah, warna dari sputum, dan respon pasien

MELATIH NAPAS DALAM DAN B ATUK EFEKTIF


No. Dokumen

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

Halaman
2/2

PENGAMBILAN DARAH ARTERI


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Pengambilan darah arteri adalah pemeriksaan gas darah dari darah arteri
perifer (radialis, brachialis, ulnar, femoral, aksilaris, posterior tibia, atau
dorsalis pedis) yang mengalir secara anaerob melalui pungsi jarum
perkutaneus.
1.
2.
3.
4.

Menilai status respirasi (pernapasan)


Keseimbangan asam basa
Mengukur konsentrasi laktat
Penentuan kasus - kasus keracunan (carboxyhemoglobinemia atau
methemoglobinemia)

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan Alat
1. Swab alcohol
2. Spuit 3 cc
3. Heparin 10.000 ui/ml sebanyak 0,5 ml
4. Plester
5. Kassa steril
6. Sarung tangan bersih
7. Karet / gabus
8. Bantal
Persiapan pasien
1. Beritahu keluarga tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
2. Letakkan tangan pasien pada permukaan yang rata dengan posisi
telapak tangan menengadah dan diganjal bantal
3. Tekan kedua arteri (arteri radialis dan arteri ulnaris) dengan kedua
jari (jari telunjuk dan jari tengah) selama beberapa detik
4. Anjurkan pasien untuk mengepal dan melepaskan kepalannya
berulang-ulang hingga permukaan kulit tangan tampak pucat
5. Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris dan nilai kembali permukaan
kulit dalam 5-15 detik. Bila kulit kembali memerah seperti sediakala
maka tes allen positif dan pungsi arteri dapat dilakukan. Jika
pengisian arteri ulnaris buruk atau tidak terjadi pengaliran darah lagi
maka tes allen negatif dan jangan melakukan pungsi pada tangan
tersebut, coba tangan yang lain.
6. Letakkan arteri radialis searah dengan ibu jari, gunakan jari tangan
dan telunjuk tangan kiri untuk menentukan ukuran, dalam dan arah
arteri radialis. Jangan gunakan ibu jari karena ujung ibu jari juga
berdenyut.

PENGAMBILAN DARAH ARTERI

No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
2/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

7. Lakukan desinfeksi dengan swab alkohol pada area yang akan di


pungsi dengan arah memutar dari dalam ke luar
8. Ambil spuit dan basahi dengan heparin 0,5 ml dan hindari adanya
udara dalam spuit
9. Tusukkan jarum dengan perlahan (membentuk sudut 60 90 )dan
rasakan seperti menusuk pembuluh darah dan biarkan darah
mengalir sendiri ke dalam jarum mengikuti pulsasi kuat dari arteri
tanpa harus ditarik. Kumpulkan sampai dengan jumlah yang
diinginkan
10. Kemudian tarik jarum dengan cepat dan segera tekan pada bekas
pungsi dengan kassa steril selama 2 5 menit. Pastikan tidak
terjadi perdarahan dan plester
11. Spuit berisi darah jangan sampai berisi udara. Tutup ujung jarum
dengan karet atau gabus.
12. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman dan rapikan peralatan
13. Lepas sarung tangan
14. Cuci tangan
15. Kirim darah ke laboratorium beserta keterangan mengenai suhu
tubuh pasien dan jumlah oksigen yang diberikan.
16. Dokumentasikan hasil yang didapat dan respon pasien
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Intensif
5. Instalasi Maternitas
6. Instalasi Bedah Sentral
7. Instalasi Laboratorium
Komite Keperawatan

MENGUKUR CAIRAN MASUK DAN KELUAR


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

Mengukur cairan masuk dan keluar adalah menghitung cairan yang masuk
melalui oral, parenteral, NGT dan cairan yang keluar melalui urine,
muntah, drain, feses, pernapasan dan keringat (Incessible Water Loss /
IWL)

TUJUAN

Untuk mengetahui keseimbangan antara cairan yang masuk dan keluar di


setiap shift
dan mengetahui total keseimbangan cairan selama 24 jam

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Gelas ukur
2. Kardeks rawat inap (formulir observasi cairan masuk dan keluar)
3. Bahan yang akan diukur
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Tentukan jam permulaan pencatatan sampai akhir pencatatan (shift
pagi jam 07.00 14.00, shift sore jam 14.00 21.00, dan shift
malam jam 21.00 07.00)
2. Tentukan cairan IWL pasien (berdasarkan berat badan pasien)
3. Cuci tangan
4. Jumlahkan cairan yang diminum pasien (melalui oral / parenteral /
NGT), cairan infus atau tranfusi (bila ada) yang merupakan cairan
masuk (dilakukan pershift)
5. Catat semua hasil pada kardeks rawat inap (dilakukan pershift)
6. Ambil gelas ukur dan tuangkan urine ke dalam gelas ukur, muntah /
drain (bila ada) dilakukan pershift
7. Rapikan pasien dan peralatan
8. Cuci tangan
9. Perawat dinas malam menghitung jumlah cairan masuk dan keluar
selama 24 jam dengan menjumlahkan secara kumulatif hasil
penghitungan pada shift pagi sore malam
10. Hitung balance cairan masuk dan keluar dengan cara jumlah cairan
masuk
selama 24 jam dikurangi dengan jumlah cairan keluar
ditambah IWL selama 24 jam
11. Catat hasil yang didapat pada kardeks rawat inap dan
dokumentasikan pada catatan perawatan

MENGUKUR CAIRAN MASUK DAN KELUAR

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0018.23.08
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

No. Revisi
1

Halaman
2/2

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

Pemberian tranfusi darah adalah memasukkan darah seseorang (donor)


kepada orang lain (pasien yang memerlukannya) melalui vena

TUJUAN

1. Untuk menggantikan jumlah darah pasien yang hilang melebihi dari


jumlah tertentu
2. Untuk menaikkan kadar HB dalam tubuh
3. Untuk menggantikan darah yang tidak cocok pada bayi / neonatus
(exchage transfution)

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Ambil sample darah vena sebanyak 5 cc darah beku
2. Botol kecil yang bersih
3. Spuit 5 cc
4. Formulir permintaan darah
5. Tranfusi set
6. Cairan infus NaCl 0,9%
7. Sarung tangan
8. Pengalas
9. Nierbekken
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Sample darah dan formulir permintaan darah diserahkan ke
bank darah
2. Bila darah yang diperlukan untuk transfusi tersebut sudah ada,
lakukan pemasangan infus dengan cairan NaCl 0,9%
3. Ukur suhu tubuh pasien
4. Lakukan double cek dengan sejawat tentang : kesesuaian gol
darah (nama pasien, nomor bag, gol darah, stosel dalam bag)
5. Lakukan pencampuran darah agar homogen dengan cara
menggoyang goyangkan bag darah secara hati hati agar
darah tidak rusak.
6. Beri premidikasi sesuai program jika ada indikasi
7. Pastikan tetesan sudah lancar; pindahkan infus NaCl 0,9% ke
bag darah (sebelumnya pakai sarung tangan)
8. Atur tetesan darah sesuai dengan program
9. Berikan tranfusi darah sampai jumlah yang telah ditentukan
10. Lakukan spooling dengan cairan NaCl 0,9%
11. Lakukan pemeriksaan Hb post tranfusi setelah 6 - 8 jam
pemberian tranfusi

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH


No. Dokumen

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

Halaman
2/2

12. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman


13. Cuci tangan
14. Lakukan pendokumentasian; waktu pemberian, jumlah darah, gol
darah, reaksi tranfusi, dan respon pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Pemasangan infus adalah tindakan memasang selang ke dalam pembuluh
darah vena untuk pemberian cairan, elektrolit atau terapi lainnya
1. Mencukupi kebutuhan cairan dan elektrolit, nutrisi
2. Untuk pemberian obat
SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Nampan dengan pengalas / troly
2. Cairan dan obat obatan sesuai program terapi
3. Abocath sesuai ukuran
4. Tourniquette
5. Pengalas
6. Swab alkohol
7. Pisau cukur
8. Standar infus
9. Venigard/ plester
10. Sarung tangan steril
11. Nierbekken
12. Infus set atau tranfusi set
13. Kassa gulung
14. Gunting verban
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Lakukan double cek dengan sejawat tentang ketepatan program
terapi
3. Dekatkan peralatan ke pasien
4. Tusukan infus set ke botol cairan dan gantungkan di standar infus
5. Isi slang infus dengan cairan dan isi camber - bagian kemudian
secara perlahan alirkan cairan sampai mengisi seluruh selang set
infus, lakukan klem dan gantungkan pada tiang infus infus (pastikan
tidak ada udara pada selang infus)
6. Pasang sarung tangan steril, pilih vena dan pastikan vena yang
dipilih tidak rusak, pasang pengalas dibawah area vena yang di
pilih.
7. Pasang tourniquette 10 -15 cm diatas vena yang akan ditusuk,
anjurkan pasien membuka dan menutup tangan atau tepuk tepuk
vena tersebut.

PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

Halaman
2/2

8. Lakukan disinfektan dengan swab alkohol secara sirkuler / memutar


dari arah dalam ke luar
9. Tusukkan jarum dengan bevel jarum mengarah ke atas pada vena
yang telah dipilih dengan sudut 15 45 derajat
10. Bila jarum sudah masuk kedalam vena, tarik jarum sampai darah
terlihat ke canule, dan masukan sedikit demi sedikit sampai pangkal
kemudian lepaskan tourniquette
11. Tekan ujung canul yang berada dalam vena lepaskan jarum
kemudian sambungkan dengan ke infus set
12. Alirkan cairan infus dan fiksasi abocath dengan venigard / plester
13. Atur tetesan infus sesuai program terapi dan pasang bendera yang
tertulis tanggal pemasangan infus
14. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
15. Rapikan peralatan
16. Cuci tangan
17. Dokumentasikan lokasi vena, jenis cairan, obat, jumlah tetesan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MEMASANG SELANG NASOGASTRIK TUBE ( NGT )


No. Dokumen

No. Revisi
1

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Memasang selang nasogastrik tube adalah tindakan memasukan selang


hingga ke dalam lambung melalui nasal (hidung) pasien
1.
2.
3.
4.

Memberikan cairan / nutrisi (makanan)


Irigasi lambung
Dekompresi lambung
Sebagai diagnostik

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Selang NGT sesuai kebutuhan
2. Kateter tip / syringe besar ( 50 100 CC)
3. Jelly
4. Stetoskope
5. Plester
6. Penutup ujung NGT
7. Sarung tangan / sarung tangan steril / bersih
8. Tissue
9. Nierbekken
10. Pengalas / handuk kecil
11. Kom berisi normal salin / aquades
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2. Kaji rongga mulut dan hidung, bersihkan jika ada kotoran
3. Kaji keadaan umum pasien, jika hipoksia tinggikan pemberian
oksigen 100% (10 L/mnt) selama 1 2 mnt
4. Ajarkan pasien menarik napas dalam saat selang dimasukkan dan
menelan saat selang berada di mulut
5. Siapkan plester dengan panjang 10 cm, pasang handuk / pengalas
diatas dada pasien
6. Pakai sarung tangan
7. Ukur panjang selang yang akan dimasukkan (dari ujung hidung ke
telinga, lalu lanjutkan sampai processus xipoideus) beri tanda
panjang selang yang sudah diukur
8. Beri jelly kurang lebih 10 cm dari ujung selang NGT
9. Anjurkan pasien untuk relaks dan bernapas normal, masukkan
selang perlahan tapi tegas melalui hidung (jangan masukkan
selang secara paksa jika ada hambatan, dan keluarkan secara
perlahan, serta ulangi pemasangan melalui lubang hidung yang lain)

MEMASANG SELANG NASOGASTRIK TUBE ( NGT )


No. Dokumen

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

Halaman
2/2

10. Masukkan selang sampai batas yang telah ditandai


11. Cek posisi selang dengan salah satu cara :
a. Masukkan 10 cc udara ke dalam NGT dan dengarkan bunyi
udara tersebut dengan stetoskop dalam lambung, aspirasi
kembali udara
b. Masukkan ujung selang luar NGT ke dalam air, jika tidak ada
gelembung udara selang masuk ke dalam lambung.
c. Aspirasi cairan lambung
12. Fiksasi selang NGT dengan baik
13. Rapikan pasien dan peralatan
14. Cuci Tangan
15. Dokumentasikan : waktu pemasangan, ukuran selang, karakteristik
cairan lambung dan respon pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MEMBERI MAKAN MELALUI SELANG NASOGASTRIK


TUBE ( NGT )

No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Memberi makan melalui selang nasogastrik tube adalah tindakan


memasukkan cairan/ makanan cair/ formula enteral dan obat obatan
melalui selang NGT
1. Memperbaiki / mempertahankan status nutrisi pasien
2. Pemberian obat oral
SK Direktur No....../ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Makanan cair
2. Air minum
3. Gelas ukur
4. Kateter tip (spuit 50 cc atau 100 cc)
5. Pengalas
6. Nierbekken
7. Sarung tangan / sarung tangan
8. Tissue
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Pasang pengalas
3. Siapkan makanan, obat (jika ada)
4. Cek posisi dan kepatenan selang NGT serta residu lambung
dengan melakukan aspirasi, jika residu 50 100 cc tunda
pemberian sampai 1 jam, jika setelah 1 jam residu masih tetap,
kolaborasi dengan dokter
5. Dengan tangan non dominan klem selang NGT dan tinggikan
selang 45 cm dari dada pasien, buka penutup ujung NGT dan
sambungkan dengan kateter tip
6. Alirkan makanan perlahan lahan tanpa mendorong (jangan
membiarkan udara masuk ke dalam selang NGT)
7. Jika makanan sudah selesai, bilas dengan cairan sampai bersih
8. Tutup ujung selang, biarkan pasien pada posisi semi fowler selama
30 menit setelah pemberian makanan
9. Rapikan pasien dan peralatan
10. Cuci tangan.
11. Lakukan dokumentasi : jumlah residu, jumlah makanan, nama obat,
dosis obat, waktu pemberian dan respon pasien

MEMBERI MAKAN MELALUI SELANG NASOGASTRIK


TUBE (NGT)
No. Dokumen

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

Halaman
2/2

MENIMBANG BERAT BADAN


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Menimbang berat badan adalah mengukur berat badan dengan
mempergunakan timbangan badan

TUJUAN
Mengetahui berat badan dan perkembangannya
Menentukan status nutrisi pasien
Menentukan status cairan pasien
KEBIJAKAN
PROSEDUR

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
Timbangan badan
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Anjurkan pasien untuk memakai baju yang tidak tebal dan melepas
sandal / sepatu
3. Bantu pasien naik ke timbangan
4. Atur rasio berat
5. Untuk mengukur tinggi badan, anjurkan pasien untuk berdiri tegak di
atas timbangan
6. Bantu pasien turun dari timbangan
7. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
8. Cuci tangan
9. Lakukan dokumentasi hasil yang didapatkan

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MEMBERIKAN MAKANAN DAN MINUMAN PADA PASIEN


YANG TIDAK DAPAT MAKAN DAN MINUM SENDIRI
No. Dokumen

No. Revisi
0

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

Memberikan makanan dan minuman pada pasien yang tidak dapat makan
dan minum sendiri adalah memberikan makan dan minum secara oral
pada pasien yang belum dapat melakukannya sendiri

TUJUAN
Memberikan makan dan minum kepada pasien sesuai dengan kebutuhan / dietnya
Mengobservasi intake pasien
KEBIJAKAN
PROSEDUR

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Peralatan makan (piring, sendok, garpu, gelas minum, serbet)
2. Makanan dan minuman yang sudah disiapkan
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman (posisi kepala lebih
tinggi dari badan)
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Bentangkan serbet di bawah dagu pasien
3. Tawari pasien minum, jika perlu gunakan sedotan
4. Beri tahu pasien jika makanan panas / dingin, anjurkan untuk
mencicipi makanan terlebih dahulu
5. Suapkan makanan sedikit demi sedikit untuk menghindari tersedak
sambil berkomunikasi dengan pasien
6. Setelah selesai makan, beri pasien minum, dilanjutkan dengan
pemberian obat
7. Bersihkan mulut pasien dan sekitarnya
8. Bereskan peralatan dan kembalikan ke tempat semula
9. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
10. Cuci tangan.
11. Lakukan dokumentasi hasil yang diperoleh

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MEMASANG KONDOM KATETER


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Memasang kondom kateter adalah tindakan pemasangan kondom kateter
pada alat genitalia pria pada pasien yang masih mampu mengosongkan
kandung kemih secara spontan

TUJUAN
Mengosongkan kandung kemih pada pasien penurunan kesadaran / koma
Mengosongkan kandung kemih pada pasien inkontinensia
KEBIJAKAN
PROSEDUR

SK Direktur No......./ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Kondom sesuai kebutuhan (ukuran S, M, L)
2. Urin bag lengkap dengan selangnya
3. Pengalas
4. Selimut mandi
5. Plester
6. Gunting
7. Perban untuk menggantung urin bag
8. Sarung tangan bersih
9. Kapas sublimat
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Tutup horden / pasang sampiran
3. Gunakan sarung tangan
4. Lepaskan pakaian bawah, pasang selimut mandi, dan buka hanya
pada daerah genitalia saja
5. Lakukan perineal hygiene
6. Buka urin bag (hati hati pertahan sterilitas urin bag)
7. Dengan tangan nondominan pegang batang penis, tangan dominan
memegang kondom dengan perlahan masukan kondom pada batang
penis
8. Sisakan kira kira 2,5 cm 5 cm ruang antara glan penis dan ujung
kondom
9. Pasang perekat elastis dan perekat hanya menyentuh kantong
kondom
10. Hubungkan selang bag dengan ujung kondom kateter
11. Gantungkan urin bag pada sisi tempat tidur, pastikan urin bag sejajar
antar sisi kiri dan kanan
12. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
13. Rapikan peralatan
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan: waktu pemasangan, jumlah urin, karakteristik urin,
respon pasien

MEMASANG KONDOM KATETER


No. Dokumen

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

Halaman
2/2

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

MEMBANTU PASIEN BUANG AIR BESAR DAN BUANG AIR KECIL


DI TEMPAT TIDUR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/2
1
Tanggal Terbit

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Membantu pasien membuang air besar dan membuang air kecil di tempat
tidur adalah tindakan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan eliminasi
pasien yang tidak mampu atau tidak diijinkan turun dari tempat tidur
Membantu pasien memenuhi kebutuhan eliminasi
Meminimalkan mobilisasi pada pasien dengan kasus MCI, Peningkatan
Tekanan Intra Kranial
Mengetahui adanya kelainan feses / urine secara langsung
SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Pispot / Urinal
2. Pengalas
3. Air dalam botol
4. Kapas atau kertas tissue
5. Selimut / kain penutup
6. Bel (jika ada)
7. Sarung tangan bersih
8. Tempat sampah
9. Dua buah Waskom
10. Sabun
11. Dua buah waslap
12. Handuk
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Pasang scherm / tutup hordeng
3. Lepas pakaian bagian bawah , dan tutup bagian badan yang
terbuka dengan selimut
4. Anjurkan pasien menekuk lutut dan mengangkat bokong atau miring
(jika perlu beri bantuan ) lalu bentangkan pengalas
5. Masukkan pispot ke bawah bokong
dengan cara tangan
nondominan membantu menekuk lutut, tangan dominan
memasukkan pispot ke bawah bokong sampai posisi nyaman
( tunggu sampai selesai)
6. Jika pasien pria pasang urinal untuk BAK
7. Pastikan sprei dan stik laken tidak terkena
8. Tinggalkan pasien dan anjurkan untuk membunyikan bel jika sudah
selesai atau memberi tahu perawat
9. Jika sudah selesai, gunakan sarung tangan, tarik pispot dan
letakkan lengkap dengan tutupnya

MEMBANTU PASIEN BUANG AIR BESAR DAN BUANG AIR


KECIL

No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
2/2

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

10. Bersihkan daerah perianal dengan tissue (untuk pasien wanita,


bersihkan mulai dari uretra sampai dengan anus untuk mencegah
perpindahan mikroorganisme dari rektal ke saluran kemih)
kemudian buang tissue ke dalam pispot
11. Gunakan waslap untuk mencuci daerah perianal dengan air sabun
dan bilas dengan air bersih. Keringkan daerah perianal dengan
handuk
12. Jika pasien ingin membersihkan sendiri bantu pasien menyiramkan
air ke daerah anus/ genitalia, cuci tangan pasien dan keringkan
dengan handuk/tissue.
13. Angkat pengalas
14. Kenakan kembali pakaian pasien dan angkat selimut mandi
15. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
16. Ganti linen jika sprei kotor terkena feses atau urine
17. Rapikan peralatan dan buka scherm
18. Jika perlu beri pengharum ruangan
19. Cuci tangan.
20. Dokumentasikan : warna, bau dan konsistensi feces, warna urine,
adanya darah / lendir, respon pasien, serta catat kondisi daerah
perianal
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

MEMASANG INDWELLING CATHETER (DOUWER


CATHETER)

No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/4

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

Memasang indwelling catheter (douwer catheter) adalah memasukkan


selang karet melalui uretra hingga mencapai kandung kemih

TUJUAN Menghilangkan distensi kandung kemih


Menatalaksana kandung kemih inkompeten
Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya
dikosongkan
KEBIJAKAN
PROSEDUR

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.
KATETERISASI URINE PADA WANITA
Persiapan alat
1. Sarung tangan bersih
2. Sarung tangan steril
3. Duk L steril
4. Larutan pembersih antiseptik
5. Kapas
6. Pinset
7. Indwelling catheter/ douwer catheter
8. Spuit 10 ml
9. Kom
10. Jelly
11. Urine Bag
12. Plester
13. Selimut mandi
14. Pengalas
15. Nierbekken
16. Handuk mandi
17. Waslap
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Pasang scherm / tutup horden
3. Lepas pakaian bagian bawah
4. Bantu pasien pada posisi rekumben dorsal (terlentang dengan lutut
fleksi). Minta pasien untuk merilekskan pahanya sehingga
memudahkan rotasi eksternal. Jika pasien tidak dapat
mengabduksikan tungkainya pada sendi pinggul (mis. Artritis sendi)
baringkan pasien pada posisi sims (miring) dengan tungkai atas
fleksi pada lutut dan pinggul

MEMASANG INDWELLING CATHETER (DOUWER


CATHETER)

No. Dokumen

No. Revisi
0

Halaman
2/4

RSUD BANTEN
PROSEDUR

5. Selimuti pasien dengan selimut mandi. Letakkan selimut dalam


bentuk intan di atas tubuh pasien, satu ujung pada setiap kaki dan
ujung terakhir di atas perineum
6. Pasang pengalas
7. Gunakan sarung tangan bersih dan cuci area perineal dengan
sabun dan air hangat dengan menggunakan waslap dan keringkan
dengan handuk
8. Angkat perlak dan lepaskan sarung tangan
9. Gunakan sarung tangan steril
10. Letakkan duk L steril di atas perineum pasien, pajankan labia, dan
hati-hati jangan sampai menyentuh permukaan yang terkontaminasi
11. Dengan tangan nondominan, secara hati-hati regangkan labia untuk
pemajanan sempurna meatus uretra. Pertahankan tangan
nondominan anda pada posisi ini sepanjang prosedur
12. Dengan tangan dominan anda, ambil kapas dengan pinset dan
bersihkan area perineal, usap dari depan ke belakang, dari klitoris
ke arah anus. Gunakan kapas bersih untuk setiap usapan, labia
mayora, labia minora, dan pada meatus
13. Buka catheter, jaga catheter tetap dalam kondisi steril
14. Dengan tangan dominan anda, ambil catheter 7.5 10 cm.
15. Berikan gelly pada dasar ujung catheter 2.5 5 cm
16. Minta pasien untuk menarik napas dalam dan dengan perlahan
masukkan catheter melalui meatus. Dorong catheter 5 7.5 cm
pada orang dewasa, 2.5 cm pada anak-anak atau sampai urine
mengalir keluar pada ujung catheter kemudian dorong catheter
sejauh 5 cm.
17. Lepaskan labia dan pegang catheter dengan menggunakan tangan
nondominan
18. Hubungkan ujung catheter ke urine bag. Dengan tangan dominan,
hubungkan spuit ke port injeksi pada ujung catheter, dan secara
perlahan injeksikan sejumlah larutan (Otsu WI), (perhatikan respon
pasien saat injeksi, jika mengeluh nyeri, aspirasi kembali dan
dorong lagi catheter lebih jauh). Setelah mengembangkan balon
dengan baik, gunakan tangan nondominan untuk menarik perlahan
catheter dan merasakan tahanan
19. Fiksasi catheter ke sebelah dalam paha pasien dengan plester.
Biarkan mengendur sehingga gerakan paha tidak menimbulkan
tegangan pada catheter
20. Rapikan peralatan dan duk dan lepaskan sarung tangan
21. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
22. Cuci tangan
23. Dokumentasikan hasil yang didapat, ukuran catheter, jumlah dan
karakter urine serta toleransi pasien
KATETERISASI URINE PADA PRIA
Persiapan alat
1. Sarung tangan bersih
2. Sarung tangan steril
3. Duk L steril
4. Larutan pembersih antiseptik
5. Kapas
6. Pinset
7. Indwelling catheter/ douwer catheter
8. Spuit 10 ml
9. Kom

MEMASANG INDWELLING CATHETER (DOUWER CATHETER)

RSUD BANTEN
PROSEDUR

No. Dokumen
0028.23.08

No. Revisi
0

Halaman
3/4

10. Jelly
11. Urine Bag
12. Plester
14. Selimut mandi
15. Pengalas
16. Nierbekken
17. Handuk mandi
18. Waslap
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Pasang scherm / tutup hordeng
3. Lepas pakaian bagian bawah , dan tutup bagian badan yang
terbuka dengan selimut
4. Bantu pasien untuk posisi terlentang dengan paha agak abduksi
5. Selimuti pasien dengan selimut mandi dan tutup ekstremitas bawah
dengan selimut tidur, hanya memajankan bagian genitalia
6. Pasang pengalas dan tempatkan handuk mandi di bawah genitalia
7. Gunakan sarung tangan bersih dan cuci perineum dengan sabun
dan air. Pada pria yang tidak disirkumsisi, yakinkan untuk meretraksi
(menarik) prepusium untuk membersihkan meatus uretral
8. Angkat perlak dan lepaskan sarung tangan
9. Gunakan sarung tangan steril
10. Pasang duk L di atas paha pasien tepat di bawah penis dengan
posisi lubang duk di atas penis
11. Dengan tangan nondominan, regangkan prepusium pria yang tidak
disirkumsisi. Pegang penis pada batang tepat di bawah glans.
Regangkan meatus uretra di antara ibu jari dan telunjuk.
Pertahankan tangan dominan pada posisi ini selama prosedur
12. Dengan tangan dominan anda, ambil kapas dan bersihkan penis
dengan gerakan melingkar dari meatus bawah ke dasar glabs.
Ulangi sebanyak dua kali dengan kapas yang bersih
13. Buka catheter, jaga catheter tetap dalam kondisi steril
14. Dengan tangan dominan anda, ambil catheter 7.5 10 cm. Pegang
ujung catheter, gulung di telapak tangan dominan anda.
15. Berikan gelly pada dasar ujung catheter 2.5 5 cm
16. Angkat penis pada posisi tegak terhadap tubuh pasien dan terapkan
traksi ringan
17. Minta pasien untuk menarik napas dalam dan dengan perlahan
masukkan catheter melalui meatus. Masukkan catheter 17.5 23
cm pada orang dewasa dan 5 7.5 cm pada anak-anak, atau
sampai urine keluar dari ujung catheter, lalu tampung pada
nierbekken. Jika terasa tahanan, tarik catheter, jangan paksakan
mendorongnya ke dalam uretra. Jika urine tampak keluar, dorong
Catheter
18. Turunkan penis dan pegang catheter dengan kuat pada tangan
nondominan
19. Lepaskan prepusium di atas glans. Hubungkan ujung catheter ke
urine bag.
20. Dengan tangan dominan, hubungkan spuit ke port injeksi pada
ujung catheter, dan secara perlahan injeksikan sejumlah larutan

MEMASANG INDWELLING CATHETER (DOUWER


CATHETER)

No. Dokumen

No. Revisi
0

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

Halaman
4/4

(Otsu WI), (perhatikan respon pasien saat injeksi, jika mengeluh


nyeri, aspirasi kembali dan dorong lagi catheter lebih jauh). Setelah
mengembangkan balon dengan baik, gunakan tangan
nondominan untuk menarik perlahan catheter dan merasakan
tahanan
21. Fiksasi catheter pada bagian atas paha pasien atau abdomen
bawah (dengan penis mengarah ke dada pasien) menggunakan
plester. Biarkan sedikit mengendur sehingga setiap gerakan yang
terjadi tidak menimbulkan tegangan pada catheter
22. Pastikan tidak terdapat obstruksi atau lipatan pada selang
23. Rapikan peralatan dan duk dan lepaskan sarung tangan
24. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
25. Cuci tangan
26. Dokumentasikan hasil yang didapat, ukuran catheter, jumlah dan
karakter urine serta toleransi pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

PERAWATAN KOLOSTOMI

No. Dokumen

No. Revisi
1

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

Perawatan kolostomi adalah tindakan membersihkan


mengganti kantung kolostomi dengan yang bersih

stoma

dan

TUJUAN

Untuk membersihkan stoma dari feses dan debris dan mengurangi bau

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Colostomi bag
2. Kapas kering / tissue
3. Satu pasang sarung tangan bersih
4. Kassa steril
5. Wash bensin
6. Plester
7. Gunting
8. Nierbekken
9. Set ganti balutan
10. Cairan NaCl 0.9%
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Nierbekken didekatkan ke tubuh pasien
4. Buka colostomi bag dengan wash bensin dengan hati-hati
5. Letakkan colostomi kotor ke dalam nierbekken
6. Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan cairan NaCl 0.9%
7. Keringkan kulit disekitar stoma bila perlu beri salp Zein atau sesuai
program
8. Pasang / rekatkan colostomi bag dengan hati hati
9. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
10. Bereskan alat-alat dan buang kotoran pada sampah medis
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan
tindakan keperawatan dan hasilnya (respon
pasien)

PERAWATAN KOLOSTOMI
No. Dokumen

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif

Komite Keperawatan

Halaman
2/2

MEMFIKSASI DISLOKASI / MEMASANG BIDAI


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Memfiksasi dislokasi / memasang bidai adalah tindakan memasang bidai
sebagai alat fiksasi luar pada patah tulang / mencegah kelainan bentuk
tulang
1. Untuk imobilisasi pada kasus patah tulang
2. Untuk imobilisasi pada kasus penyakit tulang dan sendi
3. Untuk mencegah catat tulang (deformiterit)

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Bidai dengan ukuran sesuai kebutuhan
2. Verband / mitela
3. Gunting
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Petugas kesatu mengangkat daerah yang akan dipasang bidai,
petugas kedua meletakkan bidai melewati dua persendian anggota
gerak (Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan
lokasi patah tulang)
3. Petugas kesatu mempertahankan posisi, sementara petugas ke
dua mengikat bidai dengan verband/ metela
4. Atur posisi pasien seperti semula dan senyaman mungkin
5. Cuci tangan
6. Lakukan dokumentasi tindakan keperawatan dan hasilnya

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif

Komite Keperawatan

RESTRAIN PADA PASIEN GELISAH


No. Dokumen

No. Revisi
1

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

Restrain pada pasien gelisah adalah tindakan pengekangan pada pasien


yang tidak dapat mengontrol gerakannya sehingga terhindar dari cedera

TUJUAN

1. Mengimmobilisasikan pasien yang tidak dapat mengontrol rangsangan


agresif
2. Mencegah pasien mencederai diri atau orang lain
3. Mencegah pasien melepas alat alat medis

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Manset restrain
2. Beberapa petugas
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Beri obat - obatan sedative (sesuai dengan instruksi dokter)
3. Letakkan manset restrain disekitar anggota gerak / ekstremitas
4. Ikatan tali / pita restrain pada sisi tempat tidur / kursi
5. Ikatkan kancing atau kuncinya agar mudah dilepaskan dengan
cepat
6. Pastikan restrain terpasang dalam garis horizontal dan pertahankan
kelurusan tubuh pasien dengan baik
7. Observasi posisi restain dan adanya tanda-tanda bendungan / 8
jam
8. Cuci tangan
9. Lakukan pendokumentasian : respon pasien

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas

Komite Keperawatan

MENGATUR POSISI PADA PASIEN DI TEMPAT TIDUR


No. Dokumen

No. Revisi
1

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Tanggal Terbit

Halaman

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Mengatur posisi pada pasien ditempat tidur adalah tindakan mengatur
posisi pada pasien yang mengalami kelemahan atau kelumpuhan
1. Mencegah komplikasi immobilisasi (decubitus, kontraktur, dll)
2. Meningkatkan rasa nyaman
3. Mengurangi sesak napas dan memudahkan tindakan
SK Direktur No. .../ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Sandaran punggung / bantal
2. Balok untuk kaki tempat tidur (bila perlu)
3. Pengaman samping tempat tidur
4. Trochanter rool
5. Tempat tidur fungsional
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2. Atur tempat tidur sesuai indikasi
3. Ajak pasien kerja sama jika mampu
4. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
Macam macam posisi tidur
1. Posisi fowler / semi fowler
a. Pemberian posisi supin / datar
1) Tempatkan pasien ditengah tempat tidur dengan sikap tubuh
netral
2) Berikan bantal pada kepala, sangga tangan dan lengan
dengan bantal
serta berikan footboard jika perlu
b. Pemberian posisi Fowler/ semi fowler
1) Naikkan posisi kepala tempat tidur 45 60 derajat atau
pasang
sandaran / bantal secukupnya (sebelumnya
instruksikan pasien menekuk lututnya)
2) Berikan bantal, sangga tangan dan lengan serta bawah
lutut pasien dengan bantal.
3) Berikan winding dan too board jika dibutuhkan

MENGATUR POSISI PADA PASIEN DI TEMPAT TIDUR


No. Dokumen

No. Revisi
1

RSUD BANTEN
PROSEDUR

Halaman
2/2

2. Posisi Miring
a. Tempat tidur datar, letakan pasien di pinggir ( sisi yang
berlawanan dengan arah miring pasien ) dengan posisi
supine ( terlentang / datar )
b. Posisi perawat berada pada arah pasien akan dimiringkan
c. Letakan tangan pasien yang jauh dari perawat ke dada
dan tangan yang dekat perawat lurus depan badan pasien.
d. Letakan kaki pasien yang jauh dari perawat menghilang
diatas kaki lainnya.
e. Tempatkan tangan perawat di bokong dan bahu pasien,
tarik badan pasien sehingga menjadi posisi miring.
f. Fleksikan lutut kaki diatas, letakan bantal dibawah kepala,
sangga tangan dan kaki mulai dari lutut hingga tumit.
g. Sokong belakang punggung pasien dengan bantal
3. Posisi Trendelenburg
a. Atur tempat tidur datar, posisikan pasien supine / datar
b. Lakukan tindakan sama dengan posisi miring, hanya
miringkan pasien sampai posisi agak tengkurap.
c. Tarik tangan yang ada di bawah tubuh lebih belakang
d. Letakan bantal di bawah kepala, sangga tangan dan kaki
mulai dari lutut hingga tumit.

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

PERAWATAN VULVA WANITA


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Perawatan vulva wanita adalah tindakan menjaga kebersihan alat genitalia


externa pada wanita
1. Mencegah dan mengontrol penyebaran infeksi
2. Mencegah kerusakan kulit
3. Meningkatkan kenyamanan, mempertahankan kebersihan
SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Kom steril berisi cairan sublimat secukupnya (300-500 cc)
2. Kapas lemak
3. Sarung tangan
4. Pispot
5. Handuk mandi
6. Tissue kamar mandi (tissu gulung)
7. Pengalas
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Tinggikan tempat tidur untuk posisi kerja yang nyaman, pasang
scherm
2. Letakkan pengalas dibawah bokong pasien, pasang pispot
3. Atur posisi pasien, dorsal rekumbent dengan lutut flexi dan kedua
kaki direntangkan
4. Selimuti pasien kecuali area perineal
5. Cuci tangan
6. Gunakan sarung tangan
7. Bersihkan area vulva, tangan non dominan membuka labia mayora
tangan dominan dengan kapas sublimat membersihkan area vulva
8. Bersihkan area anus dengan tissue kamar mandi dari perineum ke
area anus
9. Lakukan satu arah, ulangi sisi yang berlawanan kemudian area
clitoris ke arah anus
10. Rapikan pasien dan kembalikan ke posisi yang nyaman
11. Rapikan peralatan
12. Dokumentasikan ; karakteristik perinium, lokea, jumlah, warna dan
bau, serta respon pasien

PERAWATAN VULVA WANITA


No. Dokumen

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

Halaman
2/2

PERAWATAN PERINEAL PRIA


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Perawatan perineal pria adalah tindakan pembersihan genetalia externa


pria
1. Mencegah dan mengontrol adanya infeksi
2. Meningkatkan kenyamanan, mempertahankan kebersihan.
SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Kom steril berisi cairan sublimat secukupnya (300-500 cc)
2. Pispot
3. Pengalasnya
4. Kapas lemak
5. Handuk mandi
6. Sarung tangan
7. Tissu gulung
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Tinggikan tempat tidur untuk posisi kerja yang nyaman, pasang
sampiran
2. Letakkan pengalas dibawah bokong pasien, pasang pispot.
3. Atur posisi pasien (posisi supine)
4. Selimuti pasien kecuali area perineal
5. Cuci tangan
6. Gunakan sarung tangan
7. Angkat penis dan letakkan handuk dibawahnya.
8. Bersihkan ujung penis lakukan gerakan memutar, bersihkan dari
meatus ke arah luar dengan menggunakan kapas sublimat, buang
kapas ke kantong yang disediakan ulangi prosedur sampai bersih,
keringkan dengan handuk secara perlahan
9. Bersihkan batang penis perlahan dengan menggosok ke arah
bawah, keringkan dengan handuk
10. Bersihkan skrotum, angkat testis, dan cuci lipatan kulit dibawahnya
11. Bersihkan area anal dengan tissue kamar mandi dari perineal ke
area anus lakukan satu arah, keringkan dengan handuk
12. Rapikan dan kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
13. Rapikan peralatan
14. Dokumentasikan tindakan : karakteristik perineal, respon pasien

PERAWATAN PERINEAL PRIA


No. Dokumen

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

Halaman
2/2

MENYIKAT GIGI PASIEN


No. Dokumen

No. Revisi
1

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Tanggal Terbit

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Menyikat gigi adalah tindakan membersihkan gigi dari kotoran / sisa
makanan dengan menggunakan sikat gigi
1. Agar mulut dan gigi tetap sehat, bersih dan tidak berbau
2. Mencegah terjadi infeksi misalnya : stomatitis, caries gigi, dll
3. Memberikan perasaan segar pada pasien
SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Handuk
2. Sikat gigi
3. Pasta gigi
4. Gelas kumur (berisi air bersih)
5. Sedotan
6. Mangkok tempat air kumur
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Letakkan handuk dibawah dagu dan pipi
3. Pada pasien yang dapat melakukan sendiri, bantu pasien
membasahi sikat gigi, memberi pasta gigi, air kumur- kumur
4. Pada pasien yang tidak dapat melakukan sendiri; menggosok gigi
pasien dengan gerakan dari pangkal keluar kemudian dibilas seperti
biasa, lakukan beberapa kali (2-3 kali)
5. Anjurkan pasien untuk berkumur sampai bersih, buang pada tempat
yang telah disediakan (mangkok kumur)
6. Keringkan bibir dengan handuk
7. Rapikan peralatan dan kembalikan pasien ke posisi semula (posisi
nyaman)
8. Cuci tangan
9. Dokumentasikan adanya perdarahan gusi, lubang pada gigi dan
respon pasien

UNIT TERKAIT
UNIT
PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

MERAWAT GIGI PALSU


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Merawat gigi palsu adalah tindakan membersihkan dan merawat gigi palsu
yang dapat ditanggalkan/ dilepas
Menjaga supaya gigi palsu tetap bersih dan terpelihara
SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Mangkok
2. Gelas berisi air bersih,
3. Sikat gigi
4. Pasta gigi
5. Mangkok untuk air bekas kumur
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Pasien diminta membuka giginya/ buka gigi palsu pasien, kemudian
dimasukkan ke dalam mangkok yang berisi air
3. Berikan air bersih untuk kumur-kumur
4. Gigi palsu dibilas dibawah air mengalir, disikat dengan pasta gigi
dan dibilas sampai bersih lalu dimasukkan ke dalam mangkok/gelas
yang berisi air bersih
5. Diberikan pada pasien untuk dipasang kembali (bila pasien mampu)
atau pasang gigi palsu pasien kembali
6. Rapikan peralatan
7. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
8. Pada malam hari gigi palsu setelah dibersihkan disimpan dalam
kom/gelas berisi air ditempat yang aman

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

PERAWATAN MULUT PADA PASIEN TIDAK SADAR


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

Perawatan mulut pada pasien tidak sadar adalah tindakan membersihkan


rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran / sisa makanan dengan
menggunakan kain kasa atau kapas yang dibasahi dengan air bersih

TUJUAN

1. Menjaga mulut dan gigi tetap bersih/tidak berbau


2. Mencegah infeksi pada mulut, kerusakan gigi, bibir dan lidah pecahpecah / stomatitis

KEBIJAKAN
PROSEDUR

SK Direktur No......./ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Handuk
2. Gelas kumur berisi air masak
3. NaCl 0,9%
4. Obat kumur
5. Borax glycerin 10%
6. Tong spatel yang telah dibungkus kassa
7. Kapas lidi
8. Nierbekken
9. Sarung tangan
10. Kassa
11. Pinset
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Letakan kain pengalas dibawah dagu dan pipi
3. Ujung pinset dibungkus dengan kasa dibasahi dengan air
masak/NaCl 0,9%
4. Mulut dibuka dengan tong spatel (pada pasien yang tidak sadar)
5. Rongga mulut dibersihkan mulai dari dinding mulut, gusi, gigi, lidah
dan terakhir bibir
6. Kain kasa yang kotor dibuang pada nierbekken yang telah tersedia
7. Ulangi tindakan seperti di atas sampai bersih
8. Selanjutnya bibir diolesi dengan borax glycerin
9. Bila ada stomatitis dioles dengan gentian violet/ sesuai program
10. Rapikan peralatan dan pasien
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan keadaan rongga mulut; adanya stomatitis, karies
pada gigi, faringitis dan respon pasien

PERAWATAN MULUT PADA PASIEN TIDAK SADAR


No. Dokumen

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

Halaman
2/2

MENCUCI RAMBUT PASIEN


No. Dokumen

No. Revisi
1

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Halaman

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Mencuci rambut adalah tindakan menghilangkan kotoran pada rambut dan


kulit kepala dengan menggunakan shampo kemudian dibilas dengan air
bersih
1.
2.
3.
4.

Membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran


Menghilangkan dan memberi rasa segar
Merangsang peredaran darah dibawah kulit kepala
Membasmi kutu/ketombe

SK Direktur No...../ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.
Persiapan alat
1. Handuk 2 buah
2. Perlak panjang untuk alas
3. Waskom berisi air hangat
4. Gayung
5. Shampo
6. Sisir
7. Kain kasa/ kapas
8. Alat pengering rambut (jika ada)
9. Nierbekken
10. Sarung tangan
11. Scherm
12. Baraschort
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman (kepala di pinggir
tempat tidur)
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan dan baraschort
3. Letakkan ember dibawah tempat tidur bagian kepala
4. Pasang pengalas / perlak dibawah kepala, sisi kanan dan kiri
digulung sedikit ke dalam dan ujungnya berada dalam ember
5. Sumbat telinga dengan kapas, mata ditutup dengan kasa
6. Tutupi dada dengan handuk sampai ke leher
7. Rambut disisir kemudian disiram air hangat
8. Gosokkan sampo dan pijat merata dengan jari tangan kulit kepala
dan rambut
9. Bilas dengan air hangat beberapa kali sampai bersih sambil memijat
kepala
10. Angkat kepala dan tempatkan diatas handuk

MENCUCI RAMBUT PASIEN

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0038.23.08

No. Revisi
1

Halaman
2/2

11. Angkat sumbatan pada telinga dan penutup mata, letakkan dalam
nierbekken /dibungkus dengan kertas
12. Angkat perlak dan letakkan dalam ember yang telah tersedia serta
keringkan rambut dengan handuk
13. Sisir dengan rapi dan tempatkan pada bantal yang telah dialasi
dengan handuk kering.
14. Keringkan rambut dengan diangin angikan atau dengan pengering
rambut ( bila tersedia)
15. Rapikan peralatan
16. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
17. Cuci Tangan
18. Dokumentasikan respon pasien
1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas

Komite Keperawatan

MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman
1/3

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Memandikan pasien di tempat tidur adalah tindakan membersihkan tubuh
pasien dengan menggunakan air dan sabun
1.
2.
3.
4.
5.

Menghilangkan minyak, keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri


Menghilangkan bau badan
Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
Meningkatkan perasaan nyaman bagi pasien
Memberikan kesempatan pada perawat untuk mengkaji kondisi kulit
pasien

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Handuk mandi (1 untuk wajah dan 1 untuk bagian tubuh Lainnya)
2. Washlap 2 buah
3. Sabun mandi
4. Waskom 2 buah untuk air mandi .
5. Selimut mandi untuk menutup tubuh klien selama mandi
6. Air hangat dengan (43-460C)
7. Minyak telon/ lotion
8. Pakaian bersih sesuai kebutuhan
9. Alat tenun tambahan jika diperlukan
10. Urinal/pispot
11. Sampiran/tirai
12. Sarung tangan
13. Baraschort
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman (kepala di pinggir
tempat tidur)
Pelaksanaan
1. Dekatkan peralatan ke sisi tempat tidur pasien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan dan baraschort
4. Kaji adanya hal hal khusus yang berkenaan dengan pergerakan
dan posisi pasien.
5. Menutup pintu, jendela dan memasang sampiran/tirai
6. Menawarkan pispot/urinal pada pasien
7. Angkat selimut dan ganti dengan selimut mandi
8. Angkat bantal, bantu pasien ke posisi dekat dengan perawat
9. Membantu pasien berpindah ke posisi dekat perawat
10.Melepaskan pakaian pasien, bila extremitas luka, memulai
melepaskan pakaian dari bagian yang tidak luka. Bila pasien
memakai infus, melepaskan baju dari lengan yang tidak terdapat
infus terlebih dahulu

MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR

RSUD BANTEN
PROSEDUR

No. Dokumen
0039.23.08

No. Revisi
1

Halaman
2/3

11. Tutup bagian tubuh pasien yang terbuka


12. Letakkan handuk untuk wajah diatas dada pasien
13. Bersihkan mata dengan air, mulai dari kanthus sebelah dalam ke
luar kanthus serta tidak menekan mata secara langsung, keringkan
mata dengan benar
14. Menanyakan pada pasien apakah ingin menggunakan sabun pada
wajahnya, jika tidak pakai air saja. Bersihkan wajah dan telinga
pasien, dan keringkan dengan baik
15. Letakkan handuk memanjang dibawah lengan pasien
16. Bersihkan tangan sampai ketiak ( yang terjauh dari perawat)
dengan sabun dan air, gunakan usapan yang panjang dan tegas
dari distal ke prokimal, keringkan, ulangi pada tangan yang lain
17. Masukkan tangan pasien ke dalam waskom merendam beberapa
menit, bersihkan dan keringkan daerah sela-sela jari
18. Ulangi langkah di atas untuk lengan yang lain
19. Tutup dada pasien dengan handuk dan lipat selimut mandi
kebawah umbilikus pasien
20. Bersihkan dada dengan usapan yang memanjang dan tegas. Beri
perhatian khusus saat membersihkan lipatan kulit di bawah
payudara pasien wanita.
21. Jaga agar dada pasien tetap tertutup selama pembersihan
22. Keringkan dengan baik
23. Letakan handuk secara memanjang didada dan perut.Lipat selimut
mandi ke arah pubis
24. Bersihkan perut, beri perhatian khusus untuk umbilicus dan lipatan lipatan pada perut. Jaga perut tetap tertutup selama
pembersihan.Keringkan dengan baik
25. Tutup kaki dengan selimut mandi. Pastikan daerah pubis tertutup
dengan selimut. Buka selimut pada kaki yang terjauh, pasang
handuk secara memanjang di bawah tungkai
26. Gunakan usapan memanjang lembut pada waktu membersihkan,
arah dari tumit ke lutut dan dari lutut ke paha. Ulangi pada kaki yang
lain. Keringkan dengan baik
27. Bersihkan kaki, cuci sela-sela jari kaki, bersihkan dan potong kuku
bila perlu, keringkan dengan baik, bila kulit kering beri pelembab/
lotion
28. Bantu pasien untuk miring, untuk membersihkan punggung dan
bokong, letakkan handuk di sepanjang punggung dan bokong
29. Bersihkan dan keringkan punggung dari leher ke bokong dengn
usapan
30. memanjang dan tegas.Perhatikan daerah lipatan bokong.Hindari
pembukaan bagian perut dan dada
31. Lakukan pijatan di daerah punggung dan berikan lotion untuk
melembabkan kulit jika ada indikasi
32. Bantu pasien terlentang, tutupi dada dan perut dengan handuk dan
ektremitas bawah dengan selimut mandi.Buka hanya daerah
genetalia
33. Bersihkan daerah genetalia ( pasien dapat melakukan sendiri jika
mampu)
34. Bantu pasien menyisir rambut dan menyikat gigi
35. Rapikan peralatan
36. Rapikan tempat tidur
37. Kembalikan pasien ke posisi senyaman mungkin
38. Cuci tangan
39. Dokumentasikan respon pasien dan integritas kulit

MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR


No. Dokumen

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas

Komite Keperawatan

Halaman
3/3

MEMELIHARA DAN MEMOTONG KUKU PASIEN


No. Dokumen

No. Revisi
1

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN

Tanggal Terbit

Halaman

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Memelihara dan memotong kuku adalah tindakan menolong memotong
kuku pasien yang panjang, karena tidak dapat melakukan sendiri
1. Menjaga kebersihan
2. Mencegah timbulnya luka (infeksi)

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten / DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten.

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Gunting/pemotong kuku
2. Handuk
3. Bengkok
4. Kom berisi air hangat
5. Sabun
6. Sikat kuku
7. Aceton (k/p)
8. Kapas
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Memotong kuku pada jari-jari tangan :
a. Tangan direndam dalam air hangat selama 1-2 menit untuk
melunakkan kuku. Bila kuku sangat kotor, disikat dengan sikat
tangan & sabun lalu dibilas dgn air hangat, dikeringkan dengan
handuk
b. Tangan ditaruh diatas bengkok, supaya potongan kuku tidak
berserakan, memotong kuku pada jari tangan sesuai dengan
lengkungan kuku
3. Memotong kuku pada jari-jari kaki :
a. Kuku direndam air hangat dalam waktu selama 2-3 menit
b. Kalau kotor sekali mengerjakan sama dengan cara diatas
c. Kuku kaki dipotong lurus, lalu dibersihkan dengan sikat
4. Bereskan alat
5. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
6. Cuci tangan
7. Dokumentasikan hasil (respon pasien)

MEMELIHARA DAN MEMOTONG KUKU PASIEN


No. Dokumen
0040.23.08

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas

Komite Keperawatan

No. Revisi
1

Halaman
2/2

MELAKUKAN ENEMA (HUKNAH) RENDAH


No. Dokumen

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
PENGERTIAN Melakukan enema (huknah) rendah adalah melakukan tindakan
keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon
desendens menggunakan kanula rektal melalui anus.
TUJUAN

1. Merangsang peristaltik usus untuk mengeluarkan feses


2. Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi dan
kolonoskopi
3. Tindakan pengobatan

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Irrigator
2. Cairan hangat :
a. Dewasa : 700 - 1000 ml dengan suhu 40,50 - 430 C
b. Anak-anak :
1) Bayi : 150 250 ml
2) Usia Bermain (Toddler) : 250 350 ml
3) Usia sekolah : 300 500 ml
4) Remaja : 500 -700 ml
Suhu cairan yang digunakan untuk anak-anak adalah : 37,7 0 C
3. Slang rektal dengan ujung bulat
a. Dewasa : No. 22 30 G French (Fr)
b. Anak anak : No. 12 18 G French (Fr)
4. Slang untuk menghubungkan slang rectal ke wadah (irrigator)
5. Klem pengatur pada slang
6. Termometer air untuk mengukur suhu cairan
7. Pelumas (gelly)
8. Perlak / pengalas
9. Selimut mandi
10. Tissue
11. Pispot
12. Sarung tangan
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Tutup ruangan / tirai untuk menjaga privacy pasien
3. Gunakan sarung tangan
4. Susun wadah enema (huknah), hubungkan dengan slang, klem, dan
slang rektal
5. Tutup klem pengatur
6. Bantu pasien pada posisi miring ke kiri (lateral kiri) dengan lutut
kanan ditekuk ke arah dalam (fleksi). Anak-anak biasanya
ditempatkan pada posisi kedua kaki ditekuk dan paha dibuka (dorsal
rekumben)

7. Letakkan perlak pengalas di bawah bokong (area gluteal ) pasien

MELAKUKAN ENEMA (HUKNAH) RENDAH


No. Dokumen
0041.23.08

RSUD BANTEN

No. Revisi
1

Halaman
2/2

8. Pasang selimut mandi untuk menutupi tubuh dan ekstremitas bawah


pasien, hanya area anal yang terlihat
9. Tambahkan cairan hangat ke dalam wadah. Periksa suhu cairan
menggunakan termometer air atau dengan meneteskan sedikit larutan
di atas pergelangan tangan sebelah dalam
10. Bilas wadah, isi dengan larutan, lepaskan klem, dan biarkan larutan
keluar sampai tidak ada udara, untuk memenuhi slang. Slang kembali
diklem
11. Letakkan pispot dekat dengan tempat tidur
12. Beri pelumas (gelly) pada ujung slang rectal sepanjang 3 4 cm
13. Untuk mengeluarkan udara dalam slang, alirkan sedikit cairan hingga
mengalir keluar,
kemudian slang kembali diklem
14. Regangkan bokong dengan perlahan dan cari letak anus. Anjurkan
pasien untuk rileks dengan menghembuskan nafas perlahan melalui
mulut
15. Masukkan ujung slang rektal secara perlahan dengan mengarahkannya
ke umbilikus pasien. Panjang insersi : dewasa ( 7,4 10 cm), anak
anak (5 7,5 cm), dan bayi (2,5 3,25 cm). Tarik slang dengan segera,
jika ditemukan obstruksi
16. Terus pegang slang sampai dengan pengisian cairan berakhir
17. Buka klem pengatur dan biarkan larutan masuk dengan perlahan
dengan wadah
setinggi pinggul pasien
18. Naikkan wadah secara perlahan sampai pada ketinggian di atas anus
(30 cm) dan 7,5 cm untuk bayi. Waktu pengaliran sesuai dengan
pemberian volume larutan (misal 1 liter dalam 10 menit)
19. Rendahkan wadah atau klem slang selama 30 detik, kemudian alirkan
kembali secara lebih lambat jika pasien mengeluh kram
20. Klem slang setelah semua larutan dialirkan
21. Letakkan tissue di sekitar slang pada anus dan tarik slang dengan
perlahan
22. Jelaskan pada pasien bahwa perasaan kembung pada perut (distensi)
adalah normal. Minta pasien untuk menahan larutan selama mungkin
saat berbaring di tempat tidur (untuk bayi / anak kecil, pegang kedua
sisi bokong selama beberapa menit dengan perlahan)
23. Bereskan wadah enema dan slang pada tempat yang telah disediakan
24. Bantu pasien ke kamar mandi atau bantu untuk mengatur posisi pispot
25. Bantu pasien sesuai kebutuhan untuk mencuci area anal dengan air
hangat dan
sabun
26. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
27. Lepaskan sarung tangan
28. Perawat mencuci tangan
29. Dokumentasikan hasil yang didapat
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas

Komite Keperawatan

MELAKUKAN ENEMA (HUKNAH) TINGGI

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0042.23.08
Tanggal Terbit

Januari 2016
PENGERTIAN

TUJUAN

No. Revisi
1

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

Melakukan enema (huknah) tinggi adalah melakukan tindakan


keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon
asendens menggunakan kanula usus melalui anus.
1. Membantu mengeluarkan feses akibat konstipasi atau impaksi fekal
2. Membantu defekasi yang normal (bowel training program)
3. Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostik

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Irrigator
2. Cairan hangat :
a. Dewasa : 700 - 1000 ml dengan suhu 40,5 0 - 430 C
b. Anak-anak :
1) Bayi : 150 250 ml
2) Usia Bermain (Toddler) : 250 350 ml
3) Usia sekolah : 300 500 ml
4) Remaja : 500 - 700 ml
Suhu cairan yang digunakan untuk anak-anak adalah : 37,7 0C
3. Slang rektal dengan ujung bulat
a. Dewasa : No. 22 30 G French (Fr)
b. Anak anak : No. 12 18 G French (Fr)
4. Slang untuk menghubungkan slang rectal ke wadah (irrigator)
5. Klem pengatur pada slang
6. Termometer air untuk mengukur suhu cairan
7. Pelumas (gelly)
8. Perlak / pengalas
9. Selimut mandi
10. Tissue
11. Pispot
12. Sarung tangan
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Tutup ruangan / tirai untuk menjaga privacy pasien
3. Pasang sarung tangan
4. Susun wadah enema (huknah), hubungkan dengan slang, klem, dan
slang rektal
5. Tutup klem pengatur
6. Bantu pasien pada posisi miring ke kanan dengan lutut kanan ditekuk
kearah dalam (fleksi). Anak-anak biasanya ditempatkan pada posisi
kedua kaki ditekuk dan paha dibuka (rekumben dorsal)
7. Letakkan perlak pengalas di bawah bokong (area gluteal) pasien

MELAKUKAN ENEMA (HUKNAH) TINGGI


No. Dokumen
0042.23.08

RSUD BANTEN

No. Revisi
1

Halaman
2/2

8. Pasang selimut mandi untuk menutupi tubuh dan ekstremitas bawah


pasien, hanya area anal yang terlihat
9. Tambahkan cairan hangat ke dalam wadah. Periksa suhu cairan
menggunakan
termometer air atau dengan meneteskan sedikit larutan di atas
pergelangan tangan sebelah dalam
10. Bilas wadah, isi dengan larutan, lepaskan klem, dan biarkan larutan
keluar sampai
tidak ada udara dan untuk memenuhi slang. Slang kembali diklem
11. Letakkan pispot dekat dengan tempat tidur
12. Beri pelumas (gelly) pada ujung slang rectal sepanjang 3 4 cm
13. Untuk mengeluarkan udara dalam slang, alirkan sedikit cairan hingga
mengalir keluar,
kemudian slang kembali diklem
14. Regangkan bokong dengan perlahan dan cari letak anus. Anjurkan
pasien untuk rileks dengan menghembuskan nafas perlahan melalui
mulut
15. Masukkan ujung slang rektal secara perlahan dengan mengarahkannya
ke umbilikus
pasien. Panjang insersi : dewasa ( 7,4 10 cm), anak anak (5 7,5
cm), dan bayi (2,5 3,25 cm). Tarik slang dengan segera, jika
ditemukan obstruksi
16. Terus pegang slang sampai dengan pengisian cairan berakhir
17. Buka klem pengatur dan biarkan larutan masuk dengan perlahan
dengan wadah setinggi pinggul pasien
18. Naikkan wadah secara perlahan sampai pada ketinggian di atas anus
(30 cm) dan 7,5 cm untuk bayi. Waktu pengaliran sesuai dengan
pemberian volume larutan (misal 1 liter dalam 10 menit)
19. Rendahkan wadah atau klem slang selama 30 detik, kemudian alirkan
kembali secara lebih lambat jika pasien mengeluh kram
20. Klem slang setelah semua larutan dialirkan
21. Letakkan tissue di sekitar slang pada anus dan tarik slang dengan
perlahan
22. Jelaskan pada pasien bahwa perasaan kembung pada perut (distensi)
adalah normal. Minta pasien untuk menahan larutan selama mungkin
saat berbaring di tempat tidur (untuk bayi / anak kecil, pegang kedua
sisi bokong selama beberapa menit dengan perlahan)
23. Bereskan wadah enema dan slang pada tempat yang telah disediakan
24. Bantu pasien ke kamar mandi atau bantu untuk mengatur posisi pispot
25. Bantu pasien sesuai kebutuhan untuk mencuci area anal dengan air
hangat dan
sabun
26. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
27. Lepaskan sarung tangan
28. Perawat mencuci tangan
29. Dokumentasikan hasil yang didapat
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas

Komite Keperawatan

MELAKUKAN HUKNAH GLISERIN

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0043.23.08

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Januari 2016

PENGERTIAN
TUJUAN

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Melakukan huknah gliserin adalah memasukkan cairan gliserin melalui
anus ke dalam kolon sigmoid dengan menggunakan spuit gliserin.
1. Sebagai tindakan pengobatan
2. Merangsang buang air besar
3. Melunakkan feses

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Selimut mandi
2. Perlak / pengalas
3. Spuit gliserin
4. Piala ginjal (nierbekken)
5. Gliserin dalam tempatnya yang dicampur air panas
6. Mangkok kecil
7. Pispot
8. Tissue
9. Washlap
10. Waskom mandi (2 buah) berisi air bersih dan air sabun
11. Handuk
12. Sabun
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Tutup ruangan / tirai untuk menjaga privacy pasien
3. Pasang sarung tangan
4. Pasang selimut mandi dan tarik selimut tidur
5. Lepaskan pakaian bagian bawah
6. Pasang perlak pengalas
6. Atur posisi pasien :
a. Dewasa : miring ke kiri dengan lutut kanan ditekuk (fleksi)
b. Bayi dan anak : kedua kaki ditekuk dan paha dibuka (rekumben
dorsal) serta di bawahnya diberi pispot
7. Teteskan gliserin pada punggung tangan untuk memeriksa
kehangatan kemudian tuangkan ke dalam mangkok kecil
8. Isi spuit gliserin 10 20 cc dan keluarkan udara yang ada
didalamnya
9. Setelah pasien berada pada posisi miring, tangan kiri dan tangan
kanan mendorong bokong ke atas sambil memasukkan spuit
perlahan-lahan hingga ke rektum, lalu pasang piala ginjal
(nierbekken)

MELAKUKAN HUKNAH GLISERIN


No. Dokumen
0043.23.08

RSUD BANTEN

No. Revisi
0

Halaman
2/2

10. Masukkan spuit gliserin (7 10 cm untuk dewasa dan 5 7,5 cm


untuk anak serta 2,5 3,75 untuk bayi)
11. Masukkan gliserin secara perlahan-lahan sambil menganjurkan
pasien untuk menarik napas panjang dan dalam
12. Cabut spuit dan letakkan dalam piala ginjal (nierbekken)
13. Bantu pasien untuk buang air besar :
a. Bantu pasien ke toilet untuk pasien yang bisa ke toilet
b. Pasang pispot untuk pasien dengan keadaan umum lemah dan
tirah baring
14. Ambil pispot dari pasien setelah selesai buang air besar
15. Bersihkan daerah perianal pada pasien yang buang air besar dengan
pispot :
a. Bersihkan dengan tissue
b. Ambil washlap dan bersihkan dengan air sabun pada daerah
perianal
c. Bilas dengan air bersih yang ada di dalam waskom
d. Keringkan dengan handuk
16. Ambil kembali perlak pengalas
17. Lepaskan sarung tangan
18. Ganti selimut mandi dengan selimut tidur
19. Bantu pasien mengenakan pakaian bawah
20. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
21. Rapikan alat dan cuci tangan
22. Dokumentasikan warna dan konsistensi feses, adanya kembung
pada perut (distensi abdomen)
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas

Komite Keperawatan

PERAWATAN LUKA DEKUBITUS

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0044.23.08
Tanggal Terbit

No. Revisi
1

Halaman

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Januari 2016

PENGERTIAN

TUJUAN

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Perawatan luka dekubitus adalah perawatan pada kulit / luka sebagai
akibat tekanan yang terus menerus pada bagian - bagian tubuh sehingga
sirkulasi darah ke daerah tersebut terganggu dan mengakibatkan nekrosis
jaringan tubuh.
1. Merangsang peredaran darah
2. Memberikan perasaan nyaman pada pasien
3. Mempercepat penyembuhan luka

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Waskom
2. Air hangat, cairan normal salin
3. Sabun
4. Agen topikal (salep) sesuai yang diresepkan
5. Plester
6. Sarung tangan steril
7. Sarung tangan bersih / non steril
8. Kasa steril
9. Normal saline
10. Perlak pengalas
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Pasang sarung tangan bersih / non steril
3. Tutup ruangan / tirai untuk menjaga privacy pasien
4. Baringkan pasien dalam posisi yang nyaman dengan area luka
dekubitus dan kulit sekitar mudah dijangkau
5. Pasang perlak pengalas
6. Kaji luka dekubitus dan kulit sekitar untuk menentukan derajat luka,
warna, kelembaban, diameter dan kedalaman luka
7. Cuci kulit sekitar luka dengan lembut dengan normal saline
8. Keringkan kulit secara perlahan dan menyeluruh dengan kassa steril
9. Lepaskan sarung tangan bersih / non steril dan gunakan sarung
tangan steril
10. Bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan normal saline
11. Gunakan agen topikal / salep sesuai dengan program dokter
12. Letakkan salep ke tangan yang telah memakai sarung tangan steril
secukupnya
13. Oleskan salep dengan tipis secara merata diatas luka
14. Basahi kasa steril dengan cairan normal saline dan tempelkan
langsung pada luka

PERAWATAN LUKA DEKUBITUS

RSUD BANTEN

No. Dokumen
0044.23.08

No. Revisi
1

Halaman
2/2

15. Tutup kasa yang basah dengan satu lapis kasa kering dan plester
dengan baik
16. Ambil kembali perlak pengalas
17. Rapikan pasien dan kembalikan ke posisi yang nyaman
18. Rapikan peralatan dan lepas sarung tangan
19. Cuci tangan
20. Dokumentasikan hasil yang didapat dan respon pasien
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

MEMBERIKAN BULI-BULI PANAS

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0045.23.08
Tanggal Terbit

No. Revisi
1

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Januari 2016

PENGERTIAN

TUJUAN

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Memberikan buli-buli panas adalah memberikan rasa hangat pada pasien
dengan mempergunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada
bagian tubuh yang memerlukan untuk pasien dengan masalah
keperawatan nyeri.
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Mengurangi / menghilangkan rasa sakit
3. Memperlancar pengeluaran cairan (exudat)
4. Merangsang peristaltik usus
5. Memberi ketenangan dan kenyamanan pada pasien

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Buli-buli panas yang telah diisi dengan air panas 1/2 2/3 bag
2. Kantong / pembungkus buli-buli (handuk pembungkus)
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Bawa alat-alat ke dekat pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Udara dikeluarkan dengan cara buli-buli diletakkan ditempat yang
rata, bagian atas ditekuk sampai air kelihatan dan ditutup yang rapat
dan kuat
4. Buli - buli dibungkus dengan kantong buli buli (handuk pembungkus)
5. Letakkan pada bagian yang akan dikompres
6. Jangan terlalu lama dalam pengompresan (dapat menyebabkan kulit
menjadi merah / melepuh)
7. Kaji secara teratur kondisi pasien
8. Ganti buli - buli panas setelah 20 menit dipasang dengan air panas
(sesuai kebutuhan)
9. Rapikan pasien dan kembalikan ke posisi yang nyaman
10. Rapikan peralatan
11. Perawat mencuci tangan
12. Dokumentasikan hasil yang didapat serta respon pasien

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI SUNGKUP BERKANTUNG

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
00046.23.08
Tanggal Terbit

No. Revisi
1

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Januari 2016

PENGERTIAN

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


19610209adalah
198911cara
2 001
Pemberian oksigen melalui sungkupNIP.
berkantung
pemberian
oksigen dengan aliran tinggi dan konsentrasi tinggi untuk pasien dengan
gangguan sirkulasi O2 dan CO 2.

TUJUAN

1. Mencegah atau mengatasi hipoksia


2. Memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi sekitar 8 - 12 l/ml
3. Meningkatkan Pa O2 dengan tetap mempertahankan kadar CO2 yang
normal dalam
darah

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Sungkup Oksigen Non Rebreathing Mask (NRM) atau Rebreathing
Mask (RM)
2. Humidifier
3. Cairan Aquades
4. Sumber oksigen dan flowmeter
5. Baki
6. Pengalas
Persiapan pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman (duduk atau
berbaring)
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan dan mempersiapkan peralatan
2. Mengkaji adanya tanda dan gejala hipoksia (sesak napas, sianosis,
retraksi) dan
kebersihan jalan napas, bersihkan bila perlu
3. Hubungkan NRM atau RM ke selang oksigen dan ke sumber oksigen
yang sudah
dihumidifikasi
4. Cek aliran O2 dengan mendekatkan tangan ke face mask hingga
terasa adanya
aliran udara
5. Letakkan sungkup pada wajah pasien, tarik sungkup ke belakang dan
masukkan ibu
jari ke atas lubang reservoir bag, biarkan bag terisi penuh atau
minimal 2/3 nya
6. Angkat ibu jari secepatnya dan letakkan sungkup di wajah pasien
7. Berikan oksigen sesuai program dokter dan pastikan oksigen
mengalir dengan baik
(selang oksigen tidak tertekuk)
8. Observasi reservoir bag apakah sedikit mengempis saat napas
9. Evaluasi respon pasien
10. Cuci tangan
11. Lakukan pendokumentasian (kecepatan aliran, metode terapi, status
pernafasan
dan respon pasien)

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

MEMBERIKAN KOMPRES DINGIN

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0047.23.08
Tanggal Terbit

No. Revisi
1

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Januari 2016

PENGERTIAN

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Memberikan kompres dingin adalah memasang eskap / eskrag pada tubuh
untuk tujuan terapeutik dengan menggunakan :
1. Kirbat es (eskap) : bentuk bundar / lonjong digunakan untuk bagian
kepala, dada, dan perut
2. Eskrag : bentuk memanjang digunakan untuk bagian leher

TUJUAN

1. Menurunkan suhu badan pada pasien dengan hipertermi


2. Mengurangi rasa sakit, misalnya pada radang usus buntu
3. Mengurangi perdarahan, misalnya pada pasca tonsilektomi, muntah /
batuk darah, post partum, perdarahan lambung, perdarahan usus

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Eskap / eskrag dengan sarungnya
2. Baskom berisi potongan - potongan kecil es dan satu sendok teh
garam (agar es tidak cepat mencair)
3. Air dalam waskom
4. Handuk
5. Pengalas
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Masukkan potongan es dalam waskom air agar pinggir es tidak tajam
3. Isi kirbat es / eskrag dengan potongan es sebanyak bagian
4. Keluarkan udara dari eskap / eskrag dengan melipat bagian yang
kosong, lalu tutup rapat
5. Periksa apakah eskap / eskrag bocor atau tidak
6. Keringkan eskap / eskrag dengan lap dan masukkan ke dalam sarung
eskap / eskrag
7. Buka area yang akan diberi kompres dan pasang pengalas pada
bagian tubuh yang akan diberi kompres
8. Letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres. Untuk leher :
letakkan eskrag di atas leher dan ikatkan di belakang leher
9. Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu
tubuh (jika perlu)
10. Angkat eskap / eskrag jika sudah cukup / selesai
11. Rapikan pasien dan kembalikan ke posisi yang nyaman
12. Rapikan peralatan
13. Perawat mencuci tangan
14. Dokumentasikan hasil yang didapat, respon pasien

MEMBERIKAN KOMPRES DINGIN

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0047.23.08
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

No. Revisi
1

Halaman
2/2

IRIGASI LUKA

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0048.23.08
Tanggal Terbit

Januari 2016

No. Revisi
1

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

PENGERTIAN

Irigasi luka adalah suatu tindakan pembersihan secara mekanis dengan


larutan isotonik atau pengangkatan fisik terhadap jaringan debris, benda
asing atau eksudat dengan kassa atau spuit.

TUJUAN

1. Menghilangkan eksudat, debris dan benda asing dari luka yang lama
sembuh
2. Meningkatkan penyembuhan atau memudahkan pengolesan obat luka

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki instrumen steril (set ganti verban) berisi : pinset 2 buah, kassa
steril, gunting, lidi kapas, kom
2. Larutan irigasi sesuai program dokter, dihangatkan pada suhu tubuh
(37 40 C)
3. Spuit irigasi steril
4. Perlak pengalas
5. Piala ginjal
6. Pinset / forcep
7. Sarung tangan steril
8. Sarung tangan non steril
9. Normal saline steril
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Gunakan sarung tangan non steril
3. Letakkan perlak pengalas di bawah luka pasien
4. Lepaskan plester balutan dengan melepaskan ujungnya dan
menariknya perlahan, sejajar dengan kulit, dan ke arah balutan. Jika
perekat masih tersisa di kulit, hilangkan dengan menggunakan larutan
alkohol
5. Dengan tangan yang telah memakai sarung tangan atau pinset, angkat
balutan, usahakan agar balutan kotor tidak terlihat oleh pasien.
Lepaskan balutan satu persatu dengan perlahan
6. Jika balutan merekat erat pada luka, lepaskan balutan dengan
meneteskan normal saline steril
7. Observasi karakter dan jumlah drainase (produksi darah, nanah atau
cairan tubuh) pada balutan
8. Buang balutan kotor pada piala ginjal, hindari kontaminasi dengan
permukaan luar wadah. Lepaskan sarung tangan non steril

IRIGASI LUKA

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0048.23.08

No. Revisi
1

Halaman
2/2

10. Siapkan set ganti verban. Buka kom dan tuangkan larutan irigasi
(volume bervariasi tergantung ukuran luka dan banyaknya drainase).
Buka spuit dan siapkan di baki instrumen. Pasang sarung tangan
steril.
11. Dekatkan piala ginjal ke pasien, letakkan dibawah area yang akan
diirigasi
12. Hisap larutan ke dalam spuit. Saat memegang ujung spuit tepat di
atas luka, irigasi dengan perlahan tapi kontinyu, dengan tekanan yang
cukup untuk mendorong drainase dan debris. Hindari menyemburkan
atan menyemprotkan larutan. Irigasi tepat di atas luka.
13. Lanjutkan irigasi sampai larutan jernih mengalir ke dalam piala ginjal
14. Dengan kassa steril, keringkan bagian tepi luka. Lakukan
pembersihan mulai dari area kurang terkontaminasi (area luka)
sampai ke area terkontaminasi (area tepi luka). Gerakkan secara
progresif menekan dari garis insisi atau tepi luka
15. Pasang balutan steril
16. Ambil kembali perlak pengalas
16. Lepasakan sarung tangan
17. Rapikan peralatan
18. Perawat mencuci tangan
19. Dokumentasikan hasil yang didapat (volume, tipe larutan,
karakteristik drainase,
penampilan luka) dan respon pasien
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

PERAWATAN LUKA POST OPERASI


No. Dokumen
0049.23.08

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

No. Revisi
1

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Januari 2016

PENGERTIAN

TUJUAN

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Perawatan luka post operasi adalah suatu tindakan merawat luka yang
terdiri dari membersihkan luka, menutup, dan membalut luka sebagai
bagian dari proses penyembuhan luka dan melindungi luka dengan
drainase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme
1.
2.
3.
4.

Mencegah perdarahan
Mencegah kontaminasi oleh kuman
Mengabsorbsi drainase
Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Set ganti verban steril dalam bak instrumen steril :
a. 2 buah pinset (1 anatomis dan 1 cirrurghis)
b. Gunting
c. Kassa steril
d. Kom (untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih)
e. Lidi kapas
2. Salep antiseptik (sesuai program pengobatan dokter)
3. Pinset non steril
4. Sarung tangan steril
5. Sarung tangan non steril
6. Gunting verban
7. Larutan fisiologis NaCl 0.9%
8. Plester
9. Piala ginjal
10. Perlak pengalas
11. Kapas alkohol
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Dekatkan peralatan ke sisi pasien
3. Tutup ruangan / tirai untuk menjaga privacy pasien
4. Pasang perlak pengalas di bawah area luka
5. Letakkan piala ginjal di dekat pasien
6. Gunakan sarung tangan non steril dan lepaskan plester atau balutan
lama dengan pinset non steril
7. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan
perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan. Jika masih
terdapat plester pada kulit, bersihkan dengan kapas alkohol

PERAWATAN LUKA POST OPERASI

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0049.23.08

No. Revisi
1

Halaman
2/2

8. Dengan sarung tangan non steril atau pinset, angkat balutan,


usahakan agar balutan kotor tidak terlihat oleh pasien
9. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan
larutan steril atau
NaCl 0.9%
10. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan kotor
11. Buang balutan kotor pada piala ginjal. Lepaskan sarung tangan non
steril dan buang pada piala ginjal
12. Buka set ganti verban steril dalam baki instrumen steril
13. Pasang sarung tangan steril
14. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drain (jika ada),
integritas jahitan atau penutupan kulit, dan karakter drainase (jika
perlu palpasi luka jika, dengan bagian tangan nondominan yang
tidak akan menyentuh set steril)
15. Tuangkan larutan fisiologis NaCl 0.9% ke dalam kom
16. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan fisiologis NaCl
0.9%. Pegang kassa yang dibasahi larutan tersebut dengan pinset.
Gunakan satu kassa untuk setiap kali usapan. Bersihkan dari area
kurang terkontaminasi (area dala luka) ke area terkontaminasi (area
tepi luka). Gerakkan dengan tekanan progresif menjauh dari insisi
atau tepi luka
17. Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap
dengan cara seperti pada langkah 15
18. Berikan salep antiseptik sesuai program, gunakan tehnik seperti
langkah pembersihan. Jangan dioleskan di tempat drainase.
19. Pasang kassa steril kering pada insisi atau letak luka
a. Pasang satu kassa steril pada lapisan pertama
b. Pasang kassa steril berikutnya sebagai lapisan kedua
c. Jika terpasang drain, ambil gunting dan potong kassa kotak
untuk dipasangkan di sekitarnya
d. Pasang kassa lapisan kedua sebagai lapisan absorben
20. Fiksasi balutan dengan plester
21. Ambil kembali perlak pengalas
22. Lepaskan sarung tangan steril dan buang ke piala ginjal
23. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman
24. Rapikan peralatan
25. Perawat mencuci tangan
26. Dokumentasikan penggantian balutan, termasuk respon pasien,
observasi luka, balutan dan drainase
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Intensif
4. Instalasi Rawat Jalan
Komite Keperawatan

PERSIAPAN KULIT UNTUK PEMBEDAHAN (MENCUKUR)


No. Dokumen
0051.23.08

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Januari 2016
PENGERTIAN

TUJUAN

No. Revisi
1

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

Persiapan kulit untuk pembedahan (mencukur) adalah menghilangkan


rambut tubuh yang menjadi tempat organisme dan menghambat lapang
pandang pembedahan
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Menurunkan angka terjadinya cedera saat operasi

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Alat cukur
2. Gunting
3. Handuk
4. Selimut mandi
5. Pengalas
6. Kapas
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan , tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Tinjau kembali pesanan dokter untuk memastikan area yang akan
dicukur
2. Perawat mencuci tangan
3. Tutup ruangan / tirai untuk menjaga privacy pasien
4. Pasang selimut mandi dan lepaskan selimut tidur
5. Inspeksi kondisi umum kulit. Bila terdapat lesi, iritasi, atau tanda
infeksi, pencukuran sebaiknya tidak dilakukan
6. Tinggikan tempat tidur
7. Pasang pengalas dibawah area yang akan dicukur
8. Keringkan area yang akan dicukur dengan handuk
9. Pegang alat cukur dengan tangan dominan dan cukur area yang
akan dilakukan pembedahan sesuai dengan arah tumbuhnya rambut
10. Berihkan rambut yang telah dicuur dengan handuk
11. Jika memotong area di atas permukaan tubuh (misal umbilikus atau
lipat paha, bersihkan lipatan dengan kapas yang telah dicelupkan ke
dalam larutan antiseptik, kemudian keringkan)
12. Inspeksi kondisi kulit setelah selesai dicukur
13. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
14. Rapikan peralatan
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan prosedur, area yang dicukur, dan kondisi kulit
sebelum dan sesudah tindakan

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Instalasi Bedah Sentral

Komite Keperawatan

PERAWATAN LUKA DENGAN RENDAM DUDUK

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0052.23.08
Tanggal Terbit

Januari 2016
PENGERTIAN

No. Revisi
0

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

Perawatan luka dengan rendam duduk adalah suatu tindakan merawat


luka di area anal / genital dengan cara merendam area anal dan sekitarnya
serta daerah genitalia.

TUJUANMemberi pengobatan
Membersihkan luka
Mengurangi rasa sakit
KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR
Persiapan alat
Bak rendam duduk
Termometer air
Handuk
Plester
Gunting
Baki steril berisi kassa dan pinset
Cairan obat (sesuai program dokter)
Selimut mandi
Perlak pengalas
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
Perawat mencuci tangan
Jaga privacy pasien dengan menutup runangan / tirai
Dekatkan alat-alat
Siapkan bak rendam duduk kemudian isi dengan cairan obat (sesuai program
dokter) sebanyak 1/3 bagian
Ukur suhu cairan dengan menggunakan termometer air pada suhu 40 43 C
Lepaskan pakaian bawah pasien, pasang selimut mandi sampai menutupi
seluruh bokong pasien
Lipat pakaian bagian atas pasien
Minta pasien duduk di atas bak selama 10 15 menit
Jika sudah selesai keringkan bokong pasien dengan handuk
Tutup luka dengan menggunakan kassa steril dan pinset, kemudian plester
luka (gunakan tehnik perawatan luka)
Rapikan kembali pakaian bagian bawah pasien, angkat selimut mandi
Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
Rapikan peralatan
Cuci tangan
Dokumentasikan tindakan dan hasil yang didapatkan
UNIT TERKAIT
UNIT
PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
Komite Keperawatan

PERAWATAN LUKA DENGAN RENDAM DUDUK

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0052.23.08
Tanggal Terbit

Januari 2016
PENGERTIAN

TUJUAN

No. Revisi
0

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

Perawatan luka dengan rendam duduk adalah suatu tindakan merawat


luka di area anal / genital dengan cara merendam area anal dan sekitarnya
serta daerah genitalia.
1. Memberi pengobatan
2. Membersihkan luka
3. Mengurangi rasa sakit

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Bak rendam duduk
2. Termometer air
3. Handuk
4. Plester
5. Gunting
6. Baki steril berisi kassa dan pinset
7. Cairan obat (sesuai program dokter)
8. Selimut mandi
9. Perlak pengalas
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Jaga privacy pasien dengan menutup runangan / tirai
3. Dekatkan alat-alat
4. Siapkan bak rendam duduk kemudian isi dengan cairan obat (sesuai
program dokter) sebanyak 1/3 bagian
5. Ukur suhu cairan dengan menggunakan termometer air pada suhu
40 43 C
6. Lepaskan pakaian bawah pasien, pasang selimut mandi sampai
menutupi seluruh bokong pasien
7. Lipat pakaian bagian atas pasien
8. Minta pasien duduk di atas bak selama 10 15 menit
9. Jika sudah selesai keringkan bokong pasien dengan handuk
10. Tutup luka dengan menggunakan kassa steril dan pinset, kemudian
plester luka (gunakan tehnik perawatan luka)
11. Rapikan kembali pakaian bagian bawah pasien, angkat selimut
mandi
12. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
13. Rapikan peralatan
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan tindakan dan hasil yang didapatkan

UNIT TERKAIT
UNIT
PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
Komite Keperawatan

MENGGUNAKAN MASKER

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0058.23.08
Tanggal Terbit

Januari 2016
PENGERTIAN

TUJUAN

No. Revisi
1

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

Menggunakan masker adalah suatu tindakan menutup bagian mulut dan


hidung sebagai kewaspadaan untuk mengurangi transmisi droplet udara
yang mengandung mikroorganisme saat merawat pasien yang diisolasi,
saat membantu prosedur steril, atau saat menyiapkan alat-alat steril
untuk area steril
1. Melindungi perawat dari infeksi pernapasan
2. Menghindari penyebaran dan penularan penyakit
3. Mengurangi angka kejadian infeksi

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
Masker bersih sekali pakai
Pelaksanaan
Menggunakan masker
1. Temukan tepi atas masker (masker biasanya mempunyai strip logam
tipis di tepinya)
2. Pegang masker pada kedua tali atau pita bagian atasnya. Ikatkan
kedua tali tersebut di atas puncak belakang kepala, dengan tali di atas
telinga
3. Ikat kedua tali bawah dengan kuat sekitar leher, dengan masker tepat
di bawah dagu
4. Dengan perlahan cubit pita logam atas sekitar batang hidung
Melepaskan masker
1. Jika menggunakan sarung tangan, lepaskan dan cuci tangan
2. Lepaskan kedua ikatan dan lipat masker menjadi setengahnya dengan
permukaan dalam saling berhadapan
3. Buang masker ke dalam wadah yang telah disediakan

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Intensif
5. Instalasi Maternitas
6. Instalasi Bedah Sentral
7. Instalasi Laboratorium
8. Instalasi Farmasi
Komite Keperawatan

MENGGANTI POPOK PASIEN BAYI

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0062.23.08
Tanggal Terbit

Januari 2016
PENGERTIAN
TUJUAN

No. Revisi
1

Halaman
1/1

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

Mengganti popok pasien bayi adalah tindakan menukar popok bayi yang
sudah basah atau kotor dengan pokok yang bersih dan kering
1. Memberikan rasa nyaman
2. Mencegah iritasi dan infeksi

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Perlengkapan pakaian bayi (pokok, gurita, baju, kaos kaki, dll)
2. Perlak pengalas bayi
3. Kapas pembersih
4. Tempat kapas kotor / tempat sampah khusus
5. Minyak (baby oil)
6. Waslap
7. Air hangat pada tempatnya
8. Ember bertutup untuk pakaian kotor
9. Skort
Persiapan Pasien
1. Beritahu keluarga pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan bayi posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Gunakan skort
3. Pasang perlak pengalas
4. Popok basah / kotor dibuka dan ditanggalkan, masukkan ke dalam
ember tempat pakaian kotor
5. Bokong bayi dibersihkan menggunakan kapas pembersih yang
dibasahi dengan air hangat, kemudian dikeringkan secara lembut
dengan waslap dan olesi minyak (baby oil)
6. Pasang popok bersih dan bila perlu baju bayi diganti
7. Bayi dirapihkan dan dibaringkan kembali pada box bayi sesuai
dengan identitas bayi
8. Lepaskan skort
9. Ambil kembali perlak pengalas
10. Rapikan alat-alat
11. Perawat mencuci tangan kembali
12. Dokumentasikan respon pasien (bayi)

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Maternitas
3. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

MEMANDIKAN PASIEN BAYI DENGAN MINYAK (BABY OIL)


No. Dokumen
0063.23.08

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Januari 2016
PENGERTIAN

TUJUAN

No. Revisi
1

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

Memandikan pasien bayi dengan minyak (baby oil) adalah tindakan


membersihkan kulit tubuh bayi dengan menggunakan minyak (baby oil)
yang dilakukan pada bayi baru lahir kurang dari 24 jam atau pada bayi
dalam pengawasan khusus
1. Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa - sisa lemak tubuh
2. Merangsang peredaran darah
3. Mencegah terjadinya hipotermi pada bayi

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Minyak (baby oil)
2. Waslap
3. Kapas yang telah direndam boorwater untuk mata
4. Kassa yang direndam alkohol 70%
5. Termometer
6. Kapas pembersih
7. Tempat popok kotor
8. Piala ginjal
9. Borax gliserin
10. Skort
11. Masker
12. Perlak pengalas
Persiapan Pasien
1. Beritahu keluarga pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan bayi posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Pakai skort dan masker
3. Baringkan bayi di atas meja / tempat tidur sebagai persiapan untuk
memandikan bayi
4. Pasang perlak pengalas
5. Dekatkan piala ginjal ke sisi bayi
6. Lepaskan pakaian bayi
7. Bersihkan mata bayi dengan kapas boorwater dari ujung mata ke
pangkal hidung
8. Bersihkan mulut bayi dengan kassa yang telah dibasahi borax gliserin
9. Ukur suhu rektal / axilla menggunakan termometer dan catat suhu
tubuh bayi.
Timbang berat badan bayi (dalam keadaan telanjang) dan catat
hasilnya

10.

Bersihkan muka bayi


Mandikan bayi dengan waslap yang telah dibasahi dengan minyak
(baby oil)
13. Bersihkan tali pusat dan kulit sekitarnya dengan kassa yang telah
11.
12.

dibasahi alkohol
70%
14. Perhatikan kulit bayi, bila ada kulit yang terlalu kering olesi dengan
minyak bayi
(baby oil) setelah itu pakaikan kembali pakaian bayi
15. Lepaskan skort dan masker
16. Rapihkan bayi dan peralatan, ambil kembali perlak pengalas dan
piala ginjal
17. Perawat mencuci tangan kembali

MEMANDIKAN PASIEN BAYI DENGAN MINYAK (BABY OIL)

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT
UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0063.23.08
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Maternitas
Komite Keperawatan

No. Revisi
1

Halaman
2/2

MEMANDIKAN PASIEN BAYI DENGAN CARA DILAP

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0064.23.08
Tanggal Terbit

Januari 2016
PENGERTIAN

TUJUAN

No. Revisi
1

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

Memandikan pasien bayi dengan cara dilap adalah tindakan


membersihkan kulit tubuh bayi dengan menggunakan air hangat atau
minyak (baby oil)
1. Membersihkan kulit / tubuh bayi dari sisa-sisa lemak tubuh serta
keringat
2. Merangsang peredaran darah
3. Memberikan rasa segar dan nyaman
4. Mencegah terjadinya infeksi tali pusat

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Meja mandi khusus (bila mungkin disediakan)
2. Handuk mandi
3. Perlak pengalas
4. Waslap (dua buah)
5. Sabun mandi dalam tempatnya
6. Kapas lembab (yang telah direndam dengan air hangat) dalam
tempatnya
7. Kapas kering dalam tempatnya
8. Kassa yang telah direndam alkohol dalam tempatnya
9. Kapas pembersih telinga / cotton buds
10. Minyak bayi (baby oil)
11. Talk / bedak khusus bayi
12. Ember bertutup untuk pakaian kotor
13. Perlengkapan pakaian bayi (baju, popok, gurita)
14. Waskom berisi air hangat (2 buah)
15. Piala ginjal
16. Masker (bila perlu)
17. Skort
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien / keluarga tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan, pakai masker dan skort
2. Jaga privasi pasien dengan menutup ruangan / tirai
3. Bayi diangkat ke meja mandi dan diletakan pada posisi aman
4. Pasang perlak pengalas
5. Lepaskan pakaian bayi
6. Dekatkan piala ginjal ke sisi bayi
7. Mata bayi dibersihkan memakai kapas lembab (yang telah direndam
air hangat) dengan cara menghapus, mulai dari bagian dalam dan
selanjutnya mengarah keluar, setiap kali usapan kapas harus diganti
untuk mencegah kontaminasi antara mata satu dengan yang lain
8. Telinga dibersihkan dengan kapas pembersih telinga / cotton buds,
setiap kali usapan kapas harus diganti

MEMANDIKAN PASIEN BAYI DENGAN CARA DILAP

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0064.23.08

No. Revisi
1

Halaman
2/2

9. Muka dilap dengan waslap, kemudian dikeringkan dengan handuk


mandi. Pada saat membersihkan muka, pemakaian sabun tidak
dianjurkan karena soda sabun dapat menimbulkan iritasi pada mata
dan kulit muka bayi
10. Kepala bayi ditaruh di atas tangan kiri perawat, secara hati-hati,
kepala bayi disabun (sampo khusus bayi) memakai waslap. Pada
saat menyabun, kepala bayi dijaga jangan sampai air sabun / sampo
mengenai mata, karena dapat menimbulkan mata pedih dan iritasi,
selanjutnya dikeringkan dengan handuk mandi
11. Tangan, badan dan kaki bayi dibersihkan dengan waslap basah,
kemudian disabun dan dibilas dengan waslap basah sampai bersih
12. Dengan menelungkupkan / memiringkan bayi punggung dibasahi
dengan waslap dan diberi sabun kemudian dibilas sampai bersih
dengan waslap, sambil terus menyangga dada dan leher bayi
dengan lengan kiri perawat, atau memegang lengan kanan bayi
secara kuat untuk memastikan bayi aman
13. Bokong dan daerah perineum di bersihkan paling akhir, genetalia
dibersihkan dari bagian depan menuju bagian belakang, untuk
mencegah kontaminasi kotoran dari anus
14. Selanjutnya tubuh bayi dikeringkan dengan handuk dan diberi talk /
bedak khusus bayi pada tempat tempat tertentu (ketiak)
15. Bersihkan tali pusat dan kulit sekitarnya dengan kassa yang telah
dibasahi alkohol 70%
16. Perhatikan kulit bayi, bila ada kulit yang terlalu kering olesi dengan
minyak bayi / baby oil, setelah itu pakaikan kembali pakaian bayi
17. Ambil kembali perlak pengalas
18. Lepaskan masker dan skort
19. Rapihkan peralatan
20. Perawat mencuci tangan kembali
21. Dokumentasikan respon pasien
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Intensif
3. Instalasi Maternitas
Komite Keperawatan

PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRA MUSKULER

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0065.23.08
Tanggal Terbit

Januari 2016

No. Revisi
2

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

PENGERTIAN

Pemberian obat injeksi intra muskuler adalah suatu proses memberikan


obat kepada pasien dengan cara menyuntikkan ke dalam jaringan otot
dengan menggunakan jarum suntik yang dilakukan oleh perawat dengan
memperhatikan prinsip 10 benar (benar pasien, benar nama obat, benar
dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi, benar efek samping,
kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)

TUJUAN

1. Terlaksananya pemberian obat sesuai prinsip 10 benar


2. Terhindarnya kesalahan dalam tata cara pemberian obat kepada
pasien
3. Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk diabsorbsi

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki tempat alat-alat
2. Obat vial / ampul sesuai program
3. Swab alkohol
4. Piala ginjal
5. Sarung tangan
6. Bak spuit
7. Spuit sesuai kebutuhan
8. Kassa / gergaji leher ampul (untuk membuka leher ampul)
9. Cairan aquadest steril (bila obat berbentuk vial)
10. Daftar obat pasien
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan daftar pemberian obat pasien
3. Lakukan double cek dengan prinsip 10 benar (benar pasien, benar
nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)
4. Tempatkan obat yang akan disuntikkan pada bak spuit yang telah
disediakan
5. Obat yang telah disediakan di bak spuit dibawa ke ruangan / kamar
pasien menggunakan baki tempat alat
6. Lakukan pengecekkan ulang obat yang akan disuntikkan dihadapan
pasien / keluarga mengenai obat apa saja yang diberikan dan minta
pasien untuk membaca nama obat yang akan diberikan
7. Untuk obat ampul:
a. Yakinkan obat berada pada dasar ampul
b. Patahkan leher ampul dengan menggunakan kassa ke arah
menjauh dari perawat atau menggunakan gergaji leher ampul
c. Pegang ampulan dengan tangan nondominan dan spuit dengan
tangan dominan, tarik obat sesuai dengan dosis yang ditetapkan

PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRA MUSKULER

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0065.23.08

No. Revisi
2

Halaman
2/2

d. Keluarkan udara yang ada di dalam spuit dengan posisi jarum


suntik tertutup
8. Untuk obat vial :
a. Buka tutup vial dengan mempertahankan sterilitas (bersihkan
dengan alkohol 70%)
b. Untuk obat cair tarik obat sesuai dengan dosis dengan
menggunakan spuit
c. Untuk obat serbuk masukkan cairan aquadest steril / pelarut
sesuai dengan dosis ke dalam vial
d. Kocok obat dengan arah memutar sampai larut
e. Tarik obat sesuai dengan dosis dan ganti jarum suntik dengan
yang baru
f. Keluarkan udara yang ada dalam spuit dengan posisi jarum suntik
tertutup
9. Pilih dan kaji otot tempat penyuntikan (area ventrogluteal,
dorsogluteal, fastus lateralis, deltoid, rektus femoris)
10. Pakai sarung tangan dan dekatkan piala ginjal ke sisi pasien
11. Lakukan desinfeksi daerah penyuntikan dengan menggunakan swab
alkohol secara sirkuler dari arah dalam keluar
12. Dengan tangan nondominan regangkan area suntikan, untuk pasien
kurus cubit area penyuntikan
13. Tusuk jarum dengan sudut 90 dan bevel menghadap ke atas
14. Aspirasi spuit, bila ada darah cabut dan ulangi kembali prosedur no.9,
11, 12 dan 13, bila tidak ada darah maka suntikkan obat secara
perlahan sampai habis
15. Tarik jarum spuit secara perlahan
16. Massage area penyuntikan dengan perlahan menggunakan swab
alkohol
17. Lepaskan sarung tangan
18. Rapikan peralatan dan ambil kembali piala ginjal
19. Setelah obat disuntikkan ke pasien, minta tanda tangan pasien /
keluarga pada kolom yang telah disediakan di daftar obat pasien
20. Perawat menulis inisial nama (3 huruf) pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien
21. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
22. Cuci tangan
23. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara pemberian,
waktu, dan respon pasien
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Intensif
5. Instalasi Maternitas
6. Instalasi Bedah Sentral
Komite Keperawatan

PEMBERIAN OBAT PER ORAL

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0066.23.08
Tanggal Terbit

No. Revisi
2

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Januari 2016

PENGERTIAN

TUJUAN

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Pemberian obat per oral adalah suatu proses memberikan obat kepada
pasien dengan cara diminumkan yang dilakukan oleh perawat dengan
memperhatikan prinsip 10 benar (benar pasien, benar nama obat, benar
dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi, benar efek samping,
kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)
1. Terlaksananya pemberian obat sesuai prinsip 10 benar
2. Terhindarnya kesalahan dalam tata cara pemberian obat kepada
pasien

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki tempat alat
2. Obat - obatan sesuai program di tempat masing-masing
3. Gelas obat, sendok obat, gelas ukur (bila ada)
4. Air minum pada tempatnya
5. Tissue
6. Daftar obat pasien
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan daftar pemberian obat pasien
3. Lakukan double cek dengan prinsip 10 benar (benar pasien, benar
nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)
4. Tempatkan obat yang akan diminumkan pada gelas obat (bila obat
berbentuk tablet)
5. Obat yang telah disiapkan beserta tempatnya dibawa ke ruangan /
kamar pasien menggunakan baki tempat alat
6. Lakukan pengecekkan ulang obat yang akan diberikan dihadapan
pasien / keluarga jelaskan obat-obat apa saja yang diberikan
7. Obat beserta air minum diberikan kepada pasien dan tunggu sampai
obat sudah benar-benar ditelan pasien, jangan tinggalkan pasien
sebelum obat diminum pasien atau bantu pasien dalam minum obat
8. Setelah obat diminum pasien, bersihkan mulut pasien menggunakan
tissue kemudian minta tanda tangan pasien / keluarga pada kolom
yang telah disediakan
9. Perawat menulis inisial nama (3 huruf) pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien
10.Rapikan peralatan
11. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
12.Perawat mencuci tangan
13. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara pemberian,
waktu, dan respon pasien

PEMBERIAN OBAT PER ORAL

RSUD BANTEN
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0066.23.08
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Intensif
5. Instalasi Maternitas
6. Instalasi Bedah Sentral
Komite Keperawatan

No. Revisi
2

Halaman
2/2

PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0067.23.08

No. Revisi
2

Tanggal Terbit

Januari 2016

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

PENGERTIAN

Pemberian obat tetes telinga adalah suatu proses memberikan obat ke


dalam telinga yang dilakukan dengan cara meneteskan obat ke dalam
telinga yang dilakukan oleh perawat dengan memperhatikan prinsip 10
benar (benar pasien, benar nama obat, benar dosis, benar cara, benar
waktu, benar indikasi, benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan
dokumentasi)

TUJUAN

1. Terlaksananya pemberian obat sesuai prinsip 10 benar


2. Terhindarnya kesalahan dalam tata cara pemberian obat kepada
pasien
3. Memberikan efek terapi lokal
4. Melunakkan serumen telinga agar mudah diambil

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki tempat alat
2. Piala ginjal
3. Obat-obatan (sesuai program)
4. Lidi wotten
5. Kassa steril
6. Sarung tangan
7. Daftar obat pasien
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan daftar pemberian obat pasien
3. Lakukan double cek dengan prinsip 10 benar (benar pasien, benar
nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)
4. Tempatkan obat yang akan diberikan pada baki tempat obat, dan
dibawa ke ruangan pasien
5. Lakukan pengecekkan ulang obat yang akan diberikan dihadapan
pasien / keluarga, jelaskan obat-obat apa saja yang akan diberikan
6. Anjurkan pasien untuk berbaring dengan posisi miring ke samping
dengan telinga yang akan diobati pada bagian atas
7. Pakai sarung tangan
8. Dekatkan piala ginjal ke sisi pasien
9. Siapkan obat dan buka tutup obat
10. Buka / lebarkan daun telinga pasien ke arah belakang dan lihat
kebersihan liang telinga, jika kotor bersihkan liang telinga dengan lidi
wotten

PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA


No. Dokumen
0067.23.08

RSUD BANTEN

No. Revisi
2

Halaman
2/2

PROSEDUR
11. Teteskan obat tersebut ke dalam liang telinga dan anjurkan pasien
untuk memiringkan kepala ke arah yang berlawanan
12. Bersihkan sisa obat yang masih tertinggal di sekitar telinga dengan
kassa steril
13. Lepaskan sarung tangan
14. Ambil kembali piala ginjal dan rapikan peralatan
15. Setelah obat diteteskan ke pasien, minta tanda tangan pasien /
keluarga pada kolom yang telah disediakan
16. Perawat menulis inisial nama (3 huruf) pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien
17. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
18. Perawat mencuci tangan kembali
19. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara pemberian,
waktu, dan respon pasien
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif

Komite Keperawatan

PEMBERIAN OBAT MATA

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0068.23.08

No. Revisi
2

Tanggal Terbit

Januari 2016

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

PENGERTIAN

Pemberian obat mata adalah suatu proses memberikan obat atau cairan
tertentu ke dalam mata yang dilakukan dengan cara meneteskan atau
mengoleskan obat ke dalam mata yang dilakukan oleh perawat dengan
memperhatikan prinsip 10 benar (benar pasien, benar nama obat, benar
dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi, benar efek samping,
kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)

TUJUAN

1. Terlaksananya pemberian obat sesuai prinsip 10 benar


2. Terhindarnya kesalahan dalam tata cara pemberian obat kepada
pasien
3. Mendilatasikan pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
4. Melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
5. Mencegah kekeringan pada mata
6. Memberikan terapi yang diprogramkan oleh dokter

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki tempat alat
2. Piala ginjal
3. Obat-obatan (sesuai program)
4. Kassa steril
5. Daftar obat pasien
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan daftar pemberian obat pasien
3. Lakukan double cek dengan prinsip 10 benar (benar pasien, benar
nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)
4. Tempatkan obat yang akan diberikan pada baki tempat alat
5. Obat yang telah disiapkan beserta tempatnya dibawa ke ruangan /
kamar pasien
6. Lakukan pengecekkan ulang obat yang akan diberikan dihadapan
pasien / keluarga jelaskan obat-obat apa saja yang akan diberikan
7. Anjurkan pasien untuk berbaring dengan posisi terlentang atau
duduk dengan hiperekstensi leher (leher dalam posisi tegak)
8. Dekatkan piala ginjal ke sisi pasien
9. Buka tutup obat
10. Buka kelopak mata bagian bawah dengan kassa steril dan anjurkan
pasien untuk melihat ke arah atas
11. Teteskan / oleskan obat tersebut ke dalam mata dan anjurkan pasien
untuk menutup mata

PEMBERIAN OBAT MATA

RSUD BANTEN

No. Dokumen
0068.23.08

No. Revisi
2

Halaman
2/2

PROSEDUR
12. Bersihkan sisa obat yang masih tertinggal di sekitar mata
menggunakan kassa steril
13. Rapikan peralatan, ambil kembali piala ginjal
14. Setelah obat diteteskan / dioleskan ke pasien, minta tanda tangan
pasien / keluarga pada kolom yang telah disediakan
15. Perawat menulis inisial nama (3 huruf) pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien
16. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
17. Perawat mencuci tangan
18. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara pemberian,
waktu, dan respon pasien
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL UNTUK KULIT

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0069.23.08
Tanggal Terbit

Januari 2016

No. Revisi
2

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

PENGERTIAN

Pemberian obat topikal untuk kulit adalah suatu proses memberikan obat
dengan cara mengoleskan pada kulit yang dilakukan oleh perawat
dengan memperhatikan prinsip 10 benar (benar pasien, benar nama
obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi, benar efek
samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)

TUJUAN

1. Terlaksananya pemberian obat sesuai prinsip 10 benar


2. Terhindarnya kesalahan dalam tata cara pemberian obat kepada
pasien
3. Memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki tempat alat
2. Piala ginjal
3. Obat - obatan (sesuai program)
4. Lidi wotten
5. Kassa steril
6. Sarung tangan
7. Daftar obat pasien
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan daftar pemberian obat pasien
3. Lakukan double cek dengan prinsip 10 benar (benar pasien, benar
nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)
4. Tempatkan obat yang akan diberikan pada baki tempat alat
5. Obat yang telah disiapkan beserta tempatnya dibawa ke ruangan /
kamar pasien
6. Lakukan pengecekkan ulang obat yang akan diberikan dihadapan
pasien / keluarga jelaskan obat-obat apa saja yang akan diberikan
7. Pakai sarung tangan
8. Dekatkan piala ginjal ke sisi pasien
9. Siapkan obat, buka tutup obat dan oleskan obat pada lidi wotten atau
kassa steril
10. Oleskan lidi wotten atau kassa steril tersebut pada daerah yang akan
diobati dengan cara sirkuler dari arah dalam ke luar
11. Rapikan peralatan, ambil kembali piala ginjal
12. Setelah obat dioleskan ke pasien, minta tanda tangan pasien /
keluarga pada kolom yang telah disediakan
13. Perawat menulis inisial nama (3 huruf) pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL UNTUK KULIT

RSUD BANTEN

No. Dokumen
0069.23.08

No. Revisi
2

Halaman
2/2

PROSEDUR
14. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
15. Perawat mencuci tangan kembali
16. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara pemberian,
waktu, dan respon pasien
UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Intensif
5. Instalasi Bedah Sentral
Komite Keperawatan

PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA


No. Dokumen
0070.23.08
RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Januari 2016

No. Revisi
2

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.

PENGERTIAN

Pemberian obat melalui vagina adalah pemberian obat dengan cara


dioleskan pada vagina atau irigasi (mengumbah) vagina yang dilakukan
oleh perawat dengan memperhatikan prinsip 10 benar (benar pasien,
benar nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)

TUJUAN

1. Terlaksananya pemberian obat sesuai prinsip 10 benar


2. Terhindarnya kesalahan dalam tata cara pemberian obat kepada
pasien
3. Mengobati infeksi pada vagina
4. Menghilangkan nyeri, rasa terbakar, dan ketidaknyamanan pada
vagina

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki tempat alat
2. Obat yang diperlukan (krim, gelly, foam, atau suppositoria) sesuai
program
3. Aplikator untuk krim vagina
4. Pelumas untuk suppositoria
5. Sarung tangan
6. Pembalut
7. Handuk
8. Piala ginjal
9. Perlak pengalas
10. Daftar obat pasien
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan daftar pemberian obat pasien
3. Lakukan double cek dengan prinsip 10 benar (benar pasien, benar
nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)
4. Tempatkan obat yang akan diberikan pada baki tempat alat
5. Obat yang telah disiapkan beserta tempatnya dibawa ke ruangan /
kamar pasien
6. Lakukan pengecekkan ulang obat yang akan diberikan dihadapan
pasien / keluarga jelaskan obat-obat apa saja yang akan diberikan
7. Jaga privasi pasien dengan cara menutup ruangan / tirai
8. Anjurkan pasien untuk berbaring dengan posisi supinasi dan kaki
ditekuk
9. Pakai sarung tangan
10. Pasang perlak pengalas dan dekatkan piala ginjal ke sisi pasien
11. Inspeksi orifisium vagina, catat adanya pengeluaran, bau atau rasa
tidak nyaman
12. Lakukan perawatan perineal

Pemberian suppositoria
1. Buka bungkus aluminium foil suppositoria dan oleskan pelumas
pada ujung suppositoria yang bulat dan halus
PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA

RSUD BANTEN
PROSEDUR

No. Dokumen
0070.23.08

No. Revisi
2

Halaman
2/2

2. Dengan tangan nondominan yang sudah terpasang sarung


tangan, regangkan lipatan labia
3. Masukkan suppositoria sekitar 8 10 cm sepanjang dinding
vagina posterior
4. Tarik jari tangan dan bersihkan pelumas yang tersisa di sekitar
orifisium dan labia
5. Minta pasien tetap pada posisi tersebut selama 5 10 menit
setelah obat diberikan
6. Tawarkan pada pasien untuk menggunakan pembalut perineal
sebelum pasien melakukan aktifitas
7. Lepaskan sarung tangan dan ambil kembali piala ginjal serta
perlak pengalas
8. Setelah obat diberikan ke pasien, minta tanda tangan pasien /
keluarga pada kolom yang telah disediakan
9. Perawat menulis inisial nama (3 huruf) pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien
10. Rapikan peralatan
11. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
12. Perawat mencuci tangan
13. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara
pemberian, waktu, dan respon pasien
Pemberian krim vagina, gelly atau foam / busa
1. Pakai sarung tangan
2. Isi aplikator, ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan
3. Regangkan lipatan labia secara perlahan dengan tangan
nondominan yang telah memakai sarung tangan
4. Dengan tangan dominan yang telah memakai sarung tangan,
masukkan aplikator ke dalam vagina 5 cm. Dorong penarik
aplikator untuk mengeluarkan obat hingga aplikator kosong
5. Tarik aplikator dan letakkan di atas handuk. Bersihkan sisa krim
pada labia dan orifisium vagina
6. Minta pasien tetap pada posisi tersebut selama 5 10 menit
6. Lepaskan sarung tangan
7. Rapikan peralatan
8. Setelah obat diberikan ke pasien, minta tanda tangan pasien /
keluarga pada kolom yang telah disediakan
9. Perawat menulis inisial nama (3 huruf) pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien
10. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
11. Perawat mencuci tangan
12. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara
pemberian, waktu, dan respon pasien

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif

Komite Keperawatan

PEMBERIAN OBAT INJEKSI SUBKUTAN

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0071.23.08
Tanggal Terbit

Januari 2016

No. Revisi
2

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001

PENGERTIAN

Pemberian obat injeksi subkutan adalah suatu proses memberikan obat


kepada pasien dengan cara menyuntikkan ke dalam jaringan subkutan
(di bawah kulit) dengan menggunakan jarum suntik yang dilakukan oleh
perawat dengan memperhatikan prinsip 10 benar (benar pasien, benar
nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi, benar
efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)

TUJUAN

1. Terlaksananya pemberian obat sesuai prinsip 10 benar


2. Terhindarnya kesalahan dalam tata cara pemberian obat kepada
pasien
3. Memasukkan sejumlah obat pada jaringan subkutan di bawah kulit
untuk diabsorbsi

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki tempat alat
2. Perlak pengalas
3. Obat vial / ampul sesuai program
4. Swab alkohol
5. Piala ginjal
6. Sarung tangan
7. Bak spuit
8. Spuit sesuai kebutuhan
9. Kassa steril / gergaji leher ampul (untuk membuka ampul)
10. Cairan aquadest steril (bila obat berbentuk vial)
11. Daftar obat pasien
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan daftar pemberian obat pasien
3. Lakukan double cek dengan prinsip 10 benar (benar pasien, benar
nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)
4. Tempatkan obat yang akan disuntikkan pada bak spuit yang telah
disediakan
5. Obat yang telah disiapkan beserta tempatnya dibawa ke ruangan /
kamar pasien menggunakan baki tempat alat
6. Lakukan pengecekkan ulang obat yang akan disuntikkan dihadapan
pasien / keluarga mengenai obat apa saja yang diberikan dan minta
pasien untuk membaca nama obat yang akan diberikan
7. Untuk obat ampul :
a. Yakinkan obat berada pada dasar ampul
b. Patahkan leher ampul dengan menggunakan kassa ke arah
menjauh dari perawat atau menggunakan gergaji leher ampul

PEMBERIAN OBAT INJEKSI SUBKUTAN

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0071.23.08

No. Revisi
2

Halaman
2/2

c. Pegang ampulan dengan tangan nondominan dan spuit dengan


tangan dominan, tarik obat sesuai dengan dosis yang ditetapkan
d. Keluarkan udara yang ada di dalam spuit dengan posisi jarum
suntik tertutup
8. Untuk obat vial :
a. Buka tutup vial dengan mempertahankan sterilitas (bersihkan
dengan swab alkohol)
b. Untuk obat cair tarik obat sesuai dengan dosis dengan
menggunakan spuit
c. Untuk obat serbuk masukkan cairan aquadest steril / pelarut
sesuai dengan dosis ke dalam vial
d. Kocok obat dengan arah memutar sampai larut
e. Tarik obat sesuai dengan dosis dan ganti jarum suntik dengan
yang baru
f. Keluarkan udara yang ada dalam spuit dengan posisi jarum suntik
tertutup
9. Pilih dan kaji tempat penyuntikan (lengan atas bagian luar, paha
anterior, daerah abdomen, area skapula pada punggung atas,
daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas)
10. Pakai sarung tangan
11. Pasang perlak pengalas dan dekatkan piala ginjal ke sisi pasien
12. Lakukan desinfeksi daerah penyuntikan dengan menggunakan swab
alkohol secara sirkuler dari arah dalam keluar
13. Dengan tangan nondominan (tangan kiri) regangkan area suntikan,
tusukkan jarum dengan posisi 45 untuk pasien kurus dan sudut 90
untuk pasien gemuk (tanpa mencubit)
14. Lakukan aspirasi (bila memakai spuit 1 cc biasa) dan jangan lakukan
aspirasi bila memakai spuit khusus insulin (spuit kemasan berikut
obatnya), bila ada darah cabut spuit dan ulangi lagi prosedur no. 9,
12 dan 13, bila tidak ada darah maka suntikkan obat secara perlahan
sampai habis
15. Tarik jarum spuit secara perlahan
16. Massage area penyuntikan menggunakan swab alkohol secara
perlahan
17. Lepaskan sarung tangan
18. Rapikan peralatan, ambil kembali perlak pengalas
19. Setelah obat disuntikkan ke pasien, minta tanda tangan pasien /
keluarga pada kolom yang telah disediakan di daftar obat pasien
20. Perawat menulis inisial nama (3 huruf) pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien
21. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
22. Perawat mencuci tangan kembali
23. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara pemberian,
waktu, dan respon pasien
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Intensif
5. Instalasi Maternitas
6. Instalasi Bedah Sentral
Komite Keperawatan

PEMBERIAN OBAT MELALUI REKTAL

No. Dokumen
0072.23.08

No. Revisi
1

Halaman
1/2

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Januari 2016

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001

PENGERTIAN

Pemberian obat melalui rektal adalah suatu tindakan memberikan obat


dalam bentuk supositoria melalui rektal / anus yang dilakukan oleh
perawat dengan memperhatikan prinsip 10 benar (benar pasien, benar
nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi, benar
efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)

TUJUAN

1. Terlaksananya pemberian obat sesuai prinsip 10 benar


2. Terhindarnya kesalahan dalam tata cara pemberian obat kepada
pasien
3. Memperoleh efek pengobatan secara lokal maupun sistemik
4. Melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan Standar Asuhan Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki tempat alat
2. Obat suppositoria rektal (sesuai program)
3. Gelly pelumas
4. Sarung tangan
5. Tissue
6. Perlak pengalas
7. Piala ginjal
8. Daftar obat pasien
Persiapan Pasien
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri.
2. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
3. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan daftar pemberian obat pasien
3. Lakukan double cek dengan prinsip 10 benar (benar pasien, benar
nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)
4. Tempatkan obat yang akan diberikan pada baki tempat alat
5. Obat yang telah disiapkan beserta tempatnya dibawa ke ruangan /
kamar pasien
6. Lakukan pengecekkan ulang obat yang akan diberikan dihadapan
pasien / keluarga jelaskan obat - obat apa saja yang akan diberikan
7. Jaga privasi pasien dengan cara menutup ruangan / tirai
8. Pakai sarung tangan
9. Pasang perlak pengalas
10. Anjurkan pasien untuk berbaring dengan posisi sims (miring) dan
tungkai bagian atas ditekuk ke depan
11. Dekatkan piala ginjal ke sisi pasien
12. Buka bungkus aluminium foil suppositoria dan oleskan sejumlah
pelumas yang larut dalam air pada ujung suppositoria yang bulat dan
halus
13. Minta pasien untuk menarik napas dalam melalui mulut

PEMBERIAN OBAT MELALUI REKTAL

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0072.23.08

No. Revisi
1

Halaman
2/2

14. Regangkan bokong pasien dengan tangan nondominan. Dengan jari


telunjuk, masukkan suppositoria ke dalam anus melalui sfingter ani
dan mengenai dinding rektal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm
pada bayi dan anak-anak
15. Tarik jari dan bersihkan area anal pasien menggunakan tissue
16. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama
5 menit
17. Jika suppositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, letakkan
nurse call dalam jangkauan pasien
18. Lepaskan sarung tangan
19. Ambil kembali perlak pengalas dan piala ginjal
20. Rapikan peralatan
21. Minta tanda tangan pasien / keluarga pada kolom yang telah
disediakan
22. Perawat menulis inisial nama (3 huruf) pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien
23. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
24. Perawat mencuci tangan kembali
25. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara pemberian,
waktu, dan respon pasien
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Intensif
Komite Keperawatan

PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0073.23.08

No. Revisi
1

Tanggal Terbit

Januari 2016

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001

PENGERTIAN

Pemberian obat tetes hidung adalah suatu proses memberikan obat ke


dalam hidung yang dilakukan dengan cara meneteskan atau
mengoleskan obat ke dalam hidung yang dilakukan oleh perawat dengan
memperhatikan prinsip 10 benar (benar pasien, benar nama obat, benar
dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi, benar efek samping,
kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)

TUJUAN

1. Terlaksananya pemberian obat sesuai prinsip 10 benar


2. Terhindarnya kesalahan dalam tata cara pemberian obat kepada
pasien
3. Mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung
4. Mengobati infeksi pada rongga hidung dan sinus

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD Banten/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki tempat alat
2. Piala ginjal
3. Obat-obatan (sesuai program)
4. Sarung tangan
5. Lidi wotten
6. Daftar obat pasien
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan daftar pemberian obat pasien
3. Lakukan double cek dengan prinsip 10 benar (benar pasien, benar
nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)
4. Tempatkan obat yang akan diberikan pada baki tempat alat
5. Obat yang telah disiapkan beserta tempatnya dibawa ke ruangan /
kamar pasien
6. Lakukan pengecekkan ulang obat yang akan diberikan dihadapan
pasien / keluarga jelaskan obat-obat apa saja yang akan diberikan
7. Pakai sarung tangan
8. Anjurkan pasien untuk berbaring dengan posisi supinasi dengan
kepala hiperesktensi di atas bantal untuk pengobatan sinus etmoid
dan sfenoid atau posisi supinasi dengan kepala hiperekstensi dan
miring ke samping untuk pengobatan sinus maksilar dan frontal
9. Dekatkan piala ginjal ke sisi pasien
10. Bersihkan lubang hidung menggunakan lidi wotten
11. Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian tengah konka
superior tulang etmoidalis

PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Dokumen
0073.23.08

No. Revisi
1

Halaman
2/2

12. Minta pasien tetap pada posisi ini selama 1 menit


13. Lepaskan sarung tangan dan ambil kembali piala ginjal
14. Rapikan peralatan
15. Minta tanda tangan pasien / keluarga pada kolom yang telah
disediakan
16. Perawat menulis inisial nama (3 huruf) pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien
17. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
18. Perawat mencuci tangan kembali
19. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara pemberian,
waktu, dan respon pasien
1.
2.
3.
4.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif

Komite Keperawatan

PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRA DERMAL / INTRA CUTAN

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen
0074.23.08
Tanggal Terbit

Januari 2016
PENGERTIAN

TUJUAN

No. Revisi
1

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001

Pemberian obat injeksi intra dermal / intra cutan adalah suatu proses
memberikan obat kepada pasien dengan cara menyuntikkan ke dalam
jaringan dermis di bawah epidermis kulit dengan menggunakan jarum
suntik yang dilakukan oleh perawat dengan memperhatikan prinsip 10
benar (benar pasien, benar nama obat, benar dosis, benar cara, benar
waktu, benar indikasi, benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan
dokumentasi)
1. Terlaksananya pemberian obat sesuai prinsip 10 benar
2. Terhindarnya kesalahan dalam tata cara pemberian obat kepada
pasien
3. Memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan di bawah kulit
untuk diabsorbsi
4. Tes diagnostik terhadap alergi atau adanya penyakit-penyakit
tertentu

KEBIJAKAN

SK Direktur No.134/ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan alat
1. Baki tempat alat
2. Obat vial / ampul sesuai program
3. Swab alkohol
4. Piala ginjal
5. Sarung tangan
6. Bak spuit
7. Spuit sesuai kebutuhan
8. Kassa atau gergaji leher ampul (untuk membuka ampul)
9. Cairan aquadest steril (jika obat berbentuk vial)
10. Daftar obat pasien
Persiapan Pasien
1. Beritahu pasien tindakan, tujuan serta prosedur yang akan
dilakukan
2. Berikan pasien posisi yang aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan daftar pemberian obat pasien
3. Lakukan double cek dengan prinsip 10 benar (benar pasien, benar
nama obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar indikasi,
benar efek samping, kadaluarsa, saksi dan dokumentasi)
4. Tempatkan obat yang akan disuntikkan pada bak spuit yang telah
disediakan
5. Obat yang telah disiapkan beserta tempatnya dibawa ke ruangan /
kamar pasien menggunakan baki tempat alat
6. Lakukan pengecekkan ulang obat yang akan disuntikkan dihadapan
pasien / keluarga mengenai obat apa saja yang diberikan dan minta
pasien untuk membaca nama obat yang akan diberikan
7. Untuk obat ampul:
a. Yakinkan obat berada pada dasar ampul
b. Patahkan leher ampul dengan menggunakan kassa ke arah

menjauh dari perawat atau menggunakan gergaji leher ampul


PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRA DERMAL / INTRA CUTAN

RSUD BANTEN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

No. Dokumen
0074.23.08

No. Revisi
1

Halaman
2/2

c. Pegang ampulan dengan tangan nondominan dan spuit dengan


tangan dominan, tarik obat sesuai dengan dosis yang ditetapkan
d. Keluarkan udara yang ada di dalam spuit dengan posisi jarum
suntik tertutup
8. Untuk obat vial:
a. Buka tutup vial dengan mempertahankan sterilitas (bersihkan
dengan alkohol 70%)
b. Untuk obat cair tarik obat sesuai dengan dosis dengan
menggunakan spuit
c. Untuk obat serbuk masukkan cairan aquadest steril/ pelarut
sesuai dengan dosis ke dalam vial
d. Kocok obat dengan arah memutar sampai larut
e. Tarik obat sesuai dengan dosis dan ganti jarum suntik dengan
yang baru
f. Keluarkan udara yang ada dalam spuit dengan posisi jarum suntik
tertutup
9. Pilih dan kaji tempat penyuntikan (lengan bawah bagian dalam,
dada bagian atas, punggung di bawah skapula)
10. Pakai sarung tangan
11. Dekatkan piala ginjal ke sisi pasien
12. Lakukan desinfeksi daerah penyuntikan dengan menggunakan
swab alkohol secara sirkuler dari arah dalam keluar
13. Tempatkan ibu jari tangan nondominan (tangan kiri) sekitar 2,5 cm di
bawah area penusukkan kemudian tarik kulit
14. Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan
dominan, masukkan jarum tepat di bawah kulit dengan sudut 15
15. Lakukan aspirasi (bila ada darah cabut spuit dan ulangi kembali
prosedur no. 9,12 dan 13), bila tidak ada darah masukkan obat
perlahan-lahan, perhatikan adanya bendungan (bendungan harus
terbentuk)
16. Setelah obat masuk , tarik jarum spuit secara perlahan
17. Massage area penyuntikan dengan perlahan (jangan melakukan
massage pada area bendungan) menggunakan swab alkohol
18. Buat lingkaran dengan diameter 2.5 cm di sekitar bendungan
dengan menggunakan pulpen. Anjurkan pasien untuk tidak
menggosok area tersebut
19. Observasi kulit untuk mengetahui adanya kemerahan atau bengkak.
Untuk tes alergi, observasi adanya reaksi sistemik (misalnya sulit
bernapas, berkeringat dingin, pingsan, mual, dan muntah)
20. Lepaskan sarung tangan
21. Ambil kembali piala ginjal
22. Rapikan peralatan
23. Minta tanda tangan pasien / keluarga pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien
24. Perawat menulis inisial nama (3 huruf) pada kolom yang telah
disediakan di daftar obat pasien
25. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
26. Perawat mencuci tangan kembali
27. Dokumentasikan nama obat yang diberikan, dosis, cara pemberian,
waktu, dan respon pasien
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Intensif
5. Instalasi Maternitas

6. Instalasi Bedah Sentral


UNIT
PENYUSUN

Komite Keperawatan

TATA TERTIB SELAMA BERTUGAS DI UNIT PERAWATAN RSUD


BANTEN
RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

No. Dokumen
.................

No. Revisi
1

Halaman
1/2

Tanggal Terbit

Ditetapkan,
Direktur RSUD Banten

Januari 2016

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001

Tata tertib selama bertugas di unit perawatan adalah suatu upaya untuk
mematuhi dan menjalankan peraturan, budaya dan etika selama perawat
bertugas di ruang perawatan RSUD Banten.
1. Menjadi acuan bagi perawat selama bertugas di ruangan.
2. Lingkungan ruang perawatan menjadi lebih kondusif.
3. Perawat lebih konsentrasi dalam melaksanakan tugas.
4. Agar perawat tampak rapi.

KEBIJAKAN

SK Direktur No..... / RSUD Banten/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/ 2016 Tentang
pemberlakuan SPO RSUD Banten

PROSEDUR

1. Perawat hadir di ruangan 15 menit lebih awal sebelum jam kerja


dengan memakai pakaian seragam dan atribut lengkap serta siap
untuk melakukan operan.
2. Perawat berbadan sehat, bersih dan tampak segar dengan memakai
tata rias yang natural dan serasi (bagi perawat wanita).
3. Perawat tidak bau badan dan bau mulut, kulit bersih dan tidak
bertato.
4. Tangan dan kuku terawat dengan bersih dan rapi (kuku pendek tidak
diwarnai).
5. Rambut bersih, terawat dan warna alami serta ditata rapi tidak
menyentuh kerah baju.
6. Bagi perawat wanita yang berambut panjang, rambut diikat dan
disanggul menggunakan harnet, tidak menggunakan poni yang
menutupi wajah.
7. Bagi perawat yang berkerudung, warna kerudung disesuaikan
dengan aturan yang telah ditetapkan.
8. Bagi perawat pria tidak diperbolehkan berkumis dan berjenggot.
9. Tidak menggunakan aksesoris yang berlebihan selain jam tangan,
bros kecil, cincin kawin dan anting kecil (bagi perawat wanita).
10. Menggunakan sepatu Meilia dan tidak diperkenankan untuk diinjak
pada bagian tumitnya, bagi perawat yang belum memiliki sepatu
Meilia pada saat bertugas wajib menggunakan sepatu warna hitam
polos dengan hak sepatu tidak lebih dari 3 cm.
11. Sepatu harus terawat, bersih dan disemir.
12. Tidak menggunakan handphone saat bertugas terutama saat
berkomunikasi dengan pasien
13. Komunikasi
lewat
handphone
selalu
diarahkan
untuk
mempergunakan fix line (extention telepon di ruangan)
14. Tidak diperbolehkan makan dan minum di nurse station.
15. Tidak berbicara dan tertawa terlalu keras saat bertugas.
16. Tidak diizinkan kepada pihak yang tidak berkepentingan masuk ke
area nurse station. Kriteria yang tidak berkepentingan adalah
kegiatan atau individu yang tidak berhubungan dengan pelaksanaan
kegiatan asuhan keperawatan atau aktifitas operasional pelayanan.
17. Perawat pelaksana / penanggung jawab shift / ketua tim / kepala
ruangan dapat mempersilahkan individu yang tidak berkepentingan
untuk meninggalkan area nurse station dan tidak mengizinkan
individu yang tidak berkepentingan untuk menghubungi nurse station
atau perawat yang sedang bertugas.

RSUD BANTEN

TATA TERTIB SELAMA BERTUGAS DI UNIT PERAWATAN RSUD


BANTEN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
...........
2/2
1
18. Perawat yang telah selesai bertugas
meninggalkan ruangan / nurse station.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Intensive Care
5. Instalasi Bedah Sentral
UNIT
PENYUSUN

Komite Keperawatan

diwajibkan

segera

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANG RAWAT INAP RSUD


BANTEN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
.................
1/3
Tanggal Terbit

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN.

Januari 2016

PENGERTIAN

TUJUAN

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001
Penerimaan pasien baru di ruang rawat inap adalah kontak dan
kontrak pertama kali antara perawat di ruang rawat inap dengan
pasien dan keluarganya, yang diserah terimakan oleh perawat
Instalasi Gawat Darurat / Rawat Jalan / Bidan VK / Pendaftaran
Rawat Inap.
1. Perawat mampu membina kontrak awal menjalin hubungan
saling percaya dengan pasien dan keluarganya.
2. Meningkatkan sikap profesional perawat dalam hubungan
interpersonal.
3. Memberikan kepuasan pada pasien dan keluarganya dalam
menerima pelayanan asuhan keperawatan.
4. Tertib administrasi dan pendokumentasian asuhan keperawatan.

KEBIJAKAN

SK Direktur No........./ RSUD BANTEN/ DIR/ SK/ PSAK/ VIII/


2016 Tentang pemberlakuan SPO Keperawatan RSUD Banten

PROSEDUR

Persiapan :
1. Bagian
pendaftaran menghubungi ruang perawatan dan
menginformasikan ada pasien baru yang akan masuk ruang
tersebut, informasi yang diberikan adalah :
a. Nama pasien
b. Umur pasien
c. Jenis kelamin
d. Diagnosa medik pasien
e. Dokter yang merawat
f. Kelas (kamar) yang dipilih oleh pasien
2. Cek kamar pasien tentang kelengkapan dan kebersihannya :
a. Tempat tidur dan kelengkapannya
b. Baju pasien (untuk ruang VIP, VIP Utama, dan Kelas 1)
c. AC, TV, dispenser dan kulkas (VIP)
d. Lampu kamar dan kamar mandi
e. Kelengkapan dan kebersihan kamar mandi
f. Bell (nurse call)
3. Siapkan format format pendokumentasian pasien dan
form
ceklist penerimaan pasien baru
4. Menghubungi dan menanyakan ke ruang Gawat Darurat / Rawat
Jalan / VK mengenai keadaan umum pasien, alat kesehatan yang
digunakan serta kapan pasien diantar ke ruang rawat inap.

PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANG RAWAT INAP RSUD


BANTEN

No. Dokumen
0076.23.08

No. Revisi

Halaman
2/3

RSUD BANTEN
PROSEDUR

Pelaksanaan :
1. Pasien diserahterimakan oleh perawat Gawat Darurat /
Rawat Jalan / Bidan VK / Petugas pendaftaran rawat inap di
depan nurse station.
2. Perawat menyambut pasien baru dan memberikan salam
terapeutik, memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan
tindakan yang akan dilakukan :
a. Selamat pagi / siang / sore / malam Ibu / Bapak.
b. Selamat datang di Rumah Sakit Banten.
c. Saya perawat ........... (perawat menyebutkan nama) akan
membantu Ibu / Bapak. (bersalaman dengan pasien dan
keluarganya).
d. Saya akan mengantar Ibu / Bapak ke kamar perawatan
(mengantasi pasien baru dan keluarganya ke kamar
pasien.
3. Pasien diantar kekamar, dipindahkan ke tempat tidur dibantu
perawat.
4. Perawat memperkenalkan pasien baru kepada pasien yang
sudah ada terlebih dahulu di kamar tersebut :
a. Ibu / Bapak X, ada teman baru yang menemani Ibu /
Bapak semoga tidak kesepian.
b. Semoga Ibu / Bapak senang dengan kamar ini, bila ada
sesuatu yang diperlukan silahkan hubungi saya dengan
bel ini.
5. Perawat Gawat Darurat / Rawat Jalan / Bidan VK / petugas
pendaftaran rawat inap melakukan serah terima pasien baru
dengan perawat rawat inap lengkap dengan berkas rekam
medik pasien serta identitas pasien (gelang pasien),
kemudian perawat / petugas yang menyerahkan dan yang
menerima pasien menandatangani format serah terima
pasien baru
6. Perawat melapor ke bagian gizi untuk menyiapkan makanan
sesuai dengan diit pasien
7. Perawat mengorientasikan ruangan dengan menjelaskan
tentang :
a. Bell (Nurse call)
b. AC
c. Volume control AC
d. Menaikan dan menurunkan serta mengunci tempat tidur
e. Dokter yang merawat dan jadwal visite dokter
f. Perawat yang merawat
g. Hak dan kewajiban pasien :
1) Perawat menjelaskan mengenai :
a) Jadwal pemberian obat
b) Jadwal pemberian makan :
(1). Makan pagi Pkl 06.00 07.00
(2). Snack pagi Pkl 09.00 10.00
(3). Makan siang Pkl 12.00 13.00
(4). Snack sore Pkl 15.00 15.30
(5). Makan malam Pkl 17.00 18.00
(6). Minum malam dan snack diit Pkl 20.00
c) Jadwal mandi :
(1). Mandi pagi Pkl 05.00 07.00
(2). Mandi sore Pkl 15.00 16.00
d) Jadwal visite dokter
(1). Pkl 08.00 15.00

RSUD BANTEN

PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANG RAWAT INAP RSUD


BANTEN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0076.23.08
3/3

PROSEDUR

(2). Pkl 16.00 21.00


2) Tata tertib rumah sakit (jam berkunjung Pkl 11.00
12.00 dan Pkl 17.00 18.00)
3) Kartu tunggu pasien
8.Perawat melakukan pengkajian, disesuaikan dengan kondisi
pasien untuk mengumpulkan data fokus :
a. Objektif :
1) Keadaan sakit pasien (ringan, sedang, berat)
2) TTV pasien (TD, Nadi, RR, Suhu)
3) Skala Koma Glasgow (pasien neurologi)
4) Berat dan tinggi badan pasien
b. Subjektif :
Keluhan yang dirasakan pasien saat ini
9.Tanyakan pada pasien atau keluarga tentang obat-obatan serta
hasil pemeriksaan radiologi dan laboratorium yang dibawa
dari rumah
10. Perawat menghubungi dokter jaga ruangan untuk memeriksa
pasien baru
11. Dokter jaga ruangan menghubungi dokter spesialis yang
menangani pasien untuk menginformasikan data objektif dan
subjektif yang ditemukan pada pasien serta meminta program
terapi selanjutnya
12. Catat dengan jelas dan benar, semua program terapi dokter
pada format yang ditentukan. Tulis tanggal, jam, jenis terapi
dan nama perawat serta pada keterangan tulis VIA
TELEPON, bila dokter datang ke ruangan, segera minta
tanda tangan dokter tentang program terapi tersebut
13. Lakukan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif,
misalnya :
a. Memberikan posisi fowler
b. Memberikan pengobatan
14. Catat semua tindakan dan respon pasien pada berkas rekam
medik pasien
15. Tulis identitas pasien pada :
a. Buku registrasi
b. Papan tulis di nurse station
c. Daftar obat pasien

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Intensif
Instalasi Maternitas
Bidang Rekam Medik

Komite Keperawatan

PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP PEMILIK RSUD BANTEN DAN


PEJABAT
RSUD BANTEN

No. Dokumen
0078.23.08

No. Revisi

Tanggal Terbit

Ditetapkan,
Direktur RSUD Banten

Januari 2016

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN

Halaman
1/3

Pelayanan kesehatan terhadap pemilik RSUD BANTEN dan pejabat


adalah penatalaksanaan dan alur pelayanan berupa pemeriksaan dan
perawatan di pelayanan Rawat Jalan, Gawat Darurat dan Rawat Inap .
Nama-nama anggota keluarga pemilik RSUD BANTEN :
1. Fahrani Suhaimi
2. Liza Meilia
3. Lira Febri Maulidia
4. Yudhi Hertanto
5. Muhammad Aulia Adzrikal
6. Katya Adha
7. Hilal Zain Dhitrafidi
8. Sara Gusta Fitriani
9. Niza Febrisa
10. Faza Jul Adha
11. Dr. Tuti Damhuri, MPH

TUJUAN

1. Memberikan kejelasan alur komando dan pelayanan yang


komprehensif
2. Terbentuknya tim pelayanan
3. Adanya koordinasi dan komando yang jelas

KEBIJAKAN

Surat
Keputusan
Direktur
RS.Meilia
No.
195/RSUD
BANTEN/DIR/SK/PSOPPKTPRSUD
BANTENDP/XI/2016
tentang
Pemberlakuan Standar Operasional Prosedur Pelayanan Kesehatan
Terhadap Pemilik RSUD BANTEN Dan Pejabat .

PROSEDUR

Tim Penatalaksanaan Pelayanan Kesehatan terhadap Pemilik RSUD


BANTEN dan Pejabat :
Penasehat
Penanggung Jawab
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris

:
:
:
:
:

DIREKTUR RSUD BANTEN.


Production Leader
Production Leader
Nursing Leader
Kepala Bidang Rekam Medik

PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP PEMILIK RSUD BANTEN DAN


PEJABAT
RSUD BANTEN
PROSEDUR

No. Dokumen
0078.23.08
Anggota

No. Revisi
:

Halaman
2/3

1. Kepala Instalasi Rawat Inap


2. Kepala Instalasi Rawat Jalan
3. Kepala Instalasi Gawat Darurat
4. Kepala Instalasi Bedah sentral
5. Kepala Instalasi Maternitas
6. Kepala Instalasi MCU
7. Kepala Instalasi Radiologi
8. Kepala Instalasi Laboratorium
9. Kepala Instalasi Farmasi
10. Kepala Bidang Marketing

Penatalaksanaan :
Pemeriksaan Kesehatan / Perawatan Terencana
1. Bila pemilik RSUD BANTEN / pejabat membutuhkan
pelayanan medis / kesehatan dengan datang ke RSUD
BANTEN, maka pihak keluarga / sekretaris Direktur PT. KES /
pejabat menghubungi ketua tim penatalaksanaan pelayanan
kesehatan terhadap pemilik RSUD BANTEN dan pejabat.
2. Apabila dikarenakan sesuatu hal ketua tim tidak bisa
dihubungi, maka pihak keluarga / sekretaris Direktur PT. KES /
pejabat dapat menghubungi wakil ketua / sekretaris tim
penatalaksanaan pelayanan
kesehatan terhadap pemilik
RSUD BANTEN dan pejabat.
3. Ketua tim akan melakukan koordinasi dengan seluruh Instalasi
melalui anggota tim.
4. Masing-masing
Instalasi
terkait
wajib
melakukan
pendampingan kepada pasien (pemilik RSUD BANTEN /
pejabat) di Instalasi masing-masing.
5. Pendamping pasien (pemilik RSUD BANTEN / pejabat)
tersebut memberikan laporan tentang kondisi pasien (pemilik
RSUD BANTEN / pejabat) kepada ketua tim.
6. Ketua tim berhak mengganti anggota timnya jika dinilai tidak
mampu.
Pemeriksaan Kesehatan / Perawatan Tidak Terencana
Apabila pemilik RSUD BANTEN / pejabat yang membutuhkan
pelayanan medis / kesehatan datang langsung ke pelayanan Rawat
Jalan, maka :
1. Petugas pelayanan Rawat Jalan mempersilahkan pemilik RSUD
BANTEN / pejabat untuk menunggu di ruang MCU.
2. Perawat yang ada di pelayanan Rawat Jalan tersebut langsung
menghubungi dokter yang akan dituju.
3. Melakukan koordinasi dengan Bidang Rekam Medik untuk
pengambilan berkas rekam medisnya.
4. Mengatur ulang urutan pasien dengan mendahulukan pemilik RSUD
BANTEN.
5. Menghubungi ketua tim / wakil ketua / sekretaris tim penatalaksanaan
pelayanan kesehatan terhadap pemilik RSUD BANTEN dan pejabat
untuk mendampingi pada jam kerja, untuk diluar jam kerja dapat
didampingi oleh PJ Shift.

PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP PEMILIK RSUD BANTEN DAN


PEJABAT
RSUD BANTEN
No. Dokumen
0078.23.08
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT
PENYUSUN

No. Revisi

Halaman
3/3

Apabila pemilik RSUD BANTEN / pejabat yang membutuhkan


pelayanan medis / kesehatan datang langsung ke pelayanan Gawat
Darurat, maka :
1. Pelayanan diberikan di ruang bedah minor oleh dokter jaga dan
perawat Gawat
Darurat.
2. Dokter pelayanan Gawat Darurat langsung memeriksa dan
memberikan pelayanan.
3. Bila diperlukan dokter pelayanan Gawat Darurat menghubungi
dokter spesialis yang berkaitan dengan keluhan penyakit dari pemilik
RSUD BANTEN / pejabat
4. Berkoordinasi dengan Bidang Rekam Medik untuk pengambilan
berkas rekam medisnya.
5. Menghubungi ketua tim penatalaksanaan pelayanan kesehatan
terhadap pemilik RSUD BANTEN dan pejabat.
1. Production Group
2. Supporting Group
3. Human Resource Group
4. Financing Group
Komite Keperawatan

TATA TERTIB MAHASISWA PRAKTEK DI RUANG PERAWATAN

RSUD BANTEN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

No. Dokumen
0093.23.09

No. Revisi

Halaman
1/1

Tanggal Terbit

Ditetapkan,
Direktur RSUD Banten

Januari 2016

Drg.DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.


NIP. 19610209 198911 2 001

Tata tertib mahasiswa praktek di ruang perawatan adalah suatu upaya


untuk mematuhi dan menjalankan peraturan, budaya dan etika selama
mahasiswa praktek di ruang perawatan RSUD BANTEN.
1. Menjadi acuan bagi mahasiswa selama praktek di ruang perawatan
RSUD BANTEN.
2. Menjaga agar ruang perawatan tetap kondusif.
3. Menjaga kelancaran operasional pelayanan keperawatan.

KEBIJAKAN

SK Direktur No. 009/RSUD BANTEN/DIR/SK/PSPOPK/I/2009 tentang


pengesahanSTANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
pelayanan
keperawatan.

PROSEDUR

1. Mahasiswa berdinas sesuai dengan waktu yang ditentukan RSUD


BANTEN, sbb :
a. Dinas pagi
: 07.00 14.00
b. Dinas sore
: 14.00 21.00
c. Dinas malam : 21.00 07.00
2. Mahasiswa wajib hadir 100%, bila tidak hadir mahasiswa harus
memberikan alasan ketidakhadiran kepada Kepala Ruangan /
Pembimbing Ruangan sesuai dengan ruangan tempat praktek.
3. Bila mahasiswa tidak hadir karena sakit atau izin dengan
pemberitahuan dan alasan yang jelas, mahasiswa harus mengganti
jumlah ketidakhadirannya dengan sepengetahuan Kepala Ruangan /
Pembimbing Ruangan sesuai dengan jumlah hari ketidakhadirannya.
4. Bila mahasiswa tidak hadir tanpa izin dan tanpa alasan yang jelas,
mahasiswa harus mengganti 2 kali dari jumlah hari ketidakhadirannya
dengan sepengetahuan Kepala Ruangan / Pembimbing Ruangan.
5. Mahasiswa harus memakai seragam dan atribut lengkap dari
institusinya atau atribut yang diwajibkan dari RSUD BANTEN, apabila
melanggar tidak diperbolehkan untuk berdinas.
6. Mahasiswa harus hadir 15 menit sebelum pergantian shift (overan)
dimulai.
7. Mahasiswa harus mengikuti pergantian shift (overan) yang dilakukan
oleh perawat ruangan.
8. Mahasiswa wajib menjaga dan memelihara fasilitas / peralatan
Rumah Sakit, apabila terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh
kelalaian mahasiswa, maka penggantian akan dibebankan kepada
mahasiswa.
9. Mahasiswa saat melakukan tindakan keperawatan harus
sepengetahuan pembimbing ruangan / perawat penanggung jawab
shift yang bertugas pada saat itu.
10. Mahasiswa harus memprioritaskan keselamatan pasien dan menjaga
kerahasiaan pasien.
11. Bila mahasiswa melakukan hal hal yang membahayakan pasien,
maka sanksi akan diberikan pada mahasiswa dan institusi
pendidikannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
12. Mahasiswa harus dapat bekerja sama dengan tim kesehatan yang
ada .
13. Mahasiswa wajib membuat laporan kasus sesuai dengan target yang
ditentukan.

UNIT TERKAIT

1. Instalasi Gawat Darurat.

2. Instalasi Rawat Inap.


3. Instalasi Rawat Jalan.
4. Instalasi Intensif.
5. Instalasi Bedah Sentral.
6. Instalasi Maternitas.
UNIT PENYUSUN Komite Keperawatan

PEMASANGAN IDENTITAS PASIEN RAWAT INAP


RSUD BANTEN

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

No. Dokumen

No. Revisi
0

Tanggal Terbit

Halaman
1/2

Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD BANTEN

Januari 2016
Drg. DWI HESTI HENDARTI, M.Kes.
NIP. 19610209 198911 2 001

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Pemasangan identitas pasien rawat inap adalah suatu tindakan


memasang tanda pengenal berupa gelang paneng ( ID Bracelet )
berisikan identitas pasien berupa Nama pasien, Umur, No. RM,
DPJP, Tanggal masuk rawat ianp yang ditulis oleh petugas
pendaftaran rawat inap.
1. Terselenggaranya
pelayanan
yang
mengutamakan
keselamatan pasien
2. Menghindari terjadinya kesalahan dalam dalam pemberian
terapi atau tindakan
3. Sebagai pedoman pengiriman pemeriksaan pasien ke luar
RS.Meilia
1. Surat Keputusan Direktur RS meilia nomor
009/RSM/DIR/SK/PSPOPK/I/2009 tentang Pengesyahan
standar prosedur operasional pelayanan keperawatan
A. Persiapan alat
1. Paneng/ID braceret yang telah ditulis identitas berupa Nama,
Umur, No.RM, Tanggal masuk, DPJP
2. ID braceret pink untuk pasien dengan jenis kelamin
perempuan dan ID braceret biru untuk pasien dengan jenis
kelamin laki-laki
B. Persiapan pasien
1. Berikan penjelasan tentang tindakan, tujuan dan prosedur
yang akan dikerjakan
2. Atur pasien dalam posisi yang aman dan nyaman
C. Pelaksanaan
1. Perawat mengecek apakah penulisan identitas pasien dalam
ID bracelet sesuai dengan inentitas pasien dalam status
rekam medis pasien
2. Jika ada kekeliruan dalam penulisan identitas pasien pada ID
braceret, perawat menginformasikan kepada petugas
pendaftaran rawat inap dan petugas rawat inap akan menulis
ulang ID Braceret baru sesuai dengan identitas yang benar.
3. Perawat melakukan konfirmasi kepada pasien dengan cara
membacakan identitas yang tertulis pada ID braceret dan
menanyakan apakan benar identitas yang dibacakan sudah
sesuai dengan identitas pasien.

PEMASANGAN IDENTITAS PASIEN RAWAT INAP


No. Dokumen
007.03.11

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

UNIT PENYUSUN

No. Revisi
0

Halaman
2/2

4. Jika pasien telah membenarkan bahwa identitas tersebut benar


adalah identitasnya, maka perawat memasang ID braceret
pada tangan yang tidak terpasang infus.
5. Perawat melakukan pendokumentasian.

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Intentsif
3. Instalasi Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai