JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
Latar Belakang Masalah.......................................................................................4
Rumusan Masalah................................................................................................6
Tujuan Penelitian..................................................................................................6
Manfaat Penelitian................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
Metakognisi..........................................................................................................8
Komponen Metakognisi.......................................................................................8
1.
Pengetahuan Metakognitif......................................................................9
2.
Keterampilan metakognitif..................................................................13
Indikator Metakognisi........................................................................................15
................................................................................................16
BAB III METODE PENULISAN..........................................................................18
Metode Penulisan...............................................................................................18
Objek Penulisan..................................................................................................18
Waktu dan Tempat..............................................................................................18
Kelemahan Penulisan.........................................................................................18
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................19
PBL-SQ3R..........................................................................................................19
PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review)........................23
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).......................................................24
Pemecahan Masalah Matematika.......................................................................25
Assesmen on going.............................................................................................26
Self-Questioning dan Assesmen diri (self-assesment).......................................26
BAB V PENUTUP.................................................................................................28
Kesimpulan.........................................................................................................28
Saran...................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................29
References..............................................................................................................29
PENDAHULUAN
Anderson dan Krathwohl (2001) merevisi Taksonomi Bloom tentang aspek
kognitif menjadi dua dimensi, yaitu: (1) dimensi proses kognitif dan (2) dimensi
pengetahuan. Hasil revisi dimensi proses kognitif meliputi: (1) pengetahuan
(knowledge), (2) pemahaman (comprehension), (3) aplikasi (application), (4)
analisis (analysis), (5) evaluasi (evaluation), dan (6) mencipta (create). Sementara
itu, aspek-aspek dari dimensi pengetahuan yang dikemukakan oleh Anderson dan
Krathwohl
meliputi:
knowledge), (2)
tidak diketahuinya, apa yang telah dilakukannya, dan apa yang akan
dilakukannya.
Sejalan dengan pendapat Usman tersebut, metakognisi menurut Anggo
(2012) berkaitan dengan kesadaran seseorang terhadap berpikirnya dan
kemampuan mengatur berpikirnya dalam belajar atau memecahkan masalah.
Berdasarkan
beberapa
pengertian
metakognisi
di
atas,
penulis
Bransford dkk (dalam Anderson & Krathwohl, 2001: 55) dan Pintrich
(dalam Krathwohl, 2002: 214 & 219) mengemukakan pengetahuan metakognitif
sebagai berikut.
Metacognitive knowledge is knowledge about cognition in general
as well as awareness of and knowledge about ones own cognition
. Students will become more aware of their own thinking as well
as more knowledgeable about cognition in general, and as they act
on this awareness they will tend to learn better.
Maksudnya, pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang kognisi secara
umum, seperti kesadaran diri dan pengetahuan tentang kognisi diri sendiri .
Siswa semakin menyadari cara pikir mereka dan mengetahui kognisi mereka pada
umumnya, dan ketika bertindak berdasarkan kesadaran ini, mereka cenderung
semakin baik dalam belajar.
Lebih lanjut, pengetahuan metakognitif menurut Bransford dkk meliputi
tentang strategi umum yang dapat dipakai untuk beragam tugas, kondisi-kondisi
yang memungkinkan pemakaian strategi, tingkat evektivitas energi, dan
pengetahuan-diri (self-knowledge) (Anderson dan Krathwohl, 2001: 65). Pendapat
Bransford di atas sejalan dengan pendapat Flavell (Israel, 2008: 4, Zohar& Dori,
2012: 22, Anggo, 2012: 22) yang mengemukakan bahwa pengetahuan
metakognitif terdiri dari pengetahuan tentang (1) variabel diri, (2) variabel tugas,
dan (3) variabel strategi yang efektif digunakan dalam mencapai tujuan dari tugas
tersebut. Sebagai contoh kita diberi tahu bahwa guru akan memberi tes berbentuk
pilihan ganda. Kita pun tahu bahwa untuk mengerjakan tes pilihan ganda, tidak
perlu mengingat informasi yang dibutuhkan dalam tes esai. Kita hanya perlu
mengenali jawaban yang tepat dan tidak tepat. Pengetahuan metakognitif ini dapat
memengaruhi cara kita dalam menyiapkan diri dalam menghadapi tes. Berikut
akan diuraikan tentang contoh-contoh pengetahuan metakognitif yang meliputi (a)
pengetahuan strategis, (b) pengetahuan tentang tugas kognitif, dan (c)
pengetahuan diri.
Sebagai contoh pengetahuan strategis yaitu (1) pengetahuan bahwa
mengulang-ngulang informasi merupakan suatu cara untuk menanamkan
sendiri dalam kaitannya dengan kognisi belajar. Misalnya siswa tahu bahwa diri
mereka lebih mampu mengerjakan tes pilihan ganda dari pada tes esai berarti
mempunyai pengetahuan diri tentang keterampilan mereka dalam mengerjakan
tes. Pengetahuan ini akan bermanfaat bagi siswa yang mempersiapkan diri untuk
menghadapi dua jenis tes tersebut. Contoh lain pengetahuan-diri yaitu (1)
pengetahuan bahwa dirinya mempunyai pengetahuan yang mendalam pada
sebagian bidang, tetapi tidak pada sebagian bidang yang lainnya, (2) pengetahuan
tentang tujuan-tujuan pribadi dalam melakukan suatu tugas, (3) pengetahuan
bahwa dirinya cenderung mengandalkaan satu strategi dalam situasi tertentu, (4)
pengetahuan tentang minat pribadi pada tugas tertentu, (5) pengetahuan tentang
keputusan pribadi tentang manfaat suatu tugas.
apa
yang
cenderung
akan
terjadi
atau
memutuskan/mengatakan mana yang dapat diterima oleh akal dan mana yang
tidak.
Mengajarkan strategi-strategi metakognitif kepada siswa dapat membawa ke
arah peningkatan hasil belajar mereka secara nyata. Siswa-siswa dapat belajar
berpikir tentang proses-prosses berpikir mereka sendiri dan menerapkan strategistrategi belajar khusus untuk memikirkan sendiri tugas-tugas yang sulit.
METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam menyusun karya tulis
ilmiah ini adalah studi kepustakaan,
berbagai sumber hasil pengkajian orang lain seperti jurnal, buku, tesis, disertasi,
dan sumber lainnya yang relevan yang membantu penulis memperoleh informasi
tentang
upaya-upaya
yang
dapat
dilakukan
untuk
melibatkan
dan
akan
diuraikan
upaya-upaya
untuk
melibatkan
dan
apa yang harus dipelajari dan dari mana informasi dapat diperoleh di bawah
bimbingan guru.
Adapun fase-fase model PBL adalah sebagai berikut.
a. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan
ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang
harus dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh guru. serta dijelaskan
bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat
penting untuk memberikan motivasi agar peserta didik dapat mengerti
dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu
dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai berikut.
1) Tujuan utama pengajaran tidak untuk memelajari sejumlah besar informasi
baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalahmasalah penting dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri.
2) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak memunyai jawaban
mutlak benar, sebuah masalah yang rumit atau kompleks memunyai
banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.
3) Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), peserta didik didorong
untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan
bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun peserta didik
harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya.
4) Selama tahap analisis dan penjelasan, peserta didik akan didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Tidak ada
ide yang akan ditertawakan oleh guru atau teman sekelas. Semua peserta
didik diberi peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan dan
menyampaikan ide-ide mereka.
Guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa misalnya tentang (1)
apa yang Anda ketahui dari soal/masalah ini? (2) Apakah Anda pernah
melihat atau pernah mengerjakan soal ini sebelumnya? (3) Menurut Anda
pengetahuan matematika apa yang perlu Anda miliki untuk menjawab soal
ini? Misalnya materi atau rumus-rumus yang perlu Anda pelajari? (4)
Menurut Anda apakah soal ini mudah atau sukar? Mengapa kamu
mengatakan (mudah atau sukar)? (5) Apa yang Anda lakukan saat pertama
kali melihat soal ini dan untuk apa melakukannya? (6) Apakah hal itu selalu
Anda lakukan? (7) Apa yang Anda lakukan jika belum memahami atau tidak
menegrti maksud soal? Dan (8) informasi apa yang penting/perlu Anda ingat
dalam soal ini?
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
pembelajaran PBL juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi.
Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing
antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan membentuk kelompok-kelompok peserta didik dimana masingmasing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.
Prinsip-prinsip pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dapat digunakan dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen,
pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor
sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan mengevaluasi
kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika
kelompok selama pembelajaran.
Setelah peserta didik diorientasikan pada suatu masalah dan telah
membentuk kelompok belajar selanjutnya guru dan peserta didik
menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan
jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan
agar semua peserta didik aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan penyelidikan
dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan penyelesaian terhadap
permasalahan tersebut.
c. Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok
yang Anda lakukan dalam menyelesaikan soal ini? (5) Mengapa Anda
memilih/menggunakan cara itu dalam menyelesaikan soal ini? (6) Apa tidak
ada cara lain? (7) Apakah Anda yakin cara itu akan berhasil dan paling
efektif dan mengapa Anda yakin?
d. Mengembangkan
dan
Menyajikan
Artifak
(Hasil
Karya)
dan
Memamerkannya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya)
dan pameran. Artifak lebih dari sekadar laporan tertulis, namun bisa suatu
video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan),
model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya),
program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artifak
sangat dipengaruhi tingkat berpikir peserta didik. Langkah selanjutnya
adalah memamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator
pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan peserta didikpeserta didik lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi
penilai atau memberikan umpan balik.
e.
lakukan setelah menyelesaikan soal ini dan apakah hal itu selalu Anda
lakukan?
Berdasarkan uraian tentang PBL tersebut, dapat dikemukakan bahwa
PBL
merupakan
model
pembelajaran
yang
dimulai
dengan
(1)
PQ4R/SQ4R
merupakan
pengembangan
dari
metode
pada
saat
membaca/mempelajarinya.
Gunakan
judul
untuk
jawaban
dari
masalah
kontekstual
dengan
teman
aktifitas
metakognisi
dalam
memecahkan
masalah
5. Assesmen on going
mereka diajarkan strategi bertanya untuk diri mereka sendiri (Nur dkk, 2004:
58). Pintrich juga mengungkapkan bahwa siswa dapat mendiskusikan
pandangannya tentang kekuatan dan kelemahannya dengan guru, kemudian
guru memberikan umpan balik (feedback). Menurutnya, jika siswa memiliki
banyak kesempatan untuk merefleksi belajarnya, maka mereka akan
menumbuhkembangkan pengetahuan-diri sebagai komponen kemampuan
metakognisinya yang akan sangat bermanfaat untuk mereka (Krathwohl, 2002:
224).
Strategi bertanya ini juga dapat dilakukan baik sebelum maupun setelah
mempelajari materi pelajaran tersebut. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui
sejauh mana keberhasilan yang telah mereka capai dalam memahami materi
serta mengecek pemahaman mereka terkait apa yang telah mereka ketahui dan
yang belum mereka ketahui. Jika siswa mengetahui apa yang telah mereka
ketahui maka mereka dapat merencanakan strategi untuk mengingat informasi
yang
telah
diketahuinya.
Demikian
halnya
jika
siswa
mengetahui
KESIMPULAN
Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan oleh penulis dan hasilnya
dikemukakan pada bagian sebelumnya mengenai upaya guru meningkatkan
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas dan keterbatasan
penulisan karya tulis ini, maka penulis mengajukan saran kepada peneliti
selanjutnya, terkhusus kepada guru matematika untuk melakukan penelitian lebih
lanjut terkait dengan upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan
kemampuan metakognisi dalam pembelajaran matematika sehingga hasil belajar
matematika siswa meningkat. Guru matematika diharapkan memilih model
pembelajaran dan mengajarkan strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik siswa untuk memudahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
References
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of
Educational Objectives. A Bridged Edition. New York: Addison
Wesley Longman, Inc.
Sch