Anda di halaman 1dari 94
Konstruksi Bangunan Gedung SAMBUNGAN KAYU Pintu dan Jendela Ir. Ign. Benny Puspantoro, M.Sc PENERBIT ANDI OFFSET YOGYAKARTA Sambungan Kayu: Pintu dan Jendela Oleh: Ir. Ign. Benny Puspantoro, M.Sc Hak Cipta © 1992, pada penulis, Dilarang memperbanyah sebugian atau selurih isi buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin tertulis dari penulis. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, 1992 Cetakan Kedua, 1995 Penerbit: ANDI OFFSET Al. Beo 38-40, Telp. (0274) 561881, (Hunting) Faes W274) 588282 Yogyakarta 55281 Percetakan: ANDI OFFSET Jt. Beo 38-40, Telp. (0274) 561881, (Hunting) Facs (0274) 588282 ‘Yogyakarta 55281 Pusat Penjualan: — Unit Kanvas ANDI OFFSET Jt, Beo 40, Telp, (0274) 561881, (Hunting) Facs (0274) 588282 Yogyakarta 55281 — PT. ANDIPRATITA TRIKARSA MULIA Green Ville Blok BG No. 28, Telp. (021) 5669228, 5669229 Fax (021) 5669227 Jakarta Barat 11510 ISBN: 979-533-069-1 Provek Pembinaan rerpustakaan ” Jawa Timur FA. 1996/1997 KATA PENGANTAR Pekerjaan pasang bata, sambung kayu dan pintu-jendela, dalam sebuah bangunan, merupakan pekerjaan yang penting dan pasti dibutuhkan. Penulis mencoba menyusun buku tentang pengetahuan pekerjaan ini. Buku I berisi pengetahuan tentang IKATAN BATA, Buku II berisi pengetahuan tentang SAMBUNGAN KAYU dan PINTU-JEN- DELA. Kedua buku ini dapat digunakan sebagai referensi belajar bagi siswa STM Pembangunan dan mahasiswa Teknik Sipil Arsitektur, serta dapat untuk petunjuk bekerja bagi teknisi bangunan. Seperti kita ketahui bersama, bahwa pekerjaan pasangan bata, menyambung kayu dan membuat berbagai macam bentuk pintu dan jendela merupakan pengetahuan dan keahlian yang harus dikuasai dan dipahami betul-betul oleh para teknisi bangunan, agar dalam melak- sanakan tugasnya tidak membuat kesalahan yang dapat mem- bahayakan bangunannya. Bagi para pelajar dan mahasiswa, untuk dapat menguasai pelajaran dalam buku ini, dituntut kesanggupan dan kesadaran untuk berlatih menggambar, agar dalam menempuh ujian nanti dapat menggambar yang baik dan benar. Ucapan terima kasih; penulis sampaikan kepada Bapak Ir. RJB Soehendradjati, sebagai mantan dosen yang bukunya menjadi acuan penulis buku ini. Kekurangan itu selalu ada, dan biasanya orang lain lebih mudah melihat kekurangan tersebut. Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari semua fihak, demi perbaikan cetakan berikutnya.Terima kasih. Penulis. Kata Pengantar . DAFTAR ISI 1 Kayu sebagai bahan bangunan I Sambungan Kayu .... 5 Gambar Sambungan Kayu 10 IIL Pintu dan jendele ..... a Gambar Pintu dan Jendela 8 159 BABI KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN 1.1 Sumber alam. Indonesia merupakan negara penghasil kayu yang sangat banyak, baik jumlahnya maupun macam jenisnya, sehingga mudah didapat dan relatif murah harganya. Oleh karena itu, pemakaian kayu untuk konstruksi bangunan ditinjau dari segi ekonomisnya sangatlah menguntungkan. Kayu merupakan bahan bangunan alam, artinya dapat diperoleh dj alam bebas tanpa harus dibuat atau diolah di pabrik. Dari pohonnya kayu dapat dibentuk berbagai macam ukuran. Dapat berupa balok, yaitu batang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar. Dapat pula dibentuk menjadi lembaran-lembaran tipis yang disebut papan. Bagian dari sebuah pohon yang dipakai untuk konstruksi ban- gunan adalah bagian batang utamanya, sedangkan ranting dan cabang- cabangnya dibuang atau dipakai sebagai kayu bakar. Dewasa ini kayu mulai banyak diolah di pabrik untuk dijadikan lembaran-lembaran tipis yang lebar, biasa dikenal dengan nama- nama dagang, seperti: triplek, teakwood, jabarwood, fancywood, dan lain sebagainya. 1.2 Sifat kayu. Kayu sebagai bahan bangunan mempunyai sifat yang mengun- tungkan dan merugikan. ‘Sifat untungnya adalah sebagai berikut: 1, Mudah didapat dan relatif murah harganya dibanding bahan_ ba- ngunan lain seperti beton dan baja. 2. Mudah dikerjakan tanpa alat-alat berat atau khusus, misalnya mudah dipotong, dihaluskan, dilubangi, diukir ataupun disambung sebagai suatu konstruksi. 3. Bentuknya indah alami sehingga sering diexpose serat-seratnya sebagai hiasan ruang, misalnya kayu Jati. 4, Isolasi panas, sehingga rumah yang banyak menggunakan bahan kayu akan terasa sejuk nyaman. 5, Isolasi listrik. 6. Tahan zat kimia, seperti asam atau garam dapur. 7. Ringan, mengurangi berat sendiri dari bangunan, sehingga dapat menghemat ukuran fondasinya. 8. Serba guna, artinya dapat dipakai sebagai konstruksi bangunan, seperti kuda-kuda atap, langit-langit, pintu-jendela, tiang atau dind- ing, maupun sebagai hiasan ruangseperti almari, meja-kursi, patung atau ukiran, selain itu dapat juga untuk alat bantu kerja sementara seperti bekesting untuk cor beton, bouwplank, prepil untuk pasangan fondasi atau bata, tangga kerja, dan lain sebagainya. 9. Bekasnya masih dapat dipakai lagi untuk keperluan lain, misalnya bongkaran kuda-kuda, terutama Jati, masih dapat dipakai untuk mebeler. Sifat ruginya adalah sebagai berikut: 1. Mudah terbakar dan menimbulkan api, sehingga rumah yang banyak memakai bahan kayu kalau terbakar sulit dipadamkan karena api mudah menjalar dari satu tempat ke tempat lainnya melalui bahan kayu ini. 2, Kekuatan dan keawetan kayu sangat tergantungdarijenis dan umur pohonnya, sedang kayu yang ada diperdagangan sulit ditaksir umur- nya. 3. Cepat rusak oleh pengaruh alam, hujan/air menyebabkan kayu cepat lapuk, panas matahari menyebabkan kayu retak-retak. 4, Dapat dimakan serangga-serangga kecil seperti rayap, bubuk, kum- bang, 5. Dapat berubah bentuknya, menyusut atau memuai, tergantung kadar air yang dikandungnya. Bila kandung airnya banyak kayu akan memuai, sebaliknya kalau kering kayu akan menyusut. 6. Kekuatan kayu tidak seragam, walaupun dari jenis pohon yang sama, ini disebabkan adanya cacat-kayu seperti adanya mata-kayu, arah serat yang tidak lurus atau cacat bawaaan lainnya. 1.8. Bobot kayu. an _ kayu ‘ergantung berat jenisnya dan kandungan air di mnya. Dilihat dari berat jenisnya, kayu dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi berat, yaitu: ve eee mew berat jenis s 0,6 : kayu ringan, 0,6 1 :sangat berat (berat jenis dalam ton/m’). 14, Ukuran kayu. Di dalam perdagangan kayu umumnya mempunyai ukuran- ukuran tertentu, yang biasanya banyak dipakai untuk bangunan rumah. Masing-masing bentuk dan ukuran dikenal dengan nama-nama_ sebagai berikut: Balok : Mempunyai ukuran tinggi lebih besar dari lebarnya, biasanya berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar, misalnya: b/h (cm) = 6/10. 6/12, 6/15, 8/12, 8/14, 10/10, 12/12. Papan : Berupa lembaran tipis yanglebarnya jauh lebih besar dari tebalnya, misalnya (em) = 2/20, 3/20, 2/25. Ram : Yaitu papan untuk membuat rangka daun pintu de- ngan ukuran (cm) = 3/10, 3/12. Kaso/usuk : Yaitu balok kecil dengan ukuran (cm) = 4/6, 5/7. Reng : Yaitu kayu kecil dengan ukuran (cm) = 2/3, biasa dipakai untuk penumpu genting. Plepet : Kayu kecil dengan ukuran (cm) = 1/8, 1/5, biasanya untuk klem kaca pada kosen jendela atau lis penutup sambungan eternit. Panjang dari masing-masing ukuran di atas sudah tertentu, yang banyak dijumpai adalah 1 sampai 3 m, 3sampai 4 m sudah jarang, lebih dari 4 m sudah sulit dicari, seandainya adapun biasanya harganya mahal. Makin panjang kayu makin mahal harganya, jadi seandainya membutuhkan panjang 6 m, orang lebih senang menggunakan dua batang kayu yang disambung, daripada harus mencari kayu dengan panjang 6 m utuh. Pemilihan ini juga mengingat sulitnya mencari alat angkut untuk kayu sepanjang 6 m utuh. Selain itu biasanya bagian pohon yang atas kekuatan dan kekerasannya lebih kecil dibanding agian pangkalnya yang dekat akar. Jadi dengan menggunakan kayu yang pendek, kebebasan memilih kualitas yang baik lebih besar dan leluasa. L5. Jenis kayu Berbagai jenis kayu kaya yang banyak dipakai sebagai bahan ba- ngunan, di antaranya adalah: 1. Kayu Jati : Cocok untuk pintu dan jendela, mebeler, konstruksi berat terutama yang tidak terlin- dung, 2. Kayu Kalimantan, : Jenisnya: Kamper, Kruing, Bangkirai, Meran- ti, Lanan, dan lain sebagainya, cocok untuk segala macam konstruksi bangunan terutama yang terlindung dari pengaruh panas dan air, 3. Kayu Glugu : Masih banyak dipakai untuk membuat kuda- (Kelapa) kuda rumah, terutama yang pohonnya sudah benar-benar tua, 4. Kayu Nangka, : Masih banyak digunakan rumah-rumah di Sawo, Mahoni, desa. Rasamala Untuk selanjutnya dapat dilihat berbagai macam jenis kayu yang ada di Indonesia, dengan klas awet dan kekuatannya masing-masing, dalam buku PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA (PKKI) No. 5. (lihat lampiran). BAB Il SAMBUNGAN KAYU Kayu disambung satu dan lainnya untuk memperoleh panjang yang dibutuhkan atau membentuk suatu konstruksi rangka batang. Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan, baik itu beton, baja ataupun kayu, adalah merupakan titik terlemah pada konstruksi tersebut. Oleh karena itu dalam melakukan penyambungan harus memperhatikan syarat-syarat ukuran sambungan dan gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut. Syarat-syarat ukuran sambungan dapat dilihat pada gambar- gambar di halaman be! gaya-gaya yang harus diper- hatikan adalah sebagai berilcut 1. Gaya tarik —_: bilayangbekerja gaya tarik, maka sambungan kedua batangkayu tersebut harussaling mengait agar tidak mudah lepas (misal pakai sambungan bibir miring berkait atau ekor burung). 2. Gayadesak : bila yang bekerja gaya desak, maka diusahakan agar permukaan batang yang disambungsalingmenempel rapat (misal pakai sambungan lurus tekan). 3. Gaya puntir ; bila ada gaya puntir, maka sambungan kedua batang (torsi) harus saling mencengkeram agar tidak mudah ter- jungkit lepas (misal pakai : sambungan takikan lurus rangkap untuk tiang, sambungan purus dan lobang untuk sambungan sudut), 4. Gaya lin- ;gaya lintang akan menyebabkan sambungan akan tang dan saling bergeser, momen akan menyebabkan suatu Momen lenturan, maka sambungan harus kuat dan kaku (misal pakai sambungan pengunci). Untuk mendapatkan sambungan yang awet dan kuat, maka cara mengerjakan sambungan harus memperhatikan hal-hal sebagaiberikut ini. 1. Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, artinya tidak boleh terlalu longgar, karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga tidak boleh terlalu kencang (Jawa: sesak), karena kalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak atau pecah. 2. Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak kayunya, misal : kayu tidak boleh dipukul langsung tapi harus diberi bantalan pelindung, salah bor akan terjadi lobang yang sia-sia dan Jobang ini dapat merupakan awal pelapukan, salah gergaji akan mengurangi luas penampang kayu. 8. Sebelum kedua kayu yang akan disambung disatukan, lebih dahulu bidang-bidang sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah lapuk (meni, tir), karena biasanya daerah sambungan mudah dimasuki air dan air yang tertinggal akan menyebabkan pelapukan. 4. Sambungan kayu diusahakan agar terlihat dari luar, untuk memudahkan kontrol dan perbaikan. Macam-macam sambungan kayu. 1, Sambungan ke arah panjang. Sambungan ini untuk memperoleh panjang kayu yang dibutuhkan, dapat dua batang atau lebih. | = : —_—_—_ tiang | balok 2. Sambungan menyudut. Sambungan ini terdiri dari beberapa batang kayu yang posisinya tidak dalam satu garis lurus, misalnya untuk membentuk konstruksi rangka batang. 8. Sambungan ke arah lebar. Sambungan ini banyak dipakai untuk menyambung papan-papan pada arah lebarnya, untuk memperoleh bidang permukaan yang luas, misalnya untuk papan lantai atau dinding penyekat. 4. Sambungan bersusun. ambungan ini terdiri beberapa batang kayu yang disusun menjadi on iresatuan, untuk memperoleh tinggi (h) dan kekakuan yang besar. Sebaiknya sambungan bersusun tidak lebih dari tiga batang kayu, Sambungan ini biasanya menggunakan pasak dan baut. Pasak ‘untuk melawan gaya geser agar susunan batang tidak bergeser, baut untuk menyatukan susunan batang agar tidak lepas. vil SSS SSS v1 SS SSS | pot II 6. Sambungan dengan pengunci. Sambungan dengan penguncidibuatapabila padasatutitik sam- bungan ada lebih dari dua batang kayu. a ras eee Sambungan dengan pengunci juga dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dan kekakuan yang besar, untuk melawan gaya lintang dan momen. Sambungan dengan pengunci membutuhkan alat sam- bung, umumnya yang dipakai adalah mur dan baut. Sambungan pengunci dapat dilaksanakan sebagai berikut ini. 1, Penguncidiatas : apabila menghendaki sisi bawah rata atau ada batang lain datang dari arah atas. 2. Penguncidibawah : apabila menghendaki sisi atas rata atau ada batang lain yang datang dari arah bawah. 3. Pengunci atas dan : apabila menghendaki sambungan mempunyai bawah kekuatan dan kekakuan yang besar. Batang pengunci yang terletak di atas atau di bawah harus mempunyai ukuran penampang yang sama dengan ukuran penampang kayu yang akan disambung. 4, Pengunci disamp- : bila pengunci di samping, maka batang pe- ing ngunci harus terdiri dua batang yang diletak- kan di kanan kiri batang yang akan disambung. Ukuran penampang batang pen- gunci boleh tidak sama dengan ukuran batang kayu yang akan disambung, Selanjutnya dapat dilihat berbagai macam sambungan kayu pada gambar-gambar di halaman berikut. Soal Latihan Berikan pengertian istilah di bawah ini : a. Sambungan kayu b. Pasak c. Purus d. Sambungan gigi e, Sambungan perlebaran SAMBUNGAN PERPANJANGAN ARAH DATAR UNTUK BALOK SAMBUNGAN PERPANIANGANTEKAN) = Sy a 7 i ‘nh ‘ 4h LU _i | 23h T.MUKA POTONGAN 2-3h a TATAS SAMBUNGAN PERPANJANGAN (TARIK) i = [sh 1 1B is Kc] 5 4 ise 2-3h 2h MUKA POTONGAN T T The rel 2k, TATAS “3 TE g e SAMBUNGAN DENGAN BIBIR LURUS (S. S..L. TEKAN DADA MULUT IKAN > 4 ce (aS rere S.B.L. TEKAN DADA MIRING t ee ~ 1 SS PERSPEKTIP 11 SAMBUNGAN DENGAN BIBIR MIRING (S.B.M.) S.B.M. TEKAN DADA MULUT IKAN pA p PERSPEKTIP PERSPEKTIP sax ranweonwaroapammne — ¢— TL S.B.M, TARIK/BERKAIT DADA TEGAK << —— — i —_> Toss PERSPEKTIP Es PERSPEKTIP 12 13 S.B.M, TARIK/BERKAIT DADA MULUT IKAN, 6 a SAMBUNGAN PERPANJANGAN ARAH TEGAK UNTUK TIANG ace oS Fichter tenet . i ‘SAMBUNGAN TAKIKAN LURUS| aA * > a se : Vo = a Lam A eS | + T.MUKA “i th » oO Oo POT. A-A | (Conia |! t T. ATAS PERSPEKTIP PERSPEKTIP ne Contoh soal: S 6b, h POTLACA 1. Diketahui dua batang kayu yang didukung oleh tiga buah tumpuan, SOc cons aavonar dengan beban seperti tergambar, akan disambung di titik S. Ten- i" tukan jenis sambungan yang tepat untuk konstruksi tersebut. A (Jawaban: gunakan sambungan Bibir Miring Berkait dengan batang A-S mendukung batang 8-C). §3— Hee 2. Bagian dari sebuah rumah, kayu merupakan bahan yang paling cepat rusak, terutama pada bagian sambungannya. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan penyambungan kayu, agar kayu dapat lebih awet dan kuat konstruksinya. tl * a 16 16 SAMBUNGAN PURUS LURUS pia a cetyl 7 A aD i T.MUKA = T.SAMPING wa I POT. A-A 71 od ‘T.MUKA POT. AA SAMBUNGAN TAKIKAN LURUS DADA MULUT IKAN SAMBUNGAN PURUS LURUS DADA MULUT IKAN 4 Nt fh Le | 1" 7 19 SAMBUNGAN SUDUT SAMBUNGAN TAKIKAN LURUS 1 ! i Led T. MUKA HRY Dp T. ATAS SAMBUNGAN TAKIKAN BERKAIT (TARIK) 20 SAMBUNGAN SUDUT SAMBUNGAN TAKIKAN LURUS DENGAN VERSTEK 44 i —_— _— [2 44 | a4 F : PERSPEKTIP a t T. SAMPING << Let ry PERSPEKTIP io T. SAMPING t SAMBUNGAN TAKIKAN LURUS DENGAN SIKU-SIKU 48 12 © PERSPEXTIP 21 SAMBUNGAN PURUS DAN LUBANG TERBUKA DENGAN SPONING SAMBUNGAN PURUS DENGAN LUBANG TERBUKA Z — wh tt TMuKA ——1saMene pense. iat) 3 Tatas SAMBUNGAN PURUS DAN LUBANG TERBUKA DENGAN VERSTER, 3, aa NS PERSPERTIP ‘.ATAS ‘SAMBUNGAN PURUS DAN LUBANG TERBUKA & ey fi ae: F T. MUKA al PERSPEKTIP HY E cal T. SAMPING T.ATAS . SAMBUNGAN PURUS DAN LUBANG TERBUKA LEBIH DARI SATU PERSPEKTIP wnuh ane wausaasn T.SIsI PERSPEKTIP PERSPEKTIP ‘T. MUKA T. SAMPING SAMBUNGAN PURUS LUBANG PADA SUDUT TUMPUL SAMBUNGAN TAKIKAN PADA SUDUT TUMPUL PERSPEKTIP ey HH ee T.ATAS SAMBUNGAN TAKIKAN BERKAIT PADA SUDUT RUNCING 329 oe T. ATAS PERSPERTIP 27 SAMBUNGAN TAKIKAN MIRING (TEKAN) = . PERSPEKTIP PERSPEKTIP ‘SAMBUNGAN PERTEMUAN SIKU SAMBUNGAN TAKIKAN LUPUS (TEKAN) PERSPEKTIP T , i Lo led a T ATAS T. SAMPING 4 a .—— ; T.MUKA T.MUKA os 29 ‘SAMBUNGAN TAKIKAN LURUS DENGAN KLOS (TEKAN) T.ATAS rar 'SAMPING PERSPEKTIP A Secu SAMBUNGAN TAKIKAN LURUS DENGAN EKOR BURUNG TERBUKA (TARIK) a Eh +84 Tatas ‘7 SAMPING a Ley ‘SAMBUNGAN TAKIKAN MIRING DENGAN EKOR BURUNO TERBUKA (TARIK) sh, "1K T.ATAS 7. SAMPING —- SAMBUNGAN TAKIKAN LURUS DENGAN EKOR BURUNG TERTUTUP ‘T.ATAS ‘T. SAMPING PERSPEKTIP i a T.MUKA SAMBUNGAN RAVELING EKOR BURUNG (TARIK) 1] 4 my T.MUKA as SAMBUNGAN TAKIKAN LURUS EKOR BURUNG DENGAN PERKUATAN its PERSPEKTIP T. SAMPING PERSPEKTIP G 3 {? 4 LJ : T.ATAS 2, T.SAMPING TT. MUKA SAMBUNGAN RAVELING (TEKAN) PERSPEKTIP S PERSPEKTIP HA eA T.ATAS ‘T. SAMPING 32 SAMBUNGAN RAVELING EKOR BURUNG DENGAN PERKUATAN eon SAMBUNGAN PURUS/LOBANG TERTUTUP ‘SAMBUNGAN PURUS/LOBANG TERBUKA DENGAN DADA MIRING ‘SAMBUNGAN RAVELING EKOR BURUNG. Ch Ts i 2 a *, a ; ts ‘T. MUKA ao SS ry ~7 PERSPEKTIP va] t ifs} EN ie 2 4a) as | | PERSPEKTIP | | | |__| Tatas [| T. SAMPING SAMBUNGAN RAVELING EKOR BURUNG TERSEMBUNYI | o a i G i 2 PERSPEKTIP 7 ‘T.ATAS ‘T. SAMPING PERSPEKTIP f fs ‘Ie 16 + is T. MUKA . SAMBUNGAN PURUS DAN LUBANG TERBUKA [Tb t 0 PERSPERTIP i=} T.MUKA SAMBUNGAN PURUS/LUBANG SUDUT # 90° ih PERSPEKTIP ayngaa tet SAMBUNGAN TAKIKAN SETENGAH EKOR BURUNG SUDUT # 90° | SAMBUNGAN TAKIKAN SUDUT # 90° SAMBUNGAN TAKIKAN DENGAN DADA BERGIGI = i a4 : | hee Te" 7 nee | a7 = To Ta rece i ES _ a ee if j “ ty PERSPEKTIP rae Tatas SAMBUNGAN PERSILANGAN SAMBUNGAN DENGAN PURUS SAMBUNGAN TAKIKAN h ay ro At w pA | =e ad 53 154 = 40 yoinaan Proyek P aa Tit \ 7 ny j 1997 - , Al SAMBUNGAN DENGAN EKOR BURUNG a4 h m jE : tus i 1 LP gus | | J J a, NN T.MUKA ams POT. AA I bs LT SAMBUNGAN TAKIKAN LOEF ah, T.ATAS T.SAMPING ' Bg hk T.MUKA SAMBUNGAN TAKIKAN DENGAN MUKA TIDAK RATA PERSPEKTIP Contoh soal. 1. Diketahui konstruksi seperti tergambar. Pada balok bekerja gaya tarik dan momen. Pilihlah jenis sambungan yang tepat dan gambar- Jah dalam proyeksi orthogonal. Ukuran kayu untyk tiang dan balok 6/12 cm®. PU 1:10. Apabila ukuran tiang 12/12 cm” dan balok terdiri dua batang kayu 2 x 6/12 cm’, gambarlah juga sambungannya. ho a momen 12 2. Diketahui konstruksi batang seperti tergambar di bawah. Batang datar terdiri dua batang kayu A-B dan A-C, disambung di titik A. BatangA-C didukungtiang miring D-E. Gambarlah sambungan di A dan D. Ukuran kayu 10/15 cm2. PU 1:20. Gambar juga perspektif sambungan di A dalam PU 1:10. . Diketahui konstruksi rangka batang untuk teras sebuah rumah. Ukuran kayu 8/12 cm”. Gambarlah sambungan di A-B dan C. PU 1:10. Bila batang A-B terdiri dua batang kayu 2 x 6/12 cm”, gambar juga sambungannya. 45 4, Diketahui konstruksi batang seperti tergambar. Batang A-B 10/15 m2. Batang C-d 10/12 cm”. bertumpu pada batang A-B di titik C. Gambarlah sambungan di titik C dengan permukaan kayu rata atas. PU 1:10. : SAMBUNGAN DENGAN PENGUNCI (S.P) SBL TEKAN DENGAN SP DI ATAS PH vn i 4 ++ H i ih ‘wh POT. AA T.MUKA BAL Yel — 2InM Al 4M T.ATAS 46 “#3 PERSPEKTIP SBM TEKAN DENGAN SP Di ATAS h 15h FV/Sh POT. AA, AKL Yl 23h YtAL YKL @ife eile lt 1 —_ T.ATAS AT aS SBL TARIK DENGAN SP DI ATAS 48 SBM TARIK DENGAN SP DI ATAS “PERSPEKTIP S.B.L, DENGAN S.P. DI BAWAH (TEKAN) rAé ate + — h | 1/Sh 49 (Ss —— S.B.M. DENGAN S.P. DI BAWAH (TEKAN) TARIK DENGAN S.P. DI BAWAH. tA 51 CaS PERSPEKTIP S.B.L. TEKAN DENGAN S.P. ATAS DAN BAWAH T.ATAS = 52, 5.B.M. TEKAN DENGAN S.P. ATAS DAN BAWAH, PERSPEKTIP T1/Sh T1/Sh S.B.L. TARIK DENGAN S.P, ATAS BAWAH tusn tush T. MUKA T.ATAS PERSPEKTIP SOM. . TARIK DENGAN S.P. ATAS DAN BAWAH Lash £1/Sh S.B.L. TEKAN DENGAN PENGUNCI KANAN KIRI 5.B.M. TEKAN DENGAN S.P. KANAN KIRI aa . MUKA 56 S.B.L. TARIK DENGAN PENGUNCI KANAN KIRI \.ILM. TARIK DENGAN PENGUNCI KANAN KIRI UKA 59 SAMBUNGAN PERKUATAN BALOK (S.P.B.) S.P.B. DENGAN PASAK LURUS S.P.B. DENGAN PASAK MIRING Qo SD __renrsse S.P.B, DENGAN SCHE! YANG DIBERI PAJU SAMBUNGAN PELEBARAN SAMBUNGAN LUBANG DAN PEN #4 ts = = RES RS our (= 3 S.P.B. DENGAN GIGI LURUS a | fl =! i rei ba ++ oT. MUKA POT. A-A PERSPEKTIP SAMBUNGAN LUBANG DENGAN PENGISI SAMBUNGAN MELEBAR DENGAN PERKUATAN PAKU " b PERSPEKTIP SAMBUNGAN MELEBAR DENGAN PERKUATAN SKRUP b T.MUKA T. SAMPING PERSPEKTIP | SAMBUNGAN RABAT (DINDING LUAR) T. SAMPING. 66 SAMBUNGAN DINDING DENGAN BERBAGAI VARIANT a HB T.ATAS T. SAMPING 67 Soal Latihan : 1. Gambarkan pespektip bukaan dari sambungan-sambungan berkut ini: a) Sambungan. sudut takikan berkait. [= => 62 b) Sambungan takikan dengan ekor burung. 2 > 62 c) Sambungan takikan 1/2 ekor burung. Trad 62 20/12 v 2. Detail hubungan kolom-kolom balok kayu (perspektip bukaan sam- 69 BAB Il PINTU DAN JENDELA PINTU Pintu adalah lobang penghubung antar ruangan, dipasang pada dinding dan mempunyai penutup yang dapat dibuka dan ditutup. Rangka pintu biasa disebut Kosen (Jawa: Gawang), dapat dibuat dari Aluminium atau Kayu. Rangka aluminium banyak dipakai untuk hangunan umum atau bangunan komersiil, karena bentuknya indah dan memberi kesan mewah. Selain itu sangat tepat juga dipakai pada hangunan bertingkat banyak, karena ringan dan tahan api. Rangka: pintu yang biasanya dipakai untuk bangunan rumah tinggal, pada umumnya dibuat dari rangka kayu. Ukuran yang lazim dipakai adalah halok 6/12 dan 6/15 (cm2). Jenis kayu yangbaik untuk rangka pintu atau iendela adalah: kayu Jati, kayu Kamper, kayu Sawo, kayu Nangka. Kalau menghendaki yang agak murahan dapat dipakai kayu Meranti ntau jenis kayu lain yang sifat kembang susutnya kecil. Rangka pintu dari baja hanya dipakai pada ruangan-ruangan yang membutuhkan keamanan (sekuriti) tinggi, misalnya pada ruang penyimpanan harta atau arsip rahasia negara, dan juga dipakai pada bangunan penjara. Selanjutnya di sini hanya akan dipelajari rangka pintu dari kayu. Ragian-bagian dari rangka pintu adalah: |. Ambang atas : berfungsi untuk menahan beban pasangan bata di atasnya; 2. Tiang : untuk pegangan dan tumpuan daun pintunya; 3. Kaki tiang : dibuat dari campuran kedap air, 1 semen : 2 pasir, (Duk) fungsinya untuk melindungi tiang bagian bawah dari air atau lembab, agar tidak cepat lapuk. Bagian ujung ambang yang nantinya terjepit pasangan bata dis- ebut Telinga ambang (Kupingan), panjangnya 10-20 cm. Pada punggung tiang dipasang angker baja sebagai pegangan rangka pintu dan ikatan dengan pasangan bata. Pada punggung tiang 1 juga dibuat suatu cekungan atau alur yang disebut Alur labur, yang nantinya akan terisi adukan semen, sehingga kedudukan rangka pintu pada pasangan lebih kokoh dan tidak mudah bergeser. Duk untuk pintu yang terlindung dari pengaruh air, tingginya dibuat 10-12 om. Sedang pada pintu yang sering terkena air, duknya dibuat tinggi 15cm. Pada ambang atas dan tiang dibuat suatu lekukan yang disebut Sponneng, yang gunanya untuk menempatkan engsel dan sekaligus sebagai tumpuan daun pintunya, agar tidak lepas. Dalamnya sponneng dapat dibuat 1 cm atau 1,5 cm, sedang Iebarnya tergantung ketebalan dari daun pintunya. Untuk daun pintu panel lebar sponneng dibuat 3 cm, untuk daun pintu yang dilapis “teakwood" lebar sponneng dibuat 4 cm. Daun pintu dapat dibuat dari papan-papan yang dirangkai men- jadi satu (diklem), atau dari rangka papan tebal 3 cm yang bagian tengahnya diisi dengan papan-papan yang lebih tipis atau kaca, Jenis daun pintu ini disebut pintu Panel, berbagai macam ragam bentuk dan bahannya dapat dilihat pada gambar. Pada saat sekarang, banyak dipakai daun pintu yang rangkanya ditutup dengan lembaran triplek atau "teakwood". Papan rangka atau ram harus mempunyai ketebalan minimum 3 cm, agar dapat dipasangi kunci (slot). Daun pintu dilekatkan pada rangka pintu dengan menggunakan engsel, yang dipasang pada sponnengnya. Ukuran daun pintu selalu dibuat lebih besar dari ukuran lobang pintunya pada rangka, yaitu dengan ditambah dalamnya sponneng. Ukuran lobang pintu biasanya dibuat disesuaikan dengan kebutuhan ruangannya atau jenis dari bangunan. Beberapa ukuran yang banyak dipakai adalah sebagai berikut ini. Jenisbangunan § Ukuranlobangpintu Jumlah daun pintu Qebar x tinggi) Rumah tinggal 80 cm x 200 cm 1daun Bangunan umum 90 cm x 200 cm 1daun sekolah 72 oe) bioskop dan lain- 120 cm x 200 cm 2daun jain Pintu utama pada 160 cm x 200 cm 2daun nan umum Pintu kamar mandi 70cm x 200 cm 1daun Misal lobang pintu ukuran 80 cm x 200 cm dan sponneng dalam 1 cm, maka ukuran daun pintunya harus dibuat (80 + 2 kali dalam sponneng tiang kanan dan kiri) x (200 + 1 kali sponneng pada ambang atas) = 82cm x 201 cm. Selain dengan engsel, cara membuka daun pintu dapat dilakukan dengan cara: 1. Menggeser atau mendorong daun pintu ke samping, membutuhkan rel dan roda, disebut pintu-geser atau pintu-dorong ("sliding door"); 2. Melipat-lipat daun pintu ke samping, disebut pintu-lipat (‘folding doors"); 3. Menggulung daun pintu, biasanya ke arah atas, disebut pintu- gulung ("rolling door*). Jenis daun pintu ini banyak dipakai untuk ukuran pintu yang lebar, misal pintu toko, garasi. JENDELA Rangka jendela tidak berbeda jauh dengan rangka pintu, hanya di sini selain ambang atas, terdapat juga ambang bawah, jadi tiang diapit atas bawah oleh ambang, Macam bentuknya dapat dilihat pada gambar. Di dalam satu bangunan, sebaiknya bentuk pintu dan jen- delanya adalah sama, walaupun mungkin ukuran lebarnya tidak sama, hal ini dimaksudkan agar bangunan tampak harmonis. ___ Fungi jendela adalah untuk memberikan penerangan dan ven- tilasi pada satu ruangan. Untuk kamar mandi, biasanya jendelanya dipasang agak tinggi, disebut jendela-atas (bovenlight), ___ Rangka jendela dapat juga disatukan dengan rangka pintunya, disebut Pintu-gendong. Letak lobang pintu dapat di samping atau di tengah, disesuaikan dengan fungsi ruang dan selera penghuni. 3 Untuk daun penutup jendela dapat dibuat dengan daun yang dapat dibuka dan ditutup atau berupa kaca-mati. Pada masa sekarang, banyak dipakai jendela yang diisi dengan daun jendela nako. Lebar jendela nako untuk daun kaca 6 mm sebaiknya tidak lebih dari 80 cm, ‘sedangukuran tingginya ditentukan oleh jumlah daun nakonya, dengan rumus: h= 14cm xjumlah daun + 2cm Misal: Jumlah daun nako 8 buah, maka tinggi lobang jendela yang dibutuhkan adalah 14cm x8 + 2cm= 114cm. Pada halaman berikut ini diberikan gambar-gambar berbagai macam bentuk pintu dan jendela beserta cara-cara pembuatannya dan kebutuhan bahannya. 14 | KOSEN PINTU Any TELINGA AMBANG ATAS ANGKER BESI aml reasons POTA-A SPONNENG. 5 7 0 ALUR LABUR PoTs-B 75 PERSPEKTIP BUKAAN KOSEN PINTU 6 KOSEN PINTU DENGAN VENTILASI KREPYAK KOSEN PINTU DENGAN VENTILASI KREPYAK 1 c KOSEN PINTU KACA Ee ed 4 LJ J eS c {- PERSPEKTIP BUKAAN KOSEN PINTU DENGAN VENTILASI PAKAI PINGGANG 81 KOSEN PINTU DENGAN VENTILASI PAKAI PINGGANG KOSEN PINTU DENGAN VENTILASI PAKAI PINGGANG TIMBUL a ot l | A Bah - | 7 a UJ | [ a yO a T. MUKA por pap. PERSPEKTIP BUKAAN 83 KOSEN PINTU DENGAN VENTILASI PAKAI PINGGANG TIMBUL KOSEN PINTU DENGAN VENTILASI KREPYAK MIRING por.c—e PERSPEKTIP BUKAAN 85 KOSEN PINTU DENGAN VENTILASI KREPYAK MIRING KOSEN PINTU SPANYOL KOSEN PINTU SEGITIGA ( 45° ) DENGAN VENTILASI KACA PERSPEKTIP BUKAAN 90 KOSEN JENDELA AMBANG ATAS ——_ KUPINGAN T.MUKA Por a 91 KOSEN JENDELA KOSEN JENDELA DENGAN VENTILASI KACA POT. A—A PERSPEKTIP BUKAAN KOSEN JENDELA DENGAN VENTILASI KACA KOSEN JENDELA NAKO DENGAN VENTILASI PAKAI PINGGANG SSS ‘rh 4= = KACA T Y on In a Y T uJ | LJ slp tomers rae Ee as, PERSPEKTIP TERBUKA KOSEN JENDELA NAKO DENGAN VENTILASI PAKAI PINGGANG venmonmas _ UNTUK JENDELA mach ae 3 | 7 WN Ql | = L | PERSPEKTIP BUI 97 KOSEN JENDELA MELINGKAR/SPANYOL UNTUK JENDELA KACA DAN PANIL PERSPEKTIP BUKAAN KOSEN PINTU DENGAN VENTILASI KREPYAK MIRING OSIN JENDELA KACA DENGAN VENTLASI KREIYAK MIKING ch 99 KOSEN JENDELA KACA DENGAN VENTILASI KREPYAK MIRING {ff ¢ ———s |p _ — PERSPEKTIP BUKAAN 100 KOSEN JENDELA KACA DAN PANIL DENGAN VENTILASI KAYU HORISONTAL POT.L—L Proyek Pembinaan Perpustakaan Jawa Timur T.A. 1996/1997 KOSEN JENDELA KACA DAN PANIL DENGAN VENTILASI KAYU HORISONTAL 102 PERSPEKTIP BUKAAN KOSEN JENDELA KACA MATI DAN NAKO DENGAN VENTILASI PINGGANG TIMBUL POT.K—K 103 KOSEN JENDELA ATAU VENTILASI PENERANGAN KOSEN JENDELA KACA DAN PANIL DENGAN VENTILASI PINGGANG TIMBUL a SS NS | Lr Jo KOSEN JENDELA TRAPESIUM (KACA MATI DAN NAKO) - “ “4 1 ja cl TL MUKA POT.C—C POT. D—D POT.G—G 106 KOSEN JENDELA TRAPESIUM (KACA MATI DAN NAKO) Va PERSPEKTIP BUKAAN 107 KOSEN JENDELA GANDA (KACA, NAKO) DENGAN VENTILASI 6 y KOSEN JENDELA GANDA (KACA MATI DAN NAKO) KREPYAK DATAR DENGAN VENTILASI KREPY AK DATAR PERSPEKTIPBUKAAN 108 ; | 109 KOSEN JENDELA KACA DAN NAKO DENGAN VENTILAS! KAYU Por. D—D 110 POT.B--B POT. AA KOSEN JENDELA KACA DAN NAKO DENGAN VENTILASI KAYU PERSPEKTIP BUKAAN lll TI DAN NAKO. KOSEN JENDELA KACA MATI DAN NAKO. HO NGAN VENTILAS SINGGANG ‘TIMBUL DENGAN VENTILASI PINGGANG TIMBUL * ~ i : PERSPEKTIP BUKAAN 112 113 KOSEN JENDELA KACA HIDUP DAN KACA MATI KOSEN JENDELA KACA HIDUP DAN KACA MATT DENGAN VENTILASI KREPYAK MIRING DENGAN VENTILASI KREPYAK MIRING o e 1 Vaca nou 5 7 Ir Qo T I Ue TEMUKA Le POT.G—G POT. H—H PERSPEKTIPBUKAAN 114 116 KOSEN JENDELA MELINGKAR (SPANYOL) GANDA KOSEN JENDELA MELINGKAR (SPANYOL) GANDA VOVH ISVILLNTA NVONAG VOVH VIZGNAE NaSOW 119 118 120 KOSEN VENTILASI PAKAI PINGGANG TIMBUL PERSPEKTIP BUKAAN KOSEN VENTILASI KACA 4 es PERSPEKTIP BUKAAN 121 KOSEN VENTILASI KOMBINASI (KREPYAK DAN DAUN/KACA) - = Le PERSPEKTIP BUKAAN 122 ap ormuxa = © Lp POT. A—A St POT. c—C KOSEN PINTU GENDONG (KACA MATI DAUN JENDELA) 4 of : 4 | Ly : | | | on: ae Bee i Lp ea por aca POT. D—D 123 KOSEN PINTU GENDONG PAKAI PINGGANG DI BAWAH KOSEN PINTU GENDONG (KACA MATI, DAUN JENDELA) ee Ll ——_ 7 fT ~ I ry —_ Lu u, SS sa < “~ PERSPEKTIP BUKAAN 125 124 KOSEN PINTU GENDONG PAKAI PINGGANG DI BAWAH KOSEN PINTU GENDONG DENGAN VENTILASI KREPYAK DATAR gs a C = S PERSPEKTIP BUKAAN 126 127 KOSEN PINTU GENDONG DENGAN VENTILASI KREPYAK DATAR OER DIAPIT JENDELA DI »AKAI PINGGANG TIMBUL Di ATAS A cr PERSPEKTIP BUKAAN —— ead 129 KOSEN PINTU DIAPIT JENDELA DENGAN VENTILASI PAKAI PINGGANG TIMBUL DI ATAS KOSEN GENDONG MELINGKAR (SPANYOL) \ ] “Se 130 131 DAUN PINTU KACA TYPE A KOSEN GENDONG MELINGKAR (SPANYOL) 183 182 DAUN PINTU KACA TYPE A DAUN PINTU KACA TYPE B. Li ae y a i DAUN PINTU PANIL KAYU DAUN PINTU PANIL KAYU c DAUN PINTU DENGAN PENUTUP TRIPLEX/TEK WOOD Ty TI DAUN PINTU DENGAN PENUTUP TRIPLEX/TEKWOOD ¢ » DAUN PINTU KACA BERANGKA DAUN PINTU KACA BERANGKA A TT.MUKA PERSPEKTIPBUKAAN 142 DAUN JENDELA KACA DAUN JENDELA KACA KACA ee PERSPEKTIP BUKAAN DAUN JENDELA SEGITIGA ( 30° ) BERPANIL T.MUKA Ye a POT. AA POT. BB 146 DAUN JENDELA SEGITIGA ( 30° ) BERPANIL PERSPEKTIP BUKAAN 147 PINTU GULUNG (ROLLING DOOR) KOSEN DAN PINTU LIPAT a Eg § . = = ee aie peers ee _ SS SS SSS 3 KOSEN JENDELA NAKO KOSEN DAN PINTU LIPAT 41 POT.c—c - 153 POT. D—D de sees PERSPERTIP 152 ENGSEL DENGAN PEN LEPAS KOSEN PINTU GENDONG TERPASANG 155 KUNCI TERTANAM ENGSEL DENGAN CINCIN KUNINGAN o®o® IEE oo” > 156 157 0 Air Finney [APMIS ENT | seNRTTRT THO yeinoqine zo [arm Bucwouoy [eurodeoudueg | axoompmocuy Bunang ip eds wo | uri suduey | vooyziousoyy wap] 7 evo | sxBuoy_| oeyfuas winin wopt |Z “ney, ‘ungouuyd waspuop arin | __o8'o 20r wo | rr sting orexopiooyy | cxeiprscmuy | +1 maT PUR | WRT Tay Tae apST eae suay (git) wrepn Sunsoyy ag seo weep wweN | stumogeweN | (Inwe) nang | “ON Suyjuadiey Bued visouopuy ndéey zeyeq “(eJsouopuy yNquN ndey Isynsysuoy UBINyeIeg) TYYd NANq Lep diynsyp: wendurey g & E z 2 2 a 3 3 > 3 2 2 a & = 2 & & 3 5 < z 2 é é 3 = 3 = z 2 = = é z z a & 8 x 3 = C_yemmee = = & 2 Fe 5 Z 5 B 2 5 — & z 5 a § ° H 4 em : 5 3 2 7 § wy é 5 g 2 8 = 3 5 3 § 2: =e —— 159 158 aD 0-1 160 ort U1 reapueg soo m1 never Suenuig 690 1 andniog ooo wo 1-1 anpurg vaopuis, wapt or ap-1 noqew |: jpreonqurdyesang vey, opt “euatauay) sewelsast rawing, veomTUNSED nanos oats “evagnuninsog, aan uaring oan | -aipsads oun araoEqtuOGT esas “ap _veqeg_| sods wataryog aeoovamquogT or (zeurep) | sistaettzoq senesy | swnsiy: Raed |~ “RaNpRW ‘ond swap foure] cueauelte nue end. aypoeds qeku0qo tina quorsty emoPLMORETY 161 160

Anda mungkin juga menyukai