PENDAHULUAN
I.
A. LATAR BELAKANG
Profil Puskesmas Kecamatan Samboja1
I.1. Gambaran Umum Wilayah
I.1.1. Keadaan Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Samboja berada di sebagian wilayah
Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah
263,82 km2. Berada di daerah letak lintang 0 52 LS- 1 08 LS hingga 116
14 BT. Sebagian besar wilayah merupakan daerah daratan rendah, perbukitan
dan perkebunan, sebagian rawa dan daerah pantai pada ketinggian 10 50
meter di atas permukaan laut, berjarak 7 km dari kota kecamatan dan 110 km
dari kota kabupaten.
Batas wilayah kerja Puskesmas Samboja adalah :
Sebelah Utara
: Kel. Sungai Merdeka dan Kel. Kuala Samboja.
Sebelah Selatan
: Kota Balikpapan.
Sebelah Timur
: Tanjung Harapan, Selat Makassar.
Sebelah Barat
: Kelurahan Karya Merdeka.
Puskesmas Samboja mempunyai wilayah kerja sebanyak 8 kelurahan
dan 1 desa serta 71 RT.
I.1.2. Pemerintahan
Pemimpin Kecamatan Samboja saat ini adalah Fahmi, SP., M.Si.
dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh Sekretaris Camat yang saat
ini dijabat oleh Drs. Syamsul Bahri.
Kecamatan Samboja terdiri dari 4 Desa dan 18 Kelurahan , yaitu
Beringin Agung, Karya Jaya, Rawa Jaya, Tani Bakti, Amborawang Darat,
Amborawang Laut, Argosari, Bukit Merdeka, Bukit Raya, Handil Baru,
Handil Baru Darat, Kampung Lama, Karya Merdeka, Kuala Samboja,
Margomulyo, Muara Sembilang, Salok Api Darat, Salok Api Laut, Sanipah,
Kelurahan / Desa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Laki-laki
(jiwa)
1.133
754
1.477
449
838
734
759
904
2.162
9.210
Perempuan
(jiwa)
959
675
1.331
342
698
650
724
774
1.952
8.085
Jumlah
2.092
1.429
2.788
791
1.536
1.384
1.483
1.678
4.114
17.295
keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan
kualitas hidup. Morbiditas di wilayah kerja Puskesmas Samboja antara lain
ISPA, HIV, TB, Hepatitis B, Malaria dan DBD.
I.3. Sosial Budaya
I.3.1. Pendidikan
Sarana pendidikan di Kecamatan Samboja sudah menjangkau hampir
seluruh kelurahan. Di Kecamatan Samboja, seluruh Desa / Kelurahan sudah
memiliki TK. Jumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecmatan Samboja
terdapat 40 sekolah yang tersebar merata di 22 Desa/ Kelurahan. Jumlah
Sekolah Menengahpertama (SMP) ada 7 buah yang tersebar di beberapa desa /
Kelurahan, dan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs) hanya 1 buah. Serta
Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 2 buah.
Tingkat pendidikan penduduk rata-rata adalah lulusan SMP / sederajat
dan sudah mendapatkan sarana informasi dan komunikasi melalui T.V, radio,
surat kabar, pos surat, telepon seluler.
I.3.2. Agama
Sebagian besar penduduk Kecamata Samboja beragama Islam, dan ada
sebagian kecil yang beragama Kristen Katolik, Kristen Protestan, dan Hindu.
II.
b. Intervensi lingkungan
b. Meningkatnya peran serta guru, dokter kecil, orang tua dalam upaya promotifpreventif.
c. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta didik yang
memerlukan.
II.3.Sasaran
Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS melipu :
1. Sasaran primer: peserta didik (murid sekolah) TKSD-SMP-SMA dan sederajat
2. Sasaran sekunder: guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan, orang tua
murid serta TP UKS di setiap jenjang.
3. Sasaran tersier:
a. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada sekolah lanjutan
tingkat atas, termasuk perguruan agama serta pondok pesantren beserta
lingkungannya.
b. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
c. Lingkungan, yang meliputi:
Lingkungan sekolah
Lingkungan keluarga
Lingkungan masyarakat
II.4.Ruang Lingkup
Ruang lingkup program UKGS sesuai dengan Tiga Program Pokok Usaha
Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS) yang melipu ; pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, maka ruang lingkup
UKGS yaitu:
1. Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang meliputi :
a. Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
b. Latihan atau demonstrasi cara memelihara kebersihan dan kesehatan gigi
dan mulut.
c. Penanaman kebiasaan pola hidup sehat dan bersih agar dapat di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk:
Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang op mal,
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah harus diutamakan pada upaya meningkatkan
kemampuan self care (pelihara diri) melalui kegiatan UKGS.
Upaya kesehatan masyarakat berupa upaya promotif preventif dilaksanakan
oleh tenaga non-profesional terutama oleh guru / dokter kecil sebagai bagian
-
tahun 2010 yang harus dicapai maka diterapkan strategi pentahapan UKGS yang
disesuaikan dengan paket-paket UKS sebagai berikut:
1.
b.
c.
d.
2.
b.
c.
d. PTI =50%
e. Angka Dentally Fit kelas 6 =>85%
II.7.UKGS Tahap I
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD dan MI yang belum terjangkau
oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi.
Tim Pelaksana UKS di SD dan MI melaksanakan kegiatan yaitu :
1. Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh dinas
pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.
2.
3.
Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi
bersama se ap hari minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru dengan
memakai pasta gigi yang mengandung fluor.
II.8.UKGS Tahap II
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD dan MI sudah terjangkau oleh
tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas, kegiatannya adalah:
1. Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh dinas
pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.
2. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes /
guru pembina UKS/ dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua murid kelas 1-6, dilaksanakan
minimal satu kali tiap bulan.
3. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi
bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru
dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor.
4. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.
5. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun ajaran
diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal, dengan
persetujuan tertulis (informed consent) dari orang tua dan ndakan dilakukan oleh
tenaga kesehatan gigi.
6. Surface protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh (dilakukan di
sekolah atau dirujuk sesuai kemampuan), bila pada penjaringan murid kelas I
dijumpai murid dengan gigi tetap ada yang karies atau bila gigi susu karies lebih
dari 8 gigi dilakukan fissure sealant pada gigi molar yang sedang tumbuh.
7. Rujukan bagi yang memerlukan.
II.9.UKGS Tahap III
Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut secara terintegrasi. Pela han dilaksanakan oleh dinas pendidikan
dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.
1. Pendidikan
dan
penyuluhan
kesehatan
gigi
dilaksanakan
oleh
guru
berlaku (Buku Pendidikan Olahraga dan Kesehatan ) untuk semua murid kelas 16, dilaksanakan minimal satu kali tiap bulan.
2. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi
bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru
dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor.
3. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.
4. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun ajaran diiku
dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal, dengan
persetujuan tertulis (informed consent) dari orang tua dan ndakan dilakukan oleh
tenaga kesehatan gigi.
5. Surface protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh pada murid kelas 1
dan 2 atau dilakukan fissure sealant pada gigi molar yang sedang tumbuh.
6. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I sampai dengan
kelas VI (care on demand).
7. Rujukan bagi yang memerlukan.
III.
Nama Sekolah
Gigi
Karies
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
SDN 002
SDN 003
SDN 005
SDN 007
SDN 008
SDN 009
SDN 012
SDN 015
SDN 016
SDN 023
SDN 024
SDN 025
SDN 032
MI MUHAMMADIYAH
MI AL-ISLAH
MI AL-FALLAH
JUMLAH
83
193
302
199
87
164
169
181
167
63
144
83
111
79
2025
Lk
10
15
24
15
5
14
13
15
10
10
11
13
11
7
9
8
190
Pr
4
23
19
16
6
16
21
14
10
6
14
8
10
10
6
11
194
Jumlah
14
38
43
31
11
30
34
29
20
16
25
21
21
17
15
19
384
13
33
36
17
11
28
30
26
17
12
18
16
18
15
13
12
315
Dari Data di atas dapat dihitung angka bebas karies pada siswa SD kelas 1 di
Kecamatan Samboja dengan cara terlebih dahulu menghitung angka karies dalam
persentase, kemudian dilakukan pengurangan angka persentase tersebut untuk
mendapatkan angka bebas karies siswa kelas 1 pada masing-masing SD di Kecamatan
Samboja.
Tabel 1.3 Persentase Angka Bebas Karies SD Kelas 1 di Kecamatan
Samboja Tahun 2015
No.
Nama Sekolah
Jumlah
Penjaringan
1
2
3
4
5
6
SDN 002
SDN 003
SDN 005
SDN 007
SDN 008
SDN 009
14
38
43
31
11
30
Gigi
Karies
Angka
Karies
(%)
13
33
36
17
11
28
92.8
86.84
83.72
54.83
100
93.33
Angka
Bebas
Karies
(%)
7.2
13.16
16.28
45.17
0
6.67
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
SDN 012
SDN 015
SDN 016
SDN 023
SDN 024
SDN 025
SDN 032
MI MUHAMMADIYAH
MI AL-ISLAH
MI AL-FALLAH
JUMLAH
34
29
20
16
25
21
21
17
15
19
384
30
26
17
12
18
16
18
15
13
12
315
88.23
89.6
85
75
72
76.19
85.71
88.23
86.67
63.15
11.77
10.4
15
25
28
23.81
14.29
11.77
13.33
36.85
Identifikasi Masalah
Dari hasil pemeriksaan gigi kelas 1 SD di kecamatan Samboja yang dilakukan
pada Penjaringan Anak Sekolah Dasar tahun 2015, didapatkan bahwa seluruh SD di
Kecamatan Samboja belum mencapai target angka bebas karies yaitu > 50 %.
Metode penentuan prioritas masalah menggunakan rumusan Basic Priority
Rating (BPR) yang terdiri dari :
- Besar permasalahan (size of the problem).
- Keseriusan masalah yang telah berlangsung (the seriousness of the
-
problem).
Efektivitas intervensi (the effectiveness of intervention).
Kepemilikan program, intervensi yang ekonomis, penerimaan program
oleh komunitas, sumber daya, legalitas.
Karena angka karies dan bebas karies didapatkan dalam kegiatan yang sama,
penulis meyakini bahwa besar permasalahan lah yang dapat dijadikan kriteria
penentuan prioritas masalah. Sehingga diambil siswa SD kelas 1 yang terbanyak
mengalami karies, yaitu SDN 008 dengan angka karies sebanyak 100 % dan angka
bebas karies sebanyak 0 %.
Rumusan Masalah
Setelah identifikasi masalah dari Angka Karies dan Angka Bebas Karies pada
Tujuan
VI.1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui prilaku menyikat gigi anak siswa kelas 1 SDN 008 di
Kecamatan Samboja.
VI.2.
Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengetahuan anak tentang cara menyikat gigi yang baik
dan benar.
b) Untuk mengetahui prilaku menyikat gigi anak.
c) Untuk mengetahui pengetahuan dan peran orang tua dalam membimbing
anak menyikat gigi yang baik dan benar.
VII.
Manfaat