• Gizi kerja adalah gizi yang diperlukan tenaga kerja untuk melakukan
suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya,
sehingga tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja yang
setingi-tingginya.
• Produktivitas adalah sikap mental yang mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Peningkatan produktivitas berlainan dengan peningkatan produksi,
karena meningatnya produksi belum tentau disertai peningkatan
produktivitas.
Landasan Hukum
• UU No.1 tahun 1951 dan UU No.12 tahun 1948, tentang kondisi fisik tenaga kerja, setelah bekerja
terus menerus selama 4 jam harus diberi istirahat.
• UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
• Peraturan menteri perburuhan no. 7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan dan
penerangan di tempat kerja.
• Surat edaran menteri tenaga kerja dan transmigrasi no. 01/Men/1979 tentang pengadaan kantin
dan ruang makan.
• Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi no. 03/men/1982 tentang pelayanan
kesehatan kerja.
• Keputusan mcnteri tenaga kerja dn transmigrasi no. 608/Men/1989 tentang izin penyimpangan
waktu kerja, bahwa perusahaan mempekerjakan tenaga kerja 9 jam per hari wajib
menyediakan makan dan minum 1400 kalori.
• Surat edaran dirjen binawas no. 86/BW/1989 tetang catering bagi tenaga kerja.
• Instruksi menteri tenaga kerja no.03/Men/1999 tetang peningkatan pengawasan dan
penertiban terhadap pengadaan kantin dan toilet di perusahaan.
Pembagian Jenis Pekerjaan
Hubungan Gizi Kerja dengan Produktivitas
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gizi kerja sangat
berhubungan dengan produktivitas. Haggard dan Greenberg
menemukan bahwa efisiensi otot serta gula darah meningkat sehabis
makan dan akan menurun perlahan seiring bcrtambahnya waktu.
Pemeberian makanan tambahan setiap 2 jam akan menjaga kadar
gula darah dan efisiensi otot tetap tinggi. Darwin karyadi menemukan
bahwa pekerja yang makan 2x sehari lebih banyak menderita anemia
gizi dari pada yang makan 3x sehari.
Sanitasi industri
Sanitasi industri adalah usaha kesehatan masyarakat dalam batas -
batas tertentu tetmasuk cara pencegahan penyakit menular atau lain -
lain gangguan kesehatan tenaga kerja yang tidak dapat dipisahkan
dalam proses industri.
Beberapa hal yang harus terpenuhi dalam
sanitasi industri antara lain meliputi:
1. Pengadaan air bersih
Kebutuhan air industri digunakan untuk pendingin, pelarut, katalis,
pembersih, penghasil panas dan tenaga, keperluan tenaga kerja, dan
pemadam kebakaran.
2. Pengadaan air minum
Air minum diartikan air yang langsung dapat diminum yaitu air yang
bebas dari unsur kimia dan mikrobiologi serta aman diminum.
3. Penampungan air buangan
Air buangan sering disebut juga air limbah yaitu semua cairan yang
dibuang baik mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuhan,
dan mengandung sisa- sisa bahan industri.
4. Pembuangan sampah
Berdasarkan UU No: 18 tahun 2008 tentang sampah pada pasal (9) ayat
(1) penyelenggaraan pengelolaan sampah berupa penyediaan tempat
penampungan sampah, alat angkut sampah, tempat penampungan
sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan / atau tempat
pemrosesan terakhir sampah.
5. Penyediaan makanan dan minuman
Sanitasi makanan lebih banyak ditekankan pada upaya membebaskan
makanan dari zat - zat yang membahayakan atau mencegah agar bahan
makanan yang mengandung zat - zat yang membahayakan kehidupan
tidak dikonsumsi.
Hasil Kunjungan
Aspek Gizi
1. Pemberian makanan tambahan
Pekerja yang mendapatkan makanan tambahan hanya pekerja lembur.
Pekerja lembur diberi maknan tambahan sebanyak satu kali berupa
makanan berat yaitu nasi bungkus yang dibeli oleh bagian Sumber Daya
Manusia disesuaikan dengan jumlah pekerja lembur. Jam kerja lembur
umumnya tidak selalu sama pada setiap pekerja setiap harinya,
pekerjaan lembur tidak dilakukan setiap hari, hanya bila ada pekerjaan
yang menumpuk. Jam lembur dimulai pada pukul 17.00 WIB hingga
paling lama sampai pukul 02.00 dini hari.
2. Pemberian makan siang
Tidak ada pemberian makan siang dari perusahaan, tetapi perusahaan
memberikan uang beras seharga 10 kg beras dikali jumlah anggota
keluarga setiap bulannya. Makan siang pekerja beragam, ada yang
membawa dari rumah, ada yang membeli nasi bungkus di koperasi
setempat, atau membeli makan dari warung luar. Jam makan siang
dilakukan pada pukul 12.00 - 13.00 WIB. Perusahaan tidak
menyediakan ruang makan, sebagai gantinya para pekerja melakukan
makan siang di pos (tempat istirahat) disebelah tempat kerja dan
sebagian ada yang melakukan makan siang di ruang loker.
3. Variasi menu
Menu makan siang yang dimakan oleh para pekerja beragam. Para pekerja
yang membawa bekal makanan dari rumah, biasanya menu makanannya
lebih bervariasi setiap harinya dibanding dengan para pekerja yang membeli
makanan dari warung luar, karena biasanya para pekerja yang membeli
makan siang dari luar, dikoordinir oleh satu orang saja sehingga sering kali
terjadi pengulangan menu setiap harinya. Menu makanan biasanya terdiri
dari nasi, sayur dan lauk pauk. Para pekerja sangat jarang mengkonsumsi
buah - buahan pada jam makan siang dan mengkonsumsi air mineral galon
yang disediakan perusahaan disetiap sudut ruangan tempat kerja. Dalam
satu hari, di satu sudut dapat menghabiskan hingga 3 galon air mineral.
Makanan yang dijual di koperasi setiap harinya dengan menu yang sama
yaitu dengan lauk ayam, telur, daging dan ikan lele, sayur berupa tumisan.
Variasi menu dikonsumsi pekerja yang membeli makan siang dari koperasi
tergantung dari keinginan pekerja tersebut.
4. Penyajian
Perusahaan tidak menyediakan makanan. Penyajian makanan
tergantung dari masing - masing pekerja. Pekerja yang membawa bekal
makanan sendiri, menyajikan makanan di kotak tempat makan,
sedangkan pekerja yang membeli makanan baik di koperasi ataupun di
warung luar, penyajian makanan menggunakan kertas minyak.
5. Kelengkapan gizi
Tn. A, 29 tahun, tinggi badan 180 cm, berat badan 83 kg, bekerja pada
unit bongkar pasang lokomotif dengan beban kerja berat.
Jenis Komposisi Berat (gram) Total kalori (kkal)
Makanan utama Nasi putih 300 525
Tempe 50 75
• Terdapat tiga jenis beban kerja pada tenaga kerja di Balai Yasa PT KAI
Yogyakarta, yaitu beban kerja ringan, beban kerja sedang, dan beban
kerja berat.
• Beban kerja ringan : administrasi, manajemen dan bagian pemantau
lapangan.
• Beban kerja sedang : beban kerja pada bagian cleaning service dan laundry.
• Beban kerja berat : bagian bengkel tempat pembongkaran dan perakitan
kereta api ( ruang produksi).
8.Pengelolaan Makanan