EKSTRAKSI
Simplisia dapat digunakan secara langsung atau diolah menjadi suatu
bentuk sediaan herbal. Untuk memudahkan dalam proses produksi
sediaan herbal dilakukan suatu proses ekstraksi. Ekstraksi merupakan
proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan
pelarut. Dengan melalui ekstraksi, zat-zat aktif yang ada dalam
simplisia akan terlepas. Terdapat beberapa istilah yang perlu dietahui
berkaitan dengan proses ekstraksi antara lain:
Ekstraktan/menstrum: pelarut/campuran pelarut yang digunakan
dalam proses ekstraksi
Rafinat: sisa/residu dari proses ekstraksi
Dalam proses ekstraksi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
Jumlah simplisia yang akan diesktrak
Derajat kehalusan simplisia
Semakin halus, luas kontak permukaan akan semakin besar
asetat.
Pelarut semipolar
Pelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran yang lebih
rendah dibandingkan dengan pelarut polar. Pelarut ini baik
untuk mendapatkan senyawa-senyawa semipolar dari
tumbuhan. Contoh pelarut ini adalah: aseton, etil asetat,
kloroform
Pelarut nonpolar
Pelarut nonpolar, hampir sama sekali tidak polar. Pelarut ini
baik untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang sama
i. Soxhletasi
j. Coque
Penyarian dengan cara menggodok simplisia menggunakan
api langsung. Hasil godokan setelah mendidih
dimanfaatkan sebagai obat secara keseluruhan (termasuk
ampas) atau hanya digunakan hasil godokannya saja tanpa
menggunakan ampasnya.
k. Seduhan
Dilakukan dengan menggunakan air mendidih, simplisia
direndam dengan menggunakan air panas selama waktu
tertentu (5-10 menit) seperti halnya membuat teh
seduhan.
Metode ekstraksi dingin dilakukan ketika senyawa yang terdapat
dalam simplisia tidak tahan terhadap panas atau belum diketahui
tahan atau tidaknya, antara lain:
l. Maserasi
Ekstraksi dilakukan dengan cara merendam simplisia
selama beberapa waktu, umumnya 24 jam dalam suatu
wadah tertentu dengan menggunakan satu atau campuran
pelarut.
m. Perkolasi
Perkolasi merupakan ekstraksi cara dingin dengan
mengalirkan pelarut secara kontinu pada simplisia selama
waktu tertentu.
Proses Ekstraksi
Proses saat ekstraksi menentukan hasil ekstrak. Beberapa proses
ekstraksi menghendaki kondisi yang terlindung dari cahaya, ini
terutama pada proses ekstraksi bahan-bahan yang mengandung
kumarin dan kuinon. Ekstraksi bisa dilakukan secara bets per
pengeringan.
Tinktur
Sediaan cari yang dibuat dengan cara maserasai ataupun
perkolasi simplisia. Pelarut yang umum digunakan dalam proses
produksi tinktur adalah etanol. Satu bagian simplisia diekstrak
ketentuan farmakope.
Ekstrak encer
Dikenal sebagai ekstrak tenuis, dibuat seperti halnya ekstrak cair.
ekstrak kering
Ekstrak kering (extract sicca)
Ekstrak kering merupakan ekstrak hasil pemekatan yang
kemudian dilanjutkan ke tahap pengeringan. Prose pengeringan
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu:
o Menggunakan bahan tambahan seperti laktosa, aerosil
o Menggunakan proses kering beku, proses ini mahal
o Menggunakan proses proses semprot kering atau fluid bed
drying
Ekstrak minyak
2.
Keterangan :
1. Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk
mempercepat proses pengembunan. Aliran air pada kondensor
bergerak dari bawah ke atas, hal ini dilakukan karena jika aliran air
menglir dari atas ke bawah, maka akan terdapat ruang kosong pada
kondensor sehingga proses kondensasi gas tidak akan maksimal.
2. Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil
zatnya.
3. Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap
dari proses penguapan.
4. Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon
larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini
dinamakan 1 siklus. Posisi sifon harus lebih tinggi dari pada
sampelnya (agar sampel yang berada diposisi atas tidak terendam
oleh pelarut).
5. Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan
pelarutnya.
6. Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan.
7. Kertas saring : berfungsi sebagai tempat sampel, dimana tinggi
kertas saring tidak boleh melebihi tinggi pipa F, hal ini dikarenakan
jika tinggi kertas saring melebihi tinggi pipa F maka uap yang
terbentuk akan terhalang oleh kertas saring atau bahkan uap yang
terbentuk masuk ke dalamnya dan proses kondensasi akan
berlangsung tidak maksimal. Adapun syarat dari tempat sampel
yaitu mudah ditembus pelarut dan tidak dapat larut oleh pelarut.
8. Selang masuk : berfungsi sebagai saluran masuknya air kedalam
kondensor.
9. Selang keluar : berfungsi sebagai saluran keluarnya air dari
kondensor
3. Senyawa Flavonoid
flovonoid tersusun dari dua cincin aromatis yang terdiri dari 15 atom
karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propana
(C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6 .
4. Perbedaan :
a. Digesti :
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontiniu) pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara
umum dilakukan pada temperatur 40-50oC.
b. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas
air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur
terukur 96-98oC) selama waktu tertentu (15-20 menit).
c. Dedok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur
sampai titik didih air (Ditjen POM, 2000).