untuk
membantu
eksplan yng bebas dari microorganisme sehingga tidak perlu disterilisasi lagi.
Melalui kultur embrio dapat dipelajari perkembangan embrio lebih dini.
Bidang pemuliaan tanaman, kultur embrio dapat mempercepat siklus
hibridisasi. Dipilihnya embrio sebagai eksplan karena tersedianya buah,
memiliki keseragaman fisiologis yang tinggi dan dapat dibawa dalam waktu
dan jarak yang cukup panjang (Bustamam et al 2004).
Perakitan varietas unggul kedelai dengan pendekatan teknik rekayasa
genetik masih terhambat oleh pertama, penguasaan teknik regenerasi yang
kurang efektif dan kurang efisien karena sulit diulang, keberhasilan
transformasi sangat rendah, berkisar antara 3-5%, dan kedua, kegagalan
dalam aklimatisasi tanaman merupakan masalah yang banyak dijumpai di
laboratorium di Indonesia saat ini. Permasalahan tersebut sering merupakan
pangkal dari kegagalan dalam perakitan tanaman kedelai transgenik.Tiga
faktor penting yang mempengaruhi regenerasi tanaman adalah genotipe,
sumber eksplan, dan kondisi kultur termasuk lingkungan dan media kultur
yang
digunakan.
Keberhasilan
regenerasi
tanaman
kedelai
melalui
dengan
menggunakan
alkohol
(dengan
cara
disemprot).
d) Merendam biji kedelai kedalam larutan khlorox selama 2 menit
lalu lewatkan api hingga memuai.
e) Mengambil embrio kedelai dengan membelah bijinya.
f) Kemudian dilakukan penanaman dalam media kultur MS.
Setiap botol ditanam dengan dua embrio.
g) Menutup botol kultur dengan menggunakan tutup botol kultur
dan diberi lastik wrap secara rapat supaya botol kultur tetap
steril.
h) Menyimpan hasil kultur yang sudah ditanam pada rak di ruang
pertumbuhan.
2) Biji tomat
a) Mencuci biji tomat menggunakan sunlight lalu bilas dengan
aquade hngga bersih.
b) Menyimpan biji tomat yang telah bersih di dalam botol kultur
lalu ditutup rapat dan letakkan di dalam LAF.
c) Mensterilisasi biji tomat di dalam LAF dengan mencelupkan
sebentar di dalam larutan khlorox selama 1 menit lalu lewatkan
api hingga memuai.
b. Pengamatan
1) Saat munculnya akar, tunas dan daun diamati setiap hari.
2) Panjang akar, tunas dan daun diamati seminggu sekali.
3) Jumlah akar, tunas dan daun diamati seminggu sekali.
(a)
(b)
(a) Gambar 2.1 Hasil Awal Penanaman Eksplan Kedelai, (b) Gambar 2.2 Hasil Akhir Penanaman Eksplan Kedelai
Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Pengaruh BAP Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Eksplan Embrio Tomat
Eksplan
Tanggal
Ulangan
Saat Muncul (MST)
Jumlah
Keterangan
Tomat
30-03-16
06-04-16
13-04-16
20-04-16
Sumber : Hasil Pengamatan
Dau
n
Tunas
Akar
A
B
A
B
Aka
r
Tunas
0
0
0
1
Dau
n
1
0
3
2
1
1
1
1
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
(a)
(b)
(a) Gambar 2.1 Hasil Awal Penanaman Eksplan Tomat Minggu ke-1, (b) Gambar 2.2 Hasil Akhir Penanaman Eksplan Tomat
2. Pembahasan
Kultur biji merupakan kultur yang bahan tanamnya menggunakan
biji. Pelaksanaan kultur jaringan memerlukan berbagai prasyarat untuk
mendukung
kehidupan
jaringan
yang
dibiakkan.
Nutrisi
untuk
sehingga
salah
satu
efeknya
adalah
menyebabkan
DAFTAR PUSTAKA
Haryanti S, Hastuti RB, Setiari N dan Banowo A 2009. Pengaruh Kolkisin
terhadap Pertumbuhan, Ukuran Sel Metafase dan Kandungan Protein
Biji Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L). J. Penelitian Sains dan
Teknologi 10(2) : 112-120
Indrianto Y. 2012. Pembiakan tanaman melalui kultur jaringan. Jakarta : Gramedia
Mukaromah. 2013. Pengaruh Sumber dan Konsentrasi Nitrogen Terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Dendrobium Laxiflorum J.J
Smith secara In Vitro. Jurnal Sauns dan Seni Pomits 4(5): 99-104
Bogor
Muliawati E, Anggarwulan E dan Pitoyo A 2016. Pengaruh Asam Absisat
terhadap Viabilitas Biji Sintetis Grammatophyllum scriptum
DAFTAR PUSTAKA
Bustamam T, Rozen N, Kurniawan W. 2004. Pengaruh Konsentrasi Naa Dan Bap
Terhadap Kultur Embrio Pinang Sirih (Areca catechu L.) Secara In
Vitro. Jurnal Stigma 12(2): 209-231
Hardiana L, Ermavitalini D, Nurfadilah S. 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan
Biji Anggrek Dendrobium taurulinum J. J. Smith Pada Beberapa Jenis
Media dan Konsentrasi Sukrosa secara In Vitro. Jurnal FMIPA ITS 3
(1) : 19-20
Haryanti S, Hastuti RB, Setiari N dan Banowo A 2009. Pengaruh Kolkisin
terhadap Pertumbuhan, Ukuran Sel Metafase dan Kandungan Protein Biji
Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L). J. Penelitian Sains dan Teknologi
10(2) : 112-120
Muliawati E, Anggarwulan E dan Pitoyo A 2016. Pengaruh Asam Absisat
terhadap Viabilitas Biji Sintetis Grammatophyllum scriptum
(Orchidaceae) selama Masa Penyimpanan Kering. J. Bioteknologi
13(1) : 1-8
Mukaromah. 2013. Pengaruh Sumber dan Konsentrasi Nitrogen Terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Dendrobium Laxiflorum J.J
Smith secara In Vitro. Jurnal Sauns dan Seni Pomits 4(5): 99-104
Bogor
Nursyamsi. 2010. Teknik Kultur Jaringan Sebagai Alternatif Perbanyakan
Tanaman Untuk Mendukung Rehabilitasi Lahan. Prosiding
Ekspose :Balai Penelitian Kehutanan Makassar
Slamet. 2011. Perkembangan Teknik Aklimatisasi Tanaman Kedelai Hasil
Regenerasi Kultur In Vitro. Jurnal Litbang Pertanian 30(2): 48-54
Syammiah 2006. Jenis Senyawa Organik Suplemen pada Medium Knudson C
untuk Pertumbuhan Protocorm Like Bodies Dendrobium Bertacong
Blue X Dendrobium undulatum. J. Floratek 2 : 86-92
Sujatmiko 2011. Skrining melon (Cucumis melo L.) Terhadap Layu Fusarium
Menggunakan Asam Fusarat Secara In Vitro. Jakarta : Agromedia
Pustaka
Yusnita, Handayani Y. 2011. Pengecambahan Biji dan Pertumbuhan Seeding
Phalaenopsis Hibrida In Vitro pada Dua Media Dasar dengan atau
Tanpa Arang Aktif. Jurnal Agrotropika 16 (2) : 70-75