Anda di halaman 1dari 23

SIROSIS HATI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

KELOMPOK 1
NAMA KELOMPOK :
Ronald Santoko
( 1343050056 )
Yenni R.B Butar Butar ( 1343050058 )
Nurlita Sari
( 1343050066 )
Nurul Qomariah
( 1343050073 )
Ana Ropiah
( 1343050077 )
Sabrina Aulia
( 1343050083)
Raudhatul Jannah
( 1343050153 )

HATI
Hati adalah kelenjar
terbesar di dalam tubuh
yang terletak di bagian
teratas dalam rongga
abdomen sebelah kanan
dibawah diafragma.

Struktur
Hati terbagi dalam dua
belahan utama, kanan
dan kiri. Permukaan atas
berbentuk cembung dan
terletak di bawah
diafragma; permukaan
bawah tidak rata dan
memperlihatkan lekukan,
fisura transversus. Hati
mempunyai dua jenis
persediaan darah, yaitu
yang datang melalui
arteri hepatica dan yang
melalui verta porta.

Lanjutan
Fungsi hati meliputi:
1. Metabolisme untuk lemak.
2. Metabolisme untuk karbohidrat.
3. Pembentukan empedu.
4. Metabolisme untuk garam empedu.
5. Metabolisme untuk bilirubin.
6. Aktivasi hormon dan obat.
7. Terlibat dalam sistem imun.

Sirosis Hepatis (Sirosis Hati)


Sirosis Hepatis adalah penyakit kronis
hati akibat tersumbatnya saluran empedu
(ditandai dengan adanya pembentukan
jaringan ikat disertai nodul) sehingga
timbul jaringan baru yang berlebihan
yang dikelilingi oleh jaringan parut.

EPIDEMIOLOGI SIROSIS

Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai


pada laki-laki jika dibandingkan dengan wanita
sekitar 1,6:1, dengan umur rata-rata terbanyak
antara golongan umur 30-59 tahun, dengan
puncaknya sekitar umur 40-49 tahun. Lebih dari
40% pasien asimtomatis.
Di Indonesia, data prevalensi sirosis hati belum
ada, hanya laporan-laporan dari pusat
pendidikan saja. Di RS Dr. Sardjito Yogyakarta
jumlah pasien sirosis hati berkisar 4,1% dari
pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam
dalam kurun waktu 1 tahun (2004) (Nurdjanah,
2007).

ETIOLOGI
ETIOLOGI YANG DIKETAHUI PENYEBABNYA :
Hepatitis virus tipe B dan C
Alkohol
Metabolik
Kolestasis kronik/sirosis biliar sekunder intra dan
ekstrahepatik
Obstruksi aliran vena hepatik
Toksin dan obat-obatan (missal :
metotetrexat,amioclaron, INH, dan Lain-lain)

TANDA DAN GEJALA


Gejala-gejala gastrointestinal yang tidak khas seperti
anoreksia,mual,muntah,dan diare.

Demam, berat badan turun, cepat lelah

Asites, hidrotoraks, dan edema

Icterus, kadang-kadang urin menjadi lebih tua warnanya


atau kecoklatan

Hepatomegaly

Kelainan pembuluh darah seperti koleteral-koleteral di


dinding abdomen dan toraks.

Kelainan endokrin

LANJUTAN
ETIOLOGI YANG TIDAK DIKETAHUI
PENYEBABNYA :

Sirosis kriptogenik /heterogenous.

Secara fungsional sirosis


hati dibagi atas 2 jenis :
Pertama adalah sirosis hati kompensata,
dimana pada stadium ini belum terdapat
gejala-gejala yang nyata (asimptomatis).
Biasanya stadium ini ditemukan secara tidak
sengaja pada pemeriksaan screening.
Kedua adalah sirosis hati dekompensata,
pada stadium ini gejala-gejala sudah sangat
jelas, pasien merasa lemas, adanya asites,
ikterus, dll.Pada stadium inilah pasien
dibawa ke tempat pelayanan kesehatan .

PATOFISIOLOGI
Ada 2 mekanisme :

1. Proses Sirosis Hepatis Karena Virus


Mekanisme terjadinya proses yang berlangsung
terus, mulai dari hepatitis virus menjadi sirosi hati
belum jelas. Ada 2 kemungkinan patogenesis, yaitu :
(1) mekanis, (2) imunologis atau (3) kombinasi
keduanya.

A.TEORI MEKANIS
Teori mekanis menerangkan proses kelanjutan hepatitis
virus menjadi sirosis hati dengan mengemukakan
bahwa pada daerah dimana terjadi nekrosis confluent,
maka kerangka retikulum lobul yang mengalami
collaps akan berlaku sebagai kerangka untuk terjadinya
daerah parut yang luas. Dengan perkataan lain, proses
kolagenesis kerangka retikulum fibrosis hati diduga
merupakan dasar proses sirosis. Dalam kerangka
jaringan ikat ini, bagian parenkim hati yang bertahan
hidup, berkembang menjadi nodul regenerasi. Istilah
yang dipakai untuk sirosis hati jenis ini ialah jenis
pasca nekrotik. Istilah ini menunjukkan bahwa nekrosis
sel hati yang terjadi merupakan penyebab sirosis.

B.TEORI IMUNOLOGIS
Mekanisme imunologis mempunyai peranan penting dalam
hepatitis kronik. Ada 2 bentuk hepatitis kronik :
1) Hepatitis kronik tipe B,
2) Hepatitis kronik autoimun atau tipe NANB.
Proses respon imunologis pada sejumlah kasus tidak cukup
untuk menyingkirkan virus atau hepatosit yang terinfeksi, dan
sel yang mengandung virus ini merupakan rangsangan untuk
terjadinya proses imunologis yang berlangsung terus sampai
terjadi kerusakan sel hati. Dari kasus-kasus yang dapat
dilakukan biopsi hati berulang-ulang pada penderita hepatitis
kronik aktif ternyata bahwa proses perjalanan hepatitis kronis
bisa berlangsung sangat lama, bisa lebih dari 10 tahun.

2. Proses Sirosis Hepatis Karena


Alkohol
Sirosis alkohol juga, disebut Sirosis
Laennec, terjadi setelah penyalahgunaan
alkohol bertahun-tahun. Produk akhir
pencernaan yang dihasilkan dihati pada
seorang pecandu alkohol, bersifat toksik
terhadap hepatosit. Nutrisi yang buruk, yang
sering dijumpai pada pecandu alkohol, juga
berperan menyebabkan kerusakan hati,
Sirosis alkohol ini memiliki 3 stadium, yaitu :

2.A.PENYAKIT PERLEMAKAN HATI


Adalah stadium pertama. Kelainan ini bersifat
reversibel dan ditandai oleh penimbunan Trigliserida
di hepatosit. Alkohol dapat menyebabkan
penimbunan Trigliserida di hati dengan bekerja
sebagai bahan bakar untuk pembentukan energi
sehingga asam lemak tidak lagi diperlukan. Produkproduk akhir alkohol, terutama Asetaldehida, juga
mengganggu fosfolarisasi oksidatif asam-asam
lemak oleh mitokondria hepatosit, sehingga asamasam lemak tersebut terperangkap di dalam
hepatosit. Infiltrasi oleh lemak bersifat refersibel
apabila ingesti alkohol dihentikan.

2.B.HEPATITIS ALKOHOL
Adalah stadium kedua sirosis alkohol. Hepatitis
adalah peradangan sel-sel hati. Pada para pecandu
alkohol, peradangan sebagian sel dan nekrosis yang
diakibatkannya biasanya timbul setelah minum
alkohol dalam jumlah besar, lebih dari 80% kasus
dengan hepatitis alkoholik terjadi setelah minum
alkohol selama 5 tahun lebih sebelum timbul gejala
dan keluhan. Kerusakan hepatosit mungkin
disebabkan oleh toksisitas produk-produk akhir
metabolisme alkohol, terutama asetaldehida dan ion
hidrogen. Stadium ini juga dapat reversibel apabila
ingesti alkohol dihentikan.

2.C.SIROSIS itu sendiri


Adalah stadium akhir sirosis alkohol dan bersifat
ireversibel. Pada stadium ini, sel-sel hati yang mati
diganti oleh jaringan parut. Peradangan kronik
menyebabkan timbulnya pembengkakan dan edema
intertisium yang dapat menyebabkan kolapsnya
pembuluh-pembuluh darah kecil dan meningkatkan
resistensi terhadap aliran darah melalui hati. Selain itu,
akibat respon peradangan terbentuk pita-pita fibrosa yang
melingkari dan melilit hepatosit-hepatosit yang masih
ada. Terjadi hipertensi portal dan acites. Biasanya timbul
varises oesofagus, rektum dan abdomen serta ikterus
hepatoselular. Resistensi terhadap aliran darah yang
melintasi hati meningkat secara progresif dan funsi hati
semakin memburuk.

HATI SEHAT

VS

SIROSIS HATI

TERAPI PADA PENYAKIT HATI


1).Terapi tanpa obat
2).Terapi dengan obat

1).TERAPI TANPA OBAT

Diet seimbang, jumlah kalori yang


dibutuhkan sesuai dengan tinggi badan,
berat badan dan aktivitas.
Diet rendah protein, banyak makan
sayur dan buah serta melakukan aktivitas
sesuai kemampuan untuk mencegah
sembelit.
Manjalankan pola hidup teratur.
Konsultasi dengan petugas kesehatan.

2).TERAPI DENGAN OBAT


Aminoglikosida
Antiamuba : emetine, etofamide,
metronidazole, secnidazole, teclozan,
tibroquinol.
Antimalaria: klorokuin
Antivirus: Lamivudine
Diuretik tertentu, seperti Spironolactone
dan furosemid.
Multivitamin dengan mineral,

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai