Anda di halaman 1dari 57

TANAH

TANAH SEBAGAI SUMBER DAYA

TANAH SBG
BENDA ALAMI

SUATU BENDA ALAMI TERDAPAT DIPERMUKAAN


KULIT BUMI, TERSUSUN DARI BAHAN MINERAL
HASIL PELAPUKAN BATUAN DAN BAHAN ORGANIK
YAITU HASIL PELAPUKAN SISA
TUMBUHAN/HEWAN, SEBAGAI MEDIA
PERTUMBUHAN TANAMAN DGN SIFAT TERTENTU
YG TERJADI AKIBAT GABUNGAN PENGARUH
FAKTOR IKLIM, BAHAN INDUK, JASAD HIDUP,
BENTUK WILAYAH & WAKTU PEMBENTUKAN

TANAH DLM
DIMENSI TATA
RUANG (LAHAN)

ADALAH TEMPAT DIMANA TANAH SBG BENDA


ALAMI YANG DAPAT DILIHAT DALAM DIMENSI
LUASAN (Ha ATAU Km2) YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PENGGUNAAN TANAH (LAND USE)
BERDASARKAN PERTIMBANGAN TATA RUANG
YANG TELAH DITENTUKAN SEBELUMNYA

PERBANDINGAN LUAS LAHAN UNTUK SETIAP ORANG


DARI WAKTU KE WAKTU TERTENTU

PERBANDINGAN LUAS LAHAN (HA)


SETIAP ORANG UNTUK WAKTU TERTENTU
PENGGUNAAN
LAHAN

LUAS
LAHAN
(JUTA HA)

TAHUN

1980

1987

2000

2050

BERCOCOK TANAM

1.507

0,335

0,301

0,243

0,151

PADANG RUMPUT

3.044

0,676

0,609

0,491

0,304

VEGETASI HUTAN

4.053

0,900

0,811

0,654

0,407

PENGGUNAAN LAIN2

4.788

1,064

0,958

0,772

0,479

JUMLAH

13.392

2,976

2,678

2,160

1,339

RINCIAN JUMLAH PENDUDUK DAN PERBANDINGAN LUAS LAHAN


UNTUK SELURUH PENGGUNAAN SETIAP ORANG
DI DUNIA, INDONESIA DAN DI BEBERAPA PROPINSI
(1) JUMLAH PENDUDUK (JUTA ORANG), DAN
WILAYAH

LUAS
LAHAN
(RIBU Km2)

(2) LUAS LAHAN PER ORANG (HEKTAR)


1980

133.920,0

1
2

1.919,4

1
2

JAWA BARAT

46,3

1
2

DKI JAKARTA

0,6

1
2

JAWA TENGAH

34,2

1
2

D.I
YOGYAKARTA

3,2

1
2

47,9

1
2

132,2

1
2

DUNIA
INDONESIA

JAWA TIMUR
SELURUH
P. JAWA

1987

4.500,0
2,976
147,60
1,300

5.000,0
2,678
172,10
1,115

27,47
0,170
6,40
0,009

32,67
0,140

25,46
0,134

79,45
0,058
27,40
0,002

33,06
0,103
3,48
0,092

31,94
0,150
104,18
0,127

10.000,0
1,339
392,60
0,489

12,40
0,005

2,96
1,108

2050

42,32
0,109

28,12
0,122

29,42
0,163
91,44
0145

6.200,0
2,160
217,60
0,882

8,50
0,007

2,68
0,120

2000

52,06
0,066
5,48
0,058

36,62
0,131
127,84
0,103

54,62
0,088
218,84
0,060

Sampai dengan saat ini tanah sebagai tempat


pembuangan akhir bagi limbah merupakan alternatif
yang menarik dan mudah dilakukan
Oleh karena itu terjadi pencemaran air tanah dan
tanah di berbagai tempat, baik dalam skala kecil
maupun regional
Degradasi kualitas tanah dan air tanah dapat terjadi
karena :

Rembesan aliran air permukaann yang telah tercemar


Leachate sampah dari TPA
Tumpahan suatu zat pencemar,dll

SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI


TANAH MEMPUNYAI SIFAT KHUSUS

Tersedia langsung dilapangan : apa adanya dan sulit


dirubah performance-nya

Sifat heterogen : berbeda untuk tiap kedalaman, berbeda


untuk tiap tempat, tidak ada trend perubahan yang baku
tergantung kondisi tiap lapis pada umumnya semakin
dalam semakin baik dan tidak ada istilah tipikal

Penilaian terhadap karakteristik tanah dapat dilihat dari


indeks-nya dan jumlah indeks ini sangat banyak,
sehingga variabilitas dari nilai karakteristik tanah sangat
besar

TANAH
Stratifikasi Tanah

Stratifikasi Tanah

Klasifikasi tanah berdasarkan kedalaman


Klasifikasi tanah berdasarkan distribusi
ukuran partikel

STRATIFIKASI TANAH BERDASARKAN


KEDALAMAN

STRATIFIKASI TANAH BERDASARKAN KEDALAMAN

KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN


DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL

Pasir (Sand) jenis tanah ini terdapat partikel yang berukuran


antara 0,074mm 5mm. Salah satu sifat dari ukuran butiran
yang sangat besar ini adalah gaya tarik menarik antar butir
(gaya kohesif) relatif kecil

Lanau (silt) jenis tanah ini berukuran antara 0,002


0,074mm. Tanah ini mempunyai ukuran butiran yang lebih
kecil dari pada pasir sehingga daya tarik menarik antar butir
(gaya kohesif) cukup besar

Lempung (clay) berukuran sangat kecil (< 0,002 mm)


sehingga gaya kohesifnya sangat besar (tanah lebih lengket)

KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN


UKURAN

Pasir (Sand) jenis tanah ini


terdapat partikel yang
berukuran antara 0,074 mm
5 mm.

Lanau (silt) jenis tanah ini


berukuran antara 0,002
0,074 mm.

Lempung (clay) berukuran


sangat kecil (< 0,002 mm)

Pasir (Sand)

Lanau (Silt)

Liat (Clay)

Metode yang digunakan untuk menentukan


distribusi ukuran partikel :

0,075 mm :

Tanah ditempatkan di atas ayakan dengan bukaan yang kecil


(Tabel..) dan dipisahkan dengan cara digoyang goyang

< 0,075 mm :

Lakukan analisis hidrometer


Dasar prosedur adalah asumsi bahwa semua partikel berbentuk
bulat dan kecepatan partikel mengikuti Hukum Stokes (F = 6 *
3.14* n r v)

Ukuran Standar Ayakan

Komposisi Tanah
1.
2.
3.

Komponen padat
Komponen cair
Komponen gas

Komposisi Tanah
1.

Komponen
padat :
Organik
Mineral

Komponen
cair
Komponen
gas

Komponen organik :
karbohidrat, asam amino
dan protein, lipid, asam
nukleat, lignin dan
humus

Komponen
mineral(anorganik) :
terdiri atas fragmenfragmen batuan dan
mineral dalam berbagai
ukuran dan komposisi,
umumnya berupa silikat
dan oksida

2.

3.

KOMPONEN ORGANIK dan ANORGANIK


DALAM TANAH

Komponen Organik :

Komponen organik tanah berasal dari biomassa yang mencirikan suatu tanah
yang aktif

Terbentuk melalui pelapukan kimia-biologi terutama dari bahan-bahan


tanaman

Terbagi menjadi 2 bahan yaitu :

yang anatomi bahan tanaman aslinya masih tampak (penting dalam fisika tanah)
bahan-bahan yang telah terlapuk sempurna

Komponen Anorganik, berupa :

Batuan
Mineral

Unsur-Unsur Hara
Bagi Pertumbuhan Tanaman

KARAKTERISTIK TANAH

Konsistensi
Warna
Pori-pori

KONSISTENSI TANAH
Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat
erat dengan kandungan air yang menunjukkan
manifestasi gaya-gaya fisika yaitu kohesi dan adhesi
yang bekerja di dalam tanah pada kandungan air yang
berbeda-beda.
Konsistensi tanah tergantung pada tekstur, sifat dan
jumlah koloid-koloid, organik dan organik, struktur dan
terutama kandungan air tanah.

WARNA TANAH
Warna tanah adalah salah satu sifat tanah yang
mudah dapat dilihat dan dapat menunjukkan
terutama sifat fisik tanahnya.
Warna dari tanah merupakan campuran dari
komponen-komponen warna lainnya yang
terjadi oleh pengaruh berbagai faktor atau
senyawa tunggal atau bersama memberikan
jenis warna tertentu

PORI-PORI TANAH
Pori-pori

tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan


padat (terisi oleh udara dan air). Tanah-tanah pasir
mempunyai pori-pori kasar (besar) lebih banyak
daripada tanah liat.
Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan
air.
Tanah-tanah liat mempunyai pori-pori total lebih
tinggi daripada tanah pasir.

KISARAN PORI-PORI TANAH


JENIS/MATERIAL TANAH

KISARAN POROSITAS

Pasir dan kerikil seragam

0.25-0.50

Campuran pasir dan kerikil

0.20-0.35

Pasir kasar

0.25-0.35

Pasir sedang (medium)

0.35-0.40

Pasir halus

0.40-0.50

Glacial till

0.10-0.20

Shale

0.01-0.10

Dolomite, retakan (fractured)

0.07-0.11

Pasir lanauan
Lanau (silt)
Lanau berliat

0.39
0.35-0.50
0.34

Batu granite, retakan (fractured)

0.02-0.08

Batupasir (sandstone)

0.14-0.49

Liat endapan danau (clay lacustrine)

0.40-0.44

Liat

0.33-0.60

Tanah pada umumnya (soils)

0.50-0.60

Sumber : Fetter (1998), Todd (1979, Notodarmodjo (2005)

EROSI DAN
SEDIMENTASI

LATAR BELAKANG

Proses-proses hidrologi yang berlangsung dalam suatu


wilayah atau daerah aliran sungai, langsung maupun tidak
langsung mempunyai keterkaitan dengan terjadinya erosi,
transpor sedimen, deposisi sedimen di bagian hilir, dan
mempengaruhi kualitas perairan.

Perubahan tataguna lahan dan praktek pengelolaan DAS


juga mempengaruhi terjadinya erosi dan sedimentasi, yang
dapat menimbulkan kerugian cukup besar baik merosotnya
produktifitas tanah dibagian hulu maupun kerusakan
bangunan keairan di bagian hilir serta sedimentasi waduk.

DEFINISI EROSI

Erosi dapat di definisikan sebagai proses terlepas atau terkikis tanah


atau butiran tanah dari induknya pada suatu tempat yang diangkut
oleh gerakan air atau angin untuk kemudian diikuti dengan
pengendapan material yang terangkut di tempat lain (Suripin, 2002).

Sedimentasi adalah proses pengangkutan material hasil erosi oleh


gerakan aliran air permukaan, yang selanjutnya di deposisikan
disepanjang tapak aliran yang datar pada suatu kondisi volume dan
kecepatan tertentu yang berlangsung secara kontinyu.

Besar kecilnya hasil sedimen yang terpantau di outlet DAS bagian


hilir merupakan produk erosi di bagian hulu, dan akan memberikan
gambaran mengenai tingkat erosi yang terjadi

MEKANISME EROSI

Proses terjadinya erosi disebabkan oleh pengikisan kulit bumi


untukmempertahankan keseimbangan tanah secara alamiah atau
disebut juga sebagai erosi geologi.

Dengan adanya aktivitas manusia (kegiatan pertanian, pemukiman),


proses keseimbangan ini akan terganggu yang akhirnya akan
mempercepat laju erosi atau disebut juga erosi dipercepat (accelerated
erosion).

Erosi tanah yang disebabkan oleh air terjadi melalui tiga tahap yang berurutan,
yaitu:
1. tahap pelepasan partikel massa tanah oleh energi kinetik curah hujan
(detachment phase),
2. dilanjuti dengan tahap pengangkutan material tanah oleh
kombinasi air hujan dan aliran permukaan (transportation phase),
3. dan tahap pengendapan (sedimentation deposition).

TIPE EROSI

Erosi Percikan
Erosi Permukaan
Erosi Alur
Erosi Parit
Erosi tebing Sungai
Tanah Longsor

1. Erosi percikan (splash erosion)

Erosi yang ditimbulkan oleh pukulan air hujan (energi


kinetik curah hujan) secara langsung jatuh dipermukaan
tanah yang mengakibatkan terlepasnya partikel-partikel
tanah tersebut dari massa tanah.

Erosi percikan maksimum akan terjadi segera setelah tanah


menjadi basah, dan kemudian akan menurun terhadap
waktu sejalan dengan makin meningkatnya ketebalan air di
atas permukaan tanah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa erosi percikan


maksimum akan terjadi 2-3 menit setelah hujan mulai turun
(Palmer, 1964 dalam Suripin, 2002).

2. Erosi permukaan (sheet erosion)

Adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di


daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan (rainfall) dan
aliran permukaan (runoff).

Erosi ini akan terjadi hanya dan jika intensitas atau lamanya hujan
melebihi kapasitas infiltrasi atau kapasitas simpan air tanah
(Suripin, 2002).

Faktor yang berpengaruh terhadap laju erosi permukaan adalah


kecepatan dan turbulensi aliran, sehingga pada batas kecepatan
tertentu aliran permukaan akan mampu mengikis permukaan tanah,
dimana terjadi bila energi aliran permukaan melebihi daya tahan
tanah.

3. Erosi alur (rill erosion)

Proses pengelupasan partikel-partikel tanah yang diikuti dengan


pengangkutan partikel tanah tersebut akibat terkonsentrasinya
aliran air permukaan (runoff) pada cekungan permukaan tanah,
sehingga membentuk alur-alur kecil.

tipe erosi alur terbentuk oleh tanah yang kehilangan daya ikat
partikel tanah sejalan dengan meningkatnya kelembaban tanah di
tempat tersebut.

Kelembaban tanah yang berlebihan akan menyebabkan tanah


longsor, dan bersamaan denga longsornya tanah kecepatan aliran
permukaan meningkat dan terkonsentrasi pada tempat tertentu.
Rose, 1988 dalam (Asdak, 2002),

4. Erosi parit (gully erosion)

Erosi parit merupakan proses perkembangan lanjut dari erosi alur


yang membentuk jajaran parit yang lebih dalam dan lebar.

Proses pembentukan parit dimulai dengan terkonsentrasinya aliran


permukaan, sehingga membentuk depresi pada lereng sebagai
akibat adanya bagian lahan yang gundul atau tanaman penutupnya
jarang, (Suripin, 2002).

Tanah-tanah yang telah mengalami erosi parit sangat sulit untuk


dijadikan lahan pertanian.

5. Erosi tebing sungai


(streambank erosion)

Merupakan jenis erosi yang terjadi akibat


pengikisan tanah pada tebing-tebing sungai
oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing
maupun oleh terjangan arus air sungai yang
kuat terutama pada daerah tikungan
(meander).

Erosi tebing sungai (streambank erosion)

6. Tanah longsor (landslide)

Tanah longsor merupakan bentuk erosi lain akibat


pengangkutan dan gerakan massa tanah pada suatu saat
sekaligus dalam volume yang relatif besar.

Longsor terjadi sebagai akibat meluncurnya suatu volume


tanah di atas suatu lapisan agak kedap air yang jenuh air.

Lapisan kedap air ini dapat berupa tanah liat atau


mengandung kadar tanah liat tinggi, atau dapat juga berupa
lapisan batuan, seperti Napal liat (clay shale). Arsyad
(1989)

Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Erosi

Faktor utama yang mempengaruhi erosi tanah


adalah iklim, karakteristik tanah, vegetasi,
dan kondisi topografi.

Diantara ke empat faktor tersebut hanya iklim


yang tidak dapat dikendalikan atau dikontrol
oleh kemampuan manusia, sedangkan faktor
vegetasi, karakteristik tanah, dan topografi
dapat di atur oleh manusia (Schwab dkk.,
1993).

1. Iklim Hujan

Faktor iklim berpengaruhnya terhadap erosi adalah hujan,

Tenaga kinetik air yang jatuh di atas permukaan tanah


menyebabkan terlepasnya butir-butir tanah.

Karakteristik hujan yang berpengaruh terhadap erosi


meliputi jumlah atau kedalaman hujan, intensitas hujan dan
lamanya hujan.

Kecenderungan tingginya laju erosi disebabkan oleh


jumlah dan intensitas hujan yang tinggi.

2. Karakteristik tanah

Energi kinetik berkaitan erat dengan intensitas hujan untuk


menurunkan tenaga erosif hujan, sehingga terdapat korelasi
antara energi kinetik dan intensitas hujan, yang dikenal
dengan indeks erosivitas hujan (Morgan, 1986).

Berdasarkan hasil-hasil penelitian, hujan yang terjadi


dengan intensitas hujan maksimum selama 30 menit telah
menyebabkan terjadinya erosi (Wischmeier dan Smith,
1959 dalam Schwab, 1993).

2. Karakteristik tanah

Karakteristik tanah mempengaruhi kapasitas infiltrasi tanah


dan pada tingkat lanjut partikel-partikel tanah akan terlepas
dan terangkut oleh aliran permukaan.

Terdapat empat karakteristik tanah yang penting dalam


menentukan mudah tidaknya tanah tererosi (erodibilitas)
yaitu:
tekstur tanah (ukuran partikel dan gradasi butiran)
kandungan organik tanah
struktur tanah
permeabilitas tanah.

Sedangkan peranan bahan organik dalam


mengendalikan tata air tanah adalah
memperbaiki peresapan air ke dalam tanah,
mengurangi aliran permukaan, dan mengurangi
perbedaan kandungan air dalam tanah dan
sungai antara musim hujan dan kemarau
(Darmawidjaya, 1961 dalam Suripin, 2002).

3. Vegetasi

Vegetasi memegang peranan penting dalam mengendalikan erosi,


dikarenakan vegetasi bersifat melawan terhadap pengaruh
faktor-faktor yang erosif seperti hujan, topografi, dan
karakteristik tanah.
Pengaruh vegetasi dalam memperkecil laju erosi (Suripin, 2002):

vegetasi mampu menangkap (intersepsi) butir air hujan sehingga


melindungi permukaan tanah dari tumbukan langsung air hujan
dikarenakan energi kinetik hujan telah direduksi oleh tanaman.
tanaman penutup mengurangi energi aliran, meningkatkan kekasaran,
sehingga mengurangi kecepatan aliran permukaan, dan selanjutnya
mereduksi kemampuan aliran permukaan untuk melepas dan
mengangkut partikel tanah.
perakaran tanaman dan serasah meningkatkan stabilitas tanah, dengan
meningkatkan kekuatan tanah, granularitas dan porositas
tanaman mendorong transpirasi air, sehingga lapisan tanah atas
menjadi kering dan memadatkan lapisan di bawahnya.

Manfaat vegetasi dalam meredam laju erosi (NCSCC,


1988)

Efektifitas tanaman penutup dalam mengurangi erosi tergantung


pada ketinggian dan kerapatan struktur pelapisan tajuk tanaman
dan kerapatan perakaran.

4. Topografi

Ukuran, bentuk, dan kemiringan lereng adalah faktor


yang menentukan karakteristik topografi suatu DAS.

Faktor-faktor tersebut menentukan besarnya kecepatan


dan volume aliran permukaan, yang memungkinkan
terjadinya peningkatan erosi.

Daerah tropis volkanik dengan topografi bergelombang


dan curah hujan tinggi sangat potensial untuk terjadinya
erosi dan tanah longsor.

Metode Prediksi Erosi

Universal Soil Loss Equation (USLE)


Model Agricultural Non-Point
Source Pollution Model (AgNPS)
Model Water Erosion Prediction Project (WEPP)
Model Silsoe, dan banyak metode lainnya.
Idealnya metode prediksi harus memenuhi persyaratan
diantaranya model harus dapat diandalkan, dapat digunakan
secara umum, mudah digunakan dengan data yang minimum,
komprehensif dengan faktor-faktor yang dipergunakan, dan
dapat mengikuti terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
dalam DAS, seperti tindakan konservasi lahan (Morgan,
1986).

Universal Soil Loss Equation


A = Jumlah tanah yang hilang rata-rata setiap tahun (ton/ha/tahun)
R = Indeks daya erosi curah hujan (erosivitas hujan)
K = Indeks kepekaan tanah terhadap erosi (erodibilitas tanah)
LS = Faktor panjang (L) dan curamnya (S) lereng
C = Faktor tanaman (vegetasi)
P = Faktor usaha usaha pencegahan erosi

Erosivitas Hujan

Erodibilitas Tanah

Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau


erodibilitas tanah (K) merupakan jumlah
tanah yang hilang rata-rata setiap tahun per
satuan indeks daya erosi curah hujan pada
sebidang tanah tanpa tanaman (gundul), tanpa
usaha pencegahan erosi

Erodibilitas Tanah

Kemiringan dan Panjang Lereng

Faktor LS merupakan rasio antara tanah yang


hilang dari suatu petak dengan panjang dan
curam lereng tertentu dengan petak baku.

Kemiringan dan Panjang Lereng

Penutupan Lahan

Merupakan rasio dari tanah pada tanaman


tertentu dengan tanah gundul.

Konservasi Praktis

Merupakan rasio tanah yang hilang bila usaha


konservasi tanah dilakukan(teras, tanaman
dalam kontur dan sebagainya) dengan tanpa
usaha konservasi tanah.
Tanpa konservasi tanah nilai P = 1 (petak
baku).

Konservasi Praktis

Sedimentasi
Sedimentasi yang merupakan produk dari erosi
di wilayah bagian hulu akan terbawa hanyut
bersama aliran permukaan ke wilayah bagian
hilir (outlet DAS), sehingga angkutan sedimen
yang terpantau di outlet DAS memberikan
gambaran mengenai tingkat erosi tanah yang
telah terjadi pada lahan di hulunya.

Anda mungkin juga menyukai