Anda di halaman 1dari 20

1.1.

Latar Belakang
Pada prinsipnya pembangunan sektor sanitasi merupakan
salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam
menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan
dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman
serta

kenyamanan

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Sanitasi

seringkali dianggap sebagai urusan sekunder, sehingga sering


terpinggirkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan
tuntutan peningkatan standar kualitas hidup masyarakat, semakin
tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya
dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi salah
satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan.
Gambaran kondisi pembangunan sanitasi di Indonesia
sebagai berikut :

Akses terhadap sanitasi dasar mencapai 90,5 % (perkotaan) dan


67 % di pedesaan, namun akses terhadap sanitasi yang
setempat

yang

aman

(menggunakan

septic

tank)

baru

mencapai 71,06 % (perkotaan) dan 32,47 % (pedesaan)

Diare penyebab kedua terbesar kematian balita (46/1000


kelahiran dan penyebab ketiga terbesar kematian bayi yaitu
32/1000 kelahiran

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 1

Alokasi pendanaan masih sangat rendah (2,4 %) dari total


anggaran Kementrian Pekerjaan Umum atau 0,86 % dari
Anggaran

Pendapatan

Belanja

Negara

Kondisi

sanitasi

Indonesia berada di peringkat 6 dari 9 negara ASEAN dibawah


Vietnam dan diatas Myanmar
Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh
terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kegiatan penyusunan Buku Putih
Sanitasi

merupakan

kegiatan

yang

tidak

terpisahkan

dari

semangat kegiatan nasional seiring saat sekarang bangsa


Indonesia sedang berpacu dengan waktu untuk mencapai target
yang

disepakati

bersama

yaitu

meratifikasi

Milenium

Development Goals (MDGs) yang dihasilkan pada Johanesburg


Summit pada tahun 2002, dengan salah satu kesepakatannya
adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak
mendapatkan akses air minum yang sehat serta penanganan
sanitasi dasar yang merupakan target ke 10 MDGs.

1.2. Landasan Gerak


Pengertian sanitasi dari beberapa sumber adalah sebagai
berikut :

Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap semua faktor

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 2

lingkungan fisik manusia yang mempengaruhi atau mungkin


mempengaruhi sehingga merugikan pertumbuhan fisik, kesehatan
dan kelangsungan hidupnya (WHO/World Heath Organization).

Sedangkan pengertian sanitasi menurut Buku Panduan Tim


Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) disebutkan bahwa
sanitasi juga diartikan sebagai usaha untuk memastikan
pembuangan kotoran manusia, cairan limbah, dan sampah
secara higienis yang akan berkontribusi pada kebersihan dan
lingkungan

hidup

yang

sehat

baik

di

rumah

maupun

lingkungan sekitarnya.
Ruang lingkup penanganan Sanitasi dalam program PPSP
adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan
peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.
2. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga
yang dilakukan secara terpusat. Penanganan persampahan atau
limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar,
restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau
transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
3. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran
drainase sebagai penggelontor air kota dan memutuskan air
permukaan.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 3

4. Penyediaan

air

bersih

adalah

upaya

pemerintah

untuk

menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan


PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan
maupun air tanah.
Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial
mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Tanah
Laut. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tanah Laut ini diposisikan
sebagai acuan perencanaan strategis pembangunan sanitasi skala
kota.

Buku

pembangunan

Strategi

Sanitasi

sanitasi

kota

Kota

yang

memuat

dikembangkan

atas

rencana
dasar

permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi. Setiap


tahun data yang ada akan dibuat Laporan Sanitasi Tahunan yang
merupakan gabungan antara laporan Tahunan SKPD dan status
proyek sanitasi. Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran Buku
Putih Sanitasi dan setelah 3 tahun (seiring dengan berakhirnya
RPJMD 2008 - 2013), semua informasi tersebut dirangkum dalam
Revisi Buku Putih Sanitasi.
Berdasarkan visi, misi Bupati di dalam RPJMD Kabupaten
Tanah Laut Tahun 2013 2018, serta tujuan penataan ruang
sebagaimana tercantum dalam RTRW Kabupaten Tanah Laut tahun
2012 2032 maka di jelaskan sebagai berikut :

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 4

a)

Visi Kabupaten Tanah Laut:


"TANAH

LAUT

MAJU

BERDASARKAN

NILAI-NILAI

AGAMA"
Secara sosiologis, konsep maju tidak hanya berdimensi
ekonomi tetapi juga berdimensi sosial, hukum dan keadilan.
Oleh sebab itu, visi kabupaten Tanah Laut yang maju selain
ditandai dengan kokohnya ketahanan dan daya saing ekonomi
berbasis pertanian, perikanan, pertambangan dan pariwisata
dengan pengelolaan secara berkelanjutan; juga penyelenggara
pemerintahan dan sikap warga masyarakatnya baik secara
individu maupun kelompok menyadari sepenuhnya akan
perlunya

keseimbangan

antara

hak

dan

kewajiban.

Penyelenggara pemerintahan dan warga masyarakat secara


sadar harus mematuhi peraturan dan norma atau hukum yang
berlaku sesuai dengan posisi dan peran sosialnya.

Khusus

yang

(SDM),

menyangkut

aspek

sumberdaya

manusia

Kabupaten Tanah laut yang maju berarti mewujudkan SDM


yang berkualitas dan berdaya saing melalui pelayanan
pendidikan dan kesehatan.
Nilai nilai agama merupakan suatu nilai yang menjadi
pondasi dan pilar pembangunan.

Nilai-nilai agama

harus

diyakini dan dijunjung tinggi, diamalkan serta diterapkan dalam


segenap perilaku kehidupan oleh setiap insan anggota

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 5

masyarakat di Kabupaten Tanah Laut sesuai dengan yang


dianutnya. Nilai nilai agama akan membentuk insan anggota
masyarakat

yang

beriman

dan

bertaqwa,

mempunyai

kesalehan dan kepedulian sosial serta kecerdasan spritual.


Dijadikan sumber motivasi, inspirasi dan pedoman oleh
masyarakat Kabupaten Tanah Laut dalam setiap aspek
kehidupan baik ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, IPTEK,
lingkungan dan keamanan ketertiban. Oleh sebab itu, nilai
nilai

agama

yang

termaktub

dalam

visi

pembangunan

Kabupaten Tanah Laut Tahun 2008 2013 tersebut harus


senantiasa menjadi dasar untuk menuju Kabupaten Tanah
Laut yang Maju melalui penciptaan keseimbangan dinamis
antara dunia dan akhirat, jasmani dan rohani, lahir dan bathin,
serta material spiritual.

b)

Misi Kabupaten Tanah Laut


Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka

ditetapkan 7

(Tujuh) Misi Pembangunan Daerah Kabupaten

Tanah Laut

2008-2013 sebagai berikut :


1. Peningkatan dan pengembangan nilai-nilai agama
2. Peningkatan
peningkatan

kualitas
pelayanan

sumberdaya
pendidikan

manusia
dan

melalui

pelayanan

kesehatan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 6

3. Penguatan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada sektor


pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan kelautan,
kehutanan, industri, perdagangan, koperasi dan UMKM serta
pariwisata.
4. Peningkatan pelayanan publik dan pengembangan Tanah
Laut sebagai daerah tujuan investasi baik PMDN maupun
PMA.
5. Pengembangan Tanah Laut sebagai daerah tujuan wisata.
6. Peningkatan

kualitas

mental

aparatur

pemerintah,

profesionalisme dan pengembangan kepemimpinan yang


baik.
7. Peningkatan

penyelamatan

dan

menjamin

kelestarian

lingkungan

c)

Tujuan Tata Ruang dalam RTRW Kabupaten Tanah Laut


Adapun

yang

menjadi

tujuan

tata

ruang

seperti

termaktub dalam RTRW Kabupaten tanah Laut adalah :


Mewujudkan penataan ruang Kabupaten Tanah Laut yang
indah, damai, nyaman dan dinamis sebagai kota yang
terdepan dalam pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa,
industri,

pemerintahan,

mempertahankan

dan

kelestarian

permukiman
lingkungan

hidup

dengan
bagi

pembangunan berkelanjutan .

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 7

Sebagai wujud dari penataaan ruang maka RTRW


Kabupaten Tanah Laut dijadikan pedoman dalam :
1.

Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang;

2.

Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah;

3.

Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang


di wilayah Kabupaten Tanah Laut;

4.

Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan


perkembangan antarwilayah serta keserasian antarsektor;

5.

Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;

6.

Penataan ruang kawasan strategis;

7.

Penataan ruang wilayah Kabupaten Tanah Laut.

1.3. Maksud Dan Tujuan


Maksud penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/ Kota
Tanah Laut untuk menggambarkan profil sanitasi (sanitation
mapping)

atau

gambaran

secara

lebih

lengkap

yang

menggambarkan kondisi sanitasi kota/kabupaten dengan cara


melakukan beberapa studi, antar lain Studi Penilaian Resiko
Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assesment/
EHRA).
Tujuan dari penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi ini
adalah :
1.

Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 8

Kabupaten Tanah Laut serta melakukan identifikasi strategi


dan langkah pelaksanaan kebijakan dalam sektor sanitasi.
2.

Menghasilkan kebijakan daerah terkait sanitasi yang sesuai


dengan

kondisi

dan

kemampuan

Pemerintah

Daerah

berdasarkan kesepakatan seluruh lintas pelaku (stakeholder)


AMPL Kabupaten Tanah Laut
3.

Sebagai

pedoman

dalam

pengambilan

keputusan

dan

pengorganisasian pelaksanaan pembangunan sanitasi secara


efektif, efisien, sistematis, terpadu dan berkelanjutan.

1.4.

Metodologi
Pendekatan yang dipakai dalam penyusunan Buku Putih
Sanitasi Kabupaten Tanah Laut adalah sebagai berikut :

Pendekatan

partisipatif

(participatory

approach)

dengan

melibatkan semua pemangku kepentingan di Kabupaten.

Pendekatan

berbasis

kebutuhan

(demand

responsive

approach)

Pendekatan berbasis fakta (evidence based approach)


Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku

Putih Sanitasi secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal


penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan
dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai
berikut :

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 9

1. Sumber Data
a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas
program masing-masing dinas/ badan/ kantor terkait, baik
langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa
data statistik, proposal, laporan, foto dan peta.
b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan
dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data,
pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat.

2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan berbagai teknik antara
lain :

Desk Study (kajian Literature, data sekunder)

Field Research (Observasi, wawancara responden)

FGD dan in-depth interview


Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam

tahap ini. Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk


mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu
memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa
lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada
masa kini.
3. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara Deskriptif kualitatif dan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 10

kuantitatif.
Sumber data dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Tanah Laut meliputi :
a.

Data primer; yaitu data yang bersumber dari survei atau


observasi lapangan yang dilakukan Pokja. Data primer
dapat berupa rekaman hasil wawancara maupun potret/
dokumentasi kondisi eksisting di lapangan. Data primer
dalam buku putih sanitasi (BPS), meliputi ; Enviromental
Health Risk Assesment (EHRA), Survei peran media
dalam perencanaan sanitasi, survei kelembagaan, survei
keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi,
survei keuangan, survei priority setting area beresiko serta
survei peran serta masyarakat dan gender.

b.

Data sekunder; yang diperoleh dari dokumen yang dimiliki


tiap dinas/ SKPD yang terlibat dalam POKJA AMPL, bukubuku umum ekspose Kabupaten/kota Tanah Laut secara
umum seperti :

RTRW Kabupaten Tanah Laut Tahun 2012 s/d tahun


2032 (20 tahun)

Kabupaten Tanah Laut Dalam Angka

(Tahun 2011 -

2012)

Laporan Susenas

Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Laut

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 11

Laporan Bulanan/Tahunan PDAM dan Non PDAM

Rencana Strategis AMPL, Kabupaten/ Kota Tanah Laut

Panduan Survei Partisipasi Sektor Swasta Dan Lembaga


Non Pemerintah Dalam Pengelolaan Sanitasi Perkotaan,
TTPS, Kabupaten/ Kota Tanah Laut

Laporan

Utama

Kerangka

Perencanaan

Sanitasi

Berbasis Kota, TTPS, Kabupaten/ Kota Tanah Laut

1.5.Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain


Di dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten
Tanah Laut mengacu pada beberapa peraturan perundangundangan yang berlaku di tingkat Nasional / Pusat maupun
daerah.

Program

Percepatan

Pembangunan

Sanitasi

Permukiman di Kabupaten Tanah Laut didasarkan pada aturanaturan dan produk hukum yang meliputi :
A. Undang-Undang:
1.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber


Daya Air.

2.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional.

3.

Undang-Undang

Nomor

32

tahun

2004

tentang

33

Tahun

2004

tentang

Pemerintahan Daerah.
4.

Undang-undang

Nomor

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 12

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan


Pemerintahan Daerah.
5.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007


Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2005-2025.

6.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007


Tentang Penataan Ruang.

7.

Undang-Undang

Nomor

18

Tahun

2008

Tentang

Pengelolaan Sampah
8.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009


tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

9.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun


2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

B. Peraturan Pemerintah :
1.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun


1982 Tentang Pengaturan Air.

2.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35


Tahun 1991 Tentang Sungai.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 13

4.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27


Tahun

1999

Tentang

Analisis

Mengenai

Dampak

Lingkungan.
5.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun


2001 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun.

6.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun


2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang


Pengembangan Sistim Penyediaan Air Minum.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
9. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang
Standar Pelayanan Minimum.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang
Pembagian urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
dan Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 14

C. Keputusan Presiden :
1.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun


2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

2.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123


Tahun

2001

Tentang

Tim

Koordinasi

Pengelolaan

Sumber Daya Air.


3.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83


Tahun

2002

Tentang

Perubahan

atas

Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001


Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

D. Peraturan Menteri Republik Indonesia :


1.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


416/1992 tentang Persyaratan dan Pengawasan Kualitas
Air.

2.

Peraturan

Menteri

294/PRT/M/2005

Pekerjaan
tentang

Umum

Badan

Nomor

Pendukung

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum


3.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 69/PRT/1995


tentang Pedoman Teknis Mengenai Dampak Lingkungan
Proyek Bidang Pekerjaan Umum.

4.

Peraturan

Menteri

Pekerjaan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Umum

Nomor

Page 15

14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal


bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

E. Keputusan Menteri :
1.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia


Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.

2.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 269/1996


tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL dan UPL
Departemen Pekerjaan Umum.

3.

Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No 337/1996


tentang Petunjuk Tata Laksana UKL dan UPL Departemen
Pekerjaan Umum.

4.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 296/1996


tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL UPL Proyek
Bidang Pekerjaan Umum.

5.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor

829/Menkes/1999

tentang

Persyaratan

Kesehatan Perumahan.
6.

Keputusan

Menteri

Kimpraswil

534/2000

Tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Permukiman.


7.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia


Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau
kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 16

8.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia


Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah
Domestik.

9.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan
Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

10. Keputusan

Menteri

Pekerjaan

Umum

Nomor

45/KPTS/M/2005 tentang Pedoman Pemberdayaan


Penanggung

Jawab

Teknik

Badan

Usaha

Jasa

Konstruksi Kualifikasi Kecil.


11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 tahun
2006

Tentang

Kebijakan

dan

Strategi

Nasional

Pengelolaan persampahan.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor

852/Menkes/SK/IX/2008

tentang

Strategi

Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

F. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan:


1.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5


Tahun 2007 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup
(Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2007 Nomor 5 Seri E Nomor 2, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 4).

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 17

2.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5


Tahun 2002 tentang Pajak Pengambilan Air Tanah dan
Air Permukaan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2002 Nomor 18 Seri B Nomor 7).

3.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 2


Tahun

2006

Pengendalian

tentang

pengelolaan

Pencemaran

Air

Kualitas

(Lembaran

Air

Daerah

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2006 Nomor 2).

G. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut:


1.

Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 4 Tahun


1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tanah Laut

2.

Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 12 tahun


2008

tentang

Urusan

Pemerintahan

Yang

Menjadi

Kewenangan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut


3.

Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 11 tahun


2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah ( RPJM Daerah ) Kabupaten Tanah Laut tahun 2009
2013

4.

Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut No. 1 Tahun 2010


tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Tanah Laut Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 18

Perangkat Daerah Kabupaten Tanah Laut


5.

Peraturan Bupati Kabupaten Tanah Laut No. 10 tahun 2008


tentang RPJPD Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 2025.

6.

Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 27


Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Pembangunan
Kabupaten Tanah Laut Tahun 2003 - 2008.

7.

Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 14 Tahun 2007


tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008.

8.

Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 10 Tahun 2011


tentang Bangunan dan Izin Mendirikan Bangunan

9.

Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 1 Tahun


2009 tentang APBD Kabupaten Tanah Laut Tahun
Anggaran 2009

10. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 19 Tahun


2009 tentang Perubahan APBD Kabupaten Tanah Laut
Tahun Anggaran 2009
11. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 2
Tahun tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah.
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 10
Tahun

2011

Tentang

Pengelolaan

Sampah

dan

Pertamanan
Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 19

sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang


Nomor 25 tahun 2004, maka keberadaan Buku Putih Sanitasi
merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut khususnya
dalam menjalankan arah dan agenda pembangunan baik yang
telah tertuang dalam RPJPD 2005 2025 maupun rencana
umum tata ruang (RTRW).

Selain itu, keberadaan RPJMD

Kabupaten Tanah Laut 2008 - 2013 akan dijadikan pedoman


bagi SKPD untuk penyusunan Renstra SKPD.

Selanjutnya,

untuk setiap tahunnya - selama periode perencanaan - akan


dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kabupaten Tanah Laut, yang dari keberadaan RKPD
Kabupaten Tanah Laut tersebut selanjutnya akan dijadikan
acuan bagi SKPD untuk menyusun Rencana Kerja (Renja)
SKPD.
Kaitannya dengan sistem keuangan sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003,
maka penjabaran Buku Putih Sanitasi ini kedalam RKPD
Kabupaten Tanah Laut untuk setiap tahunnya akan dijadikan
pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Tanah Laut.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANAH LAUT 2013

Page 20

Anda mungkin juga menyukai