Anda di halaman 1dari 3

1.

Tari cokek
Tari Cokek merupakan tarian yang berasal dari budaya Betawi tempo dulu.
Dewasa ini orkes gambang kromong biasa digunakan untuk mengiringi tari
pertunjukan kreasi baru.
Pembukaan pada tari cokek ialah wawayangan. Penari cokek berjejer
memanjang sambil melangkah maju mundur mengikuti irama gambang
kromong. Rentangan tangannya setinggi kepala meningkah gerakan
kaki.Setelah itu mereka mengajak tamu untuk menari bersama, dengan
mengalungkan selendang. pertama-tama kepada tamu yang dianggap
paling terhormat. Bila yang disertai selendang itu bersedia ikut menari,
maka mulailah mereka ngibing menari berpasang-pasangan.
2. Musik
Gambang keromomg
Gambang kromong (atau ditulis gambang keromong) adalah sejenis
orkes yang memadukan gamelan dengan alat-alat musik Tionghoa,
seperti sukong, tehyan, dan kongahyan [1]. Sebutan gambang
kromong diambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang
dan kromong. Orkes gambang kromong merupakan perpaduan
yang serasi antara unsur-unsur pribumi dengan unsur Tionghoa.
Secara fisik unsur Tionghoa tampak pada alat-alat musik gesek
yaitu sukong, tehyan, dan kongahyan.

Tanjidor
Tanjidor (kadang hanya disebut tanji) adalah sebuah kesenian
Betawi yang berbentuk orkes. Kesenian Tanjidor umumnya dipakai
dalam musik jalanan tradisional, atau pesta cap gomeh di kalangan
Cina Betawi. Musik ini merupakan sisa dari musik baris dan musik
tiup zaman Belanda di Indonesia. Juga biasanya kesenian ini
digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai
daerah. Tapi pada umumnya kesenian ini diadakan di suatu tempat
yang akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya
sebuah orkes.
Alat musiknya terdiri dari: Cabasa, Simbal, Maracas, Quarto, Drum
bass, Snare drum, Xylophone,Marimba

Keroncong tugu
Keroncong Tugu adalah jenis kesenian musik Betawi yang
merupakan hasil akulturasi antara budaya Indonesia dengan
budaya Portugis. Keroncong ini dimainkan dan dipentaskan oleh
masyarakat Tugu di Jakarta Utara. Keroncong yang sampai kini
masih ditampilkan dalam beberapa acara ini dimainkan oleh
beberapa orang yang sebagian besar lagunya berirama 4/4 ketukan
dan bernada mayor. Keroncong tugu kini masih dimainkan dan
dilestarikan oleh Guido Quiko, putra keturunan Joseph Quiko, sang
pendiri keroncong tugu.

3. Ondel-ondel

Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter
dengan garis tengah 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan
begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa
topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondelondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang
perempuan warna putih. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya
dengan yang ada di beberapa daerah lain.
4. Si Pitung
Si Pitung adalah salah satu pendekar betawi berasal dari kampung
Rawabelong Jakarta Barat. Selain itu Si Pitung menggambarkan sosok
pendekar yang suka membela kebenaran dalam menghadapi
ketidakadilan yang ditimbulkan oleh penguasa Hindia Belanda pada masa
itu. Kisah pendekar Si Pitung ini diyakini nyata keberadaannya oleh para
tokoh masyarakat Betawi terutama di daerah Kampung Marunda di mana
terdapat Rumah dan Masjid lama. [1]
5. Lenong Betawi
Lenong adalah kesenian teater tradisional atau sandiwara rakyat Betawi
yang dibawakan dalam dialek Betawi yang berasal dari Jakarta, Indonesia.
[1] Kesenian tradisional ini diiringi musik gambang kromong dengan alatalat musik seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling,
dan kecrekan, serta alat musik unsur Tionghoa seperti tehyan,
kongahyang, dan sukong. Lakon atau skenario lenong umumnya
mengandung pesan moral, yaitu menolong yang lemah, membenci
kerakusan dan perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam lenong
adalah bahasa Melayu (atau kini bahasa Indonesia) dialek Betawi.
6. Pakaian Adat
Pakaian Keseharian Adat Betawi Untuk keseharian,
orang-orang Suku Betawi biasanya mengenakan pakaian yang
sederhana. Para pria mengenakan baju koko atau baju sadariah
berwarna polos, celana kolor panjang bermotif batik sederhana, kain
pelekat berupa sarung atau selendang yang diselempangkan di
pundak, serta peci berwarna hitam berbahan beludru. Sedangkan
bagi para wanita, mereka umumnya akan mengenakan baju kurung
berlengan pendek, kain batik bermotif geometri dengan warna
cerah, serta kerudung yang serasi dengan warna bajunya. Berikut
ini adalah contoh gambar pakaian adat betawi yang digunakan
dalam keseharian mereka.

Pakaian Resmi Adat Betawi Dalam


acara-acara resmi seperti pernikahan, hajatan, atau hari-hari besar,
masyarakat suku betawi memiliki pakaian resmi yang terbilang
sangat antik. Para pria mengenakan jas hitam dengan hiasan rantai
emas di sakunya, celana dasar kain hitam yang dilengkapi dengan
gubatan kain sarung pendek, serta peci hitam sebagai penutup
kepala. Bagi para wanita, mereka mengenakan pakaian yang
sebetulnya masih serupa dengan pakaian keseharian mereka yaitu

kurung, kain batik bermotif geometri, serta kerudung berwarna


cerah. Berikut penampakan pakaian adat betawi dalam acara resmi
tersebut.

Pakaian Pengantin Adat Betawi


pakaian adat Betawi yang dikenakan para pengantin merupakan
pakaian yang kental pembauran budaya Tionghoa, Arab dan Barat.
Tak heran jika kemudian pakaian pengantin ini diberi nama yang
aneh, Dandanan Care Haji bagi pakaian pengantin Betawi pria dan
Dandanan Care None Pengantin Cine.
Pakaian dandanan care haji yang dikenakan oleh pengantin laki-laki
saat pernikahannya meliputi jubah berwarna cerah dan tutup kepala
yang terbuat dari sorban. Sebagai hiasan, mereka juga akan
mengenakan selendang bermotif benang emas dan manik-manik
berwarna cerah. Sedangkan dandanan care none pengantin cine
meliputi blus bergaya cina warna cerah yang terbuat dari bahan
satin, bawahan rok berwarna gelap yang disebut Kun, serta sebagai
pelengkap, di bagian kepala mereka menggunakan kembang
goyang bermotif burung hong dengan sanggul palsu dilengkapi
cadar di wajah.

Anda mungkin juga menyukai