LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Golongan F/Kelompok 1
1. Faiz Stania Rusdi
(141510501148)
(141510501002)
(141510501020)
(141510501113)
(141510501190)
(141510501199)
(141510501218)
8. Ario Tanggap Z.
(141510501231)
(141510501239)
(141510501170)
(141510501261)
(141510501267)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepuluh tahun terakhir ini para petani terus mengandalkan pupuk kimia
dalam menunjang kegiatan pertaniannya. Penggunaan pupuk anorganik atau
pupuk kimia di Indonesia mampu meningkatkan hasil pertanian, dikarenakan
pupuk anorganik ini dapat memenuhi nutrisi tanaman dengan waktu yang relatif
singkat. Penggunaan pupuk anorganik tersebut dilakukan secara terus-menerus
tanpa disadari penggunaan pupuk anorganik ini berdampak negatif bagi sifat fisik,
biologi serta kimia tanah, sehingga kemampuan tanah menurun dalam mendukung
kehidupan
mikroorganisme,
ketersediaan
air
serta
dalam
mendukung
ketersediaannya hara. Kondisi ini jika terus berlanjut dan tanpa adanya
penanganan atau diatasi secara arif, maka lambat laun lahan tersebut tidak mampu
berproduksi secara optimal maupun berkelanjutan (Parnata dalam Pratiwi dkk.,
2013), sehingga dalam mengatasi hal ini diperlukanlah pupuk organik untuk
merevitalisasi keadaan tanah.
Berawal dari budidaya padi dengan metode SRI (System of Rice
Intensification) petani mulai memanfaatkan MOL (Mikroorganisme Lokal) yang
diyakini dapat memelihara maupun meningkatkan kesuburan serta produktivitas
tanah. MOL merupakan larutan hasil fermentasi dari limbah pertanian (limbah
sayuran maupun buah-buahan), kencing ternak, keong mas, ataupun bahan baku
yang disukai oleh mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat proses
dekomposisi bahan organik komplek menjadi yang lebih sederhana sehingga
dapat langsung diambil manfaatnya oleh tanaman maupun organisme tanah.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui teknik pembuatan larutan MOL.
2. Mengetahui mutu larutan MOL yang layak untuk diaplikasikan pada tanaman.
Cara Kerja
Menumbuk limbah buah dan sayuran yang telah tersedia.
Menumbuk gula merah.
Memasukkan bahan-bahan kedalam drum plastik.
Menambahkan air cucian beras kedalam toples plastik lalu menutupnya
5.
6.
dengan rapat.
Memasukkan air murni kedalam botol aqua.
Melubangi tutup aqua dan tutup drum, lalu menghubungkan keduanya dengan
7.
selang.
Mendiamkan atau membiarkannya selama 10 hingga 15 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, S. H., A. Yunus dan A. Susilowati. 2015. Uji Kualitas Pupuk Organik
Cair Dari Berbagai Macam Mikroorganisme Lokal (MOL). El-Vivo, 3(1): 5460.
Kochakinezhad, H., Gh. Peyvast, A. K. Kashi, J. A. Olfati and A. Asadii. 2012. A
Comparison of Organic and Chemical Fertilizers for Tomato Production.
Organic Sistem, 7(2): 14-25.
Lema, A. and A. Debegassa. 2013. Comparison of Chemical Fertilizer, Fish
Offals Fertilizer and Manure Applied to Tomato and Onion. Agricultural
Research, 8(3): 274-278.
Palupi, N. P.. 2015. Karakter Kimia Kompos dengan Dekomposer
Mikroorganisme Lokal Asal Limbah Sayuran. Ziraaah, 40(1): 54-60.
Pratiwi, I. G. A. P., I. W. D. Atmaja dan N. N. Soniari. 2013. Analisis Kualitas
Kompos Limbah Persawahan dengan Mol Sebagai Dekomposer.
Agroteknologi Tropika, 2(4): 195-203.
Setiawan, B. S.. 2010. Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Suwastika, A. A. N. G., N. W. S. Sunari, N. N. Soniari dan I. W. D. Atmaja. 2013.
Pengolahan Limbah Pertanian dan Kerajinan Menjadi Pupuk Organik
Berkualitas Di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar.
Udayana Mengabdi, 12(1): 16-19.