Nama
2
Soyghurt (tanpa
Pasteurisasi)
Gambar Pengamatan
Sebelum
Sesudah
3
4
Original
Original
Madu
Madu
Keterangan
5
Tidak Berhasil
Jahe
Jahe
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengamatan pembuatan soyghurt.
Tabel 3. Lanjutan
2
2.
Soyghurt (melalui
proses
Pasteurisasi).
Pandan
Pandan
Strawberry
Strawberry
Tidak berhasil
Original
Original
Madu
Madu
Jahe
Jahe
B. Pembahasan
Soyghurt merupakan susu kedelai terfermentasi dengan tekstur yang
terkoagulasi atau semi solid dan rasa yang asam. Fermentasi susu kedelai ini
dapat dilaksanakan oleh 5 bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus acidophilus,
Bifidobacterium bifidum (bakteri bifidus,), Lactobacillus casei, Streptococcus
thermophilus, dan Lactobacillus bulgaricus, namun yang umum digunakan
adalah bakteri Streptococcus thermophilus, dan Lactobacillus bulgaricus.
Proses fermentasi dapat terjadi karena pada susu terdapat protein susu (kasein)
dan gula susu (laktosa). Laktosa atau gula susu digunakan oleh starter bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus sebagai sumber
karbon dan energi untuk pertumbuhan bakteri tersebut.
Praktikum pembuatan soyghurt ini dilakukan dengan 2 metode berbeda.
Metode pertama dimana susu kedelai dimasak terlebih dahulu sebelum
ditambahkan starter, tanpa melalui proses pasteurisasi dan langsung diinkubasi.
Metode kedua dimana susu kedelai tidak dimasak tetapi melalui proses
pasteurisasi. Penambahan starter dilakukan setelah proses pasteurisasi dan
selanjutnya diinkubasi. Inokulum atau starter yang digunakan adalah starter
biokul (plain) yang mengandung kultur campuran yaitu Lactobacillus
bulgaricus, Streptococcus thermophilus, Lactobacillus acidophilus, dan
Bifidobacterium
bifidum.
Penggunaan
starter
ini
akan
lebih
efektif
jam, tidak terdapat soyghurt yang jadi pada kedua metode. Hal ini ditandai
dengan tekstur susu yang tidak terkoagulasi dan rasanya yang tidak asam.
Selain itu terbentuk air dadih pada susu. Hal ini dapat dikarenakan soyghrut
yang akan difermentasi terlalu encer sehingga memisah. Kekentalan susu harus
sesuai atau dapat ditambahkan dengan penstabil. Susu yang terlalu encer dapat
disebabkan karena pada saat proses pembuatan susu terjadi kesalahan, dimana
perbandingan antara konsentrasi kedelai tidak sesuai dengan jumlah air yang
digunakan. Selain itu kualitas dari biji kedelai itu sendiri yang semakin
berkurang karena terlalu lama melakukan perendaman, sehingga kualitas susu
yang dihasilkan tidak begitu baik.