Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Manusia, Keragaman dan Kesederajatan. Makalah ini
dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Wawasan Ilmu Sosial

dan untuk

menambah wawasan kami maupun pembaca tentang keragaman dan kesederajatan.


Kami sadar dalam penyusunan makalah ini dirasakan masih banyak
kekurangan, baik secara sistematika penyusunan maupun penggunaan kata-kata,
karena itu kami mengharapkan dengan kerendahan hati memberikan kritik dan saran
yang membangun agar penusuan makalah selanjutnya lebih baik. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami, dan umumnya bagi para pembaca.
Demikianlah makalah ini kami buat, kami ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 14 Mei 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Sampul.................................................................................
i
Kata Pengantar
....................................................................................................................................
ii
Daftar Isi
...................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1
A. Latar Belakang
.....................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
.....................................................................................................................
2
C. Tujuan
.....................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
3
A. Makna Keragaman dan Kesederajatan
.....................................................................................................................
3
B. Unsur-Unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia
.....................................................................................................................
5
C. Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama,
Bermasyarakat, Bernegara, dan Kehidupan
Global7
D. Problematika Diskriminasi

....................................................................................................................
10
BAB III PENUTUP
..................................................................................................................................
12
A. Kesimpulan
....................................................................................................................
12
B. Saran
....................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
..................................................................................................................................
13

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat tentunya
tidak bisa memisahkan hidupnya dengan orang lain, serta makhluk yang
berbudaya yang dapat mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
tatanan hidup yang bahagia dan sistem kemasyarakatan yang terbentuk
karena interaksi dan kepentingan antara satu manusia dengan manusia
lainnya. Antar manusia pasti memiliki perbedaan, bahkan yang kembar
identik pun pasti ada celah perbedaannya. Perbedaan itulah yang pada
akhirnya menimbulkan suatu keragaman.
Keberagaman manusia yaitu manusia yang memiliki perbedaan.
Perbedaan tersebut ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak,
kelakuan, temperamen, dan hasrat. Selain individu, terdapat juga keragaman
sosial. Jika keragaman individu terletak pada perbedaan secara individu atau
perorangan, sedangkan keragaman sosial terletak pada keragaman dari
masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.
Indonesia merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa pulau dengan
karakteristik yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Indonesia adalah Negara
kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri atas beraneka
ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dan
lainnya. Jumlah penduduk Indonesia lebih dari 200 juta jiwa, mereka tinggal
tersebar di pulau-pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah
dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian
hutan, pesisir, daratan rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Indonesia adalah
negara salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat
heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok
suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban,

tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan keanekaragaman


kebudayaannya

Indonesia

dapat

dikatakan

mempunyai

keunggulan

dibandingkan dengan negara lainnya. Namun keragaman tersebut dapat


menimbulkan konflik dimana-mana.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah makna keragaman dan kesederajatan?
2. Apakah unsur-unsur keragaman dalam masyarakat Indonesia?
3. Bagaimana

pengaruh

keragaman

terhadap

kehidupan

beragama,

bermasyarakat, bernegara, dan kehidupan social.


4. Apa problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam?
C. Tujuan
1. Mengetahui makna keragaman dan kesederajatan.
2. Mengetahui unsur-unsur keragaman dalam masyarakat Indonesia.
3. Mengetahui pengaruh keragaman terhadap kehidupan beragama,
bermasyarakat, bernegara, dan kehidupan sosial.
4. Mengetahui penyebab terjadinya problematika diskriminasi dalam
masyarakat yang beragam.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia, Keragaman dan Kesederajatan
1. Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens
(Latin) yang berarti berpikir, berakal, atau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia adalah makhluk yang tidak
dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya pada masa bayi
sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia belajar berjalan,belajar
makan, belajar berpakaian, belajar membaca, belajar membuat sesuatu dan
sebagainya,memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu
oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi
oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal
dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal
(geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seorang bayi lahir, ia
merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh karena itu ia
menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu
tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi
kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan
untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk
memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.

2. Makna Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) artinya : 1) tingkah laku; 2) macam, jenis; 3) lagu: musik;
langgam; 4) warna, corak, ragi; 5) laras (tata bahasa). Sehingga keragaman
berarti perihal beragam-ragam: berjenis-jenis; perihal ragam; hal jenis.
Keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi dalam masyarakat
yang terdapat perbedaan-perbedaan didalam berbagai bidang, terutama suku
bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi
ekonomi.
Keragaman adalah suatu keadaan masyarakat yang didalamnya terdapat
perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal. Keragaman dipandang sebagai
kekayaan budaya yang membanggakan, artinya bahwa bangsa Indonesia
memiliki berbagai unsur kebudayaan yang berasal dari beragam golongan,
kelompok, atau komponen bangsa lainnya. Unsur-unsur keragaman yang
merupakan sumber kekayaan bangsa dan sekaligus menjadi sumber
kerawanan timbulnya konflik tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
lingkupnya bersifat umum (misalnya: suku bangsa dan ras, agama dan
keyakinan, ideologi dan politik, adat dan kesopanan, kesenjangan ekonomi
dan kesenjangan sosial) dan yang bersifat pribadi (misalnya: perilaku
seseorang, minat seseorang, cita-cita seseorang, dan sebagainya). Berbagai
perbedaan tersebut dapat menjadi penguat persatuan bukan menjadi jurang
pemisah atau penyebab konflik.
3. Makna Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut KBBI artinya
adalah sama tingkatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian konteks
kesederajatan di sini adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan
satu tingkatan hierarki.

B. Unsur-Unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia


1. Suku Bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai
Merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya
pengelompokkan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang
sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan
lain sebagainya.
Di Indonesia, terutama bagian barat mulai dari Sulawesi adalah termasuk ras
Mongoloid Melayu Muda (Deutero Malayan Mongoloid). Kecuali Batak dan
Toraja yang termasuk Mongoloid Melayu Tua (Proto Malayan Mongoloid).
Sebelah timur Indonesia termasuk tas Austroloid, termasuk bagian NTT.
Sedangkan kelompok terbesar yang tidak termasuk kelompok pribumi adalah
golongan China yang termasuk Astratic Mongoloid.
2. Agama dan keyakinan
Menurut Harun Nasution, Agama mengandung arti ikatan yang harus
dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat
ditangkap dengan pancaindra. Namun mempunyai pengaruh besar sekali
terhadap kehidupan manusia sehari-hari.
Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan
rinci. Hal ini pula yang barangkali menyulitkan para ahli untuk memberikan
definisi yang tepat tentang agama. Namun apapun bentuk kepercayaan yang
dianggap sebagai agama, tampaknya memeang memiliki ciri umum yang hampir
sama, baik dalam agama primitif maupun agama monoteisme. Menurut Robert
H. Thouless. Fakta menunjukkan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewadewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan (psikologi
Agama: 14).
Masalah agama tak akan mungkin dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah: Berfungsi
5

edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang,


Berfungsi penyelamat, sebagai perdamaian , sebagai social control, sebagai
pemupuk rasa solidaritas , Berfungsi transformatif , Berfungsi kreatif

dan

Berfungsi sublimatif
3. Ideologi dan politik
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh
kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara
tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Ideologi membantu untuk lebih
memperkuat landasan moral bagi sebuah tindakan. Politik mencakup baik antara
individu-individu dan kelompok untuk memperoleh kekuasaan, yang di gunakan
oleh pemenang bagi keuntungannya sendiri atas kerugian dari yang ditaklukan.
Politik juga bermaksa usaha untuk menegakkan ketertiban sosial.
Keragaman masyarakat Indonesia dalam ideologi dan politik dapat dilihat
dari banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada
dasarnya Indonesia hanya mengakui satu ideologi, yaitu Pancasila yang benarbenar mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Tata krama
Tata krama yang dianggap dari Bahasa Jawa yang berarti adat sopan
santun, basa-basi pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat,
tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.
Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri dari
aturan-aturan yang kalau dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial yang
tertib dan efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki
beragam suku bangsa di mana setiap suku bangsa memiliki adat istiadat sendiri
meskipun karena adanya sosialisai nilai-nilai dan norma secara turun-menurun
dan berkesinambungan dari generasi ke generasi menyebabkan suatu masyarakat
yang ada dalam suatu suku bangsa yang sama akan memiliki adat dan kesopanan
yang relatif sama.

C. Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat,


Bernegara, dan Kehidupan Global
Berdirinya negara Indonesia di latar belakangi oleh masyarakat yang
demikian majemuk, baik secara etnis geografis, kultural, maupun religius. Kita
tidak dapat mengingkari sifat pluralistik bangsa kita. Sehingga kita perlu memberi
tempat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan beragama
yang dianut oleh warga negara Indonesia.
Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai
harmoni. Perbedaan nyang mewujudkan baik secara fisik ataupun mental,
sebenarnya merupakan kehendak Tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai
sebuah potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi
toleransi. Berbagai kebudayaan itu beriringan, saling melengkapi. Bahkan mampu
untuk saling menyesuaikan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi sering kali yang
terjadi malah sebaliknya. Perbedaan-perbedaan tersebut menciptakan ketegangan
hubungan antaranggota masyarakat. Hal ini disebabkan oleh sifat dasar yang
selalu dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagaimana dijelaskan oleh Van de
Berghe:
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali
memiliki kebudayaan yang berbeda
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat non-komplementer
c. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat
tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar
d. Secara relatif sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan
yang lainnya.
e. Secara

relatif

integrasi

sosial

tumbuh

diatas

paksaan

dan

ketergantungan di dalam bidang ekonomi


f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain.
7

saling

Realitas diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis, dan dewasa karena
dengannya, kemajemukkan yang ada dapat dipertumpul. Jika keterbukaan dan
kedewasaaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah
yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti:
1) Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusa
dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi dibawa oleh virus paradoks yang
ada dalam globalisasi. Paket globalisasi begitu masyarakat dunia dengan
tawarannya alan keseraaman global untuk maju bersama dalam komunikasi gaya
hidup manusia yang bebas dan harmonis dalan tatanan dunia, dengan
menyampingkan keunikan dan keberagaman manusia sebagai pelaku utamanya.
2) Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan
memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang
tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
3) Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat
bermacam-macam, antara lain; keyakinannya bahwa secara kodrati
ras/sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:
a) Semangat Religius
Semangat religius merupakan suatu tindakan oleh masyarakat yang masih
menjunjung tinggi nilai dan norma agama dalam mengahadapi arus globalisasi
dan modernisasi, atau westernisasi. Adanya isu memecah belah antar umat
beragama maupun interen agama masing-masing hendaknya terus diwaspadai,
karena tidak mustahil memang sengaja dihembuskan oleh oknum atau kelompok
yang ingin mengacaukan suasana ketentraman yang telah berhasil dicapai demi
8

kepentingan politik mereka sendiri.


b) Semangat Nasionalisme
Semangat nasionalisme merupakan suatu tindakan dimana masyarakat
sangat menjunjung tingggi nilai semangat Bhineka Tunggal Ika dalam
menghadapi berbagai penghalang dari luar yang dapat menyebabkan pudarnya
nilai toleransi dan gotong royong dalam berbagai kalangan suku, agama, ras, dan
antar golongan. Untuk dapat tampil sebagai negara maju dan kuat Indonesia
harus mewaspadai potensi-potensi konflik tersebut dan mendeteksinya secara
cermat untuk kalau mungkin mengubahnya menjadi unsur kesatuan yang
memperkokoh negara Indonesia yang merdeka dan demokratisasi.
c) Semangat pluralism
Semangat pluralisme merupakan menyadari bahwa negara indonesia terdiri
dari berbagai macam suku. Bangsa kita telah menjadi bangsa yang besar dan bisa
membangun karena telah berhasil menyatukan berbagai perbedaan suku, agama
maupun ras dalam satu kesatuan yang utuh. Jangan rusak ini karena kepentingankepentingan yang sempit atau satu golongan kecil. Perbedaan-perbedaan yang ada
dalam bangsa Indonesia baik itu perbedaan etnik, agama, ras, perbedaan derajat
maupun kondisi ekonomi, telah berhasil disatukan pemerintah selama ini sebagai
kekuatan untuk membangun bangsa dan negara seperti sekarang ini.
d) Semangat humanism
Semangat humanisme merupakan suatu semangat dimana masyarakat satu dengan
masyarakat yang lainnya memikirkan jalan keluar masalah yang terjadi dalam
hubungan antar manusia atau golongan, agar tidak ada terjadi konflik yang terusmenerus dan menuju Indonesia raya yang merdeka.
e)

Dialog antar umat beragama. : adanya pertemuan antar pemuka agama yang
ada di masyarakat, untuk menyelesaikan suatu masalah yang terjadi di dalam
masyarakat yang berbeda agama.

f)

Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi , maupun konfigurasi


hubungan antar agama, media masa, dan harmonisasi dunia.
9

D. Problematika Diskriminasi
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap
seseorang

atau

sekelompok

orang berdasarkan

ras,

agama, suku, etnis,

kelompok, golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik,
usia, orientasi seksual, pandangan ideologi, dan politik serta batas negara dan
kebangsaan seseorang.
Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa Setiap orang
berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan
berhak mendapatkan

perlindungan

terhadap

perlakuan

yang

bersifat

diskriminatif itu .
Sementara itu Pasal 3 UU No 30 Tahun 1999 tentang HAM Telah menegaskan
bahwa Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan
sederajat
Komunitas Internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi
diberbagai belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus mengawali
kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan
perdamaian.
Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya
beberapa faktor penyebab antara lain adalah
1

Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan, terutama


ekonomi.

Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok yang
dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.

Ketidak berdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan


membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.

10

Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintekrasi bangsa dan
hancurnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang
sedikit demi sedikit bisa menjadi penyebab utama peruses itu, yaitu
1

Kegagalan kepemimpinan

Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama

Krisis politik

Krisis sosial

Demoralisasi tentara dan polisi

Interfensi asing
Terciptanya Tungal Ika dalam masyarakat Bhineka dapat diwujudkan
melalui Integrasi Kebudayaan atau Integrasi Nasional .
Manusia Beradab dalam keragaman
Dalam hal ini maka tedapat teori yang menunjukkan penyebab konflik di tengah
masyarakat antara lain:
1

Teori hubungan masyarakat, memiliki pandangan bahwa konflik yang sering


muncul ditengah masyarakat disebabkan polarisasi yang terus terjadi, ketidak
percayaan dan permusuhan diantara kelompok yang berbeda, perbedaan bisa
dilatarbelakangi SARA bahkan pilihan ideologi politiknya.

Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras di masyarakat


tidak lain disebabkan identitas yang terancam yang sering berakar pada
hilangnya sesuatu atau penderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan

Teori kesalahfahaman antar budaya, teori ini melihat konflik disebabkan


ketidakcocokan dalam cara-cara berkomunikasi diantara budaya yang
berbeda.

11

Teori transformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadi konflik adalah


ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial budaya
dan ekonomi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) artinya : 1) tingkah laku; 2) macam, jenis; 3) lagu: musik;
langgam; 4) warna, corak, ragi; 5) laras (tata bahasa). Sehingga keragaman
berarti perihal beragam-ragam: berjenis-jenis; perihal ragam; hal jenis.
2. Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut KBBI artinya adalah
sama

tingkatan

(pangkat,

kedudukan).

Dengan

demikian

konteks

kesederajatan di sini adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan


keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan
satu tingkatan hierarki.
3. Unsur-Unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia
a. Suku bangsa dan ras
b. Agama dan keyakinan
c. Ideologi dan politik
d. Tata krama
B. Saran
Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi /
kelompok manusia harus memiliki kesadaran diri terhadap realita yang
berkembang di tengah masyarakat sehingga dapat menghindari masalah yang
berpokok pangkal dari keragaman dan keserataan sebagai sifat dasar manusia.

12

DAFTAR PUSTAKA
Siswono Yudo Husodo. 2009. Pancasila dan keberlanjutan NKRI
M Zaid Wahyudi. 2009. Jadikan Toleransi sebagai Modal. Artikel-artikel Islam
2009. Mengenali dan Mengelola Keragaman

( http://pdfdatabase.com, dikutip

tanggal 20 Oktober 2009 )


Agung mulyana. Memahami Masyarakat Multikultural, Suara Karya, 30 November
2006
Ignatius Yunanto. 2008. Multikulturalisme sebuah perjuangan panjang bangsa
Indonesia. Rujito. 2009. Identitas Nasional Indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai