LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SRIWIJAYA 2013
I.
No Percobaan
:1 : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino : Untuk menguji dan mengidentifikasi suatu gugus fungsi yang terdapat dalam suatu asam amino dengan cara mereaksikannya dengan reagen reagen tersebut.
IV. Dasar Teori Protein adalah makromolekul yang berlimpah di dalam sel hidup dan merupakan 50 persen atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan di dalam semua sel dan semua bagian sel. Protein juga amat bervariasi; ratusan jenis yang berbeda dapat ditemukan dalam satu sel. Protein juga meiliki sifat yang sensitif terhadap lingkungannya misalnya: suhu, tekanan, dll. Dalam hubungannya dengan asam amino, protein merupakan polimer dari sekitar asam amino yang berlainan disambungkan dengan ikatan peptida, yaitu rantai pendek. Karena keragaman rantai samping yang terbentuk jika asam-asam amino tersebut disambung-sambungkan, protein yang berbeda dapat mempunyai sifat kimia yang berbeda dan struktur sekunder dan tersier yang sangat berbeda. Rantai samping itu dapat bersifat polar atau nonpolar. Kandungan bagian asam amino polar yang tinggi dalam protein meningkatkan kelarutannya dalam air. Rantai samping yang paling polar ialah rantai samping amino basa dan asam amino asam. Asam-asam amino ini terdapat dalam albumin dan globulin yang larut dalam air dengan aras yang tinggi.
Susunan Asam Amino Asam amino dapat pula terdapat dalam protein. Semua asam amino (20) yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus karboksil dan gugus amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya pada rantai sampingnya, atau gugus R, yang bervariasi dalam struktur, ukuran muatan listrik dan kelarutan di dalam air. Ke-20 asam amino pada protein seringkali dipandang sebagai asam amino baku, utama, atau normal, untuk membedakan molekul-molekul ini dari jenis-jenis asam amino lain yang ada pada organisme hidup, tetapi tidak terdapat di dalam protein. Asam amino baku dapat dinyatakan dengan singkatan tiga huruf atau
lambang satu huruf yang digunakan secara ringkas untuk menunjukkan komposisi dan urutan asam amino di dalam rantai polipeptida. Struktur asam amino yang terdapat dalam protein ditemukan dalam bentuk ionik. Warna hitam menunjukkan bagian yang umum pada semua asam -amino pada protein (kecuali prolin). Asam amino satu dengan yang lainnya akan bersambung membenrtuk struktur primer protein oleh ikatan peptida. Susunan asam amino menentukan sifat struktur sekunder dan tersier. Hal ini akan mempengaruhi secara bermakna sifat-sifat fungsiu protein makanan dan perilakuknya selama pemrosesan. Dari 20 asam amino, hanya 8 asam amino yang merupakan asam amino esensial yang terdapat dalam protein dan ketersediaannya menentukan kualitas gizi protein. Pada umumnya, kualitas protein hewan lebih tinggi daripada kualitas protein tumbuhan. Protein tumbuhan dapat ditingkatkan mutu gizinya dengan pencampuran secara bijaksana atau dengan modifikasi genetik melalui persilangan. Hampir semua asam amino baku, keculai satu mempunyai atom karbon asimetrik,
karbon, yang mengikat empat gugus substituen yang berbeda, yakni, gugus karboksil,
gugus amino, gugus R, dan atom Hidrogen. Atom karbon asimetrik karenanya, merupakan pusat khiral. Seperti yang telah diketahui, senyawa dengan pusat khiral terdapat dua bentuk isomer yang berbeda, yang bersifat identik dalam semua sifat kimia dan fisiknya, kecuali satu, yakni arah perputaran sinar terpolarisasi didalam polarimeter. Kesemua dari 20 asam amino yang diperoleh dari hidrolisa protein dengan kondisi yang cukup ringan, bersifat optik aktif; yakni senyawa-senyawa ini dapat memutar sinar bidang polarisasi meuju ke suatu arah atau kebalikannya. Karena susunan tetrahedral ikatan valensi disekitar atom karbon pada asam amino, keempat gugus substituen yang berbeda ini dapat menempati dua susunan yang berbeda dalam ruang, yang merupakan bayanngan cermin yang tidak saling menutupi sesamanya. Kedua bentuk ini dinamakan isomer optik, enensiomer, atau stereoisomer. Sifat asam amino dalam larutan, maka ia akam terionisasi dan dapat bersifat sebagai asam atau basa. Sifat-sifat asam dan basa ini sangat penting didalam pengertian pengetahuan mengenai sifat protein. Hal ini sangat penting diterapkan dalam seni pemisahan, identifikasi, dan kuatifikasi asam amino yang berbeda, yaitu dalam hal menentukan komposisi dan urutan asam amino dari molekul protein, yang didasarkan atas tingkah laku asam basa yang khas.
Dan bila protein dilarutkan ke dalam larutan asam atau basa kuat, maka unit pembangun asam amino dibebaskan dari ikatan kovalen yang menghubungkan molekulmolekul ini menjadi rantai. Asam amino yang bebas yang terbentuk merupakan molekul yang relatif kecil, dan struktur masing-masing telah diketahui. Golongan-Golongan Asam Amino Struktur ke-20 asam amino dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: (1) golongan dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, (4) golongan dengan gugus R bermuatan positif. Delapan Asam Amino Mempunyai Gugus Nonpolar Gugus R di dalam golongan ini merupakan hidrokarbon. Lima asam amino dengan gugus R alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan lingkaran aromatik (fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin). Golongan Asam Amino Mempunyai Gugus Polar Tidak Bermuatan Gugus R dari asam amino polar lebih larut dalam air, atau lebih hidrofilik, dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus fungsionil yang membentuk ikatan hidrogen dengan air. Golongan ini meliputi glisin, serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan glutamin. Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R yang Bermuatan Negatif (Asam) Golongan asam amino ini mengandung gugus R yang bermuatan total negatif pada pH 7,0. asam amino ini meliputi asam aspartat dan asam glutamat, yang masing-masing memiliki tambahan gugus karboksil. Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R Bermuatan Positif (Basa) Golongan asam amino ini mempunyai gugus R dengan muatan total positif pada pH 7,0. asam amino ini meliputi lisin, arginin, dan histidin. Asam Amino mempunyai reaksi kimia spesifik seperti juga semua senyawa organic, reaksi kimia asam amino mencirikan gugus fungsionil yang terkandung. Karena semua asam amino mengandung gugus amino dan karboksil, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang mencirikan gugus gugus ini. Sebagai contoh, gugus amino dapat memberikan reaksi asetilasi, dan gugus karboksil esterifikasi.
Reaksi pengujian terhadap asam amino dapat berupa : Reaksi Xantoprotein Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan. Reaksi Hopkins-Cole Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut. Reaksi Millon Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Reaksi Natriumnitroprusida Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai gugus SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. Reaksi Ninhidrin Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino. Dengan memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan berwarna ungu yang identitasnya dapat ditentukan dengan cara spektrometri. Semua asam amino dan peptide yang mengandung gugus amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolin dan hidroksiprolin yang gugus aminonya tersubtitusi, memberikan hasil reaksi lain yang berwarna kuning.
V.
ALAT 1. pipet tetes 2. gelas ukur 3. beker gelas 4. bunsen 5. tabung reaksi 6. rak tabung reaksi 7. penjepit tabung
BAHAN 1. Larutan protein 1% - 5% ( susu bubuk, susu cair, kuning telur, dan putih telur) 2. Larutan asam amino 1% - 5% ( Tyrosin, triptofan, alanin, prolin, glysin) 3. larutan Ninhidrin 4. Reagen millon 5. Reagen Hopkins-Cole 6. H2SO4 pekat
VI.
Prosedur Percobaan 1. Uji Millon Tambahkan 5 tetes reagen millon ke dalam 3 ml larutan protein, panaskan campuran baik baik. Jika reagen yang digunakan terlalu banyak maka warna akan hilang pada pemanasan. Ulangi percobaan untuk setiap asam amino. 2. Uji Hopkins-Cole Ke dalam 2 ml larutan protein tambahkan 2 ml reagen Hopkins-cole. Tambahkan sedikit demi sedikit kira kira sebanyak 5 ml H2SO4 pekat melalui sisi tabung. Amati warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan. Jika perlu putar perlahan lahan tabung tersebut, sampai terbentuk cincin berwarna. Ulangi percobaan untuk setiap asam amino. 3. Uji Ninhidrin Tambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1% ke dalam 3 ml larutan protein. Panaskan hingga mendidih. Ulangi percobaan dengan menggunakan asam amino lain
No
1
Uji
Uji Millon a. Alanin
Perlakuan
3ml Alanin 1% + 5 tetes Reagen Millon ; dipanaskan 2menit
Hasil Pengamatan
alanin 1% (tidak berwarna) + Reagen millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak berwarna
Kesimpulan
Alanin bereaksi negative dengan reagen millon
alanin 2% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak berwarna
alanin 3% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak berwarna
b. Glysin
glysin 1% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak berwarna
glysin 2% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak berwarna
3ml glysin 3% + 5 tetes Reagen Millon ; dipanaskan 2 menit c. Prolin 3ml Prolin 1% + 5 tetes Reagen Millon ; dipanaskan 3 menit
glysin 3% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak berwarna
Prolin 1% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tdk berwarna
Prolin 2% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak berwarna
dengan tidak adanya perubahan warna pada larutan meskipun telah dipanaskan
d. Triftopan
Triftopan 1% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan keruh terdapat endapan kuning kecokelatan endapan cokelat larutan keruh, ada
Triftopan 2% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan keruh terdapat endapan kuning kecokelatan endapan cokelat larutan keruh, ada
Triftopan 3% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan keruh terdapat endapan kuning kecokelatan endapan cokelat larutan keruh, ada
Triftopan 4% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan keruh terdapat endapan kuning kecokelatan endapan cokelat larutan keruh, ada
Triftopan 5% (tidak berwarna) + R.Millon (tidak berwarna) larutan keruh terdapat endapan kuning kecokelatan endapan cokelat larutan keruh, ada
e. Tyrosin
Tyrosin 1% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan berwarna
Tyrosin positif bereaksi terhadap uji millon, warna dan endapan 1%< 2%< 3%<
Tyrosin 2% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan berwarna
4%< 5%
Tyrosin 3% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan berwarna
Tyrosin 4% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan berwarna
Tyrosin 5% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tidak berwarna larutan
f. Susu bubuk
susu bubuk 1% (putih) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan putih larutan tidak berwarna,
susu bubuk 2% (putih) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan putih larutan agak keruh, ada
endapan merah
susu bubuk 3% (putih) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan putih larutan tidak berwarna,
susu bubuk 4% (putih) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan putih larutan tidak berwarna,
susu bubuk 5% (putih) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan putih larutan tidak berwarna,
ada endapan merah g. Susu cair 3ml cair 1% + 5 tetes Reagen Millon ; dipanaskan 2menit susu cair 1% (putih) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan putih larutan tidak berwarna, ada endapan merah Bereaksi positif terhadap reagen millon
susu cair 2% (putih) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan putih larutan tidak berwarna, ada endapan merah
(tidak berwarna) larutan putih larutan tidak berwarna, ada endapan merah
susu cair 4% (putih) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan putih larutan tidak berwarna, ada endapan merah
susu cair 5% (putih) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan putih larutan tidak berwarna, ada endapan merah
h. Kuning telur
kuning telur 1% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna berwarna larutan tidak
kuning telur 2% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak
kuning telur 3% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak
kuning telur 4% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak
kuning telur 5% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak
berwarna, ada endapan merah i. Putih telur 3ml putih telur 1% + 5 tetes Reagen Millon ; dipanaskan 2menit putih telur 1% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak Putih telur bereaksi positif dengan reagen millon
putih telur 2% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tidak
putih telur 3% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna, larutan tak
putih telur 4% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak
putih telur 5% (tidak berwarna) + Reagen Millon (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan tak
Uji Ninhidrin a. Glysin 3ml glysin 1% + 0,5ml R.Ninhidrin ; dipanaskan 3menit glysin 1% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna ungu larutan berwarna Uji positif (+) ditandai dengan larutan berwarna ungu
glysin 2% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan berwarna
ungu
glysin 3% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna ungu larutan berwarna
glysin 4% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna ungu larutan berwarna
glysin 5% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna ungu larutan berwarna
b. Triftofan
Triftofan 1% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna ungu larutan berwarna
Triftopan 2% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna ungu larutan berwarna
Triftofan 3% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna ungu larutan berwarna
Triftofan 4% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna ungu larutan berwarna
Triftofan 5% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna ungu larutan berwarna
c. Putih telur
putih telur 1% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna ungu larutan berwarna
putih telur 2% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna ungu larutan berwarna
putih telur 3% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna ungu larutan berwarna
putih telur 4% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna ungu larutan berwarna
putih telur 5% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tidak berwarna ungu larutan berwarna
d. Kuning telur
kuning 1% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan berwarna ungu
kuning 2% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan berwarna ungu
kuning 3% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan berwarna ungu
kuning 4% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan berwarna ungu
kuning 5% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna larutan berwarna ungu
e. Alanin
alanin 1% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna ungu larutan berwarna
alanin 2% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna ungu larutan berwarna
alanin 3% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna ungu larutan berwarna
alanin 4% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna berwarna ungu larutan
alanin 5% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna ungu larutan berwarna
f. Prolin
prolin 2% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna kuning larutan berwarna
prolin 3% (tidak berwarna) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan tak berwarna kuning larutan berwarna
g. Susu bubuk
susu bubuk 1% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih larutan berwarna ungu
susu bubuk 2% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih larutan berwarna ungu
susu bubuk 3% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih larutan berwarna ungu
susu bubuk 4% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih larutan berwarna ungu
susu bubuk 5% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan putih larutan berwarna ungu
h. Susu cair
susu cair 1% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan berwarna putih larutan berwarna ungu
susu cair 2% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan berwarna putih larutan berwarna ungu
susu cair 3% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan berwarna putih larutan berwarna ungu
susu cair 4% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan berwarna putih larutan berwarna ungu
susu cair 5% (putih) + R.Ninhidrin (tidak berwarna) larutan berwarna putih larutan berwarna ungu
a. Uji Millon
O
O OH HO NH2
+ Hg(NO3)2
Hg
NH2
+
2
Tyrosine (Tyr)
COOI COO-
c. Reaksi Ninhidrin
O H2N OH Glysin
O H H
Reaksi Ninhidrin
O OH NH NH2
Tryptophan (Trp)
O H
NH
reaksi ninhidrin
O H3 C NH2 OH
Alanine (Ala)
O H3C OH
Reaksi ninhidrin
H N
O OH
Proline (Pro)
IX.
Pembahasan Percobaan kali ini mengenai uji asam amino dan protein melalui uji Millon, uji
Ninhidrin dan Uji Hopkins Cole. Protein yang di uji berupa susu cair, susu bubuk, kuning telur dan putih telur sedangkan untuk asam amino menggunakan alanin, valin, glysin, triptofan dan tyrosin. Pada uji millon, uji positif ditandai dengan adanya endapan merah bata pada larutan asam amino yang di ujikan. Uji ini menunjukan hasil positif hanya terhadap tyrosin dan protein (susu bubuk, susu cair, kuning telur, dan putih telur). Warna merah bata yang terbentuk ini berasal dari garam merkuri dari asam amino yang ternitrasi. Apabila reagen millon ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah warna menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini bereaksi positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwana. Uji ini bereaksi positif terhadap protein karena pada senyawa ini mengandung asam amino tyrosin. Pada uji ninhidrin akan menghasilkan warna ungu terhadap asam amino. Kompleks warna ungu tersebut dihasilkan dari senyawa ninhidrin dengan atom nitrogen pada asam amino. Sehingga uji ini akan menghasilkan produk berwarna ungu pada semua asam amino yang mempunyai gugus -amino bebas. Pada percobaan ini uji ninhidrin memberikan hasil positif terhadap larutan protein dan semua asam amino yang di ujikan kecuali pada prolin. Prolin bereaksi negative terhadap uji ninhidrin karena gugus -aminonya tidak bersifat bebas, tetapi tersubtitusi oleh sebagian gugus R-nya, menghasilkan struktur melingkar. Jika prolin direaksi dengan uji ninhidrin maka akan menghasilkan larutan berwarna kuning.
X.
Kesimpulan 1. Uji Millon positif terhadap asam amino tyrosin, karena tyrosin memiliki gugus hidroksifenil sehingga menghasilkan endapan berwarna merah bata. Selain itu Uji millon juga bereaksi positif terhadap protein, hal ini menunjukkan terdapat asam amino tyrosin pada protein tersebut. 2. Uji ninhidrin menunjukkan hasil positif pada protein dan asam amino yang di ujikan kecuali pada prolin. Hal ini dikarenakan pada prolin tidak terdapat gugus -amino bebas yang akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk larutan berwarna ungu. 3. Uji Hopkins-cole bereaksi negative pada alanin, triptofan dan susu cair dikarenakan terjadi kesalahan pada saat pembuatan pereaksi Hopkins-cole.
Tabung reaksi
Beker Gelas
Gelas Ukur
Pipet Tetes
Pembakar spritus
Penjepit Tabung
XIII. JAWABAN PERTANYAAN : UJI MILLON Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein? Jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein, maka akan terbentuk endapan putih dan dapat berubah menjadi merah bata setelah dilakukan pemanasan Mengapa larutan albumin terkoagulasi? Karena larutan albumin dilakukan pemanasan yang membuat albumin ini terdenaturasi (terjadi perubah struktur protein tanpa menyebabkan pemutusan atau kerusakan lipatan antar asam amino) Larutan protein yang mana yang memberikan uji negatif? Mengapa? Alanin, Glisin, Triptofan, Prolin. Karena tidak menghasilkan endapan yang berwarna merah yang bertanda bahwa asam amino tersebut tidak mengandung gugus hidroksifenil.
UJI NINHIDRIN Warna apa yang terbentuk? Warna yang terbentuk adalah warna ungu Gugus apa yang memberikan uji protein? Gugus yang memberikan uji positif adalah gugus -amino bebas yang terdapat pada semua asam amino kecuali prolin