Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Sehingga kami dapat melaksanakan praktikum dan
menyelesaikannnya dengan baik dan tepat hingga menjadi sebuah laporan
praktikum.
Pada laporan praktikum ini adalah laporan yang kami buat setelah
praktikum. Laporan ini kami susun dengan sebaik mungkin berdasarkan
hasil praktikum yang sebenarnya.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
sangat berperan dalam proses kegiatan praktikum ini. Tak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu saat
praktikum.
Akhir kata, semoga laporan praktikum ini bermanfaat dan dapat menjadi
acuan untuk laporan berikutnya. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan
kami mohon saran dan kritiknya terhadap laporan praktikum yang telah
kami susun ini.
Serpong, 10 Desember 2015
Diyan Poerwoko
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Definisi
Konduktivitas termal
adalah
suatu
fenomena
transport
di
mana
perbedaan temperatur menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah benda
panas ke daerah yang lain dari benda yang sama pada temperatur yang lebih
rendah. (Tim Eksperiment fisika, 2009). Panas yang ditransfer dari suatu titik ke
titik yang lain melalui salah satu dari tiga metoda yaitu:
1.
lebih
cepat.
molekul di sekitarnya yang lebih lambat, maka terjadi transfer energi ke molekul
disebelahnya sehingga getaran molekul yang semula lambat menjadi lebih cepat.
Molekul ini kemudian menumbuk molekul lambat disebelahnya dengan disertai
transfer energi. Demikian seterusnya sehingga pada akhirnya energi sampai pada
ujung benda yang lainnya.
2. Konveksi terjadi karena gerakan massa molekul dari satu tempat ke
tempat lain.Konveksi terjadi perpindahan molekul dalam jarak yang jauh.
3. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan medium.
(MikrajuddinAbdullah. 2005; 56-59).
Koefisien konduktivitas termal k didefinisikan sebagai laju panas pada
suatu benda dengan suatu gradien temperatur . Dengan kata lain konduktivitas
termal menyatakan kemampuan bahan menghantarkan kalor. Nilai konduktivitas
termal penting untuk menentukan jenis dari penghantar yaitu konduksi panas yang
baik (good conductor) untuk nilai koefisien konduktivitas termal yang besar dan
penghantar panas yang tidak baik (good insulator) untuk nilai koefisien panas
Bahan
Perak(murni)
Tembaga(murni)
Alumunium (murni)
Nikel(murni)
Besi(murni)
Baja karbon,1%
Timbal (murni)
Baja krom -
410
385
202
93
73
43
35
16.3
nikel(18%Cr,8%Ni)
Bukan logam
Kuarsa(sejajar sumbu)
41.6
Magnesit
4.15
Marmar
2.08-2.94
Batu pasir
1.83
Kaca, jendela
0.78
Kayu, maple atau ek
0.17
Serbuk gergaji
0.059
Wol kaca
0.038
Zat Cair
Air Raksa
Air
Ammonia
Minyak Lumas, SAE 50
Freon 12
Gas
Hidrogen
8.21
0.556
0.540
0.147
0.073
0.175
Helium
Udara
Uap air
Karbon dioksida
0.141
0.024
0.0206
0.0146
karena itu perpindahan panas pada logam lebih cepat daripada perpindahan panas
pada benda non logam.
Persamaan dasar dari konsep perpindahan panas konduksi adalah hukum
Fourier. Hukum Fourier dinyatakan dengan:
qk/A = T.x.k/A
Dimana T= suhu (0C), x = jarak atau tebal dinding (m), A= luas
dinding (m2), k = konduktivitas termal (W/m 0C), qk= laju perpindahan panas
konduksi (W) dan qk/A= laju perpindahan panas persatuan luas (W/m2).
Nilai konduktivitas termal suatu material dapat ditentukan melalui pengukuran
tak langsung. Dengan melakukan pengukuran secara langsung terhadap beberapa
besaran lain, maka nilai konduktivitas termal secara umum dapat ditentukan
melalui persamaan:
Q = k.A.DT/L
Dimana : k=konduktivitas termal (W/m0C), Q = energi panas (J), A = luas
permukaan yang dilewati panas (m2), DT = selisih temperatur antara dua
permukaan (0C), L= panjang bahan (m).
Perangkat percobaan yang dipakai sesuai dengan standard ASTM C335
dan C691.
Untuk melakukan pengujian diperlukan spesimen berbentuk silinder berongga
hollow cylinder yang permukaan dalamnya dapat berkontak dengan permukaan
luar pemanas utama main heater
Pemanas utama
Guard heater kanan
Guard heater kiri
Unit heater controller
Thermocouple
Temp. Display guard heater kanan
Temp. Display guard heater kiri
Temp. Display pemanas utama
9. Klem
10. Bahan uji
11. Terminal
12. Selector
13. Terminal keluaran T/C
14. Amperemeter digital
15. Voltmeter digital
16. Power supply pemanas utama
Dimana :
Ri
Ro
Ai
(m2)
Temperatur ti dan to diukur dengan termokopel tipe K (chromel-alumel) dengan
reference junction pada 0oC.
BAB II
TUJUAN PERCOBAAN
Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan energi
yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Terdapat
tiga modulus perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
BAB III
PETUNJUK OPERASIONAL
1. tempatkan alat diruang yang memiliki temperatur dan kelembaban udara
yang relatif stabil agar didapat hasil pengukuran yang baik.
2. Pasang bahan uji di tengah selongsong pemanas dengan menggunakan
klem yang telah disediakan.
3. Pastikan bahwa bhan uji di-klem dengan rapat pada selongsong pemanas,
seluruh permukaan dalam bahan uji harus menempal rapat pada
permukaan selongsong.
4. Switch ON Main Power.
5. Atur temperatur pemanas utama pada suhu sedang, yang diperbolehkan
untuk bahan uji terpaang.
6. Biarkan beberapa saat hingga penujukan temperatur terlihat stabil dan
temperatur guard heater sama dengan temperatur pemanas utama.
Bandingkan temperatur permukaan dalam pada titik yang berlainan, bila
penunjukan relatif sama maka pengukuran pun dapat mulai dilakukan.
7. Pengukuran dilakukan pada beberapa temperatur berbeda dengan
mengatur daya pemanas utama.data pada masing-masing titik ukur dicatat
untuk penentuan nilai konduktivitas thermal bahan yang diuji.
8. Bila penggunaan telah selesai switch OFF Main Power.
Catatan :
a. Daya pemanas utama dihitung dengan hubungan :
Q = 0,9281 x arus pemanas (A) x voltase pemanas (V)
Dimana :
- 0,9281 adalah faktor koreksi
- Arus pemanas dibaca display dengan posisi sakelar pemilih 20
- Voltase pemanas pada posisi 19.
b. Voltase maksimum pemanas = 60 V
Arus maksimum pemanas = 10 A
c. Ri = 0,05 m
d. Panjang pemanas utama = L = 0,60 m