Anda di halaman 1dari 60

PETUNJUK TEKNIS

PENGGUNAAN
DANA BANTUAN OPERASIONAL
KELUARGA BERENCANA (BOKB)

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENANCA NASIONAL


JAKARTA 2016

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


penyusunan Buku Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Keluarga Berencana (BOKB) dapat diselesaikan. Tahun
2016 merupakan tahun pertama pelaksanaan Dana Bantuan
Operasional Keluarga Berencana bersumber dari Dana Alokasi
Khusus (DAK) yang dipergunakan untuk mendukung penyediaan
sarana dan prasarana program KB di Kabupaten dan Kota yang
memperoleh DAK fisik.
Pada hakekatnya BOKB ditujukan untuk membantu membiayai
kegiatan-kegiatan khusus di Kabupaten dan Kota yang menjadi
urusan daerah sebagaimana ditetapkan dalam lampiran 1 huruf (N)
Undang-undang 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang
mengamanatkan bahwa Pemerintah Pusat bertanggungjawab pada
pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk
kebutuhan PUS nasional. Sementara Daerah Kabupaten/Kota
bertanggungjawab dalam pengendalian dan pendistribusian
kebutuhan alat dan obat kontrasepsi serta pelaksanaan pelayanan
KB di Daerah Kabupaten/Kota. BOKB bersifat membantu
pemerintah daerah Kabupaten/Kota, bukan sebagai pengganti dana
APBD yang selama ini telah membiayai penyelenggaraan program
KKBPK di daerah.
Dana BOKB diperuntukkan pada 1) pembiayaan operasional Balai
Penyuluhan KB ditingkat kecamatan, dan 2) distribusi alat dan obat
kontrasepsi dari gudang kabupaten/kota ke faskes/klinik KB.
Mempertimbangkan kondisi dan pentingnya kegiatan ini untuk
mencapai tujuan nasional, maka pemerintah menetapkan
penyediaan Dana Bantuan Operasional KB dalam rangka penguatan
penggerakkan dan untuk menjamin ketersediaan kontrasepsi di
setiap fasilitas pelayanan serta terlaksananya pelayanan KB di
daerah.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada TIM DAK serta semua


pihak yang telah memberikan kontribusi dan kerjasamanya dalam
menyusun Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Operasional KB.
Petunjuk Teknis ini disusun dengan mengacu pada penjabaran
berbagai peraturan perundangan yang terkait, kebutuhan
Kabupaten dan Kota sesuai data berkala yang dilaporkan kepada
BKKBN melalui Perwakilan BKKBN Provinsi masing-masing.
Agar pelaksanaan BOKB dapat mencapai hasil yang optimal, maka
Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam
pelaksanaan DAK Non Fisik/BOKB secara efektif dan efisien sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Terima Kasih.
Jakarta, Desember 2015
Kepala BKKBN

Surya Chandra Surapaty

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................

iii

PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN


DAN KB NASIONAL...................................................................

I.

Pendahuluan .....................................................................

A. Latar Belakang .............................................................

B. Maksud dan Tujuan ......................................................

C. Ruang Lingkup .............................................................

D. Pengertian....................................................................

Kebijakan dan Strategi BOKB.............................................

A. Kebijakan .....................................................................

B. Strategi.........................................................................

Mekanisme Pengelolaan....................................................

A. Prosedur Pelaksanaan BOKB ......................................

II.

III.

B. Penggunaan Dana BOKB............................................. 10


C. Pelaporan..................................................................... 10
D. Pemantauan................................................................. 12
E. Evaluasi ....................................................................... 15
F. Pengawasan Pelaksanaan BOKB ................................ 15
IV.

Penutup ............................................................................. 17

LAMPIRAN ................................................................................ 19

iii

iv

PERATURAN
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
NOMOR: 291/PER/B1/2015
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN
DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,
Menimbang

: a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 298 ayat


(7) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang pemerintahan Daerah bahwa belanja
DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan
fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan
nonfisik
b. bahwa untuk mendukung pelaksanaan
Program Kependudukan Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga yang bersifat non
fisik di Kabupaten dan Kota sebagaimana
dimaksud pada huruf a tersebut, ditetapkan
Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Keluarga Berencana.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5080);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
224, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);

vi

7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001


t e n t a n g K e d u d u k a n , Tu g a s , F u n g s i ,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen
yang telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013;
8. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001
tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I
Lembaga Pemerintah Non Departemen yang
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013
tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
103, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5423);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71
Tahun 2012 tentang Koordinasi Penyusunan
Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus;
11. Peraturan Menteri Dalam Nomor 52 Tahun
2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2016;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
6/PMK.07/2012 tentang Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke
Daerah;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

vii

Memperhatikan :

Surat Direktur Jenderal Perimbangan


Keuangan Kementerian Keuangan Nomor S101/MK.7/2015 tanggal 2 Juli 2015 Perihal
Penyampaian Proposal DAK 2016;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: PERATURAN KEPALA TENTANG PETUNJUK


TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN
OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA.
Pasal 1
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Bidang Keluarga Berencana adalah
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan Peraturan ini.
Pasal 2
Petunjuk teknis Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Bidang Keluarga Berencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi
Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota dalam
pelaksanaan Bantuan Operasional Bidang
Keluarga Berencana.
Pasal 3
Petunjuk teknis Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Bidang Keluarga Berencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, bertujuan
untuk:
a. Menyediakan dukungan dana operasional
kegiatan bagi Balai Penyuluhan KB, dalam
upaya pencapaian tujuan program
Kependudukan, KB dan Pembangunan
Keluarga secara Nasional.

viii

b. Menyediakan dukungan dana pendistribusian


alat dan obat kontrasepsi dari Gudang SKPDKB Kabupaten/kota ke setiap tempat Fasilitas
Pelayanan KB.
Pasal 4
Peraturan Kepala ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan sampai dengan pelaksanaan BOKB
tahun 2018 dan apabila ada perubahan maka akan
diubah dengan Surat Edaran Kepala BKKBN.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Desember 2015
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

SURYA CHANDRA SURAPATY

ix

BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA
BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
NOMOR : 291/PER/B1/2015
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
KELUARGA BERENCANA

xi

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,
penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan
berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan
perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus
mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang,
sehingga menunjang kehidupan bangsa. Dua hal pokok yang
perlu diperhatikan dalam membahas integrasi penduduk dan
pembangunan, yaitu: 1) penduduk tidak hanya diperlakukan
sebagai obyek tetapi juga subyek pembangunan. Paradigma
penduduk sebagai obyek telah mengeliminir partisipasi
penduduk dalam pembangunan, 2) ketika penduduk memiliki
peran sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan upaya
pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan
meningkatkan kapasitas penduduk dalam pembangunan. Hal ini
menyangkut pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana merupakan urusan Pemerintahan Wajib yang tidak
berkaitan dengan Pelayanan Dasar yang kewenangannya
secara konkuren menjadi kewenangan pusat, provinsi dan
kabupaten/kota. Dalam Undang-undang ini secara tegas
dijelaskan 4 (empat) Sub urusan yang menjadi kewenangan
bersama, yaitu; 1) Pengendalian Penduduk, 2) Keluarga
Berencana (KB), 3) Keluarga Sejahtera, 4) Pengelolaan

penyuluh KB/PLKB, Standarisasi Pelayanan KB dan Sertifikasi


Tenaga Penyuluh KB (PKB/PLKB) ditetapkan menjadi urusan
pusat .
Lebih lanjut ditetapkan pada pasal 298 ayat (7) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah, bahwa belanja DAK diprioritaskan untuk
mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan
nonfisik, yang dalam hal ini dalam bentuk dana bantuan
operasional Keluarga Berencana ( BOKB).
Kesemuanya ini untuk mewujudkan tujuan nasional
sebagaimana arah pembangunan Pemerintahan periode 20152019, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L)
yang diberi mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas
Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas
nomor 5 (lima) yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia melalui Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana. Kemudian di dalam Strategi Pembangunan
Nasional 2015-2019 (Dimensi Pembangunan), BKKBN berada
pada Dimensi Pembangunan Manusia, yang didalamnya
berperan serta pada upaya mensukseskan Dimensi
Pembangunan Kesehatan serta Mental/Karakter (Revolusi
Mental). BKKBN bertanggung jawab untuk meningkatkan peran
keluarga dalam mewujudkan revolusi mental.
Kebijakan, strategi, dan upaya yang optimal melalui Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK), terutama melalui upaya pencapaian
target/sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 untuk menurunkan laju
pertumbuhan penduduk (LPP), angka kelahiran total (TFR),
meningkatkan pemakaian kontrasepsi (CPR), menurunnya
kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need),
menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun
(ASFR 15-19 tahun), serta menurunnya kehamilan yang tidak
diinginkan dari WUS (15-49 tahun).

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud :
Secara umum maksud pemberian dana bantuan operasional
keluarga berencana adalah mendukung tercapainya
sasaran prioritas pembangunan Kependudukan dan
Keluarga Berencana untuk mendukung tercapainya TFR
2,36 pada akhir tahun 2016, TFR 2,33 pada akhir tahun 2017
dan TFR 2,31 pada akhir tahun 2018.
2. Tujuan :
a. Menyediakan dukungan dana operasional kegiatan bagi
Balai Penyuluhan KB, dalam upaya pencapaian tujuan
program Kependudukan, KB dan Pembangunan
Keluarga secara Nasional.
b. Menyediakan dukungan dana pendistribusian alat dan
obat kontrasepsi dari Gudang SKPD-KB Kabupaten/kota
ke setiap tempat Fasilitas Pelayanan KB.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dan sasaran pemberian Bantuan Operasional
Keluarga Berencana (BOKB) adalah:
1. Seluruh Balai Penyuluhan KB yang telah dibangun sejak
tahun 2010 sampai dengan tahun 2015.
2. Pendistribusian alat dan obat kontrasepsi ke seluruh tempat
fasilitas kesehatan (klinik keluarga berencana) yang
melayani KB dan telah teregistrasi.
3. Besaran jumlah bantuan dana operasional untuk setiap Balai
Penyuluhan KB diberikan dengan menggunakan standar
pembiayaan yang sama.
4. Besaran dana bantuan operasional pendistribusian alat dan
obat kontrasepsi secara nasional disesuaikan dengan
kondisi sosio demografis dan geografis yang dikategorikan
menjadi 3 wilayah yaitu ;

a. Daerah yang masuk wilayah tertinggal, terpencil dan


perbatasan (galciltas)
b. Daerah yang tidak termasuk wilayah galciltas dan
c. Daerah yang masuk wilayah perkotaan.
5. Realisasi Penyaluran Dana dibedakan sebagai berikut;
a. Bantuan Dana operasional bagi Balai Penyuluhan KB
dibiayai selama 12 bulan dengan periode realisasi
pendanaan sesuai ketentuan perundangan yang
ditetapkan oleh Kementerian Keuangan,
b. Bantuan Dana operasional KB untuk dukungan
pendistribusian alat dan obat kontrasepsi diberikan
berdasarkan klasifikasi sebagaimana dimaksud pada
point 4 untuk seluruh fasilitas kesehatan yang telah
teregistrasi.
D. Pengertian
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah-bidang Keluarga
Berencana, yang selanjutnya disingkat SKPD-KB adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang
pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana di daerah
provinsi, kabupaten, atau kota.
2. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat.
3. Balai Penyuluhan Keluarga Berencana adalah Bangunan
yang merupakan wadah kelembagaan penyuluhan
pengendalian penduduk dan keluarga berencana ditingkat
Kecamatan sebagai lembaga non struktural yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah(SKPD)-KB di Kabupaten dan Kota.

4. Penyuluhan keluarga berencana adalah merupakan proses


komunikasi informasi dan edukasi kepada masyarakat dan
keluarga bertujuan untuk membantu keluarga agar dapat
memahami dan berperilaku menuju terwujudnya keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.
5. Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) adalah
Dana bantuan operasional KB yang bersifat non fisik berupa
biaya operasional Balai Penyuluhan KB dan bantuan biaya
pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari gudang
Kabupaten dan Kota ke fasilitas kesehatan.
6. Distribusi alat dan obat kontrasepsi adalah proses
penyaluran alat dan obat kontrasepsi dari gudang SKPD KB
Kabupaten dan Kota ke seluruh fasilitas kesehatan yang
ditetapkan dengansurat keputusan Kepala SKPD KB
Kabupaten dan Kota.
7. Dana BOKB adalah belanja langsung yang diperuntukan
belanja barang dan jasa untuk kegiatan operasional yang
hasilnya diserahkan ke masyarakat.
8. Biaya operasional penyuluhan adalah biaya yang digunakan
untuk mendukung biaya transport dan/atau belanja
makanan-minuman (konsumsi) kegiatan penyuluhan
program KKBPK
9. Biaya operasional pengolahan data adalah biaya untuk
membayar langganan paket pulsa data internet dan/atau
belanja makanan-minuman (konsumsi).
10. Staff meeting/rapat teknis adalah pertemuan teknis evaluasi
dan pelaksanaan program Kependudukan KB dan
Pembangunan Keluarga setiap minggu yang dipimpin oleh
Kepala UPT/Koordinator/PPLKB yang dihadiri oleh
PKB/PLKB.
11. Biaya staff meeting/rapat teknis adalah biaya untuk
membayar belanja makanan-minuman (konsumsi) rapat
dan/atau transport dan/atau narasumber sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

12. Biaya Pemeliharaan Balai Penyuluhan KB adalah biaya


untuk pembelian lampu, cat, kran, peralatan kebersihan.
13. Biaya langganan daya dan jasa adalah biaya untuk
membayar listrik dan/atau telephone dan/atau air.
14. Biaya Bahan Bakar Minyak adalah biaya untuk pembelian
bahan bakar minyak yang digunakan untuk operasional
distribusi alat dan obat kontrasepsi ke faskes yang dibuktikan
dengan surat tugas dari atasan langsung.
15. Biaya jasa pengiriman / ekspedisi adalah biaya untuk
pengiriman alokon dari gudang SKPD ke faskes yang
dibuktikan dengan tanda terima uang dan alokon.

BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI BOKB

A. Kebijakan
1. Pemerintah daerah agar tetap mengalokasikan dana
operasional untuk Balai Penyuluhan KB yang telah diberikan
selama ini, karena BOKB bukan merupakan penerimaan
fungsional pemerintah daerah dan bukan dana utama dalam
penyelenggaraan upaya Program KKBPK di Balai
Penyuluhan KB.
2. Pemanfaatan dana BOKB diperuntukan untuk membiayai
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan Balai Penyuluhan KB
sesuai alokasi jumlah biaya yang telah ditetapkan.
3. Pemanfaatan dana BOKB untuk pendistribusian alat dan
obat kontrasepsi diberikan berdasarkan klasifikasi
sebagaimana dimaksud pada point 4 untuk seluruh fasilitas
kesehatan yang telah teregistrasi.
4. Pemanfaatan dana BOKB di Balai penyuluhan KB,
pendistribusian alat dan obat kontrasepsi agar disinergikan
dengan pendanaan yang bersumber dari APBD dan sumber
dana lainnya.
B. Strategi
1. Setiap Balai Penyuluhan KB wajib membuat alokasi jadwal
kegiatan sesuai dengan menu dalam petunjuk teknis dan
disetujui oleh kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota.
2. Memperkuat peran Balai penyuluhan KB sebagai pusat
pengendali operasional program KKBPK di setiap
kecamatan.

3. Setiap fasilitas pelayanan KB (Klinik KB) mengajukan


permintaan kebutuhan alokon ke SKPD-KB Kabupaten dan
Kota.
4. SKPD-KB menganalisis kelayakan permintaan kebutuhan
alokon.
5. Melakukan monitoring ketersediaan alokon disetiap fasilitas
kesehatan (Klinik KB).

BAB III
MEKANISME PENGELOLAAN BOKB

A. Prosedur Pelaksanan BOKB


1. Penguatan Koordinasi pelaksanaan
a. Bupati/walikota menetapkan pedoman pengendalian dan
pendistribusian kebutuhan alat dan obat kontrasepsi
serta pelaksanaan pelayanan KB di daerah Kabupaten
dan Kota mengacu pada Undang-undang No. 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah Lampiran 1 huruf N.
b. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota menetapkan
pengelola keuangan BOKB di Balai Penyuluhan KB
tingkat kecamatan dengan Surat Keputusan Kepala
SKPD KB Kabupaten dan Kota.
c. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota menetapkan
fasilitas kesehatan (klinik keluarga berencana) penerima
alokon dengan Surat Keputusan Bupati dan Walikota.
d. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota menetapkan Balai
Penyuluhan KB yang mendapat biaya operasional KB
dengan Surat Keputusan Kepala SKPD KB Kabupaten
dan Kota.
e. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota melakukan stock
opname di faskes secara berkala paling sedikit satu tahun
sekali.
2. M e k a n i s m e P e n g a n g g a r a n , p e l a k s a n a a n d a n
pertanggungjawaban BOKB dalam APBD
a. Mekanisme penganggaran, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban belanja program/kegiatan DAK sub
bidang KB oleh Pemerintah Daerah berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang mengatur
pengelolaan keuangan daerah.

b. Mekanisme Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban


Anggaran Transfer ke Daerah program/ kegiatan DAK
sub bidang KB oleh Pemerintah Daerah berpedoman
pada peraturan perundang-undangan yang mengatur
Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke
Daerah dan Dana Desa.
B. Penggunaan Dana BOKB
Dana BOKB adalah belanja langsung yang diperuntukan belanja
barang dan jasa untuk kegiatan operasional yang hasilnya
diserahkan ke masyarakat.
1. Biaya operasional bagi Balai Penyuluhan KB dengan rincian
menu dan urutan prioritas kegiatan sebagai berikut:
a. Biaya operasional penyuluhan KB
b. Biaya operasional pengolahan data
c. Staff meeting/rapat teknis
d. Alat Tulis Kantor
e. Biaya langganan daya dan jasa
f.

Biaya pemeliharaan Balai Penyuluhan KB

2. Biaya distribusi alat dan obat kontrasepsi dapat digunakan


untuk:
a. Biaya Bahan Bakar Minyak/biaya transport
b. Biaya jasa pengiriman/ekspedisi
C. Pelaporan
Pelaporan BOKB dilakukan secara berjenjang dan berkala dari
tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan penyaluran di
masing-masing Kecamatan di Kabupaten dan Kota. Agar
pelaporan BOKB dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, maka diperlukan langkah sebagai berikut:

10

1. Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota, melaporkan


perkembangan pelaksanaan BOKB secara triwulanan
dikirimkan ke Perwakilan BKKBN Provinsi c.q Tim
pengendalian DAK sub bidang KB Provinsi dan tembusannya
disampaikan kepada ketua tim pengendali DAK sub bidang
KB tingkat Pusat (Sekretaris Utama) c.q Biro Keuangan dan
Pengelolaan BMN;
2. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan merujuk pada
ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana;
3. Sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB) 3 (tiga) Menteri
yaitu Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK
07/2008, 900/2556/SJ tanggal 21 November 2008, SKPD-KB
Kabupaten dan Kota berkewajiban menyampaikan laporan
Triwulan DAK sub bidang KB kepada Sekretaris Daerah;
4. Penanggungjawab dan pengelola dana Bantuan
Operasional Balai Penyuluhan KB wajib menyampaikan
laporan triwulan Keuangan kepada Kepala SKPD-KB Kab
dan Kota (Fomulir 1);
5. Kepala SKPD-KB Kab dan Kota untuk menyampaikan laporan
triwulan penggunaan dana distribusi alat dan obat kontrasepsi
kepada Tim Pengendali DAK Provinsi (Formulir 4);
6. Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota merekap seluruh
laporan dari Balai Penyuluhan KB dan menyampaikan
laporan triwulan kepada Perwakilan BKKBN Provinsi c.q Tim
Pengendalian DAK KB Provinsi dan tembusan disampaikan
kepada ketua tim pengendali DAK sub bidang KB tingkat
Pusat (Sekretaris Utama) c.q. Biro Keuangan dan
Pengelolaan BMN di masing-masing Kabupaten dan Kota
paling lambat 10 hari setelah triwulan bersangkutan
berakhir (Formulir 2);

11

7. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi c.q. Tim Pengendalian


DAK Sub bidang KBmelakukan rekapitulasi laporan triwulan
yang disampaikan oleh Kepala SKPD-KB Kabupaten dan
Kota dan menyampaikan kepada ketua tim pengendali DAK
Sub bidang KB tingkat Pusat (Sekretaris Utama) c.q Biro
Keuangan dan Pengelolaan BMN, sesuai dengan laporan
sebagaimana dalam formulir 2 paling lambat 15 hari setelah
triwulan bersangkutan berakhir (Formulir 3 dan Formulir 5).
MEKANISME PELAPORAN BOKB
SESTAMA
(Tim DAK Sub Bidang KB Pusat /
Biro Perencanaan)

PERWAKILAN BKKBN PROVINSI


(Tim Pengendali DAK
Sub Bidang KB Provinsi)

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN DAN KOTA

SKPD KB
KABUPATEN DAN KOTA

BALAI PENYULUHAN KB

D. Pemantauan
Pemantauan pengelolaan dana BOKB dilakukan secara
berjenjang dari BKKBN ke pemerintah daerah Kabupaten dan
Kota dalam hal ini adalah SKPD KB dan/atau dari Perwakilan
BKKBN Provinsi ke pemerintah daerah Kabupaten dan Kota
dalam hal ini adalah SKPD KB.

12

Agar pemantauan dapat terselenggara dengan baik,


dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mekanisme Pemantauan BOKB
a) Ketua Tim Pengendalian DAK subbidang KB tingkat
Pusat (Sekretaris Utama BKKBN) secara berkala
melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke Provinsi
dan Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya
kepada Kepala BKKBN;
b) Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi
(Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) secara berkala
melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke
Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya kepada
Ketua Tim Pengendalian DAK sub bidang KB Pusat
(Sekretaris Utama BKKBN)
c) Ketua Tim Pengendali DAK Bidang KB Kabupaten dan
Kota (Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota)secara
berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke
kecamatan dan desa serta melaporkan hasilnya kepada
Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.
MEKANISME PEMANTAUAN BOKB
KABUPATEN DAN KOTAOLEH BKKBN
Ketua Tim Pengendalian
DAK sub bidang KB
(KEPALA BKKBN)

Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi


(KEPALA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI)

Ketua Tim Pengendali DAK subbidang


KB Kab dan Kota
(Kepala SKPD-KB KAB DAN KOTA)

13

2. Mekanisme Pemantauan BOKB Kabupaten Dan Kota


oleh Pemerintah Provinsi
a. Gubernur berkoordinasi dengan Ketua Tim Pengendali
DAK sub bidang KB Provinsi (Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi) dan Kepala SKPD KB Provinsi secara berkala
melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke
Kabupaten dan Kota;
b. Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi
(Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) dan Ketua Tim
Pengendali DAK SKPD KB Provinsi secara berkala
melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke
Kabupaten dan Kota serta melaporkan hasilnya kepada
Ketua Tim Pengendalian DAK sub bidang KB Pusat
(Sekretaris Utama BKKBN) dan kepada Sekretaris
Daerah.
c. Ketua Tim Pengendali DAK Sub Bidang KB Kabupaten
dan Kota (Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota) secara
berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke
kecamatan dan desa serta melaporkan hasilnya kepada
Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.
MEKANISME PEMANTAUAN BOKB
KABUPATEN DAN KOTA OLEH PEMERINTAH PROVINSI
GUBERNUR

Perwakilan BKKBN
di Provinsi

SKPD -KB
PROVINSI

SKPD-KB Kabupaten dan Kota

14

E. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk menilai atau mengukur sejauh
mana pelaksanaan pengelolaan BOKB telah dilakukan sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Apabila
ternyata dalam pelaksanaannya masih ditemui kekeliruan maka
dapat segera dilakukan perbaikan dengan disertai dukungan
data yang akurat.
Agar pelaksanaan evaluasi dapat terselenggara dengan baik,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Ketua Tim Pengendalian DAK sub bidang KB tingkat Pusat
(Sekretaris Utama BKKBN) setiap 3 (tiga) bulan melakukan
evaluasi pelaksanaan BOKB dan melaporkan hasilnya
kepada Kepala BKKBN;
2. Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi cq
(Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) setiap 3 (tiga) bulan
melakukan evaluasi pelaksanaan BOKB dan melaporkan
hasilnya kepada Tim Pengendali DAK sub bidang KB Tingkat
Pusat(Sekretaris Utama BKKBN)
3. Tim Pengendali DAK sub bidang KB Kabupaten dan Kota cq
(Kepala SKPD-KB) setiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi
pelaksanaan BOKB dan melaporkan hasilnya kepada
Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.
F. Pengawasan Pelaksanaan BOKB
Pengawasan pelaksanaan BOKB dilaksanakan oleh
pengawasan eksternal maupun APIP. Jika terjadi penyimpangan,
hasil audit akan dijadikan rekomendasi untuk diberikan sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Untuk itu, setiap SKPD-KB Kabupaten dan Kota yang
mendapatkan BOKB wajib melakukan beberapa hal sebagai
berikut:

15

1. Menggunakan dana BOKB untuk membayar transaksi sesuai


dengan menu yang telah ditetapkan dalam petunjuk teknis
penggunaan dana BOKB.
2. Membukukan seluruh transaksi dan menyelesaikan
pertanggungjawaban laporan keuangan tepat waktu.

16

BAB IV
PENUTUP

Pedoman penggunaan dana Bantuan Operasional KB (BOKB)


disusun sebagai acuan dalam pembiayaan operasional Balai
Penyuluhan KB di kecamatan dan pendistribusian alat dan obat
kontrasepsi ke seluruh fasilitas kesehatan yang teregistrasi melayani
kontrasepsi. Dukungan Dana bantuan operasional KB ini bukanlah
merupakan satu-satunya sumber pembiayaan untuk pengelolaan
kedua kegiatan tersebut akan tetapi BOKB merupakan biaya
pendukung yang selama ini telah menjadi kewenangan pemerintah
daerah.
Tentunya bantuan biaya ini masih sangat terbatas dan khususnya
bagi daerah yang belum memiliki Balai Penyuluhan Kecamatan tentu
belum dapat menggunakan BOKB ini. Keberadaan Balai
Penyuluhan KB Kecamatan yang teregistrasi adalah merupakan
prasyarat dan sekaligus dijadikan Pusat Pengendalian Operasional
KB di kecamatan dan desa di wilayah tersebut. Untuk itu bagi daerah
yang belum memiliki Balai Penyuluhan KB di kecamatan diharapkan
dapat melakukan advokasi secara terus menerus kepada
stakeholder terkait agar pembangunan Balai Penyuluhan segera
terealisasi dan diajukan pembiayaan BOKB pada tahun berikutnya.
Berkaitan dengan penerapan pedoman ini di daerah diharapkan
pedoman ini dapat ditindaklanjuti dengan petunjuk pelaksanaan
yang lebih operasional yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati
/Walikota untuk menampung variasi kebutuhan daerah dengan tetap
mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan BKKBN.
Apabila dikemudian hari terjadi perubahan kebijakan yang berkaitan
dengan BOKB maka pedoman akan dilakukan penyesuaian dan
penyempurnaan pada penyusunan pedoman BOKB selanjutnya.

17

18

LAMPIRAN

19

20

21

Biaya operasional pengolahan data

Staff Meeting /Rapat Tekhnis

Alat Tulis Kantor

Biaya Pemeliharaan Balai Penyuluhan KB

Biaya Operasional penyuluhan

Keterangan:
*Coret yang tidak perlu
Formulir 1 - Diisi oleh Balai Penyuluhan KB Tingkat Kecamatan dan
disampaikan kepada SKPD-KB Kabupaten dan Kota

Biaya langganan daya dan jasa

Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB)

Rp

45,000,000

: Triwulan I/II/III/IV*

Periode Pelaporan
TOTAL DANA
(Rp)

Provinsi

JENIS KEGIATAN

SKPD-KB

NO

Kabupaten dan Kota

NIP. ................

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Bidang KB/


Koordinator PKB/PPLKB,

SISA DANA
(Rp)

Formulir 1: F1/BOKB/BP/2016
PERSENTASE
(%)

.., . . 2016

REALISASI
(Rp)

LAPORAN TRIWULANAN
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) BALAI PENYULUHAN KB
TAHUN ANGGARAN 2016

Balai Penyuluhan KB Kecamatan

Formulir 1

22
3

Balai Penyuluhan KB Kecamatan

Balai Penyuluhan KB Kecamatan

Balai Penyuluhan KB Kecamatan

Balai Penyuluhan KB Kecamatan

Balai Penyuluhan KB Kecamatan

Balai Penyuluhan KB Kecamatan

..

Biaya operasional pengolahan


Staff Meeting /Rapat Tekhnis
data
Alat Tulis Kantor

Biaya Pemeliharaan Balai


Penyuluhan

TOTAL SISA DANA

Formulir 2: F2/REK/BOKB/BP/2016
Biaya Operasional
penyuluhan

10

11

12

13

15

16

17

NIP.

Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota,

.., . . 2016

14

REALISASI PERSENTASE REALISASI PERSENTASE REALISASI PERSENTASE REALISASI PERSENTASE REALISASI PERSENTASE REALISASI PERSENTASE SISA DANA PERSENTASE
(Rp)
(%)
(Rp)
(%)
(Rp)
(%)
(Rp)
(%)
(Rp)
(%)
(Rp)
(%)
(Rp)
(%)

Biaya langganan daya dan


jasa

Keterangan:
*Coret yang tidak perlu
Formulir 2 - Diisi oleh SKPD-KB dan disampaikan kepada Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi

Balai Penyuluhan KB Kecamatan

Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB)

TOTAL DANA

KECAMATAN

:
:
:
: Triwulan I/II/III/IV*

REKAPITULASI LAPORAN TRIWULANAN


PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) BALAI PENYULUHAN KB
TAHUN ANGGARAN 2016

NO

Kabupaten dan Kota


SKPD-KB
Provinsi
Periode Pelaporan

Formulir 2

23

TOTAL DANA
(Rp)
4

REALISASI
(Rp)
5

PERSENTASE
(%)
6

SISA DANA
(Rp)

BIAYA LANGGANAN DAYA DAN JASA

Keterangan:
*Coret yang tidak perlu
Formulir 3 disampaikan kepada Kepala BKKBN Pusat

KABUPATEN DAN KOTA

:
: Triwulan I/II/III/IV*

NO

Provinsi
Periode Pelaporan

TOTAL DANA
(Rp)
8

REALISASI
(Rp)
9

PERSENTASE
(%)
10

SISA DANA
(Rp)

BIAYA OPERASIONAL PENGOLAHAN DATA (PAKET


DATA INTERNET)

11

TOTAL DANA
(Rp)

13

PERSENTASE
(%)

14

SISA DANA
(Rp)

NIP.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi,

.., . . 2016

12

REALISASI
(Rp)

STAFF MEETING/RAPAT TEKHNIS

Formulir 3: F3/BOKB/BP/2016

LAPORAN TRIWULANAN
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) BALAI PENYULUHAN
DANA ALOKASI KHUSUS SUB BIDANG KELUARGA BERENCANA
TAHUN ANGGARAN 2016

Formulir 3 (Rekap Laporan Pelaksanaan BOKB-BP Tingkat Provinsi)

24

10

11

JUMLAH KESELURUHAN

Formulir 3: F3/REK/BOKB/BP/2016

12

13

14

16

17

NIP.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi,

.., . . 2016

15

18

REALISASI PERSENTASE SISA DANA TOTAL DANA REALISASI PERSENTASE SISA DANA
(Rp)
(%)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(%)
(Rp)

BIAYA OPERASIONAL PENYULUHAN

REALISASI PERSENTASE SISA DANA TOTAL DANA


(Rp)
(%)
(Rp)
(Rp)

BIAYA PEMELIHARAAN BALAI PENYULUHAN KB

TOTAL DANA REALISASI PERSENTASE SISA DANA TOTAL DANA


(Rp)
(Rp)
(%)
(Rp)
(Rp)

Keterangan:
*Coret yang tidak perlu
Formulir 3 - Diisi oleh Tim DAK Perwakilan BKKBN Provinsi dan disampaikan kepada
Sekretaris Utama BKKBN cq. Biro Keuangan dan Pengelolaan BMN

KABUPATEN DAN KOTA

ALAT TULIS KANTOR

REKAPITULASI LAPORAN TRIWULANAN


PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) BALAI PENYULUHAN
TAHUN ANGGARAN 2016

:
: Triwulan I/II/III/IV*

NO

Provinsi
Periode Pelaporan

Formulir 3 Lanjutan 1

25

Biaya Jasa Pengiriman/Ekspedisi

Keterangan:
*Coret yang tidak perlu
Formulir 4 - Diisi oleh SKPD-KB Kabupaten dan disampaikan kepada Tim DAK Perwakilan
BKKBN Provinsi

Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM), atau

Distribusi Alokon

TOTAL DANA
(Rp)

JENIS KEGIATAN

:
:
:
: Triwulan I/II/III/IV*
(Rp)

PERSENTASE
(%)

NIP.

Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota,

SISA DANA
(Rp)

Formulir 4: F4/DIS/BOKB/2016

.., . . 2016

REALISASI

LAPORAN TRIWULANAN
PELAKSANAAN DISTRIBUSI ALOKON
BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB)
TAHUN ANGGARAN 2016

NO

Kabupaten dan Kota


SKPD-KB
Provinsi
Periode Pelaporan

Formulir 4

26
2

TOTAL DANA
(Rp)
4

REALISASI
(Rp)
5

PERSENTASE
(%)
6

SISA DANA
(Rp)

BIAYA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

REKAPITULASI LAPORAN TRIWULANAN


PELAKSANAAN DISTRIBUSI ALOKON
BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB)
TAHUN ANGGARAN 2016

Keterangan:
*Coret yang tidak perlu
Formulir 5 - Diisi oleh Tim DAK Perwakilan Provinsi dan disampaikan kepada
Sekretaris Utama cq. Biro Keuangan dan Pengelolaan BMN

KABUPATEN DAN KOTA

:
: Triwulan I/II/III/IV*

NO

Provinsi
Periode Pelaporan

Formulir 5

11

TOTAL DANA
(Rp)

13

PERSENTASE
(%)

14

SISA DANA
(Rp)

NIP.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi,

.., . . 2016

12

REALISASI
(Rp)

BIAYA JASA PENGIRIMAN/EKSPEDISI

Formulir 5: F5/REK/BOKB/2016

PENETAPAN ALOKASI BANTUAN OPERASIONAL


KELUARGA BERENCANA TAHUN ANGGARAN 2016
MENURUT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Provinsi Aceh
Kab. Aceh Barat
Kab. Aceh Besar
Kab. Aceh Selatan
Kab. Aceh Singkil
Kab. Aceh Tengah
Kab. Aceh Tenggara
Kab. Aceh Timur
Kab. Aceh Utara
Kab. Bireuen
Kab. Pidie
Kab. Simeulue
Kota Banda Aceh
Kota Sabang
Kota Langsa
Kota Lhokseumawe
Kab. Gayo Lues
Kab. Aceh Barat Daya
Kab. Aceh Jaya
Kab. Nagan Raya
Kab. Aceh Tamiang
Kab. Bener Meriah
Kab. Pidie Jaya
Kota Subulussalam
Provinsi Sumatera Utara
Kab. Asahan
Kab. Dairi
Kab. Deli Serdang
Kab. Karo
Kab. Labuhanbatu

PAGU BOKB
591.840.000
779.040.000
757.440.000
515.160.000
663.600.000
280.650.000
860.400.000
1.122.000.000
792.300.000
506.550.000
375.840.000
259.500.000
97.590.000
144.660.000
195.180.000
428.040.000
423.720.000
432.360.000
501.840.000
428.100.000
473.040.000
293.040.000
228.450.000
1.143.000.000
474.150.000
1.055.100.000
594.600.000
429.150.000

27

NO
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63

28

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Langkat
Kab. Mandailing Natal
Kab. Nias
Kab. Simalungun
Kab. Tapanuli Selatan
Kab. Tapanuli Tengah
Kab. Tapanuli Utara
Kab. Toba Samosir
Kota Binjai
Kota Medan
Kota Pematang Siantar
Kota Sibolga
Kota Tanjung Balai
Kota Tebing Tinggi
Kota Padang Sidempuan
Kab. Pakpak Bharat
Kab. Nias Selatan
Kab. Humbang Hasundutan
Kab. Serdang Bedagai
Kab. Samosir
Kab. Batu Bara
Kab. Padang Lawas
Kab. Padang Lawas Utara
Kab. Labuhanbatu Selatan
Kab. Labuhanbatu Utara
Kab. Nias Utara
Kab. Nias Barat
Kota Gunungsitoli
Provinsi Sumatera Barat
Kab. Limapuluh Kota
Kab. Agam
Kab. Kepulauan Mentawai
Kab. Padang Pariaman

PAGU BOKB
858.450.000
272.250.000
477.360.000
1.041.450.000
531.750.000
337.680.000
399.000.000
703.350.000
248.460.000
755.580.000
388.980.000
197.940.000
285.180.000
240.870.000
286.560.000
372.960.000
495.720.000
17.850.000
795.450.000
422.850.000
298.350.000
161.250.000
329.700.000
116.250.000
296.250.000
201.240.000
155.160.000
203.460.000
610.200.000
745.200.000
464.400.000
828.360.000

NO
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Pasaman
Kab. Pesisir Selatan
Kab. Sijunjung
Kab. Solok
Kab. Tanah Datar
Kota Bukit Tinggi
Kota Padang Panjang
Kota Padang
Kota Payakumbuh
Kota Sawahlunto
Kota Solok
Kota Pariaman
Kab. Pasaman Barat
Kab. Dharmasraya
Kab. Solok Selatan
Provinsi Riau
Kab. Bengkalis
Kab. Indragiri Hilir
Kab. Indragiri Hulu
Kab. Kampar
Kab. Kuantan Singingi
Kab. Pelalawan
Kab. Rokan Hilir
Kab. Rokan Hulu
Kab. Siak
Kota Dumai
Kota Pekanbaru
Kab. Kepulauan Meranti
Provinsi Jambi
Kab. Batang Hari
Kab. Bungo
Kab. Kerinci
Kab. Merangin

PAGU BOKB
557.850.000
743.040.000
423.720.000
709.200.000
661.500.000
143.280.000
94.140.000
433.980.000
250.530.000
190.080.000
94.140.000
194.490.000
533.880.000
516.600.000
335.160.000
64.950.000
440.700.000
88.050.000
756.900.000
74.400.000
120.450.000
64.950.000
74.400.000
64.950.000
59.490.000
93.300.000
55.500.000
201.000.000
794.400.000
662.550.000
568.350.000

29

NO
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129

30

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Muaro Jambi
Kab. Sarolangun
Kab. Tanjung Jabung Barat
Kab. Tanjung Jabung Timur
Kab. Tebo
Kota Jambi
Kota Sungai Penuh
Provinsi Sumatera Selatan
Kab. Lahat
Kab. Musi Banyuasin
Kab. Musi Rawas
Kab. Muara Enim
Kab. Ogan Komering Ilir
Kab. Ogan Komering Ulu
Kota Palembang
Kota Prabumulih
Kota Pagar Alam
Kota Lubuk Linggau
Kab. Banyuasin
Kab. Ogan Ilir
Kab. Ogan Komering Ulu Timur
Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
Kab. Empat Lawang
Kab. Penukal Abab Lematang Ilir
Kab. Musi Rawas Utara
Provinsi Bengkulu
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Rejang Lebong
Kota Bengkulu
Kab. Kaur
Kab. Seluma
Kab. Mukomuko

PAGU BOKB
519.150.000
476.250.000
66.000.000
514.950.000
563.100.000
386.220.000
369.660.000
411.840.000
176.250.000
801.720.000
430.500.000
862.560.000
106.950.000
275.760.000
310.710.000
159.840.000
403.470.000
948.600.000
514.800.000
931.500.000
756.000.000
546.480.000
117.300.000
68.100.000
543.300.000
829.050.000
583.050.000
460.200.000
520.920.000
673.200.000
712.440.000

NO
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Lebong
Kab. Kepahiang
Kab. Bengkulu Tengah
Provinsi Lampung
Kab. Lampung Barat
Kab. Lampung Selatan
Kab. Lampung Tengah
Kab. Lampung Utara
Kab. Lampung Timur
Kab. Tanggamus
Kab. Tulang Bawang
Kab. Way Kanan
Kota Bandar Lampung
Kota Metro
Kab. Pesawaran
Kab. Pringsewu
Kab. Mesuji
Kab. Tulang Bawang Barat
Kab. Pesisir Barat
Provinsi DKI Jakarta
Provinsi Jawa Barat
Kab. Bandung
Kab. Bekasi
Kab. Bogor
Kab. Ciamis
Kab. Cianjur
Kab. Cirebon
Kab. Garut
Kab. Indramayu
Kab. Karawang
Kab. Kuningan
Kab. Majalengka
Kab. Purwakarta

PAGU BOKB
385.920.000
385.920.000
491.760.000
435.240.000
574.650.000
185.400.000
947.520.000
518.400.000
926.250.000
389.400.000
661.680.000
395.190.000
241.560.000
469.800.000
427.050.000
328.650.000
370.500.000
190.500.000
1.663.800.000
122.700.000
636.750.000
1.347.450.000
1.572.300.000
283.950.000
1.947.600.000
1.509.450.000
1.069.950.000
1.016.550.000
1.221.450.000
304.950.000

31

NO
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195

32

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Subang
Kab. Sukabumi
Kab. Sumedang
Kab. Tasikmalaya
Kota Bandung
Kota Bekasi
Kota Bogor
Kota Cirebon
Kota Depok
Kota Sukabumi
Kota Tasikmalaya
Kota Cimahi
Kota Banjar
Kab. Bandung Barat
Kab. Pangandaran
Provinsi Jawa Tengah
Kab. Banjarnegara
Kab. Banyumas
Kab. Batang
Kab. Blora
Kab. Boyolali
Kab. Brebes
Kab. Cilacap
Kab. Demak
Kab. Grobogan
Kab. Jepara
Kab. Karanganyar
Kab. Kebumen
Kab. Kendal
Kab. Klaten
Kab. Kudus
Kab. Magelang
Kab. Pati

PAGU BOKB
1.318.050.000
913.680.000
670.950.000
168.750.000
182.460.000
664.890.000
83.640.000
252.600.000
165.750.000
375.030.000
111.240.000
163.290.000
220.020.000
804.000.000
68.100.000
860.400.000
996.600.000
706.500.000
773.550.000
425.100.000
419.850.000
642.750.000
445.950.000
798.750.000
757.800.000
794.400.000
959.850.000
683.550.000
369.750.000
233.550.000
719.100.000
987.000.000

NO
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Pekalongan
Kab. Pemalang
Kab. Purbalingga
Kab. Purworejo
Kab. Rembang
Kab. Semarang
Kab. Sragen
Kab. Sukoharjo
Kab. Tegal
Kab. Temanggung
Kab. Wonogiri
Kab. Wonosobo
Kota Magelang
Kota Pekalongan
Kota Salatiga
Kota Semarang
Kota Surakarta
Kota Tegal
Provinsi DI Yogyakarta
Kab. Bantul
Kab. Gunung Kidul
Kab. Kulon Progo
Kab. Sleman
Kota Yogyakarta
Provinsi Jawa Timur
Kab. Bangkalan
Kab. Banyuwangi
Kab. Blitar
Kab. Bojonegoro
Kab. Bondowoso
Kab. Gresik
Kab. Jember
Kab. Jombang

PAGU BOKB
620.700.000
452.250.000
672.000.000
773.550.000
656.250.000
227.250.000
781.950.000
616.650.000
644.850.000
309.900.000
858.300.000
540.150.000
62.940.000
215.880.000
196.560.000
648.480.000
254.670.000
189.660.000
596.700.000
760.050.000
613.500.000
384.300.000
172.950.000
847.440.000
559.050.000
945.150.000
1.180.650.000
989.640.000
730.650.000
607.200.000
60.900.000

33

NO
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261

34

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Kediri
Kab. Lamongan
Kab. Lumajang
Kab. Madiun
Kab. Magetan
Kab. Malang
Kab. Mojokerto
Kab. Nganjuk
Kab. Ngawi
Kab. Pacitan
Kab. Pamekasan
Kab. Pasuruan
Kab. Ponorogo
Kab. Probolinggo
Kab. Sampang
Kab. Sidoarjo
Kab. Situbondo
Kab. Sumenep
Kab. Trenggalek
Kab. Tuban
Kab. Tulungagung
Kota Blitar
Kota Kediri
Kota Madiun
Kota Malang
Kota Mojokerto
Kota Pasuruan
Kota Probolinggo
Kota Surabaya
Kota Batu
Provinsi Kalimantan Barat
Kab. Bengkayang
Kab. Landak

PAGU BOKB
134.250.000
997.500.000
667.800.000
706.500.000
573.600.000
1.348.200.000
528.600.000
709.650.000
884.400.000
569.400.000
619.560.000
803.850.000
989.100.000
677.250.000
619.560.000
46.200.000
721.080.000
1.105.350.000
658.350.000
628.050.000
920.100.000
150.180.000
145.350.000
283.110.000
84.330.000
99.660.000
190.350.000
245.700.000
169.200.000
146.730.000
214.560.000
612.360.000

NO
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Kapuas Hulu
Kab. Ketapang
Kab. Mempawah
Kab. Sambas
Kab. Sanggau
Kab. Sintang
Kota Pontianak
Kota Singkawang
Kab. Sekadau
Kab. Melawi
Kab. Kayong Utara
Kab. Kubu Raya
Provinsi Kalimantan Tengah
Kab. Barito Selatan
Kab. Barito Utara
Kab. Kapuas
Kab. Kotawaringin Barat
Kab. Kotawaringin Timur
Kota Palangkaraya
Kab. Katingan
Kab. Seruyan
Kab. Sukamara
Kab. Lamandau
Kab. Gunung Mas
Kab. Pulang Pisau
Kab. Murung Raya
Kab. Barito Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Kab. Banjar
Kab. Barito Kuala
Kab. Hulu Sungai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah
Kab. Hulu Sungai Utara

PAGU BOKB
623.880.000
853.200.000
424.950.000
700.560.000
581.760.000
621.000.000
110.550.000
246.390.000
155.160.000
377.280.000
282.960.000
323.550.000
151.800.000
88.050.000
279.750.000
108.000.000
334.350.000
284.340.000
316.200.000
538.200.000
304.650.000
242.850.000
250.200.000
303.600.000
69.150.000
352.800.000
399.900.000
441.000.000
523.350.000
525.450.000
397.440.000

35

NO
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327

36

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Kotabaru
Kab. Tabalong
Kab. Tanah Laut
Kab. Tapin
Kota Banjarbaru
Kota Banjarmasin
Kab. Balangan
Kab. Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Timur
Kab. Berau
Kab. Kutai Kartanegara
Kab. Kutai Barat
Kab. Kutai Timur
Kab. Paser
Kota Balikpapan
Kota Bontang
Kota Samarinda
Kab. Penajam Paser Utara
Kab. Mahakam Ulu
Provinsi Sulawesi Utara
Kab. Bolaang Mongondow
Kab. Minahasa
Kab. Kepulauan Sangihe
Kota Bitung
Kota Manado
Kab. Kepulauan Talaud
Kab. Minahasa Selatan
Kota Tomohon
Kab. Minahasa Utara
Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro
Kota Kotamobagu
Kab. Bolaang Mongondow Utara
Kab. Minahasa Tenggara

PAGU BOKB
361.200.000
66.000.000
111.000.000
240.750.000
189.660.000
222.780.000
62.850.000
67.050.000
69.150.000
523.500.000
75.240.000
84.900.000
90.150.000
80.880.000
71.220.000
135.540.000
57.600.000
50.250.000
197.850.000
437.700.000
703.800.000
380.010.000
519.840.000
390.240.000
812.250.000
239.490.000
442.800.000
336.600.000
194.490.000
281.550.000
516.000.000

NO
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Bolaang Mongondow Timur
Kab. Bolaang Mongondow Selatan
Provinsi Sulawesi Tengah
Kab. Banggai
Kab. Banggai Kepulauan
Kab. Buol
Kab. Toli-Toli
Kab. Donggala
Kab. Morowali
Kab. Poso
Kota Palu
Kab. Parigi Moutong
Kab. Tojo Una Una
Kab. Sigi
Kab. Banggai Laut
Kab. Morowali Utara
Provinsi Sulawesi Selatan
Kab. Bantaeng
Kab. Barru
Kab. Bone
Kab. Bulukumba
Kab. Enrekang
Kab. Gowa
Kab. Jeneponto
Kab. Luwu
Kab. Luwu Utara
Kab. Maros
Kab. Pangkajene dan Kepulauan
Kota Palopo
Kab. Luwu Timur
Kab. Pinrang
Kab. Sinjai
Kab. Kepulauan Selayar

PAGU BOKB
231.300.000
234.450.000
892.080.000
561.600.000
536.760.000
569.520.000
804.960.000
479.880.000
533.160.000
278.130.000
749.520.000
485.640.000
662.760.000
208.350.000
175.950.000
376.800.000
340.200.000
1.127.400.000
566.550.000
568.350.000
843.600.000
385.920.000
832.050.000
555.750.000
653.100.000
329.040.000
417.420.000
512.850.000
605.100.000
442.800.000
516.600.000

37

NO
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393

38

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Sidenreng Rappang
Kab. Soppeng
Kab. Takalar
Kab. Tana Toraja
Kab. Wajo
Kota Pare-pare
Kota Makassar
Kab. Toraja Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara
Kab. Buton
Kab. Konawe
Kab. Kolaka
Kab. Muna
Kota Kendari
Kota Bau-bau
Kab. Konawe Selatan
Kab. Bombana
Kab. Wakatobi
Kab. Kolaka Utara
Kab. Konawe Utara
Kab. Buton Utara
Kab. Konawe Kepulauan
Kab. Kolaka Timur
Kab. Muna Barat
Kab. Buton Tengah
Kab. Buton Selatan
Provinsi Bali
Kab. Badung
Kab. Bangli
Kab. Buleleng
Kab. Gianyar
Kab. Jembrana
Kab. Karangasem

PAGU BOKB
293.100.000
302.550.000
431.250.000
611.250.000
665.700.000
195.180.000
472.620.000
529.560.000
338.040.000
1.044.720.000
562.050.000
1.192.680.000
434.670.000
284.490.000
816.840.000
391.680.000
255.240.000
609.480.000
160.920.000
285.840.000
280.500.000
280.500.000
61.800.000
56.550.000
52.350.000
94.350.000
108.900.000
451.200.000
153.900.000
76.500.000
291.000.000

NO
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Klungkung
Kab. Tabanan
Kota Denpasar
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Kab. Bima
Kab. Dompu
Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Timur
Kab. Sumbawa
Kota Mataram
Kota Bima
Kab. Sumbawa Barat
Kab. Lombok Utara
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kab. Alor
Kab. Belu
Kab. Ende
Kab. Flores Timur
Kab. Kupang
Kab. Lembata
Kab. Manggarai
Kab. Ngada
Kab. Sikka
Kab. Sumba Barat
Kab. Sumba Timur
Kab. Timor Tengah Selatan
Kab. Timor Tengah Utara
Kota Kupang
Kab. Rote Ndao
Kab. Manggarai Barat
Kab. Nagekeo
Kab. Sumba Barat Daya

PAGU BOKB
67.050.000
350.700.000
87.780.000
929.520.000
440.640.000
673.200.000
753.120.000
1.252.800.000
1.306.080.000
321.060.000
262.950.000
446.400.000
282.750.000
798.120.000
567.360.000
781.560.000
256.680.000
295.920.000
419.400.000
436.680.000
560.160.000
414.720.000
195.840.000
761.760.000
725.400.000
432.300.000
299.670.000
473.040.000
242.280.000
325.080.000
513.720.000

39

NO
427
428
429
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
444
445
446
447
448
449
450
451
452
453
454
455
456
457
458
459

40

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Sumba Tengah
Kab. Manggarai Timur
Kab. Sabu Raijua
Kab. Malaka
Provinsi Maluku
Kab. Maluku Tenggara Barat
Kab. Maluku Tengah
Kab. Maluku Tenggara
Kab. Buru
Kota Ambon
Kab. Seram Bagian Barat
Kab. Seram Bagian Timur
Kab. Kepulauan Aru
Kota Tual
Kab. Maluku Barat Daya
Kab. Buru Selatan
Provinsi Papua
Kab. Biak Numfor
Kab. Jayapura
Kab. Jayawijaya
Kab. Merauke
Kab. Mimika
Kab. Nabire
Kab. Paniai
Kab. Puncak Jaya
Kab. Kepulauan Yapen
Kota Jayapura
Kab. Sarmi
Kab. Keerom
Kab. Yahukimo
Kab. Pegunungan Bintang
Kab. Tolikara
Kab. Boven Digoel

PAGU BOKB
143.640.000
436.680.000
190.080.000
197.850.000
339.480.000
421.920.000
468.900.000
200.160.000
274.680.000
298.800.000
288.720.000
224.640.000
145.750.000
100.080.000
230.760.000
786.240.000
160.200.000
108.720.000
114.480.000
86.760.000
213.120.000
188.640.000
57.960.000
262.440.000
245.265.100
53.640.000
195.840.000
288.720.000
97.200.000
49.320.000
70.920.000

NO
460
461
462
463
464
465
466
467
468
469
470
471
472
473
474
475
476
477
478
479
480
481
482
483
484
485
486
487
488
489
490
491
492

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Mappi
Kab. Asmat
Kab. Waropen
Kab. Supiori
Kab. Mamberamo Raya
Kab. Mamberamo Tengah
Kab. Yalimo
Kab. Lanny Jaya
Kab. Nduga
Kab. Dogiyai
Kab. Puncak
Kab. Intan Jaya
Kab. Deiyai
Provinsi Maluku Utara
Kab. Halmahera Tengah
Kota Ternate
Kab. Halmahera Barat
Kab. Halmahera Timur
Kab. Halmahera Selatan
Kab. Halmahera Utara
Kab. Kepulauan Sula
Kota Tidore Kepulauan
Kab. Pulau Morotai
Kab. Pulau Taliabu
Provinsi Banten
Kab. Lebak
Kab. Pandeglang
Kab. Serang
Kab. Tangerang
Kota Cilegon
Kota Tangerang
Kota Serang
Kota Tangerang Selatan

PAGU BOKB
152.280.000
57.960.000
168.120.000
280.080.000
49.320.000
46.440.000
47.880.000
46.440.000
50.760.000
194.400.000
56.520.000
50.760.000
49.320.000
383.040.000
336.000.000
419.400.000
158.040.000
723.960.000
196.560.000
413.640.000
239.700.000
240.840.000
49.200.000
1.099.800.000
1.625.400.000
723.300.000
522.600.000
15.180.000
63.480.000
287.250.000
103.500.000

41

NO
493
494
495
496
497
498
499
500
501
502
503
504
505
506
507
508
509
510
511
512
513
514
515
516
517
518
519
520
521
522
523
524
525

42

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Provinsi Bangka Belitung
Kab. Bangka
Kab. Belitung
Kota Pangkal Pinang
Kab. Bangka Selatan
Kab. Bangka Tengah
Kab. Bangka Barat
Kab. Belitung Timur
Provinsi Gorontalo
Kab. Boalemo
Kab. Gorontalo
Kota Gorontalo
Kab. Pohuwato
Kab. Bone Bolango
Kab. Gorontalo Utara
Provinsi Kepulauan Riau
Kab. Natuna
Kab. Kepulauan Anambas
Kab. Karimun
Kota Batam
Kota Tanjung Pinang
Kab. Lingga
Kab. Bintan
Provinsi Papua Barat
Kab. Fak Fak
Kab. Manokwari
Kab. Sorong
Kota Sorong
Kab. Raja Ampat
Kab. Sorong Selatan
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Teluk Wondama
Kab. Kaimana

PAGU BOKB
149.700.000
14.700.000
104.490.000
239.400.000
516.150.000
279.450.000
143.400.000
342.360.000
884.400.000
422.250.000
609.480.000
534.900.000
520.920.000
24.480.000
191.520.000
11.550.000
364.680.000
24.150.000
10.500.000
17.850.000
333.900.000
397.800.000
349.560.000
205.530.000
158.040.000
200.160.000
185.760.000
226.440.000
100.080.000

NO
526
527
528
529
530
531
532
533
534
535
536
537
538
539
540
541
542

NAMA PROVINSI/KABUPATEN
DAN KOTA
Kab. Maybrat
Kab. Tambrauw
Kab. Manokwari Selatan
Kab. Pegunungan Arfak
Provinsi Sulawesi Barat
Kab. Majene
Kab. Mamuju
Kab. Polewali Mandar
Kab. Mamasa
Kab. Mamuju Utara
Kab. Mamuju Tengah
Provinsi Kalimantan Utara
Kab. Bulungan
Kab. Malinau
Kab. Nunukan
Kota Tarakan
Kab. Tana Tidung
TOTAL

PAGU BOKB
45.000.000
145.080.000
5.250.000
7.350.000
250.920.000
361.080.000
396.000.000
484.200.000
397.440.000
10.500.000
22.050.000
95.760.000
278.280.000
7.590.000
3.150.000
215.698.315.100

43

Anda mungkin juga menyukai