Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
nikmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah Fisiologi Hewan
ini yang diberikan oleh Ibu drg. Anik Lystiana selaku dosen pembimbing Fisiologi
Hewan.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen
yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar
setiap mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah.
Makalah ini berjudulCairan Sirkulasi, Proses Pembentukan Darah dan
kimia Hemoglobin. Adapun sumber-sember dalam pembuatan makalah ini,
didapatkan dari beberapa buku yang membahas tentang materi yang berkaitan dan
juga melalui media internet.
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada
penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan
kami yang masih seorang mahasiswa.
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali kekurangankekurangan yang ditemukan, oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesarbesarnya. Dan kami dengan besar hati sangat mangharapkan adanya kritik dan
saran dari para pembaca sekalian dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................3
1.2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................4
1.3. TUJUAN.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
2.1. CAIRAN SIRKULASI PADA HEWAN DAN KOMPONEN
PENYUSUNNYA SERTA FUNGSINYA............................................................5
2.1.1. Mekanisme Sirkulasi Pada Hewan Invertebrata....................................5
2.1.2. Mekanisme Sirkulasi pada Hewan Vertebrata.......................................9
2.2. PROSES PEMBENTUKAN SEL DARAH................................................14
2.2.1. Hemopoisis (Hematopoisis).................................................................15
2.2.2. Eritropoeisis (Proses Pembentukan Sel Darah Merah).......................19
2.3. FUNGSI SEL DARAH...............................................................................20
2.3.1. Sel Darah Merah (Eritrosit).................................................................20
2.3.2. Sel Darah Putih (Leukosit)...................................................................21
2.3.3. Keping Darah (Trombosit)...................................................................22
2.4. KIMIA HEMOGLOBIN.............................................................................23
2.4.1. Peran Besi (Fe) dalam Hemoglobin.....................................................24
2.4.2. Protein Globulin...................................................................................26
BAB III PENUTUP..............................................................................................27
3.1. KESIMPULAN...........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sistem peredaran darah semua hewan vertebrata mempunyai pola umum
yang sama, namun tiap-tiap kelompok mempunyai peredaran darah tertentu yang
mempunyai anotomi organ peredaran darah. Darah pada ikan mempunyai dua
komponen utama yaitu sel-sel darah dan plasma darah. Darah dalam tubuh
memiliki fungsi sebagai pengangkut bagi berbagai macam senyawa dan zat-zat
yang diperlukan tubuh, mengatur jaringan tubuh, alat pertahanan tubuh terhadap
ancaman dari luar dan menjaga kestabilan suhu. Sel darah merah cenderung
untuk mengalir dengan lancar dalam pembuluh darah, tetapi tidak demikian
halnya dengan sel darah putih. Banyak sel darah putih yang menempel pada
dinding pembuluh darah atau bahkan menembus dinding untuk masuk ke jaringan
yang lain.
Darah
terdapat
pada
semua
makhluk
hidup
dibutuhkan
dan
juga
mengangkut
sebagai
bahan-bahan
pertahanan
tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali
dengan
sirkulasi khusus yang menjamin adanya pergerakan cairan keseluruh tubuh secara
cepat (Campbell, 2004).
Untuk mengetahui pembahasan dari materi sistem sirkulasi pada hewan ini
sangat penting dibahas untuk dapat menambah pengetahuan tentang integrasi
beberapa surat al-Quran dengan sistem sirkulasi, macam-macam cairan sirkulasi
hewan dan penyusunnya, proses pembentukan sel darah merah, fungsi darah, serta
susunan kimia hemoglobin dan fungsinya
1.2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana fungsi darah bagi hewan ?
2. Bagaimana struktur kimia hemoglobin ?
1.3. TUJUAN
Tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui fungsi darah bagi hewan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
CAIRAN
SIRKULASI
PADA
HEWAN
DAN
KOMPONEN
Amoeba proteus)
Amoeba proteus tidak memiliki alat transport khusus.
Ketika Amoeba makan, maka makanan dicerna di rongga makanan.
Rongga makan pada Amoeba terbentuk setelah makanan masuk
kedalam. Setelah makanan dicerna, sari-sari makanan diedarkan ke
seluruh bagian sel dan langsung di serap oleh protoplasma.
Protoplasma adalah materi berupa cairan kental yang banyak
mengandung senyawa organik dan merupakan bagian dari sel.
Sedangkan zat-zat sisanya dikeluarkan melalui membran secara difusi
(Sunarto, 2004).
sistem
sirkulasi
terbuka,
darah
dan
cairan
terrestris))
Sistem sirkulasi tertutup membatasi darah agar tetap berada
didalam pembuluh, sehingga terpisah dan berbeda dari cairan
interstisial. Ketika darah lewat melalui pembuluh kecil dalam organ
terjadi, pertukaran kimia antara darah dan cairan interstisial, dan antara
cairan interstisial dengan sel-sel tubuh. Pada seekor cacing tanah, tiga
pembuluh utama, satu dorsal dan dua ventral, bercabang kedalam
pembuluh-pembuluh yang lebih kecil yang mengalirkan darah ke
berbagai organ (Campbell, 2004).
Cairan sirkulasi, Pembentukan darah dan Kimia Hemoglobin Fisiologi
Hewan
Korpuskula ialah sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah.
Sel darah merah berbentuk pipih, bulat memanjang, dan mempunyai
nucleus (Irawan, 2005).
Eritrosit berinti
dengan beberapa
limfosit
Secara garis besar komponen penyusun cairan sirkulasi terdiri dari cairan
interstisial, cairan darah, limfa dan hemolimfa. Komposisi cairan interstisial dan
limfe adalah sama. Beda utama antara kedua cairan ini adalah lokasinya. Cairan
yang merendam sel disebut ciran interstisial atau cairan jaringan. Cairan yang
mengalir dalam pembuluh limfatik adalah cairan limfe. Kedua cairan ini sama
komposisinya dengan plasma. Perbedaan utama kimiawinya adalah bahwa cairan
interstisial dan limfe kurang kandungan proteinnya, karena molekul protein
plasma tidak dengan mudah melalui sel-sel yang membentuk dinding kapiler.
Ingat bahwa keseluruhan darah tidak mengalir dalam ruang jaringan, tetapi tetap
dalam pembuluh tertutup. Bahan-bahan terlarut tertentu dalam plasma
meninggalkan sirkulasi bersama air, melalui bocornya dinding kapiler. Transfer
bahan antara darah dan cairan interstisial terjadi karena difusi, osmosis, dan
filtrasi menyebrang sel yang yang membentuk dinding kapiler (Soewolo, 2005).
Cairan interstisial dan limfe berisi sejumlah leukosit berbeda. Leukosit
dapat masuk jaringan dengan diapedesis. Namun, cairan interstisial dan limfe
tidak mengandung eritrosit dan keeping darah. Dalam cairan interstisial dan limfe,
mengandung substansi lain terutama molekul organik, beraneka jenis dan jumlah.
Pembuluh limfe saluran pencernaan makanan misalnya, berisi sejumlah lipid yang
telah diserap oleh pembuluh khil dari lumen intestine (Soewolo, 2005). Cairan
limfe berada di dalam pembuluh limfe. Komposisi cairan ini sama dengan
komposisi kimia plasma darah dan mengandung sejumlah besar limfosit yang
mengalir disepanjang pembuluh untuk masuk kedalam pembuluh darah (Setiadi,
2007).
Transfer zat-zat yang sangat penting antara darah dan cairan interestisial
yang menggenangi sel-sel berlamngsung melintasi dinding endotelium tipis
kapiler. Beberapa zat bisa dibawa melewati sel endotelium dalam bentuk vesikula
yang terbentuk melalui endositosis pada salah satu sisi sel itu dan kemudian
membebaskan isinya melalui eksositosis pada sisi yang berlawanan; zat-zat yang
lain hanya sekedar berdifusi antara darah dan cairan interstisial. Cairan mengalir
keluar dari kapiler pada ujung hulu didekat arteriola, tetapi memasuki kembali
bagian muara di dekat venula. Sekitar 85% cairan yang meninggalkan darah pada
Cairan sirkulasi, Pembentukan darah dan Kimia Hemoglobin Fisiologi
Hewan
ujung arteri hamparan kapiler masuk kembali ke darah dari cairan interstisial yang
terdapat di ujung vena, dan 15% sisa cairan yang hilang dari kapiler akhirnya
kembali ke darah melalui pembuluh sistem limfatik (Campbell, 2004).
Begitu banyaknya darah yang mengalir melalui kapiler sehingga secara
kumulatif cairan yang hilang bisa mencapai sekitar 4 L perhari. Cairan dan protein
yang hilang akan kembali ke darah melalui sistem limfatik atau sistem getah
bening. Cairan memasuki sistem ini dengan cara berdifusi kedalam kapiler limfa
kecil yang terjalin diantara kapiler-kapiler kardiovaskular. Apabila sudah berada
dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa atau getah bening. Sistem limfatik
mengalirkan isinya kedalam system sirkulasi didekat persambungn vena cava
dengan atrium kanan. Pembuluh limfa seperti vena, memiliki katup yang
mencegah aliran balik cairan menuju kapiler. Seperti vena, pembuluh limfe juga
sangat bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan kea rah
jantung (Campbell, 2004).
Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama,
yaitu sel darah dan plasma darah yang mengandung bahan-bahan penyusunnya.
Komposisi terbesar yang terkandung dalam darah adalah air sebagai media yang
memfasilitasi sejumlah faktor yang tak terdispensasi dalam pembentukan darah.
Satu millimeter kubik darah ikan mengandung sekitar 5 juta korpus berwarna
merah yang disebut leukosit dan 200.000 hingga 300.000 platelet yang disebut
trombosit. Komponen lain adalah garam mineral dan substansi organik terlarut
(Soewolo, 2005). Kimball (1983), menyatakan bahwa kompisisi kimia plasma
darah terdiri atas air 90%, garam anorhanik 1%, protein besar 7% (Albumin serum
4%, globulin serum 2,7%, fibrinogen 0,3 %) dan bahan lainnya (makanan, limbah
dan hormone) 2%.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa dalam al quran
surah An-Nur ayat 45 Allah telah menjelaskan bahwa Allah swt telah menciptakan
semua jenis hewan dari air. Maha benar Allah atas segala firmannya.
Artinya: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka
sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan
sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain)
berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS AnNur: 45)
2.2. PROSES PEMBENTUKAN SEL DARAH
Darah terdiri atas dua komponen utama, yaitu sebagai plasma darah yang
berisi bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein.
Yang kedua adalah butir butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas tiga
elemen berikut : eritrosit, leukosit, dan trombosit (Handayani, 2008).
Eritrosit, leukosit, dan trombosit berkembang dari sumber yang sama,
suatu populasi tunggal sel yang disebut sel induk pluripoten (pluripotent stem
cell) dalam sumsum merah tulang, khususnya tulang rusuk, tulang punggung,
tulang dada, dan pelvis. Pluripotent berarti sel yang berpotensi untuk
berdeferensiasi menjadi setiap jenis sel darah atau menjadi setiap jenis sel darah
atau menjadi sel yang menghasilkan trombosit. Sel induk yang pluripotent itu
muncul pada tahap awal perkembangan embrio, dan populasinya kemudian
memperbaharui diri sendiri sementara memenuhi darah dengan unsur seluler
(Campbell, 2004).
Produksi sel darah merah dikontrol oleh mekanisme umpan-balik negatif
yang sensitif terhadap jumlah oksigen yang mencapai jaringan melalui darah. Jika
jaringan itu tidak menerima oksigen yang mencukupi, ginjal akan mengubah
sejenis protein plasma menjadi hormon yang disebut eritropoietin, yang
merangsang produksi eritrosit dalam sumsum tulang. Jika darah mengirimkan
Cairan sirkulasi, Pembentukan darah dan Kimia Hemoglobin Fisiologi
Hewan
lebih banyak oksigen dibandinngkan yang yang dapat digunakan oleh jarinagn,
konsentrasi eritropoietin akan berkurang, dan produksi eritrosit akan diperlambat
(Campbell, 2004).
2.2.1. Hemopoisis (Hematopoisis)
Hemopoiesis adalah proses pembuatan sel darah merah. Saccus
vitelinus, dan kemudian hati serta limfa, penting dalam kehidupan janin tapi
setelah lahir hemopoiesis normal terbatas hanya pada sumsung tulang. Bayi
memiliki sumsung hemopoietik dalam semua tulang, tetapi pada orang dewasa
sumsum ini berada dalam skeleton sentral dan ujung proksimal tulang panjang
(rasio lemak normal terhadap jaringan hemopoietik sekitar 50:50). Perluasan
hemopoiesis di sepanjang tulang panjang dapat terjadi, misalnya pada leukemia
dan anemia hemolitik kronik. Hati dan limpa dapat memulai kembali
hemopoiesis ekstramedular bila terjadi pengantian sumsum, misalnya pada
mielofibrosis, atau pada saat kebutuhan berlebih, misalnya pada anemia
hemolitik berat (Mehta, 2008).
Hemopoisis
mencakup
pembentukan
eritrosit
(eritropoesis),
memiliki
kemampuan
untuk
bereplikasi,
berproliferasi,
dan
pertumbuhan
hemopoiesis
diatur
oleh
faktor-faktor
granulosit,
limfosit,
monosit
dan
plasmosit.
sel
mempertahankan
memasuki
kelangsungan
siklus
sel
hidupnya
(bereplikasi),
(inhibisi
berdeferensiasi,
apoptosis),
atau
Fungsi
Sintesis globin, bagian dari hemoglobin dan
Protein
Besi
Magnesium dan
cobal
Vutamin
B12
Artinya : yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan
(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
Artinya : Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Ayat diatas menjelaskan bahwasanya darah merupakan salah satu
komponen terpenting dalam penciptaan manusia, dari segumpal darah maka akan
terus berkembang menjadi segumpal daging, menjadi tulang belulang dan
akhirnya akan menjadi makhluk dengan seizin Allah. Selain itu, darah juga sangat
dibutuhkan untuk pertukaran oksigen. Dimana ketika tubuh tidak memproduksi
darah secara normal, maka akan menyebabkan penyakit.
2.3.1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel
darah
merah
(eritrosit)
berbentuk
seperti
cakram/bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit
(0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira-kira 5 juta dalam 1 mm3
(41/2 juta).warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu
zat yangdisebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya
banyak mengandung oksigen. Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen
Cairan sirkulasi, Pembentukan darah dan Kimia Hemoglobin Fisiologi
Hewan
dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon
dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru (Setiadi,
2007).
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang
merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang
melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi
hemoglobin
kemudian
dimuati
kehilangan
bermacam-macam,
ada
yang
tersebut. Heme adalah suatu pigmen yang mengandung zat besi (Fe), heme inilah
yang menyebabkan darah berwarna merah. Adapun globin adalah sejenis protein
yang tersusun atas dua pasang rantai (alfa dan beta). Rantai tersebut berikatan
dengan heme yang mengandung zat besi. Hemoglobin yang berikatan dengan
oksigen disebut oksihemoglobin, sedangkan hemoglobin yang berikatan dengan
karbondioksida disebut karbominohomoglobin (Desmawati, 2013).
2.4.1. Peran Besi (Fe) dalam Hemoglobin
Hemoglobin bukanlah senyawa yang hanya berupa protein saja.
Hemoglobin merupakan suatu protein yang kompleks, yang tersusun dari
protein globin dan suatu senyawa bukan protein yang dinamai hem. Hem
sendiri juga suatu senyawa yang rumit, yang tersusun sari suatu senyawa
lingkar yang bernama porfirin, yang bagian pusatnya ditempati oleh logam besi
(Fe). Jadi, hem adalah senyawa porifin-besi (Fe-porifin), sedangkan
hemoglobin adalah kompleks antara globin-hem. Satu molekul hem
mengandung 1 atom besi, demikian pula 1 protein globin hanya mengikat 1
molekul hem. Sebaliknya, 1 molekul hemoglobin terdiri atas 4 buah kompleks
molekul globin dengan hem. Jadi, dalam tiap molekul hemoglobin terkandung
4 atom besi (Desmawati, 2013).
Besi yang berada didalam molekul hemoglobin sangat penting
untuk menjalankan fungsi pengikatan dan pelepasan oksigen. Sebenarnya,
hanya dengan molekul besi yang ada didalam hemoglobin itulah oksigen diikat
dan dibawa. Jelaslah, bila terjadi kekurangan besi, jumlah hemoglobin juga
akan berkurang, sehingga jumlah oksigen yang dibawa berkurang pula. Hal ini
tampak jelas, misalnya dalam keadaan kekurangan (defisiensi) besi, yang
menimbulkan keadaan kekurangan darah atau anemia, yang lebih tepat
disebutkan sebagai kekurangan hemoglobin. Adanya besi didalam hemoglobin
secara kimia dapat dituliskan sebagai Hb(Fe)4. Oleh karena sudah umum
diketahui bahwa satu molekul Hb mengandung 4 atom besi, maka untuk
melukiskan adanya besi tersebut biasanya secara kimia hemoglobin dituliskan
sebagai Hb(Fe) saja (Sadikin, 2002).
Hb(Fe2+)O2
Fe3+ + e-
menentukan daya ikat atom besi yang terkandung dalam molekul tersebut.
Ikatan dan interaksi protein globulin dengan hem menentukan afinitas (kuat
tidaknya ikatan) antara atom besi hem dengan oksigen. Interaksi tersebut juga
mempengaruhi mudah atau sukarnya atom besi hem dicapai oleh molekul air
(Sadikin, 2002)
Perbedaan afinitas akan oksigen ini disebabkan oleh perbedaan
jenis protein globin yang membentuk tiap-tiap hemoglobin tersebut. Molekul
hemoglobin merupakan suatu tetramer, yaitu gabungan 4 molekul yang
berinteraksi satu sama lain, sehingga secara bersama-sama membentuk suatu
molekul yang lebih besar. Globulin ini dibedakan menjadi dua yakni ikatan
rantai alfa dan ikatan rantai beta, dimana kedua ikatan ini berfungsi sebagai
penghantar atau mengangkut protein-protein didalam darah (Sadikin, 2002).
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwasannya darah
merupakan komponen atau struktur yang sangat rinci dan kompleks, dimana Allah
menciptakan darah untuk proses kehidupan manusia. Sebagaimana dijelaskan
dalam Q.S. Al-Qiyamah ayat 38 yang berbunyi :
BAB III
PENUTUP
Cairan sirkulasi, Pembentukan darah dan Kimia Hemoglobin Fisiologi
Hewan
3.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada dalam
ruang vaskuler, karena perannya sebagai media kominukasi antar sel ke
berbagai bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya membawa
oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke
paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran cerna ke
jaringan kemudian mengantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi
seperti ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan
darah.
2. Hemoglobin memiliki dua komponen penyusun yaitu heme dan
globin. Awal kata hemoglobin juga diambil dari komponen
penyusunnya tersebut. Heme adalah suatu pigmen yang mengandung zat
besi (Fe), heme inilah yang menyebabkan darah berwarna merah. Adapun
globin adalah sejenis protein yang tersusun atas dua pasang rantai (alfa
dan beta). Rantai tersebut berikatan dengan heme yang mengandung zat
besi.
Hemoglobin
oksihemoglobin,
yang
sedangkan
berikatan
hemoglobin
dengan
oksigen
disebut
yang
berikatan
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Cairan sirkulasi, Pembentukan darah dan Kimia Hemoglobin Fisiologi
Hewan