Dosen Pengampu:
Dr. Evika Sandi Savitri, MP
Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
13620009
13620035
13620032
13620046
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT, karena atas ridho-Nya lah
makalah yang berjudul Cekaman logam Berat ini dapat diselesaikan. Shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Serta
para pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Adapun tujuan dalam
penyusunan makalah ini agar dapat menjadi rujukan untuk mempelajari tentang
Cekaman logam Berat.
Dalam penulisan makalah ini penulis mencoba semaksimal mungkin
dalam penyusunannya. Namun tidak ada gading yang tak retak, begitupun dengan
makalah ini. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca guna memperbaiki makalah sederhana ini. Semoga makalah ini dapat
menambah ilmu pengetahuan, wawasan mengenai materi Cekaman logam Berat.
DAFTAR ISI
Halaman Judul..i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1 Pengertian Logam Berat........................................................................3
2.2 Mekanisme Penyerapan Logam Berat dan Pengaruhnya pada Tumbuhan............4
BAB III..............................................................................................................................7
METODE PENELITIAN...................................................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat...............................................................................7
3.3 Bahan dan Cara Kerja...........................................................................7
BAB IV..............................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................9
4.1 Aluminium......................................................................................... 9
4.2 Makronutrient...................................................................................11
4.3 Mikronutrien.................................................................................... 12
BAB V.............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Toksisitas
aluminium
adalah
faktor
utama
yang
Aluminium
tanaman,
mempengaruhi
menyebabkan
terutama
penghambatan
sistem
elongasi
akar
akar
dan
dari
Temuan
tidak
konsisten
ini,
beberapa
dan
mekanisme
yang
lebih
dari
satu
dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Logam Berat
Logam adalah unsur alam yang dapat diperoleh dari laut, erosi batuan
tambang, vulkanis dan sebagainya. Untuk kepentingan biologi Clark (1986):
Diniah (1995) dalam Yudhanegara (2005) membagi logam ke dalam 3 kelompok
yaitu:
1. Logam ringan, biasanya diangut sebagai kation aktif di dalam larutan yang
encer (ex: Natrium, Kalium, Kalsium)
2. Logam transisi, diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, tetapi dapat jadi
racun dalam konsentrasi tingi (ex: besi, tembaga, kobalt, dan mangan)
3. Logam berat dan metalloid, umumnya tidak diperlukan dalam kegiatan
metabolisme dan sebagai racun bagi sel dalam konsentrasi rendah (ex: raksa,
timah, selenium, timah hitam, dan arsen)
Logam berat merupakan unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5
g/cm3, terletak disudut kanan bawah daftar berkala, mempunyai afinitas yang
tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari periode 3
sampai 7 pada tabel periodik. Beberapa logam berat yang beracun tersebut adalah
As, Cd, Cr, Cu, Pb, Hg, Ni dan Zn (Wild, 1995).
Faktor yang menyebabkan logam berat termasuk dalam kelompok zat
pencemar adalah karena adanya sifat-sifat logam berat yang tidak dapat terurai
dan mudah diabsorbsi. Berbagai faktor lingkungan berpengaruh terhadap logam
berat yaitu keasaman tanah, bahan organik, suhu, tekstur, mineral, liat, dan
sebagainya. pH adalah faktor penting yang menentukan transformasi logam.
Penurunan pH secara umum meningkatkan ketersediaan logam berat kecuali Mo
dan Se (Klein, 1995).
Pada tanah, semakin halus teksturnya semakin tinggi kekuatannya untuk
mengikat logam berat. Oleh karena itu, tanah yang bertekstur liat memiliki
kemampuan untuk mengikat logam berat lebih tinggi daripada tanah berpasir.
Logam berat mungkin diabsorbsi dan diakumulasikan dalam jaringan hidup.
Kemampuan beberapa logam berat dalam berikatan dengan asam amino
mengikuti urutan sebagai berikut: Hg > Cu > Ni > Pb > Co > Cd (Hutagalung,
1991).
Dalam ekosistem alam terdapat interaksi antar organisme baik interaksi
positif maupun negatif yang menggambarkan bentuk transfer energi antar populasi
dalam komunitas tersebut. Dengan demikan pengaruh logam berat tersebut pada
akhirnya akan sampai pada hierarki rantai makanan tertinggi yaitu manusia.
Logam berat diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan
tetap tinggal dalam tubuh untuk jangka waktu lama sebagai racun yang
terakumulasi (Saeni, 1997).
2.2 Mekanisme Penyerapan Logam Berat dan Pengaruhnya pada Tumbuhan
Proses absorbsi racun, termasuk unsur logam berat menurut Soemirat
(2003) dapat terjadi lewat beberapa bagian tumbuhan, yaitu: 1) akar, terutama
untuk zat anorganik dan zat hidrofilik; 2) daun bagi zat lipofilik, dan 3) stomata
untuk memasukkan gas. Adapun proses absorbsinya sendiri terjadi seperti pada
hewan dengan berbagai mekanisme difusi, hanya istilah yang digunakan berbeda,
yakni translokasi. Transport ini terjadi dari sel ke sel menuju jaringan vaskuler
agar dapat di distribusikan keseluruh bagian tumbuhan. Difusi katalitis terjadi
dengan ikatan benang sitoplasma yang disebut plasmodesmata. Misalnya transport
zat hara dari akar ke daun dan sebaliknya transport makanan atau hidrat karbon
dari daun ke akar.
Tumbuhan
memiliki
kemampuan
untuk
menyerap
ion-ion
dari
lingkungannya ke dalam tubuh melalui membrane sel. Dua sifat penyerapan ion
oleh tumbuhan adalah (1) faktor konsentrasi, yaitu kemampuan tumbuhan dalam
mengakumulasi ion sampai tingkat konsentrasi tertentu, bahkan dapat mencapai
beberapa tingkat lebih besar dari konsentrasi ion di dalam mediumnya, dan (2)
perbedaan kuantitatif akan kebutuhan hara yang berbeda pada tiap jenis tumbuhn
(Fitter, 1991).
Sel-sel akar tumbuhan umumnya mengandung konsentrasi ion yang lebih
tinggi daripada medium sekitarnya. Sejumlah besar eksperimen menunjukkan
adanya hubungan laju reaksi pengambilan ion dengan konsentrasi ion yang
menyerupai hubungan laju reaksi yang dihantarkan enzim dengan konsentrasi
substratnya. Analog ini menunjukkan adanya mekanisme khusus dalam membran
7
sel yang hanya sesuai untuk suatu ion tertentu dan dapat menyerap ion tersebut,
sehingga pada konsentrasi substrat yang tinggi berperan pada laju maksimum
hingga mencapai laju pengambilan jenuh (Fitter, 1991).
Beraneka ragam unsur dapat ditemukan dalam tubuh tumbuhan, tetapi
tidak berarti bahwa seluruh unsur-unsur tersebut dibutuhkan tmbuhan untuk
kelangsungan hidupnya. Beberapa unsur yang ditemukan di dalam tubuh
tumbuhan ternyata dapat mengganggu metabolisme atau meracuni tumbuhan,
sebagai contoh adalah beberapa jenis logam berat seperti Al, Cd, Ag, dan Pb.
Unsur hara dapat kontak dengan permukaan akar melalui 3 cara, yakni: 1) secara
difusi dalam larutan tanah; 2) secara pasif oleh aliran air tanah, dan 3) akar
tumbuh kearah posisi hara dalam matrik tanah. Serapan hara oleh akar dapat
bersifat akumulatif, selektif, satu arah, dan tidak dapat jenuh. Penyerapan hara
pada waktu yang lama menyebabkan konsentrasi hara dalam sel jauh lebih tinggi
ini disebut sebagai akumulasi hara. Pengukuran konsentrasi unsur hara dalam
jaringan tumbuhan, tanah, atau larutan hara dapat dilakukan dengan alat
spektometer serapan atomik atau spektometer emisi optikal (Lakitan, 2001).
Menurut Fitter (1991) mekanisme yang mungkin dilakukan oleh tumbuhan
untuk menghadapi konsentrasi toksik adalah:
a) Penanggulangan (ameliorasi), jika konsentrasi internal harus dihadapi maka
ion-ion akan dipindahkan dari tempat sirkulasi dengan beberapa jalan atau
menjadi toleran di dalam sitoplasma. Terdapat empat pendekatan dalam
ameliorasi, yaitu: 1) lokalisasi (intraseluler atau ekstraseluler); biasanya di
dalam akar; 2) ekskresi, secara aktif melalui kelenjar pada tajuk atau secara
pasif melalui akumulasi pada daun-daun tua yang diikuti dengan absisi
daun; 3) dilusi (melemahkan), yaitu melalui pengenceran; 4) inaktivasi
secara kimia. Mekanisme pembentukan komplek logam sering dijumpai
pada tumbuhan, seperti pada tembaga (Cu) yang biasanya mengalami
translokasi
b)
pembentukan
khelat
dengan
asam-asam
poliamino-
polikarboksilik
Toleransi, yaitu tumbuhan mengembangkan sistem metabolik yang dapat
berfungsi pada konsentrasi toksik. Pada beberapa kasus, enzim dinding sel,
terutama fostase asam, telah diperlihatkan toleran terhadap tingkat toksin
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2008, namun dalan penelitian ini
tidak dijelakskan secara pasti dimana tempat penelitian ini berlangsung.
3.2 Bahan dan Cara Kerja
Adapun
bahan
yangdigunakan
serta
cara
kerja
dari
(West
Africa
Rice
Development
Association,
Senegal), dan biji dari kultivar IRAT112 (IRAT), dan IR602310-1-1 (IR) (Al resistant), diperoleh dari IRRI (International
Rice Research Institute, Philippines)
2. Dikecambahan pada kertas yang telah dibasahi dengan air
yang terionisasi
3. Setelah 10 hari, planlet dipindahkan ke ruang pertumbuhan
phytotronic
4. Biji dariberbagai kultivar padi tersebut diletakan di atas
piring polystyrene yang mengambang di atas tangki berisi
25
larutan
hara
yang
terdiri
sebagai
berikut:
argon
emisi
plasma
induktif
spektrofotometer
12. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam g / mg berat
kering
13. tingkat
transportasi
ion
(RI)
untuk
tunas
dihitung
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Aluminium
Cekaman Al menyebabkan peningkatan kadar Al pada akar dan tunas.
peningkatan kadar Al menjadi lebih besar pada kultivar sensitive AL (IKP dan
Aiwu) daripada di kultivar tahan atau resisten Al (IRAT dan IR) pada dosis Al
tinggi (1000 dan 1500 M).
12
13
4.2 Makronutrient
Cekaman Al diinduksi oleh peningkatan kadar Ca dan P di akar dalam
kultivar sensitif Al pada 1000 dan 1500 m Al, kecuali P di akar Aiwu pada 1000
M Al (Gambar 2A; Gambar 2C). Dalam kultivar yang resisten, tidak ada
pengaruh yang signifikan terhadap ion ini, kecuali sedikit peningkatan kadar P
dalam akar IR (Gambar 2C). Konsentrasi Al secara signifikan mempengaruhi
kadar P di akar dan parameter ini juga dapat digunakan untuk membedakan antara
genotipe kelompok resisten Al dan genotipe sensitif Al.
14
15
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Data yang disajikan di sini menunjukkan bahwa beras, konsentrasi makro
dan mikronutrien dalam jaringan tanaman yang sangat dipengaruhi oleh Al
dan besarnya efek ini tergantung pada kelompok kultivar ( kultivar tahan
Al terhadap kultivar sensitive Al).
2. Hasil ini menunjukkan bahwa, relatif terhadap kultivar sensitif, kultivar
yang resisten terhadap Al dapat dijelaskan dengan penyerapan yang
terbatas dan translokasi Al dari akar ke tunas. Konsentrasi makro dan
mikronutrien dapat menjelaskan perbedaan antar kultivar. Kultivar yang
resisten terhadap Al (IRAT dan IR) memiliki transport yang lebih efiien
terhadap Ca, P, dan Mn dari akar dan tunas. Temuan ini menunjukkan
dengan jelas bahwa ada lebih dari satu mekanisme yang mungkin
berkontribusi terhadap resistensi cekaman Al pada tanaman padi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Fitter, A.H. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: UGM Press
Hutagalung. 1991. Pecemaran Laut oleh Logam Berat. Puslitbang Oseanologi.
Jakarta: LIPI
Klein, DA. 1995. Interactions Between Soil Microbial Community and
Organometallic Compaunds. New York: MArcell Dekker
Lakitan, B. 2001. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo
Persadaa
Luncang. 2005. Ekosistem Wilayah Pesisir. http://mailto[projectemail].com (27
September 2016)
Rosmarkam, A. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius
Saeni. 1997. Penentuan Tingkat Pencemaran Logam Berat dengan Analisis
Rambut. Bogor: FMIPA IPB
Soemirat, J. 2003. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press
Wild, A. 1995. Soils and the Environment: An Introduction. Great Britain:
Cambridge University Press
Yudhanegara, RA. 2005. Penyerapan Unsur Logam Berat Pb dan Hg oleh
Enceng Gondok (Eichornia crassipes) dan Kiapu (Pistia stratiotes).
Skripsi Departemen Koservasi Sumber Daya Hutan IPB. Bogor
18