Anda di halaman 1dari 2

ANALISA DATA

1. Gambaran Umum Klinik Perusahaan


PT. TUNGGAL DJAJA INDAH, mempunyai tenaga kerja tetap 505 orang,
tenaga kerja kontrak 505 orang, mempunyai 24 unit shop. Klinik perusahaan memiliki
1 dokter konsultan kesehatan kerja, 2 dokter HIPERKES praktek, 1 orang paramedik,
1 orang bagian umum. Waktu kerja setiap hari kerja, hari Senin sampai dengan Jumat,
jam kerja dibagi menjadi tiga shift.
Terdapat beberapa Program Kesehatan Kerja (PKK) meliputi: Identifikasi
potensi bahaya tempat kerja, Analisis risiko, Surveillance kesehatan kerja (ICD 10,
Uji Lingkungan, pemeriksaan berkala tenaga kerja), Pemantauan biologik, Pelayanan
kesehatan kerja setiap hari kerja klinik dibuka, Penyuluhan post operasi atau
presentasi (Continuing Education), Pengendalian lingkungan kerja, Konsultasi dan
komunikasi (Home visit, Hospital visit), monitoring dan tindak lanjut penyakit yang
diduga penyakit akibat kerja (PAK), Pelatithan P3K.
Dalam kegiatan administrasi, klinik perusahaan ditunjang dengan 1 set
komputer dan program untuk data based patient, transaksi obat dan faktur penjualan,
transaksi laboratorium, pengeluaran dan pemasukkan obat, dan pembelian obat
(jumlah, macam obat, total harga) sehingga data untuk membuat laporan tersedia
dengan baik. Pengeluaran obat, penunjang medis (laboratorium) dapat dikontrol
dengan baik.
Pada program komputer, setiap obat keluar akan menanyakan diagnosis pasien
tersebut, maka pasien datang harus diperiksa baik oleh dokter atau perawat, untuk
mengisi diagnosis sesuai ICD 10.
2. Hasil Pengolahan Data

a. Jumlah kunjungan pasien klinik PT. TUNGGAL DJAJA INDAH bulan JuniAgustus 2015 berjumlah 358 kunjungan pasien. Jika dibandingkan dengan
kunjungan triwulan sebelumnya mengalami penurunan kunjungan. Peningkatan
maupun penurunan angka kunjungan pasien di klinik perusahaan disebabkan oleh
beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama, tenaga kerja telah peduli
kesehatannya sehingga jika terjadi gangguan kesehatan pada dirinya langsung
memeriksakan diri ke klinik perusahaan. Kemungkinan kedua, tenaga kerja
menganggap bahwa penyakit dideritanya bukan merupakan masalah besar
sehingga tenaga kerja menganggap tidak perlu datang ke klinik.
b. Tingkat Kesakitan (Morbidity Rate) rata-rata PT. TUNGGAL DJAJA INDAH
bulan JuniAgustus 2015 adalah 23,63% dari 505 tenaga kerja tetap full time atau
2.363 dari 10.000 pekerja full time. Perbandingan dengan angka kejadian sakit
yang terjadi di luar negeri (NIOSH), rata-rata angka kejadian karena pekerjaan
yang tidak fatal di industri swasta dilaporkan oleh Bureau of Labor statistics
dalam survey of Occupational injuries and illnesses (SOII), bagian industri tahun
2012: Kurang dari 3,4% atau 340 orang dari 10.000 pekerja full time. Dapat

ditarik kesimpulan bahwa PT. TUNGGAL DJAJA INDAH bulan JuniAgustus


2015 belum memenuhi standart NIOSH.
Ref.National institute for Occupational Safety and Health, Centers for Disease Control and
Prevention, 2000. Worker Health Chartbook, 2000. (HHS [NIOSH] PUB.No.2000-163),
Cincinnati, OH: NIOSH Publication Dissemination.

c. Angka Kematian (Mortality Rate) pada bulan JuniAgustus 2015 sebesar 0% atau
nihil kematian.
d. Pada bulan Juni-Agustus 2015, terdapat 1 kasus Kecelakaan Kerja (KK) pada
bulan Agustus dan belum memenuhi Angka Nol Kecelakaan (Zero Accident).
e. Terdapat 10 besar penyakit yang diklasifikasikan ke dalam ICD 10 sebagai
berikut.
1. Pharingitis
2. Hypertensi
3. ISPA
4. Dermatitis Alergi
5. Gastritis
6. Myalgia
7. Athritis, Rhematoid termasuk Gout
8. Dermatitis Alergi
9. Diabetes Mellitus
10. Conjungtivitis
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kemudian dari segi kepatuhan terhadap pelaksanaan K3 terdapat 1 orang pekerja


yang mengalami kecelakaan kerja pada bulan Agustus. Untuk itu harus tetap ditingkatkan
pengawasan untuk pembudayaan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dengan
cara:
1. Memberikan Safety Talk atau Safety Meeting sebelum melaksanakan kegiatan
perusahaan atau proses produksi.
2. Memberikan pengawasan terhadap pemakaian APD ketika bekerja dan mulai
melakukan pengadaan APD.
3. Setiap ketua Unit Shop atau Petugas Pengawas yang dibebani tanggung jawab sebagai
pemantau kegaiatan harus memantau aktivitas tenaga kerja apakah sudah sesuai
dengan SOP atau Budaya K3 atau tidak. Contoh, pada proses Packaging, ketua Unit
Shop atau yang bersangkutan harus memastikan apakah tenaga kerja mengemas
produk secara ERGONOMI atau tidak.
4. Memberikan REWARD bagi tenaga kerja yang patuh dan selalu berbudaya K3.

Anda mungkin juga menyukai