Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anjani Putri Retnaninggalih

NIM : 112011101035
RESUME JURNAL
Judul Jurnal

Incidence of epithelial lesions of the conjunctiva in a review of 12,102


specimens in Canada (Quebec)
Luiz Filipe De Albuquerque Alves1,2,3, Bruno Franco Fernandes2, Julia
Valdemarin Burnier2, Pablo Zoroquiain2, Demian Temponi Eskenazi2,

Latar

Miguel Noel Burnier Jr2


Lesi nonmelanocytic mewakili 47% dari semua tumor konjungtiva. Lesi epitel

Belakang

konjungtiva terdiri dari berbagai macam kondisi, mulai dari tumor jinak seperti
papiloma, sampai lesi ganas seperti squamous cell carcinoma (SCC). Ocular
surface squamous neoplasia (OSSN) adalah istilah baru yang mengkategorikan
lesi prakanker dan lesi ganas, termasuk conjunctival intraepithelial neoplasia
(CIN) dan SCC.
Lesi epithelial merupakan kelompok kedua yang paling umum dari spesimen
konjungtiva. Distribusinya dipengaruhi oleh geografi, paparan sinar matahari
dan faktor-faktor lain seperti prevalensi human immunodeficiency virus (HIV)
dan human papiloma virus (HPV). OSSN ditemukan di semua demografi,
dengan insidensi yang lebih tinggi pada laki-laki. Menurut Institute of
Ophthalmology di Inggris, Brazillian Registry, dan American Foce institute of
Pathology (AFIP) Registry, tumor epithelial mencapai sepertiga sampai

Tujuan

setengah dari neoplasma konjungtiva.


Untuk menilai frekuensi relatif masing-masing lesi epitel konjungtiva di

Metodologi

Kanada dan menganalisis kemungkinan korelasi agen etiologi dalam sampel.


Studi retrospektif dari 12.102 kasus yang diterima selama 16 tahun (1993-2009)
di Henry C. Witelson Ocular Patologi Laboratorium di Montreal, Canada. Data
demografi diambil dari formulir permintaan histopatologi dan spesimen
dikategorikan dan dianalisis secara persentase. Dilakukan review terhadap
frekuensi relatif dari lesi epitel konjungtiva dari pusat di Kanada, yang

Hasil

mewakili provinsi Quebec.


Dari 12.102 spesimen, 273 adalah lesi konjungtiva (2,25%), termasuk 86 tumor
epitel (0,71%) dari konjungtiva. Rata-rata usia pasien adalah 59,9 17,6 tahun,

dan distribusi jenis kelamin adalah 66 (69%) laki-laki dan 30 (31%)


perempuan. Lima belas lesi (17,4%) yang diklasifikasikan sebagai papilloma
sel skuamosa (usia rata-rata, 57,3 16,7 tahun). Pada OSSN, terdapat 10 kasus
(11,6%) actinic keratosis (63.8 17,6 tahun), 27 (31,3%) kasus neoplasia
intraepithelial konjungtiva (CIN) dengan derajat variabel atypia (ringan sampai
sedang) (63,9 15,3 tahun), 15 kasus (17,4%) karsinoma in situ (66,7 18,0
tahun), dan 17 kasus (19,7%) karsinoma sel skuamosa (SCC) (56,2 19,4
tahun). Dua kasus langka lainnya dari tumor ganas termasuk satu sel basal
Kesimpulan

karsinoma dan satu karsinoma mucoepidermoid.


Distribusi sampel sama dengan yang dilaporkan oleh American Foce institute
of Pathology (AFIP) pada tahun 1994. Bila dibandingkan dengan sampel lain
yang berasal dari negara dengan tingkat paparan sinar matahari yang tinggi,
didapatkan insidensi OSSN lebih rendah, termasuk karsinoma sel skuamosa di

Rangkuman
dan

Kanada.
Intraepitelial tumor pada konjungtiva disebut juga dengan Bowens disease of

Hasil the conjunctiva berdasarkan kemiipan histologinya dengan carcinoma in situ

Pembelajaran

pada kulit (Bowens disease). Hasil penelitian studi insidensi lesi epithelial
konjungtiva pada 12.102 spesimen di Kanada, menunjukkan hasil sebanyak 273
kasus adalah lesi konjungtiva (2,25%) dengan rata-rata usia pasien adalah 59,9
17,6 tahun, dan distribusi jenis kelamin adalah 66 (69%) laki-laki dan 30
(31%) perempuan. Sementara jumlah karsinoma in situ sebanyak 15 kasus
(17,4%) dengan rata-rata usia pasien 66,7 18,0 tahun.

Department of Ophthalmology, Brazilian Air Force Central Hospital Rio de Janeiro, Rio de Janeiro

(RJ), Brazil.
2

Department of Ophthalmology and Pathology, The McGill University Health, Center & Henry C.

Witelson Ocular Pathology Laboratory. Montreal, Canada.


3

Department of Ophthalmology, Universidade Federal de So Paulo - UNIFESP - So Paulo (SP), Brasil.

Anda mungkin juga menyukai