KISTOMA OVARII
Oleh:
Muhammad Izat Fuadi
112011101059
Pembimbing:
dr. Endang Maruf, Sp.OG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ovarium mempunyai tugas penting terhadap reproduksi. Fungsi ovarium
adalah sebagai penghasil hormon dan penghasil sel telur. Gangguan pada
ovarium tentu dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan,
dan pematangan sel telur. Gangguan tersebut dapat berupa kista ovarium, sindrom
ovarium polikistik, dan kanker ovarium. Kista ovarium merupakan suatu
pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur (ovarium). Cairan ini dapat
terkumpul dan dibungkus oleh semacam kapsul yang terbentuk dari lapisan
terluar ovarium. Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terdapat pada
ovarium.
Angka kejadian kista ovarium di dunia yaitu 7% dari populasi wanita, dan
85% bersifat jinak. Sedangkan angka kejadian di Indonesia tidak diketaui secara
pasti dikarenakan pencatatan kasus yang kurang baik. Namun, diperkirakan
prevalensi kista ovarium sebesar 60% dari seluruh kasus gangguan ovarium.
Kistadenoma ovarii musinosum sebesar 40% dari seluruh kasus neoplasma
ovarium. Frekuensi kistadenoma ovarii musinosum ditemukan Hariadi (1970)
sebesar 27%, Gunawan (1977) menemukan 29,9%, Sapardan (1970) menemukan
37,2%, dan Djaswadi menemukan 15,1%. Frekuensi kistadenoma ovarii serosum
ditemukan Hariadi dan Gunawan di Surabaya sebesar masing-masing 39,8% dan
28,5%. Di Jakarta Sapardan menemukan 20%, dan di Yogyakarta ditemukan
Djaswadi sebesar 361%. Frekuensi kista dermoid ditemukan Sapardan sebesar
16,9%. Djaswadi menemukan 15,1%, Hariadi dan Gunawan masing-masing
menemukan 11,1% dan 13,5% (Wiknjosastro et.al, 2009)
Kista ovarium merupakan tumor baik kecil maupun besar, kistik atau padat,
jinak atau ganas yang berada di ovarium. Kista ovarium umum ditemukan pada
wanita usia reproduktif. Kista menimbulkan angka kematian yang cukup tinggi.
Karena 20-30 % kista dapat berpotensi menjadi ganas terutama pada wanita
diatas 40 tahun. Perjalanan penyakit dianggap berlangsung secara diam-diam
(silent killer), sehingga wanita umumnya tidak menyadari sudah menderita kista
ovarium. Wanita umumnya sadar setelah benjolan teraba dari luar. Sekarang ini
semakin sering ditemukan kista ovarium pada seorang wanita dikarenakan
pemeriksaan fisik dan semakin majunya teknologi. Sebagian besar kista tidak
menimbulakan gejala yang nyata, namun sebagian lagi menimbulkan masalah
seperti rasa sakit dan perdarahan. Bahkan kista ovarium yang maligna tidak
menimbulkan gejala pada sadium awal, sehingga sering ditemukan dalam stadium
lanjut.
Kista dapat berkembang pada wanita pada setiap tahap kehidupan, dari
periode neonatal sampai postmenopause. Kebanyakan kista ovarium,terjadi
selama masa kanak-kanak dan remaja, yang merupakan periode hormon aktif
untuk pertumbuhan. Kebanyakan kista bersifat fungsional dan dapat hilang
dengan pengobatan sederhana.
Komplikasi yang paling sering dan paling serius pada kista ovarium yang
terjadi dalam
kehamilan
adalah
peristiwa
torsio
atau
terpuntir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Ovarium
Ovarium adalah sepasang organ berbentuk buah kenari yang mempunyai
panjang sekitar 1,5 inchi atau 4 cm, lebar 1,5 cm, dan tebal 1 cm, terletak di kiri
dan di kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium melekat pada
lapisan belakang ligamentum latum dengan mesovarium. Selain mesovarium,
ovarium juga mempunyai dua perlekatan lain, ligamentum infundibulopelvikum
(ligamentum suspensorium ovarii), yang merupakan tempat melintasnya
pembuluh darah, pembuluh limfe, dan persarafan ovarium dari dinding pelvis,
dan ligamentum ovarii, yang menghubungkan ovarium dan uterus (Ellis, 2006).
Ovarium menerima aliran darah dari arteri ovarii yang merupakan percabangan
dari aorta. Pada aliran darah balik, vena ovarii kanan menuju ke vena cava
inferior, sedangkan vena ovarii kiri menuju ke vena renal. Pembuluh limfe
ovarium melewati aortic nodes di level yang sama dengan pembuluh ginjal,
mengikuti peraturan umum bahwa aliran pembuluh limfe suatu organ sama
seperti aliran pembuluh vena organ tersebut. Untuk persarafan, ovarium
menerima persarafan dari aortic plexus (T10) (Ellis, 2006).
B. Definisi
Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum
diketahui, diduga seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006). Kista adalah
suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda seperti
bubur (Dewa, 2000). Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan
dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair (Sjamsuhidajat, 1998). Kista
adalah pembesaran suatu organ yang di dalam berisi cairan seperti balon yang
berisi air. Pada wanita organ yang paling sering terjadi Kista adalah indung
telur. Tidak ada keterkaitan apakah indung telur kiri atau kanan. Pada
kebanyakan kasus justru tak memerlukan operasi.
C. Sifat kista
1. Kista Fisiologis
Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal normal saja.
Sasuai suklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang,
dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 5 cm,
dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan
hilang. Jadi, kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak
berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah
1,4
Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi
karena dia masih mengalami menstruasi. Bila seseorang diperiksa ada kista,
jangan takut dulu, karena mungkin kstanya bersifat fisiologis. Biasanya kista
fisiologis tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid.
Pada yang patologis, pembesaran bisa terjadi relative cepat, yang kadang tidak
disadari si penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti
penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala
seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak
enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah
demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui
proses
untuk
tidak.
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat
jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak
menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai saat
ini, belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.
1,2
Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding
sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan,
kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat
bersifat ganas.
D.Jenis kista
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kista non-neoplastik dan kista neoplastik
1,3
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang
tidak sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung
estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi FSH ( folikel stimulating
hormon)
dan
LH
(luteinizing
hormone)
normalnya
ditemui
saat
dalamnya
akan
tua.
1,3
1,3
1,3
oleh penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus
menstruasi
Kista theka-lutein biasanya bersifat shared dan berisi cairan bening,
berwarna seperti jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari growth
indung telur, serta terapi hormon
d.
e.
1,3
kista endometrium
kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.
neoplasti jinak
1. kistik:
a.
1,3
1,3
c.
satu
elemen
mengalahkan
elemen-elemen. Penulis lain menyebutkan bahwa tumor ini berasal yang sama
1,3
1,3
kista endometroid
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu
haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam
ragim tetapi melekat pada dinding luar indung telur. Akibat peristiwa ini
setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilkan darah haid yang akan terus
menerus tertimbun dan menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung
telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexsuale
1,3
intercourse.
e. kista dermoid
Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh
menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi
pada kedua indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit
bila kista terpuntir/ pecah.
1,3
10
11
2.solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti
bawha termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi
maligna.potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis , umpamanya
sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional
yang padat.
a.
fibroma
b.
leimioma
c.
fibroadenoma
d.
papiloma
e.
angioma
f.
limfangioma
g.
tumor brenner
h.
B. Etiologi
Penyebab
terjadinya
kista
ovarium
yaitu
terjadinya
gangguan
menstruasi.
b.
c.
d.
Menstruasi dini
e.
Tingkat kesuburan
f.
g.
12
C. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang
berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista
dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein.
Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
1,2
13
pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian
besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan
germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel
yang
berisi
elemen
dari
lapisan germinal
embrional;
ektodermal,
sonogram.
14
F. Pemeriksaan penunjang
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan
pemeriksaan.
1,5
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan
kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau
padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat
5
Kista ini
multilokuler
dapat
bersifat
unillokuler
(tidak
bersepta)
atau
(bersepta-septa).
c.
Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal
echoes)
di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam kista.
15
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan
melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
G. Penatalaksanaan
1.Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor
(dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan
sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga
1,2,4
ganas (kanker).
2.Operasi
untuk laparotomi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.
16
H. Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat
tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian
disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat
terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan
1
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9%
dan 11.1% untuk stadium IV. Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan
hidup 82% sedangakan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid
1
berkaitan dengan prognosis yang buruk. Sebagian besar tumor sel germinal
yang terdiagnosis pada stadium awal memiliki prognosis yang sangat baik.
Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan prognosis yang lebih
baik dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma.
Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah
mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka
kematian yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5
tahun adalah 86.2%
17
BAB III
LAPORAN KASUS
1. Identitas pasien
Nama
: Ny. Hatimah
Umur
: 45 tahun
Agama
: islam
Suku
: jawa
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
Alamat
: 107410
:-
Agama
: Islam
Suku
: jawa
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
2. Anamnesa
Keluhan utama
Perut membesar dan terdapat benjolan pada perut bagian bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh terdapat benjolan di perut kanan bagian bawah sejak 2 bulan
yang lalu, benjolan dirasa nyeri dan semakin membesar. Awalnya nteri dirasakan
pada perut bagian kirinya 3 bulan namun tidak ada keluhan keputihan dan
tidak keluar darah dari vagina, pasien juga tidak mengeluhkan gangguan
BAK ataupun BAB, lalu pasien memeriksakan keadaannya ke RS Bina
18
Sehat MRS 3 hari, kemudian dirujuk ke RSD dr. Soebandi karena curiga tumor
abdomen.
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan yang sama (-), Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Asma (-),
keputihan (-), perdarahan (-), Benjolan di perut (-)
Riwayat Penyakit keluarga
Keluhan yang sama (-), Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Asma (-),
Riwayat Penggunaan Obat
: disangkal
Riwayat Menarche
: Usia 10 tahun
Riwayat Menstruasi
Riwayat Marital
Riwayat Obstetri
Riwayat KB
: Spiral
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
o Keadaan umum
o Kesadaran
o Vital Sign
: Cukup
: Kompos mentis
:
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 96 x/menit
Frekuensi nafas
: 24 x/menit
Suhu axila
o
: 36,5 C
19
o Leher
kelenjar tyroid
o Thorak
Cor
Inspeksi: iktus kordis tidak tampak
Palpasi: iktus kordis tidak teraba
Perkusi: redup, batas jantung tidak melebar
Auskultasi: S1S2 tunggal, tidak ada ekstrasistole,
gallop maupun murmur
Pulmo
Inspeksi: simetris
Palpasi: fremitus raba positif kedua lapang paru
Perkusi: sonor
Auskultasi: vesikular di kedua lapang paru, tidak ada
wheezing maupun rhonki.
o Ekstremitas: akral hangat di keempat ekstremitas, tidak ada
odem di keempat ekstremitas.
Status Obstetri dan Ginekologi
o Abdomen:
Genitalia:
o vulva/vagina: rambut pubis ada, tidak ada laserasi, tidak ada
benjolan/ pembengkakan kelenjar bartolini, tidak ada fluor albus,
tidak ada fluksus, tidak tampak massa pada introitus vagina
o Vaginal Touche:
20
o Bimanual
Korpus uteri : tidak teraba
Perabaan adneksa : teraba massa pada adneksa,nyeri (+)
4. Resume
Wanita usia 45 tahun, MRS pada tanggal 9 januari 2016, mengeluh
terdapat benjolan pada perut sejak 2 bulan yang lalu, terasa nyeri dan semakin
membesar. Lalu pasien periksa ke RS Bina Sehat, MRS 3 hari kemudian dirujuk
ke RSD dr. Soebandi karena curiga tumor abdomen.
Dari Pemeriksaan tanda-tanda vital pre operasi didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 96 kali/ menit, pernapasan 24 kali/menit, suhu 36.5C
Pada pemeriksaan palpasi abdomen didapatkan bentukan masa kenyal,
mobile, dan terdapat nyeri tekan.
Dari pemeriksaan vulva/vagina tidak ada laserasi, vaginal touche Portio
teraba licin dan lunak, adneksa teraba massa dan nyeri
5. Diagnosa
Tumor Abdomen DD Meigh Syndrome + Anemia
Diagnosa banding:
6. Planning
21
Diagnostik
Pemeriksaan lab (DL), USG, pemeriksaan histopatologi post op, antigen
Hemoglobin 8,5
LED 86/123
Leukosit 12,1
Hematokrit 27
Trombosit 667
OT/PT 33/30
Albumin 3,1
o
o
o
o
o
o
Natrium 127,3
Kalium 4,04
Chlorida 97,5
Kr. Serum 1,0
BUN 20
Urea 43
Terapi:
o Ivfd NaCl 500 cc/24 jam
o Injeksi ketolorac 3x1
o Injeksi Ranitidine 3x1
o Injeksi Furosemid 3x1
o Inj. Ceftazidim 3x1
o O2 10 L/menit
o Tranfusi PRC 2 Kolf/ hari
o Pro USG
Follow up H3
S/ KU: nyeri Pinggang terasa panas
O/ KU: Lemah
Kes: CM
TD: 130/90
RR: 20 x/menit
N: 80
Tax: 36.8C
Auskultasi
Perkusi
: Timpani
Palpasi
22
Genitalia
: Fluxus (-)
Ekstremitas
Hasil USG :
bersepta
Ascites
Hemoglobin 12,6
LED 31/56
Lekosit 9,7
Hematokrit 38,5
Trombosit 493
Bilirubin direk/total
o
o
o
o
0,28/0,53
OT/PT 25/22
Albumin 2,6
Natrium 131.0
Kalium 3,59
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Chlorida 98,9
Calsium 1,86
Mangnesium 0,81
Fosfor 0,99
Kr. Serum 1,3
BUN 27
Urea 58
As. Urat 7,5
Glukosa
Darah
sewaktu 52
23
RR: 20 x/menit
N: 80x/menit
Tax: 36.8C
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Genitalia
: Fluxus (-)
Ekstremitas
24
BAB IV
KESIMPULAN
Kista adalah pembesaran suatu organ yang di dalam berisi cairan seperti
balon yang berisi air. Pada wanita organ yang paling sering terjadi Kista
adalah indung telur. Berdasarkan sifat kista dapat bersifat fisiologis dan patolgis.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kista non-neoplastik dan kista neoplastik Ada lagi jenis kista abnormal pada
ovarium, jenis ini ada yang bersifat jinak dan ganas. Pemeriksaan untuk kista
dapat di lakukan dengan USG dan dengan Laparoskopi. Prognosis kista jinak
sangat baik untuk kelangsungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin
A.B,dkk.
Jakarta:
Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.1999: 13-14
Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, hal 1027;
Jakarta, 1998
Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2.
Jakarta: Media Aesculapius. 2000.
Wikipedia. Ovarian Cysts. [cited 2007 Des. 07] Available from : the
term of the GNU free documents license.co.id
Marrinan G., Ovarian Cysts, Radiology>Obstetric/Gynecologic. [online].
2007.
[cited
2007
Des.
05]
Available
from:
http://www.emedicine./com