KHUTBAH PERTAMA
.
Page 1
Jamaah Jumat rahimakumullah
Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Taala dengan ketakwaan
yang sebenar-benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan
oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam serta menjauhi
apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa
sallam.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, kemudia keluarga, sahabatsahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan kaum mukmin untuk
bertaubat, firman-Nya:
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang
yang beriman agar kamu beruntung. (QS. An Nuur: 31)
Dia membagi hamba-hamba-Nya kepada dua golongan; hamba yang
bertaubat dan hamba yang zhalim, tidak ada yang ketiganya, firmanNya:
Dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orangorang yang zalim. (QS. Al Hujuraat: 11)
Di akhir-akhir ini, banyak orang yang jauh dari agama Allah, maksiat
merata dan kerusakan melanda sehingga hampir tidak ada satu pun
manusia kecuali telah dilumuri oleh berbagai noda dosa dan maksiat,
selain orang yang Allah jaga.
2|Disalin dari www.khotbahjumat.com
Page 2
Akan tetapi, Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya meskipun orang-orang kafir benci, sehingga banyak orang yang
sadar dari kelalaiannya dan bangun dari tidurnya. Mereka menyadari
sikapnya selama ini yang jauh dari jalan yang lurus; jalan orang-orang
yang diberi nikmat oleh Allah, jalan para nabi, para shiddiqin, syuhada,
dan orang-orang saleh. Mereka pun pergi menuju menara taubat,
sedangkan yang lain sudah mulai bosan dengan hidupnya dan
berangkatlah mereka bersama-sama untuk keluar dari kegelapan kepada
cahaya.
Bahaya Meremehkan Dosa
Allah Subhanahu wa Taala memberikan tiga kesempatan kepada kita
untuk bertaubat:
Pertama, sebelum dicatat dosa itu oleh malaikat, berdasarkan hadis
berikut:
Page 3
Tidak ada dosa kecil apabila dilakukan terus-menerus,
Dan tidak ada dosa besar apabila diiringi dengan istighfar.
Menganggap remeh suatu dosa adalah penyakit berbahaya, kepada
orang yang terserang penyakit ini, kita katakan, Kamu jangan melihat
kecilnya dosa yang kamu kerjakan, tetapi lihatlah kepada siapa kamu
bermaksiat.
4|Disalin dari www.khotbahjumat.com
Page 4
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepada-Nya. (QS. Huud: 3)
Kita dapat mengetahui bahwa taubat adalah sesuatu yang lebih setelah
istighfar.
Karena masalah taubat adalah masalah yang sangat penting, para ulama
menyebutkan syarat-syarat taubat yang mereka ambil dari Alquran dan
sunah. Berikut ini syaratnya:
1. Segera meninggalkan perbuatan dosa itu.
2. Menyesalinya.
3. Berniat keras untuk tidak mengulangi.
Dan apabila ada hak orang lain yang kita ambil/zhalimi maka ditambah
dengan yang keempatnya yaitu mengembalikan hak mereka atau
meminta dihalalkan berdasarkan hadis berikut:
.
Barang siapa yang pernah menzalimi seseorang baik kehormatannya
ataupun yang lainnya, maka mintalah untuk dihalalkan pada hari ini
5|Disalin dari www.khotbahjumat.com
Page 5
sebelum datang hari yang ketika itu tidak ada dinar dan dirham. Jika ia
memiliki amal saleh, maka diambillah amal salehnya sesuai kezhaliman
yang dilakukannya, namun jika tidak ada amal salehnya, maka
kejahatan orang itu akan dipikulkan kepadanya. (HR. Bukhari)
Sebagian ahli ilmu menyebutkan syarat lain taubat nashuha (yang
sesungguhnya) yang merupakan penyempurnanya sbb:
Pertama, meninggalkan dosa tersebut karena Allah.
Yakni ia meninggalkan dosa tersebut bukan karena tidak mampu
mengerjakannya, bukan juga karena takut dibicarakan oleh manusia.
Sehingga tidaklah dinamakan taubat jika seseorang meninggalkan dosa
karena khawatir namanya menjadi buruk di masyarakat. Dan tidaklah
dinamakan taubat kalau ia meninggalkan dosa karena khawatir sakit
seperti orang yang meninggalkan zina karena khawatir terserang
penyakit Aids.
Kedua, merasakan buruknya perbuatan dosa.
Yakni taubat yang sesungguhnya tidak mungkin membuat seseorang
senang ketika mengingat dosa-dosanya yang telah lalu atau merasakan
nikmat perbuatan dosa, atau bahkan ada keinginan untuk
mengulanginya.
Ketiga, bersegera dalam bertaubat.
Oleh karena itu, apabila seseorang menunda-nunda taubat berarti
taubatnya menunjukkan kurang sunguh-sungguh.
Keempat, merasa khawatir taubatnya belum diterima.
Yakni seseorang yang bertaubat tidak boleh memastikan bahwa
taubatnya sudah diterima sehingga dirinya santai merasa aman dari
makar Allah Subhanahu wa Taala.
Kelima, adanya upaya untuk menutupi kekurangan dalam memenuhi
hak Allah ketika mampu. Misalnya mengeluarkan zakat yang
ditahannya di tahun yang lalu, di samping karena adanya hak orang
fakir di hartanya itu.
6|Disalin dari www.khotbahjumat.com
Page 6
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi
sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS. Az
Zukhruf: 67)
Kawan-kawan jahatnya kelak akan saling melaknat satu sama lain. Oleh
karena itu, hendaknya ia meninggalkan kawannya itu jika ia merasakan
kesulitan mendakwahinya, dan jangan sampai memberikan kesempatan
kepada setan menyeret dirinya dengan ikut duduk bersama mereka,
karena ada saja orang yang kembali lagi berbuat maksiat ketika tetap
bergaul dengan kawan-kawannya yang jahat.
Dalam sebuah hadis shahih disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda:
.
7|Disalin dari www.khotbahjumat.com
Page 7
.
.
Dahulu, di zaman sebelum kamu ada seseorang yang telah membunuh
sembilan puluh sembilan orang. Dia pun bertanya kepada orang-orang
siapa yang paling mengerti agama, lalu diberitahukanlah kepadanya
seorang rahib (ahli ibadah), maka didatanginya ahli ibadah itu dan
diberitahukannya bahwa dia telah membunuh sembilan puluh sembilan
orang, apakah masih bisa bertaubat? Ahli ibadah itu menjawab, Tidak
bisa. Maka dibunuhnya ahli ibadah itu sehingga genap seratus orang
yang telah dibunuhnya.
Namun dia (masih ingin bertaubat) dan bertanya siapakah orang yang
mengerti agama, maka ditunjukkanlah kepadanya seorang yang alim
(mengerti agama), ia memberitahukan kepadanya bahwa dirinya telah
membunuh seratus orang, Apakah masih bisa bertaubat? Orang alim
itu menjawab, Ya, siapakah yang dapat menghalangi seseorang untuk
bertaubat.
Pergilah kamu ke kampung ini atau itu, karena di sana ada orang-orang
yang beribadah kepada Allah. Beribadahlah kamu kepada Allah
bersama mereka, dan jangan kembali lagi ke kampungmu, karena
kampungmu adalah kampung yang buruk.
Orang ini pun pergi, dan di tengah perjalanan tiba-tiba maut datang,
sehingga malaikat rahmat dan malaikat adzab berselisih (siapa di antara
keduanya yang mencabut nyawanya).
Page 8
KHUTBAH KEDUA
9|Disalin dari www.khotbahjumat.com
Page 9
Taubat Menghapus Semua Kesalahan yang Telah Berlalu
Imam Muslim meriwayatkan tentang masuk Islamnya Amr bin Aash
radhiallahu anhu, ia berkata, Ketika Allah memasukkan Islam ke
dalam hatiku, aku datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
aku katakan, Bentangkanlah tanganmu, agar aku membaiatmu, maka
Beliau membentangkan tangannya, namun aku malah menggenggam
tanganku, Beliau pun bertanya, Ada apa denganmu wahai Amr?
Amr menjawab, Aku ingin membuat syarat. Beliau bertanya, Syarat
apa? Amr menjawab, Yaitu agar Dia mengampuniku. Beliau
menjawab:
.
Tidakkah kamu mengetahui bahwa Islam menghapuskan dosa-dosa
yang telah lalu, hijrah juga menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu,
dan hajji juga menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu?
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Taala memberikan petunjuk
kepada kita agar senantiasa bertaubat kepada-Nya, karena kita disadari
10 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Page 10
atau tidak kita senantiasa berbuat dosa. Dan semoga Allah menerima
taubat dan mengampuni kesalahan-kesalahan kita.
.
.
.
Page 11
11 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
12 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m
Page 12
Yufid Network:
Developed by:
Aplikasi Yufid:
Developed by: