Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena dengan
rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah KKPMT
Adapun makalah yang sederhana ini membahas tentang Kelenjar pencernaan pada
manusia makalah ini saya susun agar pembaca khususnya pembaca maupun penulis dapat
memperluas ilmu tentang sistem dan proses pencernaan pada manusia dan hewan.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang tulus kepada Bapak Prof. Dr. Herbert
Sipahutar, M.Sc selaku dosen pembimbing mata kuliah struktur perkembangan hewan yang
telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah Ini.
Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, pelajar, khususnya
pada diri saya sendiri dan semua yang membaca makalah kami ini dan mudah-mudahan
juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca .
Demi perbaikan makalah ini, maka kami membutuhkan saran dan kritik demi
menjadikan makalah ini ke arah yang lebih baik.

BANDA ACEH,23 APRIL 2016


PENULIS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelenjar adalah organ tubuh yang mensintesa suatu zat untuk dikeluarkan, misalnya
hormon untuk sekresi kedalam aliran darah atau keruang-ruang didalam tubuh maupun
permukaan luar tubuh.
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan
kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan
kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan
menjadi sari-sari makanan yang siap diserap didalam tubuh.
1.2 Rumusan Permasalahan
1. Apa-apa saja kelenjar kelnjar didalam sistem pencernaan?
2. Apa fungsi dari masing-masing kelenjar pencernaan?
1.3 Tujuan
2. Mengetahui apa-apa saja kelenjar pencernaan.
3. Mengetahui fungsi dari kelnjar pencernaan.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1Kelenjar Pencernaan
Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan dibantu dengan enzim. Enzim
pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Macam kelenjar pencernaan pada manusia
diantaranya :

kelenjar ludah (parotis),

kelenjar lambung,

kelenjar pankreas dan hati.

2.1.1 Kelenjar ludah (parotis)


Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan dan kiri serta
di bawah telinga sebelah kanan dan kiri faring. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah
(saliva). Saliva keluar dipengaruhi oleh kondisi psikhis yang membayangkan makanan
tertentu

serta refleks karena

adanya

makanan

yang

masuk

ke

dalam

mulut. Saliva mengandung enzim ptialin atau amilase ludah.Kelenjar liur atau kelenjar
ludah pada mamalia adalah kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar yang mempunyai saluran
sendiri, yang memproduksi air liur. Kelenjar ini juga menyekresi amilase, enzim yang
memecah karbohidrat menjadi maltosa. Pada organisme lain seperti serangga, kelenjar ini
sering digunakan untuk memproduksi protein yang penting secara biologis, seperti sutra atau
lem. Kelenjar liur lalat mengandung kromosom politenol yang berguna dalam riset genetik.
Kelenjar ini pada manusia terdapat di bawah lidah. Produksi air ludah dapat terganggu
apabila terjadi dehidrasi, panas dalam, atau disebabkan oleh suatu penyakit.
Kelenjar Submandibula
Kelenjar Submandibula adalah sepasang kelenjar yang terletak di rahang bawah, di atas otot
digatrik. Produksi sekresinya adalah campuran serous dan mukous dan masuk ke mulut
melalui duktus Wharton. Walaupun lebih kecil daripada kelenjar parotis, sekitar 70% saliva di
kavum oral diproduksi oleh kelenjar ini.
Kelenjar Sublingua

Kelenjar Sublingua adalah sepasang kelenjar yang terletak di bawah lidah di dekat kelenjar
submandibula. Sekitar 5% air liur yang masuk ke kavum oral keluar dari kelenjar ini.
Kelenjar Liur Minor
Terdapat lebih dari 600 kelenjar liur minor yang terletak di kacum oral di dalam lamina
propria mukosa oral. Diameternya 1-2mm. Kelenjar ini biasanya merupakan sejumlah asinus
yang terhubung dalam lobulus kecil. Kelenjar liur minor mungkin mempunyai saluran
ekskresi bersama dengan kelenjar minor yang lain, atau mungkin juga mempunyai saluran
sendiri. Secara alami, sekresi utamanya adalah mukous (kecuali Kelenjar Von Ebner) dan
mempunyai banyak fungsi, seperti membasahi kavum oral dengan saliva. Masalah gigi
biasanya berhubungan dengan kelenjar liur minor.
Kelenjar Von Ebner terletak di papilla sirkumvalata lidah. Kelenjar ini mensekresikan cairan
serous yang memulai hidrolisis lipid. Kelenjar ini adalah komponen esensial indra perasa.
2.1.2. Kelenjar lambung
Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim renin dan asam
khlorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang diaktifkan oleh asam lambung.
Sekresi atau pengeluaran asam lambung dipengaruhi oleh refleks jika ada makanan yang
masuk ke dalam lambung, serta dipengaruhi oleh hormon gastrin yang dikeluarkan oleh
dinding lambung. Produksi asam lambung yang berlebih dapat membuat radang pada dinding
lambung.
2.1.3. Hati
Hati (bahasa Yunani: , hpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh,
terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan
fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu
fungsi ginjal dengan

cara

memecah

beberapa

senyawa

yang

bersifat racun dan

menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal. Sel parenkimal pada
hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi
utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal

yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saatembrio hingga
berkembang

menjadi

sel

parenkimal. Selama

masa

tersebut,

terjadi

peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel
endodermal menjadi hepatosit
FUNGSI HATI
Berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat
ini belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan
semua fungsi hati. Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis hati, namun
teknologi ini masih terus dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati.
Sebagai kelenjar, hati menghasilkan:
1. Empedu yang mencapai liter setiap hari. Empedu merupakan cairan kehijauan dan
terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua, yang kemudian
disimpan

di

dalam

kantong

empedu

mengandung kolesterol, garam mineral,


dan biliverdin. Sekresi empedu

berguna

atau
garam

untuk

diekskresi

ke duodenum.

empedu,
mencernalemak,

Empedu

pigmen bilirubin,
mengaktifkan lipase,

membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi
zat yang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke
peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian
dikatakan menderita penyakit kuning.
Sebagian besar asam amino

faktor koagulasi I, II, V, VII, IX, X, XI

protein C, protein S dan anti-trombin

kalsidiol

trigliserida melalui lintasan lipogenesis

kolesterol

insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah protein polipeptida yang berperan penting dalam
pertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak dan tetap memiliki efek anabolik pada orang
dewasa.

enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea. Ornitina yang terbentuk
dapat mengikat NH dan CO yang bersifat racun.

trombopoietin,

sebuah hormon glikoprotein yang

mengendalikan

produksi keping

darah oleh sumsum tulang belakang.

Pada triwulan awal pertumbuhan janin, hati merupakan organ utama sintesis sel darah merah,
hingga mencapai sekitar sumsum tulang belakang mampu mengambil alih tugas ini.

albumin, komponen osmolar utama pada plasma darah.

angiotensinogen, sebuah hormon yang berperan untuk meningkatkan tekanan darah ketika
diaktivasi oleh renin, sebuah enzim yang disekresi oleh ginjal saat ditengarai kurangnya
tekanan darah oleh juxtaglomerular apparatus.
enzim glutamat-oksaloasetat

transferase, glutamat-piruvat

transferase dan laktat

dehidrogenase
Selain melakukan proses glikolisis dan siklus asam sitrat seperti sel pada umumnya, hati juga
berperan dalam metabolisme karbohidrat yang lain:

Glukoneogenesis, sintesis glukosa dari beberapa substrat asam amino, asam laktat, asam
lemak non ester dan gliserol. Padamanusia dan beberapa jenis mamalia, proses ini tidak dapat
mengkonversi gliserol menjadi glukosa. Lintasan dipercepat olehhormon insulin seiring
dengan hormon tri-iodotironina melalui pertambahan laju siklus Cori

Glikogenolisis, lintasan katabolisme glikogen menjadi glukosa untuk kemudian dilepaskan


ke

darah

sebagai

respon

Hormon glukagon merupakan

meningkatnya

stimulator

utama

kebutuhan
kedua

energi

lintasan

oleh

glikogenolisis

tubuh.
dan

glukoneogenesis menghindarikan tubuh dari simtoma hipoglisemia. Pada model tikus,


defisiensi glukagon akan menghambat kedua lintasan ini, namun meningkatkan toleransi
glukosa. Lintasan

ini,

bersama

dengan

lintasan

glukoneogenesis

pencernaandikendalikan oleh kelenjar hipotalamus.

Glikogenesis, lintasan anabolisme glikogen dari glukosa.


dan pada lintasan katabolisme:

degradasi sel darah merah.

degradasi insulin dan beberapa hormon lain.

degradasi amonia menjadi urea

degradasi zat toksin dengan lintasan detoksifikasi, seperti metilasi.


Hati juga mencadangkan beberapa substansi, selain glikogen:

vitamin A (cadangan 12 tahun)

vitamin D (cadangan 14 bulan)

pada saluran

vitamin B12 (cadangan 1-3 tahun)

zat besi

zat tembaga.

2.1.4. Kelenjar pankreas


Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas menghasilkan
enzim pencernaan yang dialirkan menuju duodenum, yaitu:enzim amilase, enzim tripsinogen,
enzim lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin.
Hormonsekretin dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus dua
belasjari).
Pankreas memiliki kelenjar endokrin dan eksokrin. Bagian yang predominan adalah kelenjar
eksokrin, yang terdiri atas kelompok-kelompok sel sekretorik seperti anggur yang
membentuk kantung-kantung (asinus). Kelenjar endokrinnya terdiri atas pulau-pulau
Langerhans yang tersebar di seluruh pankreas.
Kelenjar eksokrin pankreas mensekresikan:
1. Enzim pankreas, oleh sel-sel asinus.
Enzim proteolitik: tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase.
Tripsinogen
Merupakan bentuk inaktif yang ketika disekresikan ke lumen duodenum akan diaktifkan oleh
enterokinase di usus halus menjadi tripsin. Tripsin kemudian mengubah kemotripsinogen dan
prokarboksipeptidase menjadi kimotripsin dan karboksipeptidase. Tiap-tiap enzim proteolitik
tersebut menyerang ikatan peptida yang berbeda. Produk akhir yang dihasilkan adalah
campuran asam amino dan rantai peptida pendek.
Amilase pankreas
Mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa. Amilase disekresikan dalam bentuk aktif
karena tidak membahayakan sel-sel sekretorik.
Lipase pankreas

Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan
lemak yang dapat diabsorbsi. Defisiensi enzim pankreas menyebabkan maldigesti lemak yang
serius, sehingga dapat menimbulkan steatorea (kelebihan lemak pada feses).

2. Alkali encer, oleh sel-sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus.


Cairan alkalis ini kaya akan NaHCO3. Fungsinya untuk menetralkan kimus yang asam dari
lambung, karena enzim-enzim pankreas bekerja dengan baik pada pH netral atau sedikit
basa.
Regulasi
Selama fase sefalik pencernaan, terjadi sekresi pankreas dalam jumlah kecil, yang diinduksi
oleh sistem parasimpatis, disertai peningkatan lebih lanjut selama fase lambung sebagai
respon terhadap gastrin. Namun, stimulasi utama untuk sekresi pankreas terjadi selama fase
usus, yang diregulasi oleh hormon sekretin dan kolesistokinin.
Sekretin
Sekretin disekresikan terutama bila ada stimulus asam di duodenum. Sekretin diangkut dalam
darah ke pankreas dan bekerja meningkatkan sekresi cairan alkali ke duodenum. Jumlah
sekretin yang dikeluarkan setara dengan jumlah asam yang masuk ke duodenum.
Kolesistokinin
Disekresikan terutama bila ada stimulus berupa lemak dan protein. CCK akan menstimulasi
pankreas untuk meningkatkan sekresi enzim-enzim pankreas. Ketiga jenis enzim pankreas
terkemas bersama-sama dalam granula zimogen, sehingga semua enzim pankreas dibebaskan
jika granula tersebut mengalami eksositosis.
Sekresi Empedu
Sistem

empedu

mencakup

hati,

kandung

empedu,

dan

duktus-duktus

terkait.

Garam Empedu
Garam empedu adalah turunan kolesterol. Setelah ikut serta dalam pencernaan lemak,
sebagian besar garam empedu direabsorbsi ke dalam darah oleh mekanisme transport aktif
khusus yang terdapat di ileum terminal. Setelah itu, garam empedu dikembalikan melalui
sistem porta hepatika ke hati, lalu disekresikan ke dalam empedu. Daur ulang garam empedu
(dan sebagian komponen empedu yang lain) antara usus halus dan hati ini disebut sirkulasi

enterohepatik.
Garam empedu membantu pencernaan dan penyerapan lemak melalui efek deterjen dan
pembentukan misel. Efek deterjen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah
globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak, yang terdiri dari banyak
butir lemak kecil yang terbenam di dalam cairan kimus. Dengan demikian, luas permukaan
untuk aktivitas lipase menjadi lebih besar sehingga pencernaan lemak jadi lebih cepat. Fungsi
ini dapat dilakukan karena garam empedu terdiri atas bagian yang larut lemak dan larut air.
Bagian yang larut air akan mencegah droplet-droplet lemak kecil kembali menyatu menjadi
globulus lemak yang besar. Lipase tidak dapat langsung berikatan dengan permukaan garam
empedu,

sehingga

harus

dibantu

oleh

collipase

yang

dihasilkan

di

pankreas.

Garam empedu bersama kolesterol dan lesitin berperan penting untuk penyerapan lemak
melalui pembentukan misel. Lesitin memiliki bagian yang larut lemak dan larut air,
sementara kolesterol hampir tidak dapat larut dalam air. Dalam suatu misel, garam empedu
dan lesitin menggumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak
berkumpul di tengah membentuk inti hidrofobik, sedangkan bagian larut air membentuk
selaput hidrofilik di bagian luar. Misel meupakan vehikulum yang praktis untuk mengangkut
bahan-bahan yang tidak larut air di dalam lumen yang banyak mengandung air. Bahan yang
diangkut dengan misel berupa produk pencernaan lemak dan vitamin-vitamin larut lemak.
Jika tidak menumpang di misel ini, nutrient-nutrien tersebut akan terapung di permukaan
kimus (seperti minyak terapung di atas air).
Sekresi empedu dapat ditingkatkan melalui 3 mekanisme:
1. Mekanisme kimiawi (garam empedu). Koleretik adalah bahan yang meningkatkan sekresi
empedu. Koleretik terkuat adalah garam empedu. Selama makan (sewaktu garam empedu
sedang dipakai) sekresi empedu ditingkatkan.
2. Mekanisme hormonal (sekretin). Sekretin merangsang sekresi empedu alkalis encer tanpa
disertai peningkatan garam empedu.
3. Mekanisme saraf (nervus vagus). Stimulasi nervus vagus hati hanya sedikit meningkatkan
sekresi empedu selama fase sefalik pencernaan.
Bilirubin
Bilirubin adalah komponen utama empedu, tetapi tidak berperan dalam proses pencernaan.
Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian bagian heme
(mengandung besi) dari hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah. Bilirubin

diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara aktif diekskresikan ke dalam empedu. Warna
bilirubin yang kuning akan dimodifikasi oleh bakteri di usus besar sehingga menjadi warna
kecoklatan pada feses. Sejumlah kecil bilirubin direabsorbsi ke dalam darah dan dikeluarkan
melalui urin, sehingga urin berwarna kuning.
Penimbunan bilirubin di tubuh menyebabkan ikterus (jaundice). Ikterus dapat ditimbulkan
oleh 3 mekanisme: disebabkan oleh penguraian (hemolisis) berlebihan sel darah merah,
sehingga hati menerima lebih banyak bilirubin.
5. Kelenjar di usus halus
Kelenjar pada usus halus menghasilkan enzim enterokinase, enzim erepsin (peptidase),
enzimmaltase, enzim sukrase, enzim laktase dan enzim nuklease serta lipase. Pengeluaran
enzim-enzim ini dipengaruhi oleh hormon enterokrinin yang dihasilkan oleh duodenum.

Anda mungkin juga menyukai