Buku - 7-Industri Manufaktur
Buku - 7-Industri Manufaktur
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang
pendidikan formal yang diharapkan mampu rnempersiapkan cajon tenaga
kerja tingkat menengah yang berkualitas. Untuk mewujudkan visi lersebut,
tentunya SMK harns berbenah secara menyeluruh untuk meningkatkan
kualitasnya. Kurikulum harns disesuaikan dengan kompetensi yang
dibutuhkan dunia kerja terutama Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI).
Perbaikan kurikulum perlu diikuti dengan penyediaan sarana dan
prasarana yang memadai untuk pembelajaran di SMK. Aspek yang lebih
penting lagi adalah peningkatan kualitas SDM yang ada di SMK. Guruguru yang mengajar wajib meningkatkan kornpetensi mengajarnya,
sebingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih efektif. SMK perIu
membangun hubungan yang baik dengan pihak DUDI sehingga
keberadaan SMK dapat memberikan kontribusi yang positifterhadap
pertumbuhan DUDI di Indonesia. Pemerintah terus mendorong
pertumbuhan SMK untuk mengatasi masalah ketenagakeIjaan.
Keberadaan SMK dinilai lebih efektif mengatasi masalah ketenagakeIjaan
baik untuk mengisi permintaan dalam negeri maupun luar negeri.
Perbandingan antara SMA dan SMK yang kini masih 70 berbanding 30,
pada tahun 2009 diharapkan menjadi 60 berbanding 40. Idealnya,
sekarang ini perbandingan antara SMA dan SMK ialah 50 berbanding 50.
Seiring dengan pertumbuhan SMK, target lulu san SMK adalah 35%
bekerja mandiri, 40% mendapat pekerjaan di dalam negeri, 5% bekerja di
luar negeri; dan 20% me1anjutkan (Renstra DPSMK 2005-2009).
Reproporsionalisasi SMA dan SMK dari 70 : 30 menjadi 30: 70
bukanlah sekedar jumlah. Aspek penting ydng tidak boleh dilupakan
adalah kesesuaian program kejuruan yang dibuka, kontribusi terhadap
pertumbuhan ketenagakerjaan, dan kualitas penye1enggaraan program.
Kesesuaian program akan menjawab pertanyaan program kejuruan
apasaja yang layak dibuka dan di daerah mana ditempatkan sehingga
mampu memberi kontribusi secara optimal bagi pertumbuhan ekonomi
dan ketenagakeIjaan secara nasional maupun di daerah tersebut.
Kesesuaian program kejuruan yang akan dibuka terkait pula dengan
seberapa kontribusi program kejuruan SMK tersebut melalui lulusannya
terhadap pertumbuhan ketenagaketjaan dalam hal ini dunia kerja dan
industri. Lebih jelas dapat dinyatakan bahwa program kejuruan SMK boleh
C. Pengembangan Masalah
22. Apakah sekolah telah merniliki tempat (show room) untuk menjual
hasil unit produksi atau jasa lain secara langsung kepada pembeli ?
23. Apakah letak SMK merupakan lokasi strategis untuk unit produksi?
24. Apakah sekolah telah melakukan promosi terhadap hasil unit
produksi ?
25. Apakah sekolah melakukan rnitra kerja kepada industri atau
perusahaan untuk melaksanakan sebagian pekerjaan industri
tersebut?
26. Apakah Unit Produksi sekolah telah memiliki ijin us aha atau
payung hukum ?
27. Apakah Unit Produksi sekolah telah dikelola secara profesional
sebagaimana perusahaan ?
28. Untuk menjaga kualitas produk, apakah hasil unit produksi telah
melewati pemerikasaan kendali mutu ?
29. Apakah silabus mata pelajaran selalu di up-date sesuai dengan
kebutuhan industri?
D. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi yang telah
dikemukakan di aras, maka untuk memfokuskan kajian, permasalahan
dibatasi pada :
1. Peranan SMK terhadap pertumbuhan industri manufaktur di
Indonesia. Peranan SMK dalam hal ini ditinjau dari dukungan
tenaga ketja terhadap
2. perkembangan produktivitas di industri manufaktur.
3. Kesesuaian kompetensi SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan
oleh pihak industri manufaktur. Dalam hal ini dibatasi pada
kenyataan pembekalan yang telah diberikan di SMK dengan
tanggapan pihak industri setelah menggunakan tenaga lulusan
SMK.
4. Kesenjangan kompetensi yang dirasakan oleh pihak industri
manufaktur. Kesenjangan yang dimaksud yaitu kompetensi yang
belum sesuai atau kurang sesuai atau sama sekali belum diperoleh
di SMK namun sangat dibutuhkan oleh pihak Industri.
5. Potensi SMK kelompok Teknologi menjadi sekolah teaching factory.
Potensi dilihat dari sarana-prasarana, kurikulum, sumberdaya
manusia, manajemen dan kebijakan sekolah.
E. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan pada kajian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah peranan SMK kelompok Teknologi terhadap
pertumbuhan industri manufaktur secara nasional ?
5
III.
10
11
12
13
14
15
16
17
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Bedasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada Bab
sebelumnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Hasil empiris berdasarkan analisis regresi memberikan pesan bahwa
semakin banyak human capital yang dipasokkan pada perekonomian
maka akan mendorong pertumbuhan di sektor manufaktur dengan
laju yang semakin cepat. Terkait dengan peran SMK terhadap
pertumbuhan sektor manufaktur, diketahui bahwa jika jumlah lulusan
SMK kelompok Teknologi bertambah sebesar 1 persen, secara ratarata PDRB riil sektor manufaktur akan naik sebesar 0.43 persen. Hal
ini selaras dengan temuan penelitian-penelitian sebelumnya. Bukti
empiris ini mengisyaratkan dan semakin menguatkan pentingnya
investasi di bidang pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan
kelompok Teknologi, sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan
sektor manufaktur.
2. Selain itu diperoleh pula peta bahwa : (a) Daerah yang konsisten
dengan sumbangan sektor manufaktur terhadap PDRB tinggi dan
jumlah lulusan SMK kelompok Teknologi tinggi, meliputi provinsi
Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan J awa Timur; (b) Daerah
dengan sumbangan sektor manufaktur terhadap PDRB tinggi dan
jumlah lulusan SMK kelompok Teknologi rendah, yakni provinsi
Sumatera Utara, Sumatera Selatan. Kep. Bangka Belitung,
Kalimantan Barat, DK!, dan Kalimantan Timur; (c) Daerah dengan
sumbangan sector manufaktur terhadap PDRB rendah dan jumlah
lulusan SMK kelompok Teknologl rendah ada sebanyak sekltar 20
provinsi; dan (d) Satu-satunya daerah yang terus menerus selama
kurun waktu 2002-2006 mempunyai sumbangan sektor manufaktur
18
3.
4.
5.
6.
7.
20
21
dana yang . memadai kemudian hasilnya direplikasikan ke sekolahsekolah lain. Aturan-aturan legallhukum yang mendukung perlu
dibuat dan diterbitkan agar tidak menyimpang dati koridor hukum.
Pemda yang memiliki potensi pembiayaan tinggi bisa diajak
membiayai
pengembangan
pilot
project
ini
dengan
dukungankonsep ,dan pengembangan dati direktorat.
15. DPSMK perIu meyakinkanPemda untuk berpihak secara nyata bagi
pengembangan SMK di daerah.
Bagi SMK:
1. Berdasarkan respon pihak industri pemakai lulusan, SMK perlu
melakukan penguatanpembekalan aspek proses produksi bagi
siswanya. Dengan bekal yang cukup diharapkan lulusan SMK
menguasai pelaksanaan proses produksi secara matang sehingga
mampu menunjukkan kinerja maksimal. Di samping itu, sangat
penting bagi SMK untuk merencanakan secara komprehensif
upaya penanaman proses kerja di industri berikut instruksi
kerjanya. Upaya ini dapat dilakukan salah satunya melalui proses
integrasi dalam mata diklat Praktek Industri/PrakerinJPKL. Pola
pembekalan praktek industri dengan mendatangkan nara sumber
dan instruktur merupakan pola yang telah ditempuh beberapa
sekolah dan terbukti efektif. Oleh karenanya layak dikembangkan
menjadi suatu model.
2. Dalam menghadapi perubahan tuntutan dunia kerja yang cepat
maka diperlukan tenaga kerja yang tidak hanya mempunyai
kemampuan bekerja dalam bidangnya (hard competencies) namun
juga sangat penting untuk menguasai kemampuan menghadapi
perubahan serta memanfaatkan perubahan itu sendiri (soft
competence). Menjadi tantanganpendidikan kejuruan khususnya
SMK kelompok Teknologi untuk mengintegrasikan kedua
macamkomponen kompetensi tersebut secara terpadu dan tidak
berat sebelah agar mampu menyiapkan SDM utuh yang memiliki
kemampuan bekerja dan berkembang di masadepan.
3. Seiring dengan tuntutan perkembangan teknologi menuju
komputerisasi dan informasi teknologi serta tuntutan pihak DUD!,
penting bagi SMK unt~k meningkatkan kemampuan siswa dalam
hal logika berpikir dan analisis sederhana. Desain pembelajaran
harns diarahkan untuk tidak sekedar membuat siswa mengetahui,
namun sampai pada pemahaman siswa untuk menganalisis dan
berpikir kritis.
22
24
25
26
27
28