Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Varicella Zooster Virus (VZV) adalah penyebab dari sindroma klinik
Varicella atau Chickenpox. Varicella merupakan penyakit yang biasanya tidak
berat, sembuh dengan sendirinya, dan merupakan infeksi primer.
Zooster sebagai kesatuan klinis yang berbeda, disebabkan oleh reaktivitas
dari VZV setelah infeksi primer, dimana VZV (disebut juga Human Herpes Virus
3 / HVH-3) sendiri adalah virus dengan DNA double-stranded yang termasuk
Alphaherpesvirinae.
Setelah infeksi primer, VZV menempati sistem saraf sensoris terutama di
Geniculatum, Trigeminal, atau akar Ganglia Dorsalis dan dormant di sana untuk
beberapa tahun. Dengan bertambahnya umur atau keadaan immunocompromised,
virus menjadi aktif kembali dan turun dari sistem saraf sensoris ke kulit sehingga
muncul erupsi di kulit atau keluhan lain seperti nyeri tanpa manifestasi yang
nampak di kulit.
Varicella atau Chickenpox merupakan penyakit yang banyak ditemukan
pada anak usia sekolah, dimana lebih dari 90% kasus diderita anak usia kurang
dari 10 tahun. Penyakit ini tidak berat pada anak yang sehat, meskipun morbiditas
meningkat pada orang dewasa dan pada pasien dengan immunocompromised.
Data lain menyebutkan bahwa morbiditas penyakit ini 4000 kasus di rumah
sakit dalam satu tahun, dan mortalitasnya 50 100 kematian dalam satu tahun,
dengan perkiraan biaya perawatan mencapai 400 juta dollar sehingga pada tahun
1995 diadopsilah vaksinasi untuk penyakit ini .
Oleh karena itu, peran perawat sangatlah diperlukan untuk mencegah
komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit varicela.
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar dan teori penyakit Varicella
2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan untuk penyakit
Varicella.

1.3 MANFAAT
1. Agar lebih mengetahui tentang penyakit Varicella.
2. Agar terhindar dari bahayanya Penyakit Varicella.
3. Agar meningkatkah asuhan keperawatan Varicella bagi perawat.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 ANATOMI FISIOLOGI
Organ kulit terdiri atas:
1. Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang
memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa
lapisan, antara lain seperti berikut :
a. Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.
Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan
epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami
pengelupasansecara perlahan-lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.
b. Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan pengecatan terhadap kulit
dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini,
maka warna kulit akan menjadi semakin gelap.
Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk
melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang dapat
membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang tepat sinar
ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah lemaktertentu di kulit menjadi
vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi
kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di siang hari
yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini
disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat membuat kulit
semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet dapat merangsang
pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan perlindungan
terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit
kuning langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten.
c. Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut
melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian
paling bawah dari jaringan epidermis. d) Stratum germinativum, sering
dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang
aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk selsel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang
ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel

yang lebih baru lagi. Padasaat yang sama sel-sel lapisan paling luar
mengelupas dan gugur.
2. Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang
terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu
sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang
membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang
membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur
berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang
sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di
bawahlapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut.
rambut dan struktur sekitarnya
a. Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus
arektor pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan
membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan
berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila
rambut dicabut.
b. Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh
darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat
tumbuh.
c. Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar
akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak
kering.
d. Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat
berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang
banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar
hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak
tangan dan telapak kaki.
e. Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir
saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas,
dingin, nyeri, dan sebagainya.

Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang
memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat
memikat lawan jenis (Kulit Jangat).
2.2 DEFINISI
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini
dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama
Chicken pox.
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai
gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel di
kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella. Varisela adalah
infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa secara klinis terdapat gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama berlokasi di bagian sentral tubuh,
disebut juga cacar air, chicken pox (Kapita Selekta, 2000).
Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang
menyerang kulit dan mukosa. Klinik terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit
polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral (Ilmu penyakit kulit dan kelamin
fakultas kedokteran VI).
Varicella adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel dikulit
dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus Varicella (Ngasyiyah, 2000).
Varicella adalah penyakit infeksi akut dan cepat menular, yang
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi
bagian sentral tubuh (Mawarti Harap, 2000).
June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang
disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat
akut yang umumnya menganai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak,
malese, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk beberapa jam yang
kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan
keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).

Varicella adalah suatu penyakit infeksi virus akut dan menular, yang
disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV) dan menyerang kulit serta mukosa,
ditandai oleh adanya vesikel-vesikel. (Rampengan, 2008)
Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim cacar
air atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang
menyerang kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi,
kelainan kulit polimorfi terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).
Jadi varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang
disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul
bintik-bintik merah yang kemudian mengandung cairan.
2.3 KLASIFIKASI
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :
1. Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi
ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi
ensefalitis sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya
varisela congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester
pertama ibu menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang
sekali menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis
infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan dengan antivirus
pada ibu dapat mencegah kelainan fetus.
2. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum
sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan
menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune
globulin (VZIG), kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus
dengan lesi pada saat lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita
varisela berat karena mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular
dari anggota keluarga lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa
risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan
infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya

timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela
progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus
diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal
dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk
memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila
terpajan varisela maternal.
2.4 ETIOLOGI
Varisela disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV), termasuk kelompok
Herpes virus dengan diameter kira-kira 150-200 nm. Inti virus disebut Capsid,
terdiri dari protein dan DNA dengan rantai ganda, yaitu rantai pendek (S) dan
rantai panjang (L) dan membentuk suatu garis dengan berat molekul 100 juta yang
disusun dari 162 capsomer dan sangat infeksius.
Varicella Zoster Virus (VZV) dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan
dalam darah penderita varisela sehingga mudah dibiakkan dalam media yang
terdiri dari fibroblast paru embrio manusia.
Varisela Zoster Virus dapat menyebakan varisela dan herpes zoster. Kontak
pertama dengan penyakit ini akan menyebabkan varisela, sedangkan bila terjadi
serangan kembali, yang akan muncul adalah Herpes Zoster, sehingga varisela
sering disebut sebagai infeksi primer virus ini.

2.5 PATHOFISIOLOGI
Virus varisela masuk ke dalam tubuh umumnya melalui saluran pernafasan
dan berkolonisasi di traktus respiratorius bagian atas, virus pada mulanya
bereplikasi dalam kelenjar limfe regional, 4-6 hari kemudian mulai terjadi viremia
dan menyebar melalui peredaran darah masuk ke dalam organ reticuloendothelial
seperti limpa, hepar. Setelah seminggu terjadi lagi viremia kedua, saat virus mulai
menyebar masuk ke dalam visera dan kulit, dan berakhir dengan manifestasi lesi
pada kulit yang khas. Virus juga menyebar ke saluran pernafasan. Infeksi pada
susuna saraf pusat tau hepar juga terjadi saat ini.
Lesi pada kulit terjadi akibat infeksi kapiler endothelial papil lapisan dermis
kemudian menyebar ke sel-sel epitel lapisan epidermis, folikel kulit, dan glandula
sebasea sehingga terjadi pembengkakan. Pada mulanya ditandai dengan adanya
makula dan berkembang dengan cepat menjadi papula, vesikel dan akhirnya
menjadi krusta. Lesi ini jarang menetap dalam bentuk makula dan papula saja.
Vesikel ini akan berada pada lapisan sel sedangkan dasarnya adalah lapisan yang
lebih dalam.
Degenerasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti banyak,
dan kebanyakan dari sel tersebut mengandung inclusion body intranuclear type A.
Dengan berkembangnya lesi yang cepat, lekosit polimorfonuklear akan
masuk ke dalam korium dan cairan vesikel sehingga mengubah cairan yang jelas
dan terang menjadi berwarna keruh, kemudian terjadi absorbs dari cairan ini,
akhirnya terbentuk krusta.
Terbentuknya lesi-lesi pada membran mukosa juga dengan cara yang sama,
tetapi tidak langsung membentuk krusta. Vesikel-visikel biasanya akan pecah dan
membentuk luka yang terbuka, namun akan sembuh dengan cepat.
Bila terjadi ensefalitis, pada pemeriksaan patologis akan tampak gambaran
demielinisasi perivaskuler pada substansi alba. Meluasnya kerusakan pada sel
otak anterior dapat menyebabkan paralisis permanen atau sementara. Lesi-lesi
serat saraf posterior ditandai oleh adanya infiltrasi dari menyebabkan reaksi
inflamasi dari gonglion sheath.

Virus varisella
Adalah virus khusus yang sangat menular dengan ditandai bintik-bintik merah yang
dapat menimbulkan kerusakan dan ketidaknyamanan pada kulit.

Kontak langsung (sentuhan langsung


denganvesikel yang pecah dan masih
aktif/basah transfuse darah, intra uteri
pada bumil)
Kontak tidak langsung (droplet)
Masuk ke traktus respiratorius bagian
atas/nasofaring
Masuk ke RES (limfe,
liver dbs) tempat untuk menyimpan sel darah
yang akan dihancurkan
Virus bereplikasi
di RES
Virus menyebar keseluruh tubuh
melalui PD dan berkumpul di limfosit T

Menginfeksi epitel saluran


nafas
Peradangan pada
sel
Merangsang kompleks
Ag-Ab
Pelepasan pirogen
endogen
Mempengaruhi
pelepasan mediator kimia

Takut pecah
Mobilitas fisik
menurun.

Cacar air

Virus menyebar ke kulit dan


mukosa
Virus bereplikasi di
epidermis
Menginfeksi
kapiler endotel pada lapisan
papile dermis
Menyebar ke
sel epitel dermis
Menyebar
ke folikel kulit dan glandula
sebasea
Terjadi erupsi pada
kulit
Papul eritematosa
Muncul vesikel pada permukaan
kulit (8-12 jam)
Vesikel
muncul diseluruh tubuh.

Pustula
Absorbsi
cairan Lesi

MK : Gangguan citra

Krusta
parut

Terjadi jaringan

MK : Resti
MK : Resti hambatan mobilitas

MK : Gangguan integritas kulit

Bradikinin
Respon nyeri
vesikel.

Merangsang reseptor nyeri


Nyeri dibagian tubuh karena
MK : Nyeri

Histamin
Merangsang prostaglandin E2
di hipotalamus
Pelepasan prostaglandin
E2 meningkat
Termoregulasi tidak stabil
Suhu tubuh meningkat.

MK :
Hipertermi

MK : Gangguan rasa nyaman

Dilatasi PD sistemik
PD diotak
dilatasi
Volume otak meningkat
ukuran kepala tetap
Tekanan
pada otak meningkat
Pada otak
TIK meningkat
Nyeri kepala.
MK : Gangguan pola tidur

10

2.6 MANIFSTASI KLINIS


1. Masa tunas penyakit berkisar antara 8-12 hari.
2. Didahului stadium prodromal yang ditandai :
Demam
Malaise
Sakit kepala
Anoreksia
Sakit punggung
Batuk kering
Sore throat (radang tenggorokan) yang berlangsung 1-3 hari.
3. Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna
kemerahan (makula), yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan
kecil pada kulit), papula kemudian berubah menjadi vesikel (gelembung
kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut
menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan
mengering tanpa meninggalkan abses.
4. Penyebaran lesi terutama adalah di daerah badan kemudian menyebar
secara satrifugal ke muka dan ekstremitas. (Prof.dr. Marwali Harahap,
2000 : 94 95 )
5. Stadium Prodromal
Gejala timbul setelah 14-15 hari masa inkubasi dengan timbulnya ruam
kulit disertai demam,malaise. Pada anak lebih besar-besar dan dewasa
didahului

oleh

demam

sebelumnya,menggigil,malaise,nyeri

selama

2-3

kepala,anoreksia,nyeri

hari
punggung,

dan pada beberapa kasus nyeri tenggorok dan batuk


6. Stadium Erupsi
Ruam kulit muncul di muka dan kulit kepala,badan dan ekstermitas.
Penyebaran lesi varicella menjadi krusta 8-12 jam dan akan lepas dalam
waktu 1-3 minggu tergantung kepada dalamnya kelainan kulit

11

12

2.7 PENATALAKSANAAN
1. Penderita sebaiknya diisolasi dari penderita lain
2. Antihistamin oral seperti Diphenhydramine dan Hydroxyzine diberikan bila
pruritus hebat. Pemberiannya sebaiknya secara topikal karena toksisitasnya.
Dapat terjadi absorpsi sistemik.
3. Acetaminofen diberikan untuk mengurangi demam
4. Acyclovir intravena direkomendasikan hanya pada penderita anak anak
yang immunocompromised atau dengan pneumonia atau ensefalitis varicella
5. Acyclovir oral sebaiknya diberikan pada penderita yang lebih dewasa pada
saat awal sakit
6. VZIG diberikan 96 jam setelah terpapar pada orang orang dengan resiko
tinggi
Berikut beberapa kelompok pengobatan yang diberikan pada penderita varicella :
1. Antihistamin
Kerjanya melalui efek penghambatan terhadap histamin pada reseptor H1.
a. Diphenhydramine
Dapat diberikan peroral, intravena, dan intramuskuler.
Nama obat:Diphenhydramine
Dosis;
Dewasa :
25 50 mg/dosis peroral setiap 4 atau 6 jam perhari ; 10 50 iv mg
/dosis secara iv atau im ; tidak boleh melebihi 400 mg / hari ; bila
diberikan secara iv harus secara pelahan
-

Anak anak :
0,5 1 mg/kgBB/dosis secara peroral / iv / im tiap 6 jam

Kontraindikasi
Pada orang orang yang hipersensitif, MAOIs, dan asma akut
Dapat menyebabkan depresi SSP
Efek Samping
Dapat menyebabkan glaucoma sudut tertutup, hipertiroid, peptic ulcer,

obstruksi traktus urinarius, sedatif


b. Hydroxyzine
Merupakan antagonis reseptor H1. Dapat menekan aktivitas histamin
pada regio subkorteks pada SSP. Merupakan lini kedua bila pemberian
diphenhydramine tidak dapat menghentikan pruritus. Dapat diberikan
secara peroral atau intramuskuler.

13

Nama obat :Hydroxyzine


Dosis;
Dewasa :
25 100 mg/dosis secara peroral atau intramuskuler tiap 4 6 jam
perhari

Anak anak :
2 4 mg/kgBB/dosis tiap 4 6 jam perhari. Sebagai alternative
dapat diberikan 0,5 1 mg/kgBB/dosis tiap 4 6 jam perhari

Kontraindikasi : Pada orang orang hipersensitif


2. Agen Antiviral
Diberikan pada anak anak dengan immunocompromised atau pada anak
sehat yang menderita pneumonia atau ensefalitis varicella. Sebenarnya pemberian
secara rutin Acyclovir pada anak anak sehat tidak dianjurkan.
Acyclovir dapat mencegah serangan ulang. Dapat digunakan pada penderita
dengan usia lebih dari 13 tahun, anak anak lebih dari 12 bulan dengan gangguan
kulit atau paru kronik, pasien yang mendapat terapi Aspirin yang lama, dan
penderita imunocompromised. Dosis pemberiannya pada dewasa 600 800 mg
peroral 5 dosis perhari untuk 5 hari, tidak boleh melebihi 3200 mg / hari.
Sedangkan untuk anak anak 80 mg/kgBB/hari peroral untuk 5 hari.
Kontraindikasi Acyclovir adalah pada penderita yang hipersensitif. Sedangkan
efek sampingnya antara lain dapat menyebabkan gagal ginjal, dehidrasi, gangguan
neurologist.
3. Antipiretik
Diberikan bila penderita demam, contohnya adalah Acetaminofen.

Nama obat : Acetaminophen


Dosis;
- Dewasa : 325 650 mg peroral setiap 4 6 jam perhari. Tidak boleh
-

melebihi 4 g/hari
Anak anak :
< 12 tahun : 10 15 mg/kgBB/dosis peroral setiap 4 6 jam perhari. Tidak

boleh melebihi 2,5 g/hari


> 12 tahun : sama dengan dosis dewasa
Kontraindikasi : Penderita hipersensitif
Efek samping : Dapat menyebabkan gagal ginjal, dehidrasi, gangguan
neurologis

14

4. Immunoglobulin
Imunoglobulin merupakan imunisasi pasif yang diberikan pada orang yang
telah terekspos virus setelah 96 jam.

Nama Obat : Varicella Zooster Immunoglobulin Human (VZIG)


Dosis;
- Dewasa : 625 IU secara intramuskuler
- Anak anak : < 10 kg : 125 IU
10,1 20 kg : 250 IU
20,1 30 kg : 375 IU
30,1 40 kg : 500 IU
> 40 kg : sama dengan dosis
Dewasa

Kontraindikasi
Pada penderita hipersensitif dan trombositopenia tidak boleh diberikan

intravena karena dapat menyebabkan defisiensi Ig A, nyeri, kemerahan, dan


bengkak pada tempat injeksi

15

2.8 KOMPLIKASI
Komplikasi varisela pada anak biasanya jarang dan lebih sering pada orang
dewasa.
1. Infeksi sekunder
Infeksi sekunder disebabkan oleh Stafilokok atau Streptokok dan
menyebabkan selulitis, furunkel. Infeksi sekunder pada kulit kebanyakan pada
kelompok umur di bawah 5 tahun. Dijumpai pada 5-10% anak. Adanya infeksi
sekunder bila manifestasi sistemik tidak menghilang dalam 3-4 hari atau bahkan
memburuk.
2. Otak
Komplikasi ini lebih sering karena adanya gangguan imunitas. Acute
postinfectious cerebellar ataxia merupakan komplikasi pada otak yang paling
ditemukan (1:4000 kasus varisela). Ataxia timbul tiba-tiba biasanya pada 2-3
minggu setelah varisela dan menetap selama 2 bulan. Klinis mulai dari yang
ringan sampai berat, sedang sensorium tetap normal walaupun ataxia berat.
Prognosis keadaan ini baik, walaupun beberapa anak dapat mengalami
inkoordinasi atau dysarthria.
Ensefalitis dijumpai 1 dari 1000 kasus varisela dan memberikan gejala
ataksia serebelar dan biasanya timbul antara hari ke-3 sampai hari ke-8 setelah
timbulnya rash. Biasanya bersifat fatal.
3. Pneumonia
Komplikasi ini lebih sering dijumpai pada penderita keganasan, neonatus,
imunodefisiensi, dan orang dewasa. Pernah dilaporkan seorang bayi 13 hari
dengan komplikasi pneumonitis dan meninggal pada umur 30 hari.
Gambaran klinis pneumonitis adalah panas yang tetap tinggi, bantuk, sesak
napas, takipnu dan kadang-kadang sianosis serta hematom. Pada pemeriksaan
radiologi didapatkan gambaran nodular yang radio-opak pada kedua paru.
4. Sindrom Reye
Komplikasi ini lebih jarang dijumpai. Dengan gejala sebagai berikut, yaitu
nausea dan vomitus, hepatomegali dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
peningkatan SPGT dan SGOT serta ammonia.
5. Hepatitis
6. Komplikasi lain
16

Seperti arthritis, trombositopenia purpura, miokarditis, keratitis.


Penderita perlu dikonsulkan ke spesialis bila dijumpai adanya gejala-gejala
berikut:
Varisela yang progresif atau berat.
Komplikasi yang dapat mengancam jiwa (life-threatening) seperti

pneumonia, ensefalitis.
Infeksi bakteri sekunder yang berat terutama dari golongan grup A
Streptococcus yang dapat memicu terjadinya nekrosis kulit dengan

cepat serta terjadi Toxic Shock Syndrome.


Penderita dengan komplikasi berat perlu dirawat di Rumah Sakit atau
bila perlu ICU.
Indikasi rawat di ICU/NICU antara lain:
- Penurunan kesadaran.
- Kejang.
- Sulit jalan.
- Gangguan pernafasan (Respiratory distress).
- Sianosis.
- Saturasi oksigen menurun.
Semua neonatus lahir dari ibu yang menderita varisela kurang dari 5
hari sebelum melahirkan atau 2 hari setelah melahirkan

2.9 FAKTOR RESIKO


Faktor resiko menderita varicella antara lain :
1. Neonatus umur 1 bulan, terutama lahir dari ibu dengan seronegatif. Persalinan
sebelum masa gestasi 28 minggu juga dengan resiko tinggi terjadi varisela
berat karena immunoglobulin G baru dapat masuk transplasental ke bayi
terjadi setelah umur 28 minggu.
2. Dewasa muda atau dewasa.
3. Terapi steroid dosis tinggi (1-2 mg/kg/hari prednisolon) selama 2 minggu.
Walaupun dengan dosis sama dalam jangka waktu pendek terutama saat
memasuki atau selama masa inkubasi.
4. Keganasan, terutama pada penderita leukemia. Hampir 30% penderita
leukemia terdapat varisela menyerang meluas ke dalam alat viscera dengan
angka kematian 7%.
5. Gangguan imunitas (obat kanker, HIV), gangguan pada imunitas seluler lebih
mudah menyerang varisela berat.
6. Kehamilan.

17

2.10 PENCEGAHAN
1. Hindari kontak dengan penderita.
2. Tingkatkan daya tahan tubuh.
3. Pemberian vaksin MMR
4. Imunoglobulin Varicella Zoster
Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air. Bila

diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.


Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar
beberapa saat sebelum atau sesudah melahirkan.

18

2.11 PROGNOSIS
1. Pada varicella yang tidak berat, prognosis baik
2. Angka kematian dari pneumonia varicella adalah 10% pada orang orang
dengan

sistem

imun

baik,

dan

30%

pada

penderita

yang

immunocompromised
3. Angka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi terjadi pada anak anak yang
menderita varicella dengan immunocompromised
4. Bila seseorang telah terinfeksi varicella, akan memberikan ketahanan seumur
hidup walaupun reinfeksi sekunder pernah dilaporkan
5. Bila varicella terjadi pada neonatus, angka kematian dapat mencapai hingga
30%

19

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Nama/inisial klien

Umur

Jenis kelamin

Agama

Suku/bangsa

Pekerjaan

Status

Alamat

b. Keluhan utama
Klien datang ke pusat kesehatan dengan keluhan badanya terasa demam seperti
akan flu dan terdapat ruam yang berisi air d sekitar tubuhnya.
c. Riwayat penyakit sekarang
Saaat ini klien merasa badanya terasa panas seperti akan flu dan terdapat ruam
merah pada bagian tubuhnya dan tersa nyeri apabila di pegang. Sebelumnya klien
belum pernah periksa kesehatan ke pusat kesehatan.
d. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya.
e. Riwayat penyakit keluarga
Sebelumnya salah satu anggota keluarga ada yang menderita penyakit yang
sama.
f. Riwayat psikososial
Dengan keadaannya sekarang klien merasa malu karena bagian dari tubuhnya
terdapat ruam yang berisi air terutama klien mengeluhkan bagian dari wajahnya
yang banyak terdapat ruam.

g. Pengkajian pola aktivitas


1. Aktivitas / Istirahat

20

Tanda : penurunan kekuatan tahanan


2. Integritas ego
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, kekuatan, kecacatan.
Tanda : ansietas, menangis, menyangkal, menarik diri, marah.
3. Makan/cairan
Tanda : anorexia, mual/muntah
4. Neuro sensori
Gejala : kesemutan area bebas
Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku kejang (syok listrik), laserasi
corneal, kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan
5. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, peruban suhu.
6.

Keamanan

Tanda : umum destruksi jaringan dalam mungkin terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trambus mikrovaskuler pada kulit.
3.2 PEMERIKSAAN FISIK
Terdapat lesi dan ruam pada kulit dan peningkatan suhu tubuh atau demam
serta terdapat perubahan tanda-tanda vital. Pada pengkajian kulit di temukan
adanya vesikel-vesikel yang nyeri pada saat di pegang. Ketika di palpasi terdapat
tonjolan yang tidak rata dengan permukaan kulit.
3.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
Tzanck smear pada cairan vesikuler menunjukkan adanya giant cell yang
multinuklear dan badan inklusi eosinofil intranuklear pada sel epitel.
Isolasi virus VZV dengan melakukan kultur cairan vesikel merupakan
diagnosis defenitif, walaupun pembiakan virus VZV merupakan cara yang sulit
dan hasil positif diperoleh kurang dari 40%.
Dapat digunakan dua teknik pemeriksaan, yaitu :
1) Teknik imunofluoresensi langsung : Lebih sensitif dan cepat bila
dibandingkan dengan kultur jaringan

21

2) Teknik PCR : Sangat sensitif dalam mengidentifikasi VZV.


Dapat pula dilakukan pemeriksaan serologis seperti EIA, IFA, Complemen
fixation, FAMA, dan Tes Aglutinasi Latex (4).
b. Pencitraan
Foto thoraks diindikasikan bila pada penderita menunjukkan adanya tanda
tanda gangguan pulmonal, untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya
pneumonia. Pada foto thoraks dapat ditemukan normal atau adanya infiltrat
bilateral yang difus pada pneumonia yang disebabkan varicella (4).
c. Pemeriksaan Lain
1) Lumbal Punksi
Anak anak dengan tanda tanda gangguan neurologis sebaiknya
dilakukan pemeriksaan LCS melalui lumbal punksi. LCS pada penderita
dengan encefalitis varicella ditemukan beberapa atau banyak sel, yaitu
PMN atau mononuklear.
2) Kadar glukosa sering normal
3) Kadar protein dapat normal atau sedikit meningkat.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Gangguan pola tidur
Gangguan rasa nyaman
Hambatan mobilitas fisik
Gangguan citra tubuh
Nyeri akut
Kerusakan integritas kulit
Hipertermia
Resiko tinggi infeksi

22

3.5 INTERVENSI & IMPLEMENTASI


NO

DIAGNOSA

.
1.

KEPERAWATAN
Gangguan Pola Tidur
Definisi : Gangguan kualitas
dan kuntitas waktu tidur
akibat faktor eksternal
Batasan Karakteristik
Perubahan pola tidur normal
Penurunan kemampuan

TUJUAN & KRITERIA

INTERVENSI (NIC)

HASIL (NOC)
NOC

NIC

Anxiety reduction
Sleep Enhancement
Comfort level
Determinasi efek-efek
Pain level
medikasi terhadap pol tidur
Rest: Extent an pattern

Jelaskan
pentingnya tidur yang
Sleep: extent and pattern

Kriteria Hasil:
Jumlah jam tidur dalam

adekuat
Fasilitas untuk

mempertahankan aktivitas
berfungsi
batas normal 6-8jam per
Ketidakpuasan tidur
sebelum tidur (membaca)
hari
Menyatakan sering terjaga
Ciptakan lingkungan yang
Pola tidur,kualitas dalam
Menyatakan tidak mengalami
nyaan
batas normal
Kolaborasi pemberian obat
kesulitan tidur
Perasaan segar sesudah
Menyatakan tidak merasa
tidur
tidur atau istirahat
Diskusikan dengan pasien dan
cukup istirahat
Mampu mengidntifikasi
Faktor yang
keluarga tentang teknik tidur
hal-hal yang
Berhubungan
pasien
meningkatkan tidur
Kelembaban lingkungan
Instruksikan untuk memonitor
sekitar
tidur pasien
Suhu lingkungan sekitar
Monitor waktu makan dan
Tanggungjawab memberi
minum dengan waktu tidur
asuhan
Monitor/catat kebutuhan tidur
Perubahan pejanan terhadap
pasien setiap hari dan jam
cahaya gelap
Gangguan (mis:untuk tujuan
terapeutik,pemantauan,pem

eriksaan laboratorium)
Kurang kontrol tidur
Kurang privasi,percahayaan
Bising,baugas
Restrain fisik,teman tidur
Tidak familier dengan prabot
tidur

23

2.

Gangguan rasa nyaman

NOC

Definisi : merasa kurang

senang,lega,dan sempurna
dalam simensi
fisik,psikospiritual,lingkunga

NIC

Ansiety
Fear level
Sleep deprivation
Comfort, readines for
enchanced

n,dan sosial.

Kriteria Hasil:

Batasan Karakteristik

Mampu mengontrol

Ansietas
Menangis
Gangguan pola tidur
Takut
Ketidakmampuan untuk

kecemasan
Status lingkungan yang

rileks
Iritabilitas
Merintih
Melaporkan merasa dingin
Melaporkan rasa panas
Melaporkan perasaan tidak

nyaman
Melaporkan gejala distress
Melaporkan rasa lapar
Melaporkan rasa gatal
Melaporkan kurang puas

dengan keadaan
Melaporkan kurang senang

nyaman
Mengontrol nyeri
Kualitas tidur dan
istirahat adekuat
Agresi pengendalian diri
Respon terhadap
pengobatan
Contol gejala
Status kenyamanan
meningkat
Dapat mengontrol
ketakutan
Support social
Keinginan untuk hidup

Anxiety Reduction
(penurunan kecemasan)
- Gunakan pendekatan yang
menenangkan
- Nyatakan dengan jels harapan
terhadap pelaku pasien
- Jelaskan semua prosedur dan
apa yang dirasakan selama
prosedur
- Pahami prespektif pasie
terhadap situasi stres
- Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan
mengurangi takut
- Dorong keluarga untuk
menemani anak
- Lakukan back/neck rub
- Dengarkan dengan penuh
perhatian
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan
kecemasan
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan

dengan situasi tersebut


Gelisah
Berkeluh kesah
Faktor yang berhubungan
Gejala terkait penyakit
Sumber yang tidak adekuat
Kurang pengendalian

perasaan,ketakutan,persepsi
- Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
- Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan

lingkungan
Kurang privasi
Kurang kontrol situasional
Stimulasi lingkungan yang
mengganggu
Efek samping terkaitt terapi

24

(mis:medikasi,radiasi)

3.

Hambatan mobilitas fisik

NOC

Definisi : keterbatasan pada

NIC

secara mandiri dan terarah

Joint Movement:Active
Exercise therapy:ambulation
Mobility Level
- Monitoring vital sign
Self Care: ADLs
sebelum/sesudah latihan dan
Transfer Performance
lihat respon pasien saat
Kriteria Hasil:

Batasan Karaktristik

Klien meningkat dalam

pergerakan fisik tubuh atau


satu atau lebih ekstermitas

Penurunan waktu reaksi


Kesulitan membolak-balik

aktivitas fisik
Mengerti tujuan dari

posisi
Melakukan aktivitas lain

peningkatan mobiltas
Memverbalisasikan

sebagai pengganti

perasaan dalam

pergerakan

meningkatkan kekuatan

(mis:meningkatkan

dan kemampuan

perhatian pada aktivitas


orang lain,mengendalikan

berpindah
Memperagakan

perilaku,focus pada

penggunaanalat bantu

ketunadayaan/aktivitas

untuk mobilisasi

sebelum sakit)
Dispnea setelah berakivitas
Perubahan cara berjalan
Gerakan bergetar
Keterbatasan kemampuan

(walker)

latihan
- Konsultasikan dengan terapi
fisik tentang rencana
ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
- Bantu klien untuk
menggunakan tongkat saat
berjalan dan cegah terhadap
cedera
- Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain tentang teknik
ambulasi
- Kaji kemampuan pasien dalam
mobilisasi
- Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs secara
mandiri sesuai kemampuan
- Dampingi da bantu pasien saat

melakukan ketrampilan

mobilisasi dan bantu penuhi

motorik halus
Keterbatasan kemampuan

kebutuhan ADLs pasien


- Berikan alatbantu jika klien

melakukan ketrmpilan

memerlukan
- Ajarkn pasien begaimana

motorik kasar
Keterbatasan rentang

merubah posisi dan berikan

pergerakan sendi
Tremor akibat pergerakan
Ketidak stabilan postur tubuh
Pergerakan lambat

bantuan jika diperlukan

25

Pergerakan tidak
terkoordinasi
Faktor yang Berhubungan
Intoleransi aktivitas sesuai
usia
Gangguan kongnitif
Perubahan metabolisme
selular
Ansietas
Indeks masa tubuh diatas
prentil ke-75
Kontraktur
Kepercayaan budaya tentang

aktivitas sesuai usia


Fisik tidak bugar
Penurunan ketahanan tubuh
Penurunan kendali otot
Perubahan masa otot
Malnutrisi
Gangguan muskuloskeletal
Gangguan

neuromuskular,nyeri
Agens obat
Penurunan kekuatan otot
Kurang pengetahuan tentang

aktivtas fisik
Keadaan mood depresif
Keterlambatan perkembangan
Ketidaknyamanan
Disuse,kaku sendi
Kurang dukungan lingkungan
Keterbatasan ketahanan

kardiovaskuler
Kerusakan integritas atruktur

tulang
Program pembatasan gerak
Keenganan memulai gerkN
Gaya hidup monoton
Gangguan persepsi sensoroi
26

4.

Gangguan citra tubuh

NOC

NIC

Definisi: konfusi dalam

Body Image
gambaran mental tentangdiri- Self Esteem
Kriteria Hasil:
fisik individu
Batasan Karakteristik
Perilaku mengenai tubuh
individu
Perilaku menghindari tubuh
individu
Perilaku memantau tubuh
individu
Respon nonverbal terhadap

Body image enhancement


- Kaji secara verbal dan
nonverbal respon klien

Body image positif


terhadap tubuhnya
Mampu mengidentifikasi - Monitor frekuensi mengkritik
kekuatan personal
dirinya
Mendiskripsikan secara - Jelaskan tentang
faktual perubahan fungsi
tubuh
Mempertahankan
interaksi sosial

perubahan aktual pada

pengobatan,perawatan,kemaj
uan dan prognosis penyakit
- Dorong klien mengungkapkan
perasaannya
- Identifikasi arti pengurangan
melalui pemakaian alat bantu
- Fasilitas kontak dengan

tubuh

individu lain dalam kelompok

(mis;penampilan,struktur,fu

kecil

ngsi)
Respon nonverbal terhadap
persepsi perubahan pada
tubuh
(mis;penampilan,struktur,fu
ngsi)
Mengungkapkan perasaan
yang mencerminkan
perubahan pandangan
tentang tubuh individu
(mis;penampilan,struktur,fu
ngsi)
Mengungkapkan persepsi
yang mencerminkan
perubahan indiviu dalam
penampilan
27

Objektif
Perubahan aktual pada fungsi
Perubahan aktual pada
struktur
Perilaku mengenali tubuh
individu
Perilaku memantau tubuh
individu
Perubahan dalam kemampuan
memperkirakan hubungan
spesial tubuh terhadap
lingkungan
Perubahan dalam keterlibatan
sosial
Perluasan batasan tubuh
untuk menggabungkan
objek lingkungan
Secara sengaja
menyembunyikan bagian
tubuh
Secara sengaja menonjolkan
bagian tubuh
Kehilangan bagian tubuh
Tidak melihat bagian tubuh
Tidak menyentuh bagian
tubuh
Trauma pada bagian yang
tidak berfungsi
Secara tidak sengaja
menonjolkan bagian tubuh
Subjektif
Depersonalisasi kehilangan
melalui kata ganti yang
netral
Depersonalisasi bagian

28

melalui kata ganti yang


netral
Penekanan pada kekuatan
5.

yang tersisa
Nyeri akut
Definisi

NOC :
Pengalaman

sensori dan emosional yang


tidak
muncul

NOC :

Pain level

Pain management

Pain control

menyenangkan
akibat

yang Comfort level


kerusakan Kriteria Hasil :

jaringan yang aktual atau


potrnsial atau digambarkan
dalam

hal

kerusakan

sedemikian

(international association for


the study of pain):awitan

mengontrol

lokasi,karakteristik,durasi,fr

(tahu

ekuensi,kualitas dan faktor

nyeri

presiitasi

menggunakan

tehnik

nonfarmakologi

untuk

berat dengan akhir yang dapat

Melaporkan

dan berlangsung <6 bulan.

Perubahan selera makan


Perubahan tekanan darah

(skala,intensitas,frekuens

Perubahan

i dan tanda nyeri)

jantung
Perubahan

frekwensi

pernafasan

Kaji

kultur

Evaluasi pengalaman nyeri

Menyatakan
nyaman
berkurang

setelah

Evaluasi bersama pasien


dan

tim

tentang

rasa

kesehatan

kontrol nyeri masa lampau

nyeri

Bantu pasien dan keluarga


untuk

Diaforesis

menemukan dukungan

(mis:berjalan

distraksi

lain

ketidakefektifan

Laporan isyarat

Perilaku

yang

masa lampau

nyeri

frekwensi

mengetahui

mempengaruhi respon nyeri

mengenali

Mampu

terapeutik

pengalaman nyeri pasien

manajemen nyeri

teknik

untuk

bahwa

menggunakan

Gunakan
komunikasi

nyeri berkurang dengan

diantisipasi atau diprediksi

Observasi reaksi nonverbal


dan ketidaknyamanan

nyeri,mencari bantuan)

komprehensif

termasuk

mengurangi

yang tiba-tiba atau lambat

Batasan karakteristik :

secara

penyebabnyeri,mampu

rupa

dari intensitas ringan hingga

Mampu

Lakukan pengkajian nyeri

mencari

dan

Kontrol lingkungan yang


dapat mempengaruhi nyeri

mondar-

seperti

mandir mencari orang

29

suhu

lain dan atau aktivitas

ruangan,pencahayaan

lain,aktivitas

kebisingan

yang

berulang)

Mengekspresikan perilaku

Kurangi faktor presipitasi


nyeri

(mis:gelisah,merengek,m

enangis)

Pilih

dan

farmakologi

kacau,gerakan

interpersonal)

mata

berpencar atau tetap pada

satu fokus meringis)


melindungi

area

dan

Kaji tipe dan sumbernyeri


untuk

menentukan

intervensi

nyeri

menyempit

(mis:gangguan

nyeri

(farmakologi,non

kurang bercahaya,tampak

Fokus

lakukan

penanganan

Masker wajah (mis:mata

Sikap

dan

Ajarkan tentang teknik non


farmakologi

persepsi

nyeri,hambatan

Berikan analgetik untuk


mengurangi nyeri

prosesberfikir,penurunan

interaksi dengan orang

Evaluasi

keefektifan

kontrol nyeri

dan lingkungan)
Indikasi nyeri yang dapat

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan

diamati

dengan

dokter jika ada keluhan dan

Perubahan posisi untuk

tindakan nyeri tidak berhasil

menghindari nyeri

Monitor

penerimaan

Sikap tubuh melindungi

pasien tentang manajemen

Dilatasi pupil

nyeri

Melaporkan nyeri secara

Analgesic administration

verbal

Tentukan

Gangguan tidur

lokasi,karakteristik,kualitas,

Faktor yang berhubungan :

dan derajat nyeri sebelum

Agen cedera (mis:biologis,zat

pemberian obat

kimia,fisik,psikologis)

Cek

instruksi

dokter

tentang jenis obat,dosis,dan


30

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih

analgesik

yang

diperlukan atau kombinasi


dari

analgesik

ketika

pemberian lebih dari satu

Tentukan pilihan analgesik


tergantung tipe dan beratnya
nyeri

Tentukan

analgesik

pilihan,rute pemberian dan


dosis optimal

Pilih rute pemberian secara


IV,IM

untuk

pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum


dan

sesudah

pemberian

analgesik pertama kali

Berikan

analgesik

tepat

waktu terutama saat nyeri


hebat

6.

Kerusakan integritas kulit


NOC
Definisi:
Tissue Integrity: skin
perubahan/ganngguan
and mucous membranes
epidermis dan/atau dermis.
Hemodyalisis akses
Batasan karakteristik :
Kriteria Hasil:
Kerusakan lapisan kulit
(dermis)
Integritas kulit yang baik
Gangguan permukaan
bisa dipertahankan
kulit (epidermis)
(sensasi,alastisitas,tempe
Invasi struktur tubuh
Faktor yang berhubungan :
ratur,hidrasi,pigmentasi)

31

Evaluasi

efektivitas

analgesik,tanda dan gejala.


NIC
Pressure management
Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian
yang longgar
Hindari kerutan pada
tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) setiap dua

Zat kimia,radiasi
Usia yang ekstrim
Kelembaban
Hipertermia,hipotermia
Faktor mekanik
(mis.,gaya gunting
[shearing force]
Medikasi
Lembab
Imobilitasi fisik
Internal :
Perubahan status cairan
Perubahan pigmentasi
Perubahan turgor
Faktor perkembangan
Kondisi
ketidakseimbangan nutrisi
(mis.,obesitas,emasiasi)
Penurunan sirkulasi
Kondisi gangguan
metabolik
Gangguan sensasi
Tonjolan tulang

Tidak ada luka/esi pada

Hipertermia
Definisi : peningkatan suhu
tubuh diatas kisaran normal.
Batasan karakteristik:
Konvulasi
Kulit kemerahan
Peningkatan suhu tubuh
diatas kisaran normal
Kejang
Takikardi

NOC
Thermoregulation
Kriteria hasil :
Suhu tubuh dalam
rentang normal
Nadi dan RRdalam
rentang normal
Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak
ada pusing

7.

kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan
pemahaman dalam prose
perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya
cedera berulang
Mampu melindungi kulit
dan mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami

32

jam sekali
Monitor kulit akan adanya
kemerahan
Oleskan lotion atau
minysk/baby oil pada
daerah yang tertekan
Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
Memandikan pasien
dengan sabun dan air
hangat
Insision site care
Membersihkan,memantau
dan meningkatkan proses
penyembuhan pada luka
yang ditiup dengan
jahitan ,klip atau straples
Monitor proses
kesembuhan area insisi
Bersihkan area sekitar
jahitan atau
staples,menggunakan lidi
kapas steril
Gunakan preparat
antiseptic,sesuai program
Ganti balutan pada interval
waktu yang sesuai atau
biarkan luka tetap terbuka
(tidak dibalut) sesuai
program
NIC
Fever treatment
Monitor suhu sesering
mungkin
Monitor IWL
Monitor warna dan suhu
kulit
Monitor tekanan
darah,suhu, dan RR
Monitor penurunan tingkat

Takipnea
Kulit terasa hangat
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Anastesia
Penurunan respirasi
Dehidrasi
Pemajanan lingkungan
yang panas
Penyakit
Pemakaian pakaian yang
tidak sesuai dengan suhu
lingkungan
Peningkatan laju
metabolisme
Medika
Trauma
Aktivitas berlebihan

kesadaran
Monitor WBC,Hb,dan Hct
Monitor intake dan output
Berikan anti piretik
Berikan pengobatan untuk
mengatasinpenyebab
demam
Selimuti pasien
Lakukan tapid sponge
Kolaborasi pemberian
cairan intravena
Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya
menggigil
Temperatur regulation
Monitor suhu minimal tiap
2 jam
Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
Monitor TD,nadi,dan RR
Monitor warna dan suhu
kulit
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan

33

8.

Resiko infeksi
Definisi : mengalami
peningkatan resiko terserang
organism patogenik

NOC
Immune status
Knowledge: infection
control
34

Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan
yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
Berikan anti piretik jika
perlu
Vital sign monitoring
Monitor TD,nadi,suhu,dan
RR
Catat adanya fluktasi
tekanan darah
Monitor VS saat pasien
berbaring,duduk,atau
berdiri
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor
TD,nadi,RR,sebelum,sela
ma,dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan
irama pernafasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernafasan
abnormal
Monitor suhu,warna,dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar,bradikardi,pening
katan sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
NIC
Ifection control (control
infeksi)
Bersihkan lingkungan

Faktor-faktor resiko:
Penyakit kronis:
Diabetes mellitus
Obesitas

Pengetahuan yang tidak


cukup untuk menghindari
pemanjanan pathogen
Pertahanan tubuh primer
yang tidak adekuat
Gangguan peristalsis
Kerusakan integritas
kulit (pemasangan
kateter
intravena,prosedur
invasif)
Perubahan sekresi PH
Penurunan kerja siliaris
Pecah ketuban lama
Merokok
Stasis cairan tubuh
Trauma jaringan
(mis.trauma destruksi
jaringan)
Ketidak adekuatan
pertahanan sekunder
Penurunan hemoglobin
Imunosupresi
(mis,imunitas di dapat
tidak adekuat,agen
farmaseutikal termasuk
imunosupresan,steroid,
antibodi
monoklonal,imunomod
ulator)
Supresi respon
inflamasi
Vaksinansi tidak adekuat
Pemajanan terhadap
pathogen lingkungan
meningkat

Kriteria hasil:
Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
Mendeskripsikan proses
penularan
penyakit,faktor yang
mempengaruhi
penularan serta
penatalaksaannya
Menunjukan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
Jumlah leukosit dalam
batas normal
Menunjukan perilaku
hidup sehat

35

setelah dipakai pasien lain


Pertahankan teknik isolasi
Batasi pengunjung bila
perlu
Instruksikan pada
pengunjug untuk mencuci
tangan saat berkunjung
meninggalkan pasien
Gunakan sabun
antimikrobia untuk cuci
tangan
Cuci tangan setiap sebelum
dan sesudah tindakan
keperawatan
Gunakan baju,sarung tangan
sebagai alat pelindung
Pertahankan lingkungan
aseptic selama pemasangan
alat
Ganti letak IV perifer dan
line central dan dressing
sesuai dengan petunjuk
umum
Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
Tingkatkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotic
bila perlu infection
protection (proteksi
terhadap infeksi)
Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan local
Moitor dan hitung
granulosit,WBC
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Sering pengunjung terhadap
penyakit menular
Pertahankan teknik aspesis

Wabah

Prosedur invasive
malnutrisi

pada pasien yang beresiko


Pertahankan teknik isolasi
k/p
Berikan perawatan kulit
pada area epidema
Inspeksi kulit dan
membrane mukosa terhadap
kemerahan,panas,drainase
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari
infeksi
Laporkan kultur positif

3.6 EVALUASI
Evaluasi disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam intervensi
danmasalah gangguan intebritas kulit dikatakan teratasi apabila :
1. Fungsi kulit dan membran mukosa baik dengan parut minimal
2. Krusta berkurang
3. Suhu kulit, kelembapan dan warna kulit serta membran mukosa normal alami,
tidak terjadi kelainan neurogik.
4. Tidak terjadi kelainan respiratorik.

36

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang
menyerang kulit dan mukosa.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Varicella Zooster. Penamaan virus ini
memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit
Varicella.
4.2 SARAN
Diharapkan kepada mahasiswa dapat mengetahui apa itu Varicella dan
jadikan sebagai ilmu keperawatan dalam kehidupan sehari-hari.

37

DAFTAR PUSTAKA
. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis &
NANDA NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta : Media Action Publising
. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis &
NANDA NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta : Media Action Publising
Irkoas. 2008. Varicella. http://irkoas.blogspot.com/2008/02/varicella-i-r-anakpost-test-infeksi.html. Diakses Selasa 14 Oktober 2014 pukul 20.32
Kartika,sulfi.

2012.

Varicella

Chicken

Pox

Cacar

Air.

http://kartikasulfi.blogspot.com/2012/09/varicella-chicken-pox-cacar-air.html.
Diakses Selasa 14 Oktober 2014 pukul 19.56
Rampengan,T.H. 2007. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: Sunter
Agung Podomoro.
Resty,Dwi

Avianti.

2013.

Askep

Varicella.

http://reztydwiavianti2701.blogspot.com/2013/07/askep-varicella.html.

Diakses

Sabtu 11 Oktober 2014 pukul 08.45


Risfa.

2012.

Askep

Varicella.

http://risfa24.blogspot.com/2012/12/askep-

varicella.html. Diakses Selasa 14 Oktober 2014 pukul 19.17


Samudra.

2012.

Asuhan

Keperawatan

pada

Varicella.

http://samudra-

fox.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-pada-varisela.html.

Diakses

Selasa 14 Oktober 2014 pukul 20.12


Syamsuddin.

2012.

Askep

Varicella.

http://syamsuddin-

acho.blogspot.com/2012/05/askep-varicella.html. Sabtu 11 Oktober 2014 pukul


09.07

38

Anda mungkin juga menyukai