(AES)
Yoki Ariyana
PPPPTK IPA BANDUNG, http://www.p4tkipa.org p4tkipa@yahoo.com
yokivox@yahoo.com
Abstract
Pengaman sistem informasi memiliki beberapa dasar-dasar dan teoriteori yang digunakan. Kriptografi, Enkripsi, dan Dekripsi merupakan dasar
dari pengamanan sisteminformasi, ada beberapa algoritma atau metoda
dalam encripsi dan dekripsi. Sejak jaman dulu usaha untuk mengamankan
informasi telah dilakukan, mulai dari penggunan steganografi pada jaman
yunani kuno sampai dengan mesin enigma pada masa perang dunia dan
saat ini yang berkembang adalah beberapa algoritma, seperti Data
Encryption Standard (DES), International Data Encryption Algorithm (IDEA),
Rivest-Shamir and Adleman (RSA), dan masih banyak lagi. Pada paper ni
yang akan dititik beratkana dalah algoritma Advanced Encryption Standard
(AES) yang merupakan perkembangan dari DES yang dirasakan telah habis
dimakan masa (obsolet).
BAB I
Pendahuluan
society.
Kemampuan
untuk
mengakses
dan
Encryption
Standard
(AES)
dikembangkan
untuk
Encryption
Standard
(AES)
merupakan
algoritma
1.1.
Kriptografi
Kriptografi (Crytography) berasal dari kata Crypto berarti secret
(rahasia) dan graphy berarti writing (tulisan)[budi] yang memiliki arti ilmu
dan seni mempertahankan/mejaga informasi yang dikirim agar menjadi aman
1.2.
Enkripsi
Proses yang dilakukan untuk mengamankan sebuah pesan (yang
E(M ) = C
Dimana,
E
: Enkripsi
: Chipertext
Dimana ,
D
: Dekripsi
BAB II
Advanced Encryption Standard
Advanced
Encryption
Standard
(AES)
merupakan
algoritma
2.1.
Sejarah
Pada rahun 1997, National Institute of Standard and Technology
[06]
Alagoritma-algoritma tersebut manjalani berbagai macam pengetesan.
Pada bulan oktober 2000, NIST mengumumkan bahwa Rijndael sebagai
lagoritma yang terpilih untuk standar AES yang baru. Baru pada februari
2001 NIST mengirimkan draff kepada Federal Information Processing
Standards (FIPS) untuk standar AES. Kemudian pada 26 November 2001,
NIST mengumumkan produk akhir dari Advanced Encryption Standard.
[handout]
2.2.
128 bit (urutan bilngan 0 dan 1). Urutan tersebut berbentuk blok dan jumlah
bit menjadi ukuran dari panjangnnya. Kunci chiper dari algoritma AES adalah
urutan dari 128, 192, dan 256 bit, selain itu maka tidak termasuk kedalam
standar AES.
Ukuran dari AES akan selalu dimulai dengan 0 dan diakhiri sesuai
dengan jumlah bloknnya, 128, 192, atau 256. misal kita menggukan variabel i
sebagai index yang berada diantara blok 0 i 128, 0 i 192, dan 0 i
256,
2.3.
Byte
Unit dasar dari algoritma AES adalah byte yang berisikan deretan 8
bit,
untuk input, output, atau chiper dirulis sebagai a, byte menghasilkan array
yang dapat dbentuk dengan notasi an atau a[n], n sendiri merupakan :
Key length = 128 bits, 0 n < 16;
Seluruh nilai dalam byte pada algoritma AES didukung oleh polynomial dari
{b7, b6, b5, b4, b3, b2, b1, b0} sehingga dapat dibuat :
7
b7 x 7 + b6 x 6 + b5 x 5 + b4 x 4 + b3 x 3 + b2 x 2 + b1 x + b0 = bi x i
i =0
2.4.
2.5.
State
Secara internal, operasi algoritma AES dilakukan pada array 2D dari bytes
yang disebut State. State terdiri dari empat baris bytes, masing-masing berisi
Nb bytes, di mana Nb adalah panjangnya blok yang dibagi oleh 32. Di dalam
Array State yang ditandai oleh lambang, masing-masing byte individu
mempunyai dua indeks, dengan jumlah barisnya r didalam rentang 0 r< 4
dan jumlah kolom c didalam rentang 0 c< Nb. Ini mengijinkan byte State
untuk dikenal sebagai sr,c maupun s[r,c]. Karena standard ini, Nb=4, yaitu, 0
c < 4.
input the array of bytes in0, in1, in15 is dimasukan pada State array,
lihat gambar. Cipher atau kebalikan dari operasi Cipher adalah memasukkan
kedalam State array, kemudian langklah akhirnya adalah menyalin hasil pada
output the array of bytes out0, out1, out15.
Pada awal chiper Atau Kebalikan dari chiper, masukan array disalin kepada
State Array menurut persamaan
s[r, c] = in[r + 4c] untuk 0 r < 4 and 0 c < Nb,
dan pada akhir chiper Dan Kebalikan dari chiper, State disalin kepada output
array menurut persamaan:
out[r + 4c] = s[r, c] untuk 0 r < 4 and 0 c < Nb.
BAB III
Spesifikasi Algoritma AES
Nk
rounds Nr
AES-128
4 Words
4 Words
10 rounds
AES-192
4 Words
6 Words
12 rounds
AES-256
4 Words
8 Words
14 rounds
of
3.1.
SubBytes() Trasformation.
yang
disebut
sebagai
tranformasi
SubBytes().SubBytes()
3.2.
ShiftRows() Trasformation.
Pada tranformasi ShiftRows(), byte pada tiga baris terakhir digeser sebanyak
ofsetnya,
sedangkan
byte
pada
baris
pertama
tidak
mengamalai
penggerserran.
dilakukan
dari
depan
kebelankang,
perhatikan
ilustrasi
3.3.
MixColumns() Trasformation.
Untuk 0 c < Nb
Hasil dari perkaliaan pada matrik tersebut dapat dilihat pada persamaanpersamaan dibawah :
3.4.
AddRoundKey() Trasformation.
Kunci dari bit dihasilkan dari kunci chiper yang asli dengan menggunkan
tarnsformasi key expansion yang dijumlahkan bit pada array dari state
dengan operasi XOR yang sederhana. Nilai awal dari round key adalah w0,
untuk round = 0, ditambahkan pertama kali para criptographic round.
Kemudian setiap round untuk 1 round Nr, kemudian 32-bit yang berbeda
pada round-key wi ditambahkan.