Anda di halaman 1dari 8

NASKAH PUBLIKASI

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA


ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES)
(Studi Kasus: SMK Kesehatan Binatama Yogyakarta)

Program Studi Informatika

Disusun oleh:
MUHAMMAD YUSRAN
5140411221

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN ELEKTRO
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2020
NASKAH PUBLIKASI
ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA
ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES)
(Studi Kasus: SMK Kesehatan Binatama Yogyakarta)

Disusun oleh:
Muhammad Yusran
5140411221

Pembimbing:

Joko Sutopo, S.T., M.T. Tanggal,…………………..

ISI
ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA
ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES)
Muhammad Yusran, Joko Sutopo
Program Studi Informatika, Fakultas Teknologi Informasi dan Elektro
Universitas Teknologi Yogykarta
Jl. Ringroad Utara Jombor Sleman Yogyakarta
E-mail : 1 myusran96@gmail.com , 2 jksutopo75@gmail.com

ABSTRAK

Database merupakan tempat penyimpanan data dan informasi. Semua sistem akan menyimpan datanya di dalam
database, sehingga isi data yang tersimpan harus dijaga keamanan dan kerahasiaannya. Algoritma kriptografi
sangat diperlukan seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini. Pada database sangat
diperlukan sebuah pengamanan untuk seluruh data yang bersifat private agar keaslian dan kerahasiaan data akan
terjamin. Berkembangnya teknologi kriptografi sangat membantu dalam mengamankan data-data, salah satu
algoritma yang berkembang dan popular saat ini adalah AES (Advanced Encryption Standard) yang telah teruji
ketahanannya. AES (Advanced Encryption Standard) merupakan Salah satu contoh algoritma simetris. Terdapat dua
proses dalam algoritma AES yaitu proses enkripsi yaitu merubah data agar tidak dapat lagi dibaca yang disebut
ciphertext; sebaliknya proses dekripsi yaitu merubah ciphertext data menjadi bentuk semula yang kita kenal sebagai
plaintext. Data yang di inputkan pada database akan di enkripsi sehingga tidak dapat dibaca dan dimengerti oleh
pihak yang tidak punya kepentingan, data kemudian di dekripsi kembali seperti semula agar dapat di baca lagi.

Kata kunci : Kriptografi, Security, AES

1. PENDAHULUAN kriptografi yang dapat mengenkripsi dan mendekripsi


Database merupakan tempat penyimpanan data dan data dengan panjang kunci yang bervariasi, yaitu 128
informasi. Seluruh sistem menyimpan datanya di bit, 192 bit, dan 256 bit (Yuniati, V. dkk., 2015).
dalam database, sehingga isi data yang tersimpan
harus dijaga keamanan dan kerahasiaannya. Untuk 2. LANDASAN TEORI
menjaga keamanan database tersebut diperlukan
sebuah metode, metode tersebut adalah kriptografi. 2.1. Kriptografi
Kriptografi merupakan teknik matematika untuk Kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga
berurusan dengan keamanan informasi seperti kerahasiaan pesan dengan cara menyandikannya ke
kerahasiaan, keutuhan data dan otentifikasi (Susanto, dalam bentuk yang tidak dapat dimengerti lagi
2017). maknanya. Dalam ilmu kriptografi, terdapat dua buah
Algoritma kriptografi sangat diperlukan seiring proses dengan melakukan enkripsi dan dekripsi.
dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat Pesan yang akan dienkripsi disebut sebagai plaintext
saat ini. Pada database sangat diperlukan sebuah (teks biasa). Disebut demikian karena informasi ini
pengamanan untuk seluruh data yang bersifat private dengan mudah dapat dibaca dan dipahami oleh siapa
agar keaslian dan kerahasiaan data akan terjamin. saja. Algoritma yang dipakai untuk mengenkripsi dan
Berkembangnya teknologi kriptografi sangat mendekripsi sebuah plaintext melibatkan penggunaan
membantu dalam mengamankan data-data, salah satu suatu bentuk kunci. Pesan plaintext yang telah
algoritma yang berkembang dan popular saat ini dienkripsi atau dikodekan dikenal sebagai ciphertext
adalah AES (Advanced Encryption Standard) yang (teks sandi) (Pabokory, F. N. dkk., 2015).
telah teruji ketahanannya. Tujuan utama penggunan teknik kriptografi dalam
Pada tahun 2001, AES digunakan sebagai standar pengiriman rahasia terbagi menjadi beberapa poin-
algoritma kriptografi terbaru yang dipublikasikan poin penting, yaitu Confidentialy (kerahasiaan),
oleh NIST (National Institute of Standard and Authentication (keaslian), Data Integrity (integritas
Technology) sebagai pengganti algoritma DES (Data data), Non-Repudiation (anti penyangkalan), dan
Encryption Standard) yang sudah berakhir masa Access Control (kendali akses) (Pudoli, A. dan
penggunaannya. Algoritma AES adalah algoritma Kusumaningsih, D., 2017).
Algoritma kriptografi dibagi menjadi 2 berdasarkan proses ini juga disebut dengan Initial round.
kunci yaitu kriptografi simetri dan kriptografi b. Round, tahap ini akan dilakukan putaran sebanyak
asimetri. menurut Mirsyah, M. M. A.-A. dkk., (2019), Nr-1 kali. Permana, A. A. dan Nurnaningsih, D.,
Kriptografi simetri menggunakan kunci yang sama (2018), menjelaskan proses yang dilakukan
dengan kunci yang dipakai untuk melakukan dekripsi, sebagai berikut:
sedangkan kriptografi asimetri merupakan alogoritma a) Subbytes, tranformasi byte dimana setiap
yang memakai kunci yang berbeda untuk proses element pada state akan dipetakan dengan
enkripsi dan dekripsinya. menggunakan sebuah tabel substitusi (S-Box).
Nilai S-Box dapat dilihat pada Gambar 1.
2.2. Advanced Encryption Standard (AES)
Advanced Encryption Standard (AES) adalah
algoritma cryptographic yang dapat digunakan untuk
mengamankan data. Algoritma AES merupakan
blokchipertext simetrik yang dapat mengenkripsi
(encipher) dan dekripsi (decipher) informasi.
Enkripsi merubah data yang tidak dapat lagi dibaca
disebut ciphertext, sebaliknya dekripsi adalah
merubah ciphertext data menjadi bentuk semula yang
kita kenal sebagai plaintext (Pabokory, F. N. dkk.,
2015).
Algoritma AES menggunakan substitusi dan
permutasi, dan sejumlah putaran (chipher berulang),
setiap putaran menggunakan kunci internal yang
berbeda (kunci setiap putaran disebut round key).
Panjang kunci yang digunakan adalah 128 bit, 192
bit, dan 256 bit dengan langkah 32 bit, rijndael
beroperasi dalam orientasi byte (Saragih, E. D. dkk., Gambar 1: Nilai S-Box
2018).
Perbedaan panjang kunci tersebut dapat Untuk setiap byte pada array state, misalkan S[r, c] =
mempengaruhi jumlah putaran yang akan xy, dalam hal ini xy adalah digit hexadecimal dari
diimplementasikan dalam algoritma AES. Secara nilai S[r, c], maka nilai substitusinya, dinyatakan
ringkas dapat dilihat pada Tabel 1. dengan S’[r, c], adalah elemen didalam tabel subtitusi
yang merupakan perpotongan baris x dengan kolom
Table 1: Perbandingan jumlah putaran dan kunci y. ilustrasi pengaruh pemetaan byte pada setiap byte
dalam state dapat dilihat pada Gambar 2.
Panjang Panjang Ukuran Jumlah
Kunci Kunci Blok Data Proses
dalam Bit (Nk) (Nb) (Nr)
128 4 4 10
192 6 4 12
256 8 4 14

Langkah-langkah proses enkripsi dan dekripsi dengan


menggunakan algoritma Advanced Encryption
Standard (AES) sebagai berikut:
1. Enkripsi
Enkripsi yaitu melakukan proses pengamanan data
atau penyembunyian maupun proses mengkonversi Gambar 2: Pemetaan byte
pesan asli (plaintext) menjadi bentuk yang tidak jelas
untuk dipahami bahkan dimengerti (Indrayani, L. A. b) ShiftRows, proses pergeseran bit dimana bit
dan Suartana, I. M., 2019). yang paling kiri akan dipindahkan menjadi bit
Leohani, R. A. dan Agus, I., (2016), proses enkripsi yang paling kanan (rotasi bit). Proses
pada algoritma Advanced Encryption Standard (AES) pergeseran bit dapat dilihat pada Gambar 3.
terdiri dari beberapa tahap proses transformasi bytes,
yaitu:
a. Addroundkey, merupakan proses teks biasa (plain
text) akan di XOR dengan data kunci (cipher key).
Gambar 3: Proses shiftrows

c) MixColumns, mengoperasikan setiap setiap


element yang berada dalam satu kolom pada
state. Matriks publik keys untuk enkripsi data
dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 6: Diagram alur proses enkripsi AES

2. Dekripsi
Kebalikan dari enkripsi, proses dekripsi merupakan
proses mengkonversi/mengembalikan data rahasia
atau data data terenkripsi (ciphertext) menjadi
Gambar 4: Proses mixcolumns
plaintext (data asli) sehingga dapat dibaca atau
kembali dimengerti (Indrayani, L. A. dan Suartana, I.
d) Addroundkey, adalah melakukan XOR antara M., 2019).
state sekarang dengan round key. Leohani, R. A. dan Agus, I., (2016), proses dekripsi
Addroundkey dapat dilihat pada Gambar 5. pada algoritma AES (Advanced Encryption Standard)
terdiri dari beberapa tahap proses transformasi bytes,
yaitu:
a. Addroundkey, tahap ini pesan yang diterima
(chiper text) akan di XOR kan dengan cipher key.
Tahap ini disebut juga dengan Initial round.
b. Round, proses selanjutnya akan dilakukan putaran
sebanyak Nr-1 kali. Permana, A. A. dan
Nurnaningsih, D., (2018), menjelaskan proses
round yang dilakukan sebagai berikut:
a) InvShiftrows, transformasi byte yang
berkebalikan dengan transformasi ShiftRows.
Pada transformasi InShiftRows, dilakukan
pergeseran bit ke kanan sedangkan pada
ShiftRows dilakukan pergeseran kekiri. Proses
Gambar 5: Proses addroundkey InvShiftrows dapat dilihat pada Gambar 7.

c. Final Round, untuk putaran ke Nr, akan dilakukan


tahap-tahap yang sama dengan round namun tidak
melalui proses Mixcolumns. Adapun prosesnya
yaitu, Subbytes, Shiftrows, dan Addroundkey.
Diagram alur proses enkripsi pada algoritma AES
(Advanced Encryption Standard) dapat dilihat pada
Gambar 6.
Hasil dari perkalian matrix dapat dilihat pada Gambar
10.

Gambar 10: Hasil perkalian matrix

Gambar 7: Proses inshiftrows d) Inverse Addroundkey, transformasi Inverse


AddRoundKey tidak berbeda dengan
b) InvSubbytes, merupakan transformasi bytes transformasi AddRoundKey karena dalam
yang berkebalikan dengan transformasi transformasi ini hanya dilakukan operasi
SubBytes. Pada InSubBytes, tiap elemen pada penambahan sederhana dengan operasi Bitwise
state dipetakan dengan menggunakan tabel XOR.
Inverse S-Box. Proses InvSubbytes dapat c. Final Round, selanjunya untuk putaran ke Nr,
dilihat pada Gambar 8. dilakukan tahap-tahap yang sama dengan round
namun tidak melalui proses Mixcolumns. Adapun
prosesnya yaitu, InvShiftrows, InvSubbytes, dan
Addroundkey.
Diagram alur proses dekripsi pada algoritma
Advanced Encryption Standard (AES) dapat dilihat
pada Gambar 11.

Gambar 8: Nilai invers S-Box

c) InvMixcolumns, setiap kolom pada state dalam


state dikalikan dengan matrik perkalian dalam
AES. Perkalian pada matrik dapat dituliskan
seperti terlihat pada Gambar 9.

Gambar 11: Diagram alur proses dekripsi AES

3. PENERAPAN ALGORITMA AES 256


Penerapan algoritma AES 256 hanya berfokus pada
enkripsi dan dekripsi data text. Proses enkripsi adalah
mengubah plaint text menjadi cipher text agar tetap
Gambar 9: Proses invmixcolumns terjaga data yang bersifat rahasia dari kriptalis. Dalam
proses dekripsi, isi file yang berupa cipher text harus
diubah kembali menjadi file asli atau plain text. 4. PENUTUP

3.1. Analisis File Text 4.1. Kesimpulan


Proses analisis file dari ketepatan dan kecocokan file Berdasarkan penelitian yang penulis uraikan maka
yang didekripsi, apakah file bisa kembali ke bentuk dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut :
asli dengan sempurna atau tidak (Yuniati, V. dkk., a. Hasil penelitian telah dibuktikan bahwa isi file
2015). Proses input password dan plaintext dapat text yang telah di enkripsi merupakan isi file text
dilihat pada Gambar 12. dari sumber, sehingga apabila dilakukan proses
dekripsi, maka akan kembali seperti file text
sumber semula.
b. Waktu yang diperlukan untuk proses enkripsi
maupun dekripsi cendrung besar seiring ukuran
file text.

Gambar 12: Contoh plaintext 4.2. Saran


Proses enkripsi dan dekripsi yang peneliti
File text setelah dienkripsi dan dekripsi dapat dilihat lakukan hanya berfokus pada data berupa text dan
pada Gambar 13. hanya menerapkan algoritma AES 256. Oleh karena
itu peneliti menyarankan untuk melakukan
perbandingan algoritma AES 128, 192, 256 Bit untuk
enkripsi dan dekripsi segala jenis file.

DAFTAR PUSTAKA
Gambar 13: Hasil enkripsi dan dekripsi
Indrayani, L.A. dan Suartana, I.M. (2019),
Dari contoh proses enkripsi dan dekripsi file text Implementasi Kriptografi dengan Modifikasi
menunjukan bahwa setelah dilakukan proses dekripsi, Algoritma Advanced Encryption Standard
file text dapat kembali menjadi plaint text atau file (AES) untuk Pengamanan File Document,
asli. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa file Journal of Informatics and Computer Science,
text cocok dan berhasil kembali seperti semula. 01(01), 1–6.
Leohani, R.A. dan Agus, I. (2016), Proses Enkripsi
3.2. Analisis Waktu Enkripsi dan Dekripsi dan Dekripsi Email menggunakan Algoritma
waktu penting untuk dianalisis saat melakukan proses Advanced Encryption Standard ( AES ),
enkripsi dan dekripsi. Dengan adanya waktu, dapat Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
diketahui kecepatan proses enkripsi maupun dekripsi Matematika UNY hal.1–6.
data (Yuniati, V. dkk., 2015). Perbandingan waktu Mirsyah, M.M.A.-A., Aksara, L.M.F. dan Sajiah,
enkripsi dan dekrpsi pada file text dapat dilihat pada A.M. (2019), Penerapan Algoritma Advanced
Tabel 2. Encryption Standard (AES) untuk
Mengamankan File pada Layanan
Tabel 2: Analisis waktu enkripsi dan dekripsi Infrastructure As A Service, semanTIK, 5(2), 1–
10.
Plaintext Kata enk Pabokory, F.N., Astuti, I.F. dan Kridalaksana, A.H.
kunci dan (2015), Implementasi Kriptografi Pengamanan
dek Data Pada Pesan Teks, Isi File Dokumen, Dan
(s)
File Dokumen Menggunakan Algoritma
Aku sangat serius dalam mengerjakan skripsi ini 0.002
passwor s Advanced Encryption Standard, Jurnal
d Informatika Mulawarman, 10(2), 1–12.
aku sangat benci benci 0.003 Permana, A.A. dan Nurnaningsih, D. (2018),
kamuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu s Rancangan Aplikasi Pengamanan Data dengan
uuuuu
waktu penting untuk dianalisis saat melakukan 1 0.007 Algoritma Advanced Encryption Standard
proses enkripsi dan dekripsi. Dengan adanya paragraf s (AES), Jurnal teknik Informatika, 11(2), 1–10.
waktu, dapat diketahui kecepatan proses Pudoli, A. dan Kusumaningsih, D. (2017),
enkripsi maupun dekripsi data. Berikut adalah Penggunaan Hybrid Cryptosystem untuk
tabel pernamdingan waktu enkripsi dan
dekrpsi pada file text. Enkripsi dan Dekripsi Pesan Messanger
menggunakan Algoritma Rivest Shamir Susanto (2017), Implementasi Keamanan Data
Adleman (RSA) dan Advanced Encryption Menggunakan Algoritma Blowfish Pada Sistem
Standart (AES) dengan Firebase pada Android, Informasi Koperasi Rias, Jurnal SIMETRIS,
Jurnal Telematika, 9(3), 1–7. 8(4), 1–14.
Saragih, E.D., Hasibuan, N.A. dan Bu’ulolo, E. Yuniati, V., Indriyanta, G. dan Rachmat, A. (2015),
(2018), Implementasi Algoritma Triple DES Enkripsi dan Dekripsi dengan Algoritma AES
dan Algoritma Advanced Encryption Standard 256 untuk Semua Jenis File, Jurnal
dalam Penyandian File, Majalah Ilmiah INTI, Informatika, 5(1), 1–11.
13(9), 1–7.

Anda mungkin juga menyukai