Anda di halaman 1dari 8

KRIPTOGRAFI DAN PENERAPANNYA PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI

RESUME
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kemanan Informasi

oleh,
Fuji Nugraha
177006052

JURUSAN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
A. Pendahuluan
Perkembangan teknologi terutama pada sistem pengamanan data dalam menjaga keamanan data
informasi telah berkembang pesat. Dalam menjaga keamanan data informasi terdapat cabang ilmu
dalam pengembangannya seperti kriptografi dan steganografi. Pada penerapannya dilakukan tidak
hanya pada satu teknik keamanan saja, melainkan bisa dilakukan dengan kombinasi dalam
keamanan data informasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah sistem keamanan data
dengan mengimplementasikan kriptografi pada pesan teks, isi file dokumen, dan file dokumen
dengan melakukan perhitungan algoritma Advanced Encryption Standard (AES). AES merupakan
algoritma cryptographic yang dapat digunakan untuk mengamakan data dimana algoritmanya
adalah blokchipertext simetrik yang dapat mengenkripsi (encipher) dan dekripsi (decipher)
informasi. Hasil dari penelitian yaitu pengguna dapat mengenkripsi pesan teks kemudian disimpan
menjadi sebuah file dokumen dan isi file dokumen tersebut dienkripsi lagi selanjutnya hasil
enkripsi isi file dokumen tersebut, file dokumennya dienkripsikan dan selanjutnya dikompresi dan
disembunyikan pada sebuah file citra (gambar) agar keamanan data informasi tersebut dapat
terjaga keamanannya karena telah dilakukan pengamanan dan penyandian yang berlapis-lapis.

Ketika suatu pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat lain, isi pesan tersebut mungkin dapat
disadap oleh pihak lain yang tidak berhak untuk mengetahui isi pesan tersebut. Untuk menjaga
pesan, maka pesan tersebut dapat diubah menjadi suatu kode yang tidak dapat dimengerti oleh
pihak lain. Enkripsi adalah sebuah proses penyandian yang melakukan perubahan sebuah kode
atau pesan dari yang bisa dimengerti, disebut plainteks, menjadi sebuah kode yang tidak bisa
dimengerti, disebut dengan cipherteks. Sedangkan proses kebalikannya untuk mengubah
cipherteks menjadi plainteks disebut dekripsi. Proses enkripsi dan dekripsi memerlukan suatu
mekanisme dan kunci tertentu, dan kesatuan sistem ini sering disebut dengan cipher. Dalam ilmu
Kriptografi, terdapat banyak cara atau algoritma yang dapat digunakan untuk proses enkripsi dan
deskripsi suatu pesan. Menurut waktu kemunculannya, Kriptografi dibedakan menjadi dua yaitu
Kriptografi Klasik dan Kriptografi Modern. Perbedaanya adalah apabila pada Kriptografi Klasik
proses enkripsi menggunakan perhitungan yang sangat sederhana dan dapat dilakukan dengan cara
manual. Tetapi, apabila pada Kriptografi Modern proses enkripsi menggunakan perhitungan yang
rumit dan melibatkan bilangan besar dan membutuhkan bantuan komputer. Adapun perbedaan lain
yaitu apabila pada Kriptografi Klasik algoritma operasinya menggunakan mode karakter
sedangkan Kriptografi Modern algoritma operasinya menggunakan mode bit.

Teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia terutama personal maupun
kelompok (organisasi). Kelompok (organisasi) tersebut sangat membutuhkan adanya
komputerisasi dalam setiap kegiatannya. Dari hal penggunaan komputerisasi tersebut, maka
dibuatlah sebuah keamanan bagi seluruh aset-asetnya, terutama informasi-informasi dan data-data
penting demi menjaga kerahasiaan informasi data tersebut. Dari keamanan data tersebut
menimbulkan tuntutan akan tersedianya suatu sistem pengamanan data yang lebih baik agar dapat
mengamankan data dari berbagai ancaman yang mungkin timbul. Ini merupakan latar belakang
berkembangnya sistem keamanan data yang berfungsi untuk melindungi data yang ditransmisikan
atau dikirimkan melalui suatu jaringan komunikasi. Ada beberapa cara melakukan pengamanan
data ataupun pesan, diantaranya adalah dengan menggunakan teknik penyamaran data yang
disebut dengan kriptografi dan teknik penyembunyian data yang disebut dengan steganografi.
Kriptografi merupakan seni dan ilmu untuk memproteksi pengiriman data dengan mengubahnya
menjadi kode tertentu dan hanya ditujukan untuk orang yang hanya memiliki sebuah kunci untuk
mengubah kode itu kembali yang berfungsi dalam menjaga kerahasiaan data atau pesan. Dalam
kriptografi, data atau pesan yang dikirimkan melalui jaringan akan disamarkan sedemikian rupa.
Sehingga seandainya data tersebut bisa diperoleh dan dibaca oleh orang lain, maka pihak yang
tidak berhak atau berwenang tersebut tidak akan bisa mengerti arti dari data tersebut. Dalam bidang
kriptografi terdapat dua konsep yang sangat penting atau utama yaitu enkripsi dan dekripsi.
Enkripsi adalah proses dimana informasi atau data yang hendak dikirim diubah menjadi bentuk
yang hampir tidak dikenali sebagai informasi awalnya dengan menggunakan algoritma tertentu.
Dekripsi adalah kebalikan dari enkripsi yaitu mengubah kembali bentuk tersamar tersebut menjadi
informasi awal. Sebuah pesan atau data yang masih asli dan belum mengalami penyandian dikenal
dengan istilah plaintext. Kemudian setelah disamarkan dengan suatu cara penyandian, maka
plaintext ini disebut sebagai chipertext. Proses penyamaran dari plaintext ke ciphertext disebut
enkripsi (encryption), dan proses pengembalian dari ciphertext menjadi plaintext kembali disebut
dekripsi (decryption). Dalam hal ini file yang dapat di enkripsi adalah file dokumen berupa teks,
file citra berupa gambar, serta file audio dan file video dalam format digital. Pada pesan teks, isi
file dokumen, atau file dokumen dalam menjaga kerahasiaan informasi datanya memerlukan
teknik-teknik enkripsi dan dekripsi yang tidak mudah atau sukar untuk dipecahkan. Proses
pengamanan pada pesan teks, isi file dokumen, atau file dokumen dapat dilakukan dengan
mengenkripsi pesan teks, isi file dokumen, atau file.

B. Pembahasan
1. Pengertian
Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata yaitu kripto dan graphia.
Kripto artinya menyembunyikan, sedangkan graphia artinya tulisan. Kriptografi adalah ilmu
yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan
informasi, seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, serta autentikasi data.
Tetapi tidak semua aspek keamanan informasi dapat diselesaikan dengan kriptografi.
Kriptografi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau seni untuk menjaga keamanan pesan. Ketika
suatu pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat lain, isi pesan tersebut mungkin dapat disadap
oleh pihak lain yang tidak berhak untuk mengetahui isi pesan tersebut. Untuk menjaga pesan,
maka pesan tersebut dapat diubah menjadi suatu kode yang tidak dapat dimengerti oleh pihak
lain. Enkripsi adalah sebuah proses penyandian yang melakukan perubahan sebuah kode atau
pesan dari yang bisa dimengerti, disebut plainteks, menjadi sebuah kode yang tidak bisa
dimengerti, disebut dengan cipherteks. Sedangkan proses kebalikannya untuk mengubah
cipherteks menjadi plainteks disebut dekripsi. Proses enkripsi dan dekripsi memerlukan suatu
mekanisme dan kunci tertentu, dan kesatuan sistem ini sering disebut dengan cipher. Dalam
ilmu Kriptografi, terdapat banyak cara atau algoritma yang dapat digunakan untuk proses
enkripsi dan deskripsi suatu pesan. Menurut waktu kemunculannya, Kriptografi dibedakan
menjadi dua yaitu Kriptografi Klasik dan Kriptografi Modern. Perbedaanya adalah apabila
pada Kriptografi Klasik proses enkripsi menggunakan perhitungan yang sangat sederhana dan
dapat dilakukan dengan cara manual. Tetapi, apabila pada Kriptografi Modern proses enkripsi
menggunakan perhitungan yang rumit dan melibatkan bilangan besar dan membutuhkan
bantuan komputer. Adapun perbedaan lain yaitu apabila pada Kriptografi Klasik algoritma
operasinya menggunakan mode karakter sedangkan Kriptografi Modern algoritma operasinya
menggunakan mode bit. Kriptografi terbagi pada dua jenis yaitu :
a. Kriptografi Klasik
Kriptografi klasik merupakan kriptografi yang digunakan pada zaman dahulu sebelum
komputer ditemukan atau sudah ditemukan namun belum secanggih sekarang. Kriptografi
ini melakukan pengacakan huruf pada kata terang / plaintext. Kriptografi ini hanya
melakukan pengacakan pada huruf A – Z, dan sangatlah tidak disarankan untuk
mengamankan informasi-informasi penting karena dapat dipecahkan dalam waktu singkat.
Biarpun telah ditinggalkan, kriptografi klasik tetap dapat ditemui disetiap pelajaran
kriptografi sebagai pengantar kriptografi modern. Kriptogarfi klasik memiliki beberapa ciri
:
- Berbasis karakter
- Menggunakan pena dan kertas saja, belum ada komputer
- Termasuk ke dalam kriptografi kunci simetris
Tiga alasan mempelajari algoritma kriptografi klasik :
- Memahami konsep dasar kriptografi
- Dasar algoritma kriptografi modern
- Memahami kelemahan sistem kode

b. Kriptografi Modern
Algoritma kriptografi modern umumnya beroperasi dalam mode bit ketimbang mode
karakter (seperti yang dilakukan pada cipher substitusi atau cipher transposisi dari
algoritma kriptografi klasik).Operasi dalam mode bit berarti semua data dan informasi
(baik kunci, plainteks, maupun cipherteks) dinyatakan dalam rangkaian (string) bit biner,
0 dan 1. Algoritma enkripsi dan dekripsi memproses semua data dan informasi dalam
bentuk rangkaian bit. Rangkaian bit yang menyatakan plainteks dienkripsi menjadi
cipherteks dalam bentuk rangkaian bit, demikian sebaliknya.

Enkripsi modern berbeda dengan enkripsi konvensional. Enkripsi modern sudah


menggunkan komputer untuk pengoperasiannya, berfungsi untuk mengamankan data baik
yang ditransfer melalui jaringan komputer mauapun yang bukan. Hal ini sangat berguna
untuk melindungi privacy, data integrity, authentication dan non-repudiation.
Perkembangan algoritma kriptografi modern berbasis bit didorong oleh penggunaan
komputer digital yang merepresentasikan data dalam bentuk biner.
2. Penerapan pada kehidupan sehari-hari
a. Login/Daftar Pada Suatu Laman Situs/Media Sosial
Pada setiap login/daftar suatu halama situs/media sosial, data yang dikirim melalui
protokol HTTP melalui method POST. Data yang dikirim bisa berupa informasi username
dan password yang nantinya password tersebut akan dienkripsi sebelum masuk kedalam
database. Dan ketika melakukan login maka password tersebut akan dienkripsi dan
dibandingkan dengan hasil password yang telah dienkripsi di server side. Jika sesuai maka
user dapat masuk kedalam sistem.

b. Pay TV
Pay TV adalah siaran TV yang hanya dapat dinikmati oleh pelanggan yang membayar saja,
sedangkan pemilik TV yang tidak berlangganan tidak dapat menikmati siarannya (Di
Indonesia Pay TV dikelola oleh PT. IndoVision). Siaran Pay TV dipancarkan secara
broadcast, namun hanya sejumlah pesawat TV yang berhasil menangkap siaran tersebut
yang dapat ‘mengerti’ isinya. Pada sistem Pay TV, sinyal broadcast dienkripsi dengan
kunci yang unik. Orang-orang yang berlangganan Pay TV pada dasarnya membayar untuk
mengetahui kunci tersebut. Bagaimana mengetahui bahwa kunci tersebut dimiliki oleh
pelanggan yang sah, dan bukan orang yang mengetahui kunci tersebut dari pelanggan
lainnya? Solusi yang umum adalah setiap pelanggan diberikan smart card yang
mengandung kunci rahasia (private key) yang unik dalam konteks algoritma kriptografi
kunci-publik. Smart card dimasukkan ke dalam card reader yang dipasang pada pesawat
TV. Selanjutnya, pelanggan Pay TV dikirimi kunci simetri yang digunakan untuk
mengenkripsi siaran. Kunci simetri ini dikirim dalam bentuk terenkripsi dengan
menggunakan kunci publik pelanggan. Smart card kemudian mendekripsi kunci simetri ini
dengan kunci rahasia pelanggan. Selanjutnya, kunci simetri digunakan untuk mendekripsi
siaran TV

c. Transaksi E-Commerce
Sekarang banyak orang berbelanja melalui web di internet. Pembayaran barang dilakukan
dengan menggunakan kartu kredit, yang berarti bahwa pembeli harus mengirimkan kode
PIN kartu kredit dan informasi lainnya melalui internet. Karena alasan keamanan yang
menyangkut informasi kartu kredit maka transaksi barang lewat internet tidak terlalu
populer. Browsing web secara aman adalah fitur paling penting pada e-commerce. Secure
Socket Layer (SSL) adalah protokol yang digunakan untuk browsing web secara aman.
Kedua protokol ini memfasilitasi penggunaan enkripsi untuk data yang rahasia dan
membantu menjamin integritas informasi yang dipertukarkan antara website dan web
brwoser (misalnya Netscape, Interner Explorer, dsb).
SSL adalah contoh protocol client-server, yang dalam hal ini web browser adalah client
dan website adalah server. Clinet yang memulai komunikasi, sedangkan server memberi
respon terhadap client. FUngsi paling dasar yang digunakan SSL adalah membentuk
saluran untuk mengirimkan data terenskripsi, seperti data kartu kredit, dari browser ke
website yang dituju

d. Transaksi Lewat Anjungan Tunai Mandiri (ATM)


Anjungan Tunai Mandiri atau Automatic Teller Machine (ATM) digunakan nasabah bank
untuk melakukan transaski perbankan. Utamanya, kegunaan ATM adalah untuk menarik
uang secara tunai (cash withdrawal), namun saat ini ATM juga digunakan untuk transfer
uang (pemindahbukuan), mengecek saldo, membayar tagihan kartu ponsel, membeli tiket
kereta api, dan sebagainya. Transaksi lewat ATM memerlukan kartu magnetik (disebut
juga kartu ATM) yang terbuat dari plastik dan kode PIN (Personal Information Number)
yang berasosiasi dengan kartu tersebut. PIN terdiri dari 4 angka yang harus dijaga
kerahasiannya oleh pemilik kartu ATM, sebab orang lain yang mengetahui PIN dapat
menggunakan kartu ATM yang dicuri atau hilang untuk melakukan penarikan uang.

PIN digunakan untuk memverifikasi kartu yang dimasukkan oleh nasabah di ATM. Proses
verifikasi dilakukan di komputer pusat (host) bank, oleh karena itu harus ada komunikasi
dua arah antara ATM dan komputer host. ATM mengirim PIN dan informasi tambahan
pada kartu ke komputer host, host melakukan verifikasi dengan cara membandingkan PIN
yang di-entry-kan oleh nasabah dengan PIN yang disimpan di dalam basisdata komputer
host, lalu mengirimkan pesan tanggapan ke ATM yang menyatakan apakah transaksi dapat
dilanjutkan atau ditolak. Selama transmisi dari ATM ke komputer host, PIN harus
dilindungi dari penyadapan oleh orang yang tidak berhak. Bentuk perlindungan yang
dilakukan selama transmisi adalah dengan mengenkripsikan PIN. Di sisi bank, PIN yang
disimpan di dalam basisdata juga dienkripsi. Algoritma enkripsi yang digunakan adalah
DES dengan mode ECB. Karena DES bekerja dengan mengenkripsikan blok 64-bit, maka
PIN yang hanya terdiri dari 4 angka (32 bit) harus ditambah dengan padding bits sehingga
panjangnya menjadi 64 bit. Padding bits yang ditambahkan berbeda-beda untuk setiap PIN,
bergantung pada informasi tambahan pada setiap kartu ATM-nya.

Karena panjang PIN hanya 4 angka, maka peluang ditebak sangat besar. Seseorang yang
memperoleh kartu ATM curian atau hilang dapat mencoba semua kemungkinan kode PIN
yang mungkin, sebab hanya ada 10 ´ 10 ´ 10 ´ 10 = 10.000 kemungkinan kode PIN 4-angka.
Untuk mengatasi masalah ini, maka kebanyakan ATM hanya membolehkan peng-entry-an
PIN maksimum 3 kali, jika 3 kali tetap salah maka ATM akan ‘menelan’ kartu ATM.
Masalah ini juga menunjukkan bahwa kriptografi tidak selalu dapat menyelesaikan
masalah keamanan data.

C. Kesimpulan
Sesuai dengan perkembangan teknologi maka keamanan informasi dan data sangat dibutuhkan,
salah satu nya dengan kriptografi. Kriptografi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau seni untuk
menjaga keamanan pesan. Ketika suatu pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat lain, isi pesan
tersebut mungkin dapat disadap oleh pihak lain yang tidak berhak untuk mengetahui isi pesan
tersebut. Kriptografi memiliki jenis-jenis kriptografi diantaranya kriptografi klasik dan kriptografi
modern yang memiliki karakter dan kelebihan masing-masing. Penggunaan dalam kehidupan
sehari-hari seperti pada login/daftar pada sebuah situs maupun media sosial, transaksi e-commerce,
pay tv, ATM, dll.

Anda mungkin juga menyukai