Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEAMANAN JARINGAN

ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

RIDHO NOVIAN
1010452015

JURUSAN SISTEM KOMPUTER


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
Kriptografi awalnya digunakan untuk mengirim pesan pada saat peperangan. Kriptografi
telah dikenal pada masa kekaisaran Julius Caesar, pada saat itu kriptografi digunakan untuk
mengirimkan pesan rahasia agar tidak dapat diketahui oleh pihak musuh. Cara merahasiakan pesan
saat itu menggunakan metode Caesar. Metode Caesar itu sendiri adalah cara merahasiakan pesan
pada saat itu dengan menggunakan teknik pergeseran dengan menggeser tiap huruf ke kanan atau
ke kiri pada urutan alphabet beberapa buah. Pada zaman perang dunia kedua kriptografi juga sangat
dibutuhkan untuk merahariakan pesan. Media yang dipakai pada saat itu menggunakan mesin untuk
mengenkripsi pesan yang bernama Enigma.Seiring perkembangan zaman, metode kriptografi tidak
hanya digunakan untuk mengirimkan pesan saat peperangan tetapi digunakan untuk kebutuhan
yang lain seperti untuk mengamankan data sehingga saat ini banyak bermunculan algoritma
modern.

Cryptography adalah ilmu dan seni penyandian yang bertujuan untuk menjaga keamanan
dan kerahasiaan suatu pesan. Sedangkan Enkripsi adalah suatu proses yang melakukan perubahan
suatu kode dari yang bisa dimengerti menjadi tidak bisa dimengerti (tidak terbaca). Dekripsi adalah
suatu proses dengan algoritma yang sama untuk mengembalikan informasi teracak tadi menjadi
bentuk aslinya. Sejak perang dunia kedua berakhir, kriptografi dirasa masih dibutuhkan pada saat
kehidupan sehari-hari untuk mengamankan data-data yang bersifat penting dan rahasia. Dengan
begitu memicu banyaknya algoritma kriptografi yang bermunculan sesuai dengan perkembangan
zaman. Sampai saat ini algoritma kriptografi modern sendiri berkembang pesat. Algoritma kriptografi
modern dapat dibagi menjadi dua algoritma kunci yaitu algoritma kunci simetris dan algoritma
asimetris.Algoritma simetris adalah algoritma yang menggunakan kunci enkripsi dan dekripsi yang
sama. Sedangkan algoritma asimetris adalah algoritma yang menggunakan kunci enkripsi dan
dekripsi yang berbeda. Adapula algoritma yang beroperasi dalam mode bit dapat dibagi menjadi
dua, yaitu stream chiper (chiper aliran) dan block chiper (cipher blok). Stream chiper adalah
algoritma yang melakukan operasi dalam bentuk bit tunggal. Sedangkan block chiper adalah
algoritma yang melakukan operasi dalam bentuk blok bit. Stream chiper dan block chiper adalah
algoritma yang digunakan pada algoritma kunci simetris. Saat ini sudah banyak aplikasi enkripsi yang
menggunakan algoritma kunci simetris. Salah satu algoritma dengan kunci simetris adalah DES (Data
Encryption Standards). DES merupakan algoritma enkripsi standart yang dikeluarkan oleh National
Institute of Standards and Technology (NIST).

Algoritma DES (Data Encryption Standard) yang banyak digunakan sebagai standard enkripsi
kriptografi kunci simetris mendekati akhir penggunaannya karena mengandung banyak kontroversi
dan dianggap sudah tidak aman lagi. Beberapa kriptografer keberatan karena proses pembuatannya
yang tertutup. Selain itu panjang kuncinya juga dianggap terlalu pendek untuk dapat digunakan
secara luas dalam berbagai bidang, dengan perangkat keras khusus kuncinya bisa ditemukan dalam
beberapa hari. National Institute of Standard and Technology (NIST) sebagai agensi Departemen
Perdagangan Amerika Serikat mengusulkan kepada Pemerintah Federal Amerika Serikat untuk
sebuah standard kriptografi yang baru. DES (Data Encryption Standard) mungkin akan berakhir masa
penggunaannya sebagai standard enkripsi kriptografi simetri. DES sudah dianggap tidak aman
terutama karena panjang kunci yang relatif pendek sehingga mudah dipecahkan ditemukan dalam
beberapa hari menggunakan teknologi saat ini.Dengan alasan tersebut, NIST mengadakan
sayembara terbuka untuk membuat standard algoritma kriptografi yang baru sebagai pengganti DES.
Standard tersebut kelak diberi nama Advanced Encryption Standard (AES). Persyaratan yang
diajukan oleh NIST tentang algoritma yang baru tersebut adalah :
1. Algoritma yang ditawarkan termasuk ke dalam kelompok algoritma kriptografi simetri
berbasis cipher blok.
2. Seluruh rancangan algoritma harus publik (tidakdirahasiakan)
3. Panjang kunci fleksibel : 128, 192, dan 256 bit.
4. Ukuran blok yang dienkripsi adalah 128 bit.
5. Algoritma dapat diimplementasikan baik sebagai software maupun hardware.

Pada bulan Oktober 2000, NIST mengumumkan untuk memilih Rijndael (dibaca: Rhine-doll), dan
pada bulan November 2001, Rijndael ditetapkan sebagai AES, dan diharapkan Rijndael menjadi
standard kriptografi yang dominan paling sedikit selama 10 tahun. Rijndael adalah salah satu
algoritma enktipsi simetris. Dimana proses enkripsi dan dekripsinya menggunakan kunci yang sama.
Rijndael merupakan algoritma yang ditetapkan sebagai standar metode enkripsi modern pengganti
DES (Data Encryption Standard), dalam sayembara AES (Advanced Encryption Standard) oleh NIST
(National Institute of Standards and Technology).

Advanced Encryption Standard (AES) merupakan algoritma cryptographic yang dapat


digunkan untuk mengamakan data. Algoritma AES adalah blokchipertext simetrik yang dapat
mengenkripsi (encipher) dan dekripsi (decipher) infoermasi. Enkripsi merubah data yang tidak dapat
lagi dibaca disebut ciphertext; sebaliknya dekripsi adalah merubah ciphertext data menjadi bentuk
semula yang kita kenal sebagai plaintext. Algoritma AES is mengunkan kunci kriptografi 128, 192,
dan 256 bits untuk mengenkrip dan dekrip data pada blok 128 bits.AES (Advanced Encryption
Standard) adalah lanjutan dari algoritma enkripsi standar DES (Data Encryption Standard) yang masa
berlakunya dianggap telah usai karena faktor keamanan.Kecepatan komputer yang sangat pesat
dianggap sangat membahayakan DES, sehingga pada tanggal 2 Maret tahun 2001 ditetapkanlah
algoritma baru Rijndael sebagai AES. Kriteria pemilihan AES didasarkan pada 3 kriteria utama yaitu :
keamanan, harga, dan karakteristik algoritma beserta implementasinya. Keamanan merupakan
faktor terpenting dalam evaluasi (minimal seaman triple DES), yang meliputi ketahanan terhadap
semua analisis sandi yang telah diketahui dan diharapkan dapat menghadapi analisis sandi yang
belum diketahui.Di samping itu, AES juga harus dapat digunakan secara bebas tanpa harus
membayar royalti, dan juga murah untuk diimplementasikan pada smart card yang memiliki ukuran
memori kecil. AES juga harus efisien dan cepat (minimal secepat Triple DES) dijalankan dalam
berbagai mesin 8 bit hingga 64 bit, dan berbagai perangkat lunak. DES menggunakan stuktur Feistel
yang memiliki kelebihan bahwa struktur enkripsi dan dekripsinya sama, meskipun menggunakan
fungsi F yang tidak invertibel. Kelemahan Feistel yang utama adalah bahwa pada setiap ronde, hanya
setengah data yang diolah.Sedangkan AES menggunakan struktur SPN (Substitution Permutation
Network) yang memiliki derajat paralelisme yang lebih besar, sehingga diharapkan lebih cepat dari
pada Feistel.

Kelemahan SPN pada umumnya (termasuk pada Rijndael) adalah berbedanya struktur
enkripsi dan dekripsi sehingga diperlukan dua algoritma yang berbeda untuk enkripsi dan 21
dekripsi.Dan tentu pula tingkat keamanan enkripsi dan dekripsinya menjadi berbeda. AES memiliki
blok masukan dan keluaran serta kunci 128 bit. Untuk tingkat keamanan yang lebih tinggi, AES dapat
menggunakan kunci 192 dan 256 bit. Setiap masukan 128 bit plaintext dimasukkan ke dalam state
yang berbentuk bujursangkar berukuran 4×4 byte. State ini di-XOR dengan key dan selanjutnya
diolah 10 kali dengan subtitusi-transformasi linear-Addkey. Dan di akhir diperoleh ciphertext. Berikut
ini adalah operasi Rijndael (AES) yang menggunakan 128 bit kunci.
 Ekspansi kunci utama (dari 128 bit menjadi 1408 bit)
 Pencampuran subkey.
 Ulang dari i=1 sampai i=10 Transformasi : ByteSub (subtitusi per byte) ShiftRow
(Pergeseren byte perbaris) MixColumn (Operasi perkalian GF(2) per kolom)
 Pencampuran subkey (dengan XOR)
 Transformasi : ByteSub dan ShiftRow
 Pencampuran subkey Kesimpulan yang didapat adalah : AES terbukti kebal
menghadapi serangan konvensional (linear dan diferensial attack) yang
menggunakan statistik untuk memecahkan sandi.
 Kesederhanaan AES memberikan keuntungan berupa kepercayaan bahwa AES tidak
ditanami trapdoor. Namun, kesederhanaan struktur AES juga membuka kesempatan
untuk mendapatkan persamaan aljabar AES yang selanjutnya akan diteliti apakah
persamaan tersebut dapat dipecahkan
 Bila persamaan AES dapat dipecahkan dengan sedikit pasangan plaintext/ciphertext,
maka riwayat AES akan berakhir.
 AES didesain dengan sangat hati-hati dan baik sehingga setiap komponennya
memiliki tugas yang jelas
 AES memiliki sifat cipher yang diharapkan yaitu : tahan menghadapi analisis sandi
yang diketahui, fleksibel digunakan dalam berbagai perangkat keras dan lunak, baik
digunakan untuk fungsi hash karena tidak memiliki weak(semi weak) key, cocok
untuk perangkat yang membutuhkan key agility yang cepat, dan cocok untuk stream
cipher.

Berikut adalah contoh penerapan algoritma Advance Encryption Standard :

Misal, teks berita sudah diolah sedemikian rupa sehingga menjadi matriks (array) berukuran
4x4 dan begitu pula kata kuncinya
Kemudian akan dilakukan 4 transformasi sebagai berikut sebanyak 9 kali :

1. SubBytes

2. ShiftRows

3. MixColumns

4. AddRoundKey

Setelah itu, untuk round ke-10 dilakukan 3 transformasi sebagai berikut :

1. SubBytes

2. ShiftRows

3. AddRoundKey
Subbytes

Berikut apa yang dinamakan SubBytes :

SubBytes adalah mensubstitusikan 1 sel pada State dengan 1 sel yang bersesuaian pada S-
Box. Elemen-elemen pada S-Box itu sendiri telah ditentukan sebelumnya.

Misal, kita akan menggantikan elemen 19 pada State. Maka elemen yang bersesuaian pada S-
Box terletak pada baris ke-1 dan kolom ke-9. Begitu pun seterusnya.

Shiftrows

Berikut apa yang dinamakan ShiftRows :

.-
Selanjutnya, apa yang dinamakan MixColumns adalah sebagai berikut :
MixColumns adalah proses mengalikan 1 kolom dengan matriks berikut :

02 01 01 03
03 02 01 01
01 03 02 01
01 01 02 03

Sehingga menghasilkan matriks seperti di bawah ini :


Kemudian berikut ini adalah AddRoundKey :

Kolom ke-1 matriks State yang telah melalui proses SubBytes dan ShiftRows di-XOR-kan
dengan kolom ke-1 Round Key 1. Begitu pula dengan kolom ke-2, ke-3, dan ke-4. kemudian
akan dilanjutkan sampai Round Key 10.
Berikut hasil AddRoundKey yang ke-1.

Nah,,,di bawah ini adalah proses enkripsi secara lengkap


dari round ke-1 sampai dengan round ke-10 untuk 1 buah
matriks State; teks berita 128 bit.

Anda mungkin juga menyukai