perusahaan, karena dengan laporan tersebut dapat diketahui bagai mana kondisi keuangan suatu
perusahaan. Oleh karena itu Pada penulisan ilmiah ini penulis ingin merumuskan permasalahan
yaitu bagaimana kondisi keuangan pada perusahaan dengan menganalisis laporan
keuangannya ?.
1.2.2. Batasan Masalah
Agar lebih fokus dalam penulisan ilmiah ini penulis hanya membatasi masalah yang berkaitan
dengan laporan keuangan dengan rasio likuiditas, solvabilitas,dan rentabilitas berdasarkan data
laporan keuangan PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. Periode tahun 2004-2008.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Dalam penulisan ilmiah ini penulis bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan
dilihat dari tingkat likuiditas,solvabilitas,dan rentabilitas berdasarkan data dari laporan keuangan
tahun 2004-2008.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1.Bagi Penulis
Manfaat yang dapat di ambil bagi penulis dari penulisan ilmiah ini adalah penulis dapat
mengetahui kondisi keungan suatu perusahaan yang dilihat dari tingkat likuiditas,solvabilitas,dan
rentabilitas.
1.4.2.Bagi Universitas
Penulisan ilmiah ini diharapkan menjadi suatu bahan pustaka,referensi,serta dapat membantu
pembaca, khususnya mahasiswa/I yang mempunyai minat untuk meneliti kondisi keuangn suatu
perusahaan.
1.4.3.Bagi Perusahaan
Penulisan ilmiah ini diharapkan menjadi pedoman atau sebagai bahan evaluasi bagi manajemen
perusahaan agar dapat dijadikan masukan dan dasar dalam pengambilan keputusan.
1.5 METEDOLOGI PENELITIAN
1.5.1.Objek Penelitian
Objek yang di guanakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data laporan keuangan PT.
INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. Yang berdomisili di Jalan Jenderal Sudirman kav. 76-78,
Jakarta.
BAB.II
LANDASAN TEORI
2.1.Pengertian Laporan Keuangan
laporan keuangan yang pada mulanya hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian
pembukuan, untuk selanjutnya juga di gunakan sebagi dasar untuk dapat menentukan atau
menilai posisi keuangan perusahaan, kemudian dengan hasil penilaian tersebut pihak-pihak yang
berkepentingan membuat suatu keputusan. Jadi laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui
posisi keuangan dari suatu perusahaan tersebut selama kurun waktu tertentu.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan ;2004 :
laporan keuangan merupakan bagian dari proses laporan keungan. Laporan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat di
sajikan dalam berbagai cara seperti, sebagai laporan arus kas (cash flow) atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Menurut S. Munawir (2004:2) :
laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagi
alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Ada tiga jenis laporan keuangan pokok yang dihasilkan :
1. Neraca
Merupakan laporan keuangan secara sistematis tentang harta, utang serta modal dari suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu. Secara spesifik neraca di maksudkan untuk membantu
pihak eksternal untuk menganalisis likuidasi perusahaan dan kemampuan untuk menghasilkan
Pemerintah dari berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan
alokasi sumber daya dank arena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan
sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional dan statistic lainnya.
5. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagi cara misalnya, perusahaan dapat
memberikan konstribusi berarti dalam perekonomian nasional,termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada para penanam modal domestic. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecendrungan (trend) dan perkembangan
terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.3.Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Sofyan Syarif ,1998 :
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
2.4.Keunggulan Analisa Rasio
Analisa rasio ini mempunyai keunggulan dibanding dengan teknik analisa lainnya.keunggulan
tersebut adalah:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan .
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan
yang sangat rinci dan rumit.
3. Mngetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan
model prediksi.
5. Menstandarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan yang lainnya secara periodik.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.
2.5.Keterbatasan analisa rasio
Disamping keunggulan dari teknik ini,teknik ini juga mempunyai beberapa keterbatasan,yaitu
sebagai berikut:
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik
ini seperti:
a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment
yang dapat dinilai bias atau subyektif.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan
harga pasar.
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bias berdampak pada angka rasio.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik standar akuntansi yang dipakai tidak sama.
2.6.Jenis Rasio
Banyak penulis yang menyodorkan jenis rasio yang menurut penulisannya cocok untuk
memahami perusahaan.umumnya rasio yang terkenal dan popular adalah:rasio
likuiditas,solvabilitas,rentabilitas.
1.Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban
jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja
yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.
Di tinjau dari likuiditas, maka keadaan perusahaan dapat dibedakan :
a. Likuid, perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangan, khususnya
kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
b. Ilikuid, perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan, khususnya kewajiban
jangka pendeknya.
Disamping itu likuiditas digolongkan atas :
a. Likuiditas badan usaha, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
pihak luar perusahaan ( kreditur ).
b. Likuiditas perusahaan, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
kepada pihak dalam perusahaa.
Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut :
A. Current Ratio
Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin
besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Besar current ratio yang ideal belum ada suatu patokan yang apsti, namun standar umumyang
digunakan 200% atau 2:1 yang berarti nilai aktiva lancar adalah dua kali dari hutang lancar atau
setiap satu rupiah hutang lancar harus dapat dijamin sedikitnya dengan dua rupiah aktiva lancar.
B. Quick Ratio
Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang
lancar. Semaki besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid test rasio.
Untuk quick rasio ukuran berdasarkan prinsaip hati-hati adalah 100% atau 1:1 dianggap cukup
memuaskan didalam perusahaan apabila kurang maka dianggap kurang baik.
C Cash Ratio
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya yang
harus segera dipenuhi dengan kas dan surat berharga dalam perusahaan yang dapat segera di
uangkan. Kegunaan dari rasio ini adalah untuk mengetahui bahwa setiap hutang lancar Rp. 1, 00
di jaminkan oleh kas dan efek sebesar hasil yang diperoleh dari cash rationya, tidak terdapat
standar khusus pada cash ratio sehingga penilaianya tergantung kebijakan perusahaan.
2.Rasio Solvabilitas
Rasio solvabiliats menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat
dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka
panjang.
Besarnya ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari total
hutang perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari 200%.
Di tinjau ari solvabilitas, maka keadaan perusahaan di bedakan menjadi :
a. Solvable, perusahaan mampu memenuhi semua kewajiban keuangan nya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi.
b. Insolvable, perusahaan tidak mampu memenuhi semua kewajiban keuangannya apabila
perusahaan dilikuidasi.
Yang termasuk raqsio solvabikitas antara lain :
A. Total Debt to Total Equity Ratio
Rasio ini membandingkan total utang dengan modal pemilik ( ekuitas ). Rasio ini digunakan
untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah dari modal pemilik yang digunakan untuk
menjamin utang. Semakin besar rasio ini semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur,
karena jaminan modal pemilik terhadap utang semakin kecil. Rasio ndiatas 100% sangat
berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar dari pada modal pemilik.
B. Total Debt to Total Asset Ratio
Rasio ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan. Dari
rasio ini, kita dapat mengetahui bebrapa bagian aktiva yang di gunakan untuk menjamin utang.
Biasanya, para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio
utang perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur
pada waktu likuidasi
C. Long term Debt to Equity Ratio
Rasio ini membandingkan antara utang jangka panjang dan modal pemilik. Rasio ini
menunjukan berapa bagian modal pemilik yang menjadi jaminan utang jangka panjang. Dengan
kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup utang
jangka panjang. Semakin rendah rasio ini akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang.
Ditinjau dari segi likuiditas dan solvabilitas, maka suatu perusahaan dapat mengalami keadaan :
a. likuid dan Solvabel
yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban keuanganya baik yang bersifat jangka pendek
maupun jangka panjang.
b. Likuid tetapi Insolvabel
Yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya tetapi tidak dapat
memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
c. Likuid dan Solvabel
Yaitu perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya tetapi dapat
memenuhi kewajiban jangka panjangnya
d. likuid dan Insolvabel
yaitu perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
3.Rasio Rentabilitas
BAB.III
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1. OBJEK PENELITIAN
Objek yang di gunakan oleh penulis adalah PT. INDOFOOD MAKMUR Tbk. Yang
berkedudukan di Jakarta yang berkantor pusat di Sudirman Plaza , Indofood Tower, Lt 27. jalan
jenderal Sudurman kav.76-78, jakarta. Perusahaan ini di dirikandengan nama PT. Pangan jaya
Intikusuma berdasarkan akta pendirian No. 228 Tanggal 14 Agustus 1990, yang di ubah dengan
akta No. 249 tgl 15 November 1990, dan di ubah kembali dengan akta No. 171 Tanggal 20
Januari 1991, kesemuanya di buat di hadapan Beny kristianto S.H, Notaris di Jakarta dan telah
mendapat persetujuan dari mentri kehakiman republic Indonesia berdasarkan surat keputusan
No. C2-291.HT.01.01 Tahun1991, Tanggal 12 Juli 1991. Serta telah di daftarkan di pengadilan
negri Jakarta Selatan di bawah No. 579.580 dan 581 tanggal 5 Februari 1991 dan di umumkan
dalam berita Negara Republik Indonesia No. 12 Tanggal 11 Februari 1992 tambahan No. 611
Berdasarkan keputusan rapat umum luar biasa para pemegang saham sebagai mana di tuangkan
dalam akta risalah rapat No. 51 tanggal 5 Februari 1994. yang di buat oleh Beny Kristianto S.H.
mengubah namanya yang semula PT. Pangan jaya Inti kusuma menjadi PT. Indofood Makmur,
perubahan tersebut telah di setujui oleh menteri kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat
keputusan no. c2-2048. Ht. 01.04.th.1994, tanggal 9 februari 1994 di daftarkan di pengadilan
negri Jakarta Selatan di bawah No.360/A. Not/HKM/1994/Pn.Jaksel tanggal 12 februari 1994
dan di umumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No. 5791 14 Juni tambahan No.3629.
3.2. DATA YANG DI GUNAKAN
Data yang di gunakan dalam penilisan ilmiah ini adalah data historis yang berupa data laporan
keuangan dari tahun 2004-2008, yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi.
3.3. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data
sekunder,yaitu penulis terjun langsung kelapangan dengan mencari data dari objek penulisan
ilmiah ini serta buku-buku dan artikel yang mendukung penulisan ilmiah ini.
3.4. ALAT ANALISIS YANG DI GUNAKAN
Alat analisis yang di gunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah :
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan. Rasio
yang digunakan :
Current Rasio
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar
Aktiva lancar
Current Rasio =
Utang lancar
Quick Rasio
Menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya tanpa
memperhitungkan persediaan.
Aktiva lancar - Persediaan
Quick Rasio =
Hutang Lancar
Cash Rasio
Rasio ini menunjukan angka perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya dengan
hanya memperhitungkan uang tunai dan efek/surat berharga.
Kas + Efek
Cash Rasio =
Hutang Lancar
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban baik
kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang apa bila perusahaan tersebut di
likuidasi. Rasio yang digunakan :
Total Debt to Total Equity Rasio
Rasio ini membandingkan total hutang dengan total modal pemilik.
Total hutang
Total Debt to Total Equity Rasio =
Modal sendiri
Return Of Investment
Membandingkan laba setelah bunga dan pajak dengan jumlah aktiva yang bekerja.
Laba setelah bunga dan pajak
Return of investment =
Total aktiva
Operating Income Rasio
Membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak (laba operasi) dan penjualan bersih.
Laba sebelum bunga dan pajak
Operating income rasio =
Penjualan bersih
Return Of Equity
Membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan pajak) dan jumlah modal pemilik.
Laba setelah bunga dan pajak
Return of equity =
Modal sendiri
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data dan Profil Objek Penelitian
4.1.1 Profil PT. Indofood Sukses Makmur TbK.
Perusahaan ini di dirikandengan nama PT. Pangan jaya Intikusuma berdasarkan akta pendirian
No. 228 Tanggal 14 Agustus 1990, yang di ubah dengan akta No. 249 tgl 15 November 1990,
dan di ubah kembali dengan akta No. 171 Tanggal 20 Januari 1991, kesemuanya di buat di
hadapan Beny kristianto S.H, Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari mentri
kehakiman republic Indonesia berdasarkan surat keputusan No. C2-291.HT.01.01 Tahun1991,
Tanggal 12 Juli 1991. Serta telah di daftarkan di pengadilan negri Jakarta Selatan di bawah No.
579.580 dan 581 tanggal 5 Februari 1991 dan di umumkan dalam berita Negara Republik
Indonesia No. 12 Tanggal 11 Februari 1992 tambahan No. 611
Berdasarkan keputusan rapat umum luar biasa para pemegang saham sebagai mana di tuangkan
dalam akta risalah rapat No. 51 tanggal 5 Februari 1994. yang di buat oleh Beny Kristianto S.H.
mengubah namanya yang semula PT. Pangan jaya Inti kusuma menjadi PT. Indofood Makmur,
perubahan tersebut telah di setujui oleh menteri kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat
keputusan no. c2-2048. Ht. 01.04.th.1994, tanggal 9 februari 1994 di daftarkan di pengadilan
negri Jakarta Selatan di bawah No.360/A. Not/HKM/1994/Pn.Jaksel tanggal 12 februari 1994
dan di umumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No. 5791 14 Juni tambahan No.3629.
Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Dengan mengadakan suatu analisis terhadap laporan keuangan akan dapat
diketahui gambaran tentang posisi keungan perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan menganalisis laporan keuangan PT. Indofood
Makmur TkB. Dengan menggunakan rasio likuditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
4.2.2.1 Rasio Likuiditas
A.Current Ratio
Tahun Aktiva lancar
( Rp ) Hutang lancar
( Rp )
2004 6.415.159.882.000 4.364.101.872.000
2005 6.480.788.000.000 4.422.588.000.000
2006 7.474.205.000.000 6.324.301.000.000
2007 11.809.129.000.000 12.888.677.000.000
2008 14.598.422.000.000 16.262.121.000.000
Tabel 4.1 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Aktiva lancar
Current Ratio = X 100%
Utang Lancar
Tahun 2004
6.415.159.882.000
Current Ratio = X 100 % = 147 %
4.364.101.872.000
Keterangan : Current ratio tahun 2004 sebesar 147 %. artinya setiap utang lancar Rp. 1000 di
jaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 1470.
Tahun 2005
6.480.788.000.000
Current Ratio = X 100 % = 146 %
4.422.588.000.000
Keterangan : Current ratio tahun 2005 sebesar 146 % artinya setiap utang lancar Rp. 1000 di
jaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 1460.
Tahun 2006
7.474.205.000.000
Current Ratio = X 100 % = 118 %
6.324.301.000.000
Keterangan : Current ratio tahun 2006 sebesar 118 % artinya setiap utang lancar rp. 1000 di
jaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 1180.
Tahun 2007
11.809.129.000.000
Current Ratio = X 100% = 92%
12.888.677.000.000
Keterangan : Current Rasio 2007 sebesar 92% artinya setiap utang lancar Rp. 1000 dijaminkan
oleh aktiva lancar sebesra Rp. 920.
Tahun 2008
14.598.422.000.000
Current Ratio = X 100% = 90 %
16.262.161.000.000
Keterangan : Curerent rasio 2008 sebesar 90% artinya setiap utang lancar Rp.1000 di jaminkan
oleh aktiva lancar sebesar Rp.900
B. Cash Ratio
Tahun Kas + Efek
( Rp ) Utang Lancar
( Rp )
2004 1.394.074.613.000 4.364.101.872.000
2005 972.820.000.000 4.422.588.000.000
2006 1.796.689.000.000 6.324.301.000.000
2007 4.538.051.000.000 12.888.677.000.000
2008 4.271.208.000.000 16.262.161.000.000
Tabel 4.2 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Kas + Efek
Cash Ratio = X 100%
Utang lancar
Tahun 2004
1.394.074.613.000
Cash Ratio = X 100% = 31 %
4.364.101.872.000
Keterangan : Cash ratio tahun 2004 sebesar 31 % artinya setiap utang lancar Rp 1000 di
jaminkan oleh kas dan efek sebesar Rp 310
Tahun 2005
972.820.000.000
Cash Ratio = X 100% = 22%
4.422.588.000.000
Keterangan : Cash ratio tahun 2005 sebesar 22 % artinya setiap utang lancar Rp 1000 di
jaminkan oleh kas dan efek sebesar Rp 220.
Tahun 2006
1.796.689.000.000
Cash Ratio = X 100% = 28%
6.324.301.000.000
Keterangan : Cash ratio tahun 2006 sebesar 28% artinya setiap utang lancar Rp 1000 di jaminkan
oleh kas dan efek sebesar Rp. 280.
Tahun 2007
4.539.051.000.000
Cash Ratio = X 100% =35%
12.888.677.000.000
Keterangan : Cash ratio tahun 2007 sebesar 35% artinya setiap utang lancar Rp 1000 di jaminkan
oleh kas dan efek sebesar Rp 350.
Tahun 2008
4.271.208.000.000
Cash Ratio = X 100% = 26 %
16.262.161.000.000
Keterangan : Cash ratio tahun 2008 sebesar 26% artinya setiap utang lancar Rp 1000 di jaminkan
oleh kas & efek sebesar Rp 260.
C. Quick Ratio
Tahun Aktiva lancar
( Rp ) Persediaan
( Rp ) Utang lancar
( Rp )
Tahun 2008
14.598.422.000.000 6.061.219.000.000
Quick ratio = X100%= 52 %
16.262.161.000.000
Keterangan : Quick ratio tahun 2008 sebesar 52% artinya setiap hutang lancar Rp 1000 di
jaminkan oleh aktiva lancar setelah dikurangi persediaan sebesra Rp 520.
4.2.2.2 Rasio Solvabilitas
A .Total Debt to Total Equity Ratio
Tahun Total Utang
( Rp ) Modal Sendiri
( Rp )
2004 10.653.750.756.000 4.256.053.153.000
2005 10.059.357.000.000 4.361.301.000.000
2006 10.571.995.000.000 5.034.463.000.000
2007 18.791.384.000.000 7.190.549.000.000
2008 26.432.369.000.000 8.498.749.000.000
Tabel 4.4 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Total Hutang
Total Debt to Total Equity = X 100%
Modal Sendiri
Tahun 2004
10.653.750.756.000
Total Debt to Total Equity = X 100% = 250%
4.256.053.153.000
Keterangan : Total Debt to Total Equity tahun 2004 sebesar 250% artinya setiap total hutang Rp
1000 dijaminkan oleh modal sendiri sebesar Rp. 2500
Tahun 2005
10.059.357.000.000
Total Debt to Total Equity = X 100% = 230%
4.361.301.000.000
Keterangan : Total Debt to Total Equity tahun 2005 sebesar 230% artinya setiap total hutang Rp
1000 dijaminkan oleh modal sendiri sebesar Rp. 2300
Tahun 2006
10.571.995.000.000
Total Debt to Total Equity = X 100%=209%
5.034.463.000.000
Keterangan : Total Debt to Total Equity tahun 2006sebesar 209% artinya setiap total hutang Rp
1000 dijaminkan oleh modal sendiri sebesar Rp. 2090
Tahun 2007
18.791.384.000.000
Total Debt to Total Equity = X 100% = 261%
7.190.549.000.000
Keterangan : Total Debt to Total Equity tahun 2007 sebesar 261% artinya setiap total hutang Rp
1000 dijaminkan oleh modal sendiri sebesar Rp 2610.
Tahun 2008
18.791.384.000.000
Total Debt to Total Equity = X 100 % = 311 %
7.190.549.000.000
Keterangan : Total Debt to Total Equity tahun 2008 sebesar 311 % artinya setiap total hutang Rp
1000 dijaminkan oleh modal sendiri sebesar Rp 3110
B. Total Debt to Total Asset Ratio
Tahun Total Hutang
( Rp ) Total aktiva
( Rp )
2004 10.653.750.756.000 15.669.007.629.000
2005 10.059.357.000.000 14.859.203.000.000
2006 10.5771.995.000.000 16.267.483.000.000
2007 18.791.384.000.000 29.706.895.000.000
2008 26.432.369.000.000 39.594.264.000.000
Tabel 4.5 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Total Hutang
Total Debt to Total Asset Ratio = X 100%
Total Aktiva
Tahun 2004
10.653.750.756.000
Total Debt to Total Asset Ratio = X 100% = 30%
15.669.007.629.000
Keterangan : Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2004 sebesar 30% artinya setiap total utang
Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp. 300
Tahun 2005
10.059.357.000.000
Total Debt to Total Asset Ratio = X 100% = 28%
14.859.203.000.000
Keterangan : Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2005 sebesar 28% artinya setiap total utang
Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp. 280
Tahun 2006
10.5771.995.000.000
Total Debt to Total Asset Ratio = X 100% = 65%
16.267.483.000.000
Keterangan : Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2006 sebesar 65% artinya setiap total utang
Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp.650
Tahun 2007
18.791.384.000.000
Total Debt to Total Asset Ratio = X100%= 63%
29.706.895.000.000
Keterangan : Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2007 sebesar 63% artinya setiap total utang
Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp 630.
Tahun 2008
26.432.369.000.000
Total Debt to Total Asset Ratio = X100%= 67%
39.594.264.000.000
Keterangan : Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2008 sebesar 67% artinya setiap total utang
Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp 670.
C. Long Term Debt to Equity Ratio
Tahun Hutang Jangka Panjang
( Rp ) Modal Sendiri
( Rp )
2004 1.271.596.166.000 4.256.053.153.000
Keterangan : Long Term Debt to Total Equity Ratio tahun 2008 sebesar 85% artinya setiap total
utang sebesar Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp 850.
4.2.2.3 Rasio Rentabilitas
A. Net Profit Margin Ratio
Tahun Laba Setelah Bunga & Pajak
( Rp ) Penjualan bersih
( Rp )
2004 378.056.338.000 17.918.528.446.000
2005 124.018.000.000 18.764.650.000.000
2006 661.210.000.000 21.941.558.000.000
2007 980.357.000.000 27.858.304.000.000
2008 1.034.389.000.000 38.799.279.000.000
Tabel 4.7 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Laba setelah bunga & pajak
Net Profit Margin Ratio = X 100%
Penjualan Bersih
Tahun 2004
378.056.338.000
Net Profit Margin Ratio = X 100%=2%
17.918.528.446.000
Keterangan : Net Profit Margin Ratio tahun 2004 sebesar 2% artinya setiap penjualan netto Rp
1000 menghasilkan laba sebesar Rp. 200
Tahun 2005
124.018.000.000
Net Profit Margin Ratio = X 100% = 0,7%
18.764.650.000.000
Keterangan : Net Profit Margin Ratio tahun 2005 sebesar 0,7% artinya setiap penjualan netto Rp
1000 menghasilkan laba sebesar Rp. 70
Tahun 2006
661.210.000.000
Net Profit Margin Ratio = X 100% = 3%
21.941.558.000.000
Keterangan : Net Profit Margin Ratio tahun 2006 sebesar 3% artinya setiap penjualan netto Rp
Tahun 2007
980.357.000.000
Net Profit Margin Ratio = X 100% = 3,5%
27.858.304.000.000
Keterangan : Net Profit Margin Ratio tahun 2007 sebesar 3,5% artinya setiap penjualan netto Rp
1000 menghasilkan laba sebesar Rp 350.
Tahun 2008
1.034.389.000.000
Net Profit Margin Ratio = X 100% = 2,7%
38.799.279.000.000
Keterangan : Net Profit Margin Ratio tahun 2008 sebesar2,7%artinya setiap penjualan netto rp
1000 menghasilkan laba sebesar Rp 270.
B. Return On Investments
Tahun Laba Setelah Bunga & Pajak
( Rp ) Total Aktiva
( Rp )
2004 378.056.338.000 15.669.007.629.000
2005 124.018.000.000 14.859.203.000.000
2006 661.210.000.000 16.267.483.000.000
2007 980.357.000.000 29.706.895.000.000
2008 1.034.389.000.000 39.594.264.000.000
Tabel 4.8 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Laba setelah bunga & Pajak
Return On Investment = X 100%
Total Aktiva
Tahun 2004
378.056.338.000
Return On Investment = X 100% = 2,4%
15.669.007.629.000
Keterangan : Return On Investment tahun 2004 sebesar 2,4% artinya setiap kemampuan modal
yang diinvestasika dalam aktiva Rp 1000 menghasilkan laba netto Rp. 240
Tahun 2005
124.018.000.000
Tahun 2006
661.210.000.000
Return On Investment = X 100% = 4%
16.267.483.000 .000
Keterangan : Return On Investment tahun 2006 sebesar 4% artinya setiap kemampuan modal
yang diinvestasika dalam aktiva Rp 1000 menghasilkan laba netto Rp. 400
Tahun 2007
980.357.000.000
Return On Investment = X 100% = 3,3%
29.706.895.000.000
Keterangan Return On Investment tahun 2007 sebesar 3,3% artinya setiap kemampuan modal
yang diinvestasika dalam aktiva Rp 1000 menghasilkan laba netto Rp 330
Tahun 2008
1.034.389.000.000
Return On Investment = X 100% = 2,7%
39.594.264.000.000
Keterangan : Return On Investment tahun 2008 sebesar 2,7% artinya setiap kemampuan modal
yang diinvestasika dalam aktiva Rp 1000 menghasilkan laba netto Rp 270
C. Operating Income Ratio
Tahun Laba Sebelum Bunga & pajak
( Rp ) Penjualan bersih
( Rp )
2004 852.380.462.000 17.918.528.446.000
2005 424.321.000.000 18.764.650.000.000
2006 1.221.206.000.000 21.941.558.000.000
2007 2.876.440.000.000 27.858.304.000.000
2008 4.341.476.000.000 38.799.279.000.000
Tabel 4.8 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Keterangan : Return On Equity tahun 2006 sebesar 13% artinya setiap modal sendiri Rp1000
menghasilkan laba netto sebesar Rp 1300
Tahun 2007
980.375.000.000
Return On Equity = X 100% = 14%
7.190.549.000.000
Keterangan : Return On Equity tahun 2007 sebesar 14% artinya setiap modal sendiri Rp1000
menghasilkan laba netto sebesar Rp 1400.
Tahun 2008
1.034.389.000.000
Return On Equity = X 100% = 12%
8.498.749.000.000
Keterangan : Return On Equity tahun 2008 sebesar 12% setip modal sendiri Rp 1000
menghasilkan laba netto sebesar Rp 1200.
1. Rasio Likuiditas
Current Ratio tahun 2004 dan 2005 relatif tidak terjadi perubahan, hanya ada penurunan sebesar
1 % pada tahun 2005. akan tetapi pada tahun-tahun berikutnya terjadi penurunan. Hal ini
mengindikasikan kurangnya kemampuan perusahaan dalam upaya untuk membayar utang lancar
dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Current ratio pada tahun 2004-2008 pada
umumnya kurang baik karena masih dibawah rata-rata industri sebesar 200%.
Cash ratio untuk tahun 2004-2005 terjadi penurunan kas dan kenaikan jumlah utang lancar.
Sedangkan pada tahun-tahun berikutnya terjadi peningkatan, hal ini meninjukan danya kenaikan
kemampuan perusahaan dalam mambayar utang-utang lancar oleh kas.
Quick ratio pada tahun 2004-2005 terjadi peningkatan, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya
terjadi penurunan. Hal ini menunjukan adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam
membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang berupa kas dan piutang
penurunan ini isebabkan oleh kenaikan utang lancar.
2. Rasio Solvabilitas
Total debt to Total equity ratio pada tahun 2004-2006 terjadi penurunan yang mengindikasikan
adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menjamin total utangnya dengan modal
sendiri. Sedangkan pada tahun 2006-2008 terjadi peningkatan yang disebabkan adanya
peningkatan total utang perusahaan. Periode tahun 2004-2008 kurang baik karena angka rasionya
di atas 100% , rasio di atas 100% sangat berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besra
dari pada modal pemilik.
Total debt to total asset ratio tahun 2004-2005 terjadi penurunan sebesar 2% yang disebabkan
adanya penurunan total aktiva, sedangkan pada tahun 2006-2008 terjadi peningkatan di sebabkan
bertambahnya total aktiva. Untuk periode tahun 2004-2005 di atas rata-rata industri yaiut 20%,
ini berarti dari jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan dapat dijaminkan untuk utangnya.
Long term debt to equity tahun 2004, 2005 dan 2006 terjadi penurunan, hal ini mengindikasikan
adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang jangka panjangnya oleh
moal sendiri. Namun pada tahun 2007-2008 terjadi peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya hal
ini disebabkan adanya peningkatan hutang jangka panjang.
3. Rasio rentabilitas
Net profit margin tahun 2005 mengalami penurunan dari tahun tahun sebelumnya, sedangkan
pada tahun 2006-2007 mengalami peningkatan , hal ini menggambarkan setiap rupiah penjualan
yang menghasilkan laba bersih mengalami peningkatan.
Return on investments tahun 2004, 2005, 2007 dan 2008 mengalami penurunan, hal ini
mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam melaksanakan investasi untuk
memperoleh laba bersih menurun. Sedangkan untuk tahun 2006 mengalami peningkatan.
Operating income ratio tahun 2006-2008 mengalami kenaikan, hal ini berarti menunjukan bahwa
penjualan bersih yang dilakukan perusahaan menghasilkan laba operasi yang meningkat.
Sedangkan pada tahun 2004, 2005 dan 2007 mengalami penurunan.
Return on equity mengalami peningkatan pada tahun 2006 dan 2007, hal ini menggambarkan
setiap rupiah modal sendiri yang menghasilkan laba netto mengalami peningkatan. Sedangkan
untuk tahun 2004, 2005 dan 2008 mengalami penurunan, hal ini mengindikasikan adanya
penurunan laba netto yang diiringi dengan peningkatan modal yang dikeluarkan oleh
perusahaan..
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian di atas telah dikemukakan yaitu analisis likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
Maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa posisi keuangan PT. indofood sukses makmur
Tbk periode 2004-2008 adalah sebagai berikut:
1) Rasio likuiditas pada perusahaan dapat dikatakan Ilikuid dikarenakan aktiva lancar, kas yang
dimiliki belum dapat menjamin utang lancarnya.
2) Rasio solvabilitas pada perusahaan dapat dikatakan solvable, karena dapt dilihat dari kedua
indikatornya yaitu total debt to total asset ratio dan long term debt to equity ratio, maka
perusahaan dapat memenuhi utang jangka pendek maupun utang jangka panjangnya.
3) Rasio rentabilitas perusahaan pada umumnya dapat dikatakan profitable karena laba yang
dihasilkan pada umumnya mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.
5.2 Saran
1) Untuk meningkatkan tingkat likuiditas, perusahaan sebaiknya mengurangi jumlah hutang
jangka panjang dan meningkatkan aktiva.
2) Rasio solvabilitas sudah cukup baik dan terus ditingkatkan dengan meningkatkan laba yang
dipeoleh dan menekan hutang.
3) Rasio solvabilitas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan jumlah penghasilkan tanpa
diikuti kenaikan biaya-biaya. Karena jika perusahaan tidak dapat menggunakan modalnya secara
efisien maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melunasi hutang-hutangnya.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan yang disebabkan
keterbatasan waktu dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik demi perbaikan penulisan ilmiah ini.